Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Kebidanan

Dosen pengampu : Rahayu Khairiah, SKM, M.Keb

Kelompok 1
1.Ade Amalia (210604371)
2.Alda Risma (210604372)
3.Alyya Nur Rahma (210604373)
4.Aulia Saputri (210604374)
Latar Belakang
Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Acuan untuk menuntut tanggung jawab dari berbagai
permasalahan yang mungkin dialami oleh klien
berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.

Propesionalisme Bidan dan


Kualitas Pelayanan Manajemen Asuhan Kebidanan
Pendekatan pemecahan masalah yang digunakan
oleh setiap bidan dalam pengambilan keputusan
klinik pada saat mengelola klien; ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan balita
dimanapun tempatnya
Rumusan Masalah

Dokumentasi 1. Apa yang dimaksud Dekumentasi Asuhan Kebidanan?


Asuhan 2. Apa saja model-model Dekumentasi Asuhan Kebidanan?
Kebidanan 3. Apa langkah-langkah dari Dekumentasi Asuhan Kebidanan?

Manajemen 1. Apa pengertian dari minajemen kebidanan?


Asuhan
2. Bagaimana proses manajemen dalam kebidanan?
Kebidanan
Tujuan

1. Menambah wawasan kami mengenai manajemen kebidanan sehingga memudahkan


kita untuk mengenali pasien yang akan melakukan tindakan.
2. Mengetahui langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan

• Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Mengetahui maksud dari Dekumentasi Asuhan Kebidanan.


2. Mengetahui model-model Dekumentasi Asuhan Kebidanan.
3. Mengerti langkah-langkah Dekumentasi Asuhan Kebidanan.

• Dokumentasi Asuhan Kebidanan


Manajemen kebidanan
Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan metode berfikir secara sistematis dan

digunakan oleh bidan di dalam setiap melaksanakan kegiatan pemeliharaan,

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan penyembuhan pemulihan

ibu dalam lingkup tanggungjawabnya.


Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

Langkah I : Pengumpulan data dasar


Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dasar :
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
• Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
• Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Langkah II : Interpretasi data dasar
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
•Diakui dan telah disahkan oleh profesi Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
•Memiliki ciri khas kebidanan
•Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
•Dpt diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Dalam langkah ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial terlebih
dahulu baru setelah itu menentukan antisipasi yang dapat dilakukan.
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

Langkah IV
Dari data yang ada mengidentifikasi keadaan yang ada perlu atau tidak tindakan segera ditangani s
endiri/dikonsultasikan (dokter, tim kesehatan, pekerja sosial, ahli gizi)/kolaborasi.
Langkah V :
Dalam perencanaan ini apa yang direncanakan harus disepakati klien, harus rasional, benar-benar
valid berdasar pengetahuan dan teori yang up to date.
Langkah VI : Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun tenaga kesehatan yang lain.
Bidan bertanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh.
Langkah VII
Evaluasi efektifitas dari asuhan yang telah dilakukan.
Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Pengertian Dekumentasi Asuhan Kebidanan
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap

keadaan atau kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan).

Pendokumentasian asuhan kebidanan di rumah sakit dikenal dengan istilah rekam medic.

Dokumentasi kebidanan menurut SK MenKes RI 749 adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
yang berisi tentang identitas: Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan

kepada seseorang kepada seorang pasien selama dirawat dirumah sakit yang dilakukan di unit-unit

rawat termasuk UGD dan unit rawat inap.


Model-model Dekumentasi Asuhan Kebidanan

 Model Problem Oriented Record (POR)


Catatan berorientasi pada masalah pasien. Penerapan model dokumentasi ini terdiri atas beberapa
komponen yang akan didokumentasikan di antaranya sebagai berikut.
1) Data dasar, merupakan data dari hasil pengkajian awal ketika pasien masuk rumah sakit.
2) Daftar masalah, disusun secara kronologis berdasarkan masalah-masalah yang dapat teridentifikasi.
Secara umum perencanaan tersebut terbagi dua, yakni rencana awal dan rencana lanjutan.
3) Rencana Asuhan, secara umum perencanaan tersebut terbagi dua, yakni rencana awal dan rencana
lanjutan. Rencana awal dibuat saat pasien pertama kali berkunjung ke rumah sakit atau pasien akan
dirawat inap. Sedangkan rencana lanjutan dapat direncanakan pada waktu membuat rencana awal.
4) Catatan perkembangan (progress notes)
Catatan ini meliputi segala sesuatu yang terjadi pada pasien segala rencana asuhan lanjutan bagi
pasien dan respon pasiennya terhadap terapi.
Model-model Dekumentasi Asuhan Kebidanan
 Model Source Oriented Record (SOR)
Catatan berorientasi pada sumber, yang melakukan catatan pada pasien seperti dokter, perawat, ahli
gizi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan catatan pada data medik.
 Model Charting by Exception (CBE)
Model dokumentasi kebidanan yang terdiri dari beberapa unsur inti diantaranya:
1) Lembar alur (flowsheet), sering digunakan dalam kebidanan umumnya untuk mendokumentasikan
pengkajian fisik.
2) Standar praktik, digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pendokumentasian.
3) Pedoman instruksi, memperjelas interpensi oleh bidan yang berkaitan dengan perjalanan klinis
4) Data dasar, dalam bentuk catatan yang berisi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik.
5) Rencana kebidanan berdasarkan diagnosis, mencakup faktor yang berhubungan atau faktor risiko,
6) karakteristik, data pengkajian dan hasil yang diharapkan.
7) Catatan perkembangan SOAP, Penggunaan SOAP terbatas pada situasi tertentu seperti ketika
identifikasi diagnosi, ketika hasil dievaluasi, ketika ringkasan pemulangan dituliskan, dan lain-lain.
Model-model Dekumentasi Asuhan Kebidanan
Model Dokumentasi SOAP

Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan hendaknya
menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu dengan pasiennya. Selama masa antepartum, seorang
Bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara dalam masa
intrapartum,
seorang bidan boleh menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Selain itu
juga, seorang bidan harus melihat catatan-catatan SOAP terdahulu bilamana ia merawat seorang klien
untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang.
•S (Subjektif) : Menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui amnesa (langkah I).
•O (Objektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil labratorium
dan uji diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan (langkah II).
•A (Pengkajian/Assessment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data (langkah II, III da
n IV Varney)
•P (Plan) : Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan
assessment (langkah V, VI dan VII Varney)
Langkah-langkah Dekumentasi Asuhan Kebidanan
Langkah I : Pengkajian data
Langkah pertama berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif dan data objektif.
Data subjektif. Data subjektif pasien ibu bersalin atau data yang di peroleh dari anamnesis, antara lain :
1. Biodata, data demografi
2. Riwayat kesehatan, termasuk faktor heriditer dan kecelakaan.
3. Riwayat menstruasi.
4. Riwayat obstetri dan ginekolog, termasuk nifas dan laktasi
5. Biopsikospiritual
6. Pengetahuan klien
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus antara lain :
1. Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital.
2. Pemeriksaan khusus
3. Inspeksi
4. Palpasi
5. Auskultasi
6. Perkusi
Langkah-langkah Dekumentasi Asuhan Kebidanan

Langkah II : Interprestasi data dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosis berdasarkan interprestasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.  
Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah
yang sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan.
Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Pada kasus ibu bersalin dengan pemuaian uterus berlebihan, bidan harus mengidentifikasi dan
menetapkan kebutuhan penanganan segera untuk mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap
kemungkinan terjadi perdarahan post partum karena atonia uteri karena pemuaian uterus yang
berlebihan, dan
mencegahnya dengan infus pitosin atau uterotonika atau adanya bayi premature atau BBLR.
Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah di dentifikasi
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/ data yang kurang lengkap dapat dilengkapi.
Langkah-langkah Dekumentasi Asuhan Kebidanan

Langkah VI : Melaksanakan perencanaan


Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan
ini sebagaian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya.
Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah memenuhi kebutuhan asuhan
yang telah teridentifikasi dalam diagnosis atau masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat
dianggap efektif apabila ada perubahan dan perkembangan pasien yang lebih baik.
 
Kesimpulan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah

dengan adanya sistem dokumentasi dan manajemen yang baik. Sistem dokumen dan majemen yang

dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga

kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data

penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang sah. Dalam

kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang

diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga berencana. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai