Anda di halaman 1dari 22

A.

Tinjauan Umum Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah mengungkapkan apa yg hendak dikerjakan dan

kemudian menyelesaikannya. Dengan kata lain menajemen menentukan

tujuannya dahulu dengan pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yg

hendak dituju) dan mencapainya. (Muninjaya 2010)

2. Prinsip Manajemen

Efisiensi

Bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang

perlu/dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin.

Efektifitas

Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai.

Rasional dalam mengambil keputusan. Keputusan merupakan suatu pilihan

dari dua atau lebih tindakan. Pengambilan keputusan merupakan jawaban

atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.

3. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan

masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam

memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Manajemen kebidanan bagi bidan dapat juga diartikan sebagai alat yang

digunakan seorang bidan untuk memecahkan masalah kesehatan ibu dan

anak.

4. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek

kebidanan dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah atau proses

manajemen kebidanan. Proses manajemen kebidanan ditulis oleh varney

berdasarkan proses manajemen kebidanan American College of Nurse

Midwife (ACNM) yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses

manajemen menurut varney.

Varney menjelaskan bahwa langkah-langkah manajemen asuhan

kebidanan terdiri dari tujuh langkah yaitu :

a. Langkah I : Tahap pengumpulan data

Tahap ini dibutuhkan untuk menilai klien secara keseluruhan. Pada tahap

ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. untuk memperoleh data

dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan,

dan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan

penunjang

b. Langkah II : Interprestasi data

Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa

dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak didefinisikan

seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisifasi penangannya.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi

masalah potensial, tidak hanya merumusukan masalah potensial yang

akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah


atau diagnose potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini bersifat

antisipasi yang rasional atau logis. Masalah potensial adalah keluhan

yang dirasakan atau dialami ibu yang bersifat patologis. Antisipasi

masalah potensial adalah mengatasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan masalah atau diagnosa yang diidentifikasi.

d. Langkah IV : menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota lain

sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Tindakan segera

dapat dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi, atau bersifat rujukan.

e. Langkah V : menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diindentifikasi

atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap

dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh berkaitan dengan

pedoman antisipasi terhadap klien, semua keputusan yang

dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan banar

benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori.

f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.


Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi, keterlibatan bidan dalam

manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh. Manajemen

yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu

asuhan klien.

g. Langkah VII : Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar benar telah

terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam

diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

5. Dokumentasi

Menurut Helen Varney, alur berfikir seorang bidan saat menghadapi

klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah

dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka

didokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas empat langkah yang

disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai

untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai

catatan perkembangan asuhan / kemajuan yang dijelaskan sebagai berikut :

1. S (Subyektif)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pasien,

suami, atau keluarga (identitas, keluhan,riwayat menarche, riwayat

perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat


penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat

psikososial, pola hidup).

2. O (Objektif)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan dari fisik klien, hasil

lab dan tes diagnosis yang dirumuskan dalam data fokus dalam

mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum, tanda tanda vital, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus, pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi,

palpasi, auskultasi, perkusi.

3. A (Assesment)

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa atau masalah

b. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial

4. P (Planning)

Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi

berdasarkan assesment untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukan dalam planning (Rukiyah,2009).

B. Tinjauan Umum Tentang Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

1. Pengertian
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien

yang mempunyai kebutuhan / masalah di bidang kesehatan ibu pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana

(Muslihatun, 2009).

2. Tujuan Asuhan Kebidanan (Muslihatun,2009)

Memberikan asuhan yang adekuat terstandar pada ibu segera setelah

melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam

persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan.

3. Standar Asuhan Kebidanan

1) Standar I : Pengkajian.

1) Pernyataan Standar.

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.

2) Kriteria Pengkajian.

a) Data tepat, akurat dan lengkap.

b) Terdiri dari Data Subyektif (hasil Anamnesa; biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

c) Data Obyektif (hasil Pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

1) Pernyataan Standar.
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

a) Diagnoa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

c) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan.

1) Pernyataan Standar.

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

2) Kriteria Perencanaan.

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komprehensif.

b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi.

1) Pernyataan Standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada

klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria Implementasi.

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien

dan atau keluarganya (inform consent).

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

d) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

e) Menjaga privacy klien/pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

e. Standar V : Evaluasi.

1. Pernyataan Standar.

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

2. Kriteria Evaluasi.
a) Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien.

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan

atau keluarga.

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan.

1) Pernyataan Standar.

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Status Pasien).

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

1. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesi.

2. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

3. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan.

4. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan (Arya, 2011).

C. Dokumentasi Kebidanan

1. Pengertian
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan

desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegrasi untuk

penggunaan yang efisien dan mudah diterima (Muslihatun,2009).

2. Tujuan (Muslihatun,2009)

Catatan pasien merupakan suatu dokumen legal berbentuk tulisan,

meliputi keadaan sehat dan sakit pasien pada masa lampau dan masa

sekarang, menggambarkan asuhan kebidanan yang diberikan.

Dokumentasi kebidanan pada pasien dibuat untuk menunjang tertibnya

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di

tempat-tempat pelayanan kebidanan.

3. Metode pendokumentasian (Muslihatun,2009)

a. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandangan

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan

langsung dengan diagnosis (Muslihatun,2009).

b. Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,

hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium. Catatan

medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan

dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan

memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosis.

c. Analysis/Assessment, merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif dan objektif, maka proses

pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

d. Planning/Perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan

yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis

dan interprestasi data. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria

tujuan yang ingin dicapai dallam batas waktu tertentu. Tindakan yang

akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan

dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan selain

dokter.

Dalam planning juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu

tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas

asuhan/hasil pelaksanaan tindakan.


D. Alur Pikir

Asuhan Kebidanan pada bayi


baru lahir dengan asfiksia Catatan Perkembangan
Asuhan Kebidanan

7 langkah varney SOAP

Langkah I
Pengkajian data dasar pada bayi Subjektif
baru lahir dengan asfiksia

Langkah II
Menganalisa dan interpretasi data
pada bayi baru lahir dengan Objektif
asfiksia
Langkah III
Menetapkan diagnose/masalah
potensial pada bayi baru lahir Assesment /
dengan asfiksia Analisa

Langkah IV
Menetapkan kebutuhan dan Planning
tindakan segera pada bayi baru
lahir dengan asfiksia Mencatat seluruh
Langkah V perencanaan
Menyusun rencana asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir 1. Tindakan
dengan asfiksia antisipatif
Langkah VI 2. Tindakan segera
Melaksanakan rencana asuhan 3. Tindakan
pada bayi baru lahir dengan
komprehensif
asfiksia
Langkah VII a. Penyuluhan
Melakukan evaluasi pada ibu b. Dukungan
inpartu dengan ruptur perineum c. KolaboraTIF
4. Evaluasi/Follow
Up
5. Rujukan
Sumber : Depkes RI 2013

E. Peran Dan Fungsi Bidan

1. Pelaksana
sebagai pelaksana,bidan mempuyai tiga kategori tugas yaitu:

a. Tugas mandiri

1) Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

a) mengkaji status kesehatan untuk memenuhi asuhan kebutuhan

klien

b) menentukan diagnosa

c) menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

dihadapi

d) melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun

e) mengefaluasi tindakan yang telah diberikan

f) membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan

g) membuat catatan dan laporan kegiatan atau tindakan

2) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan

sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium.

a) Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien

b) Menentukan diagnosa, prognosa, prioritas dan kebutuhan asuhan

c) Menyusun rencana asuhan sesuai dengan prioritas masalah

d) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

e) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

f) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien

g) Membuat pencatatan dan pelaporan

b. Tugas kolaborasi/kerja sama


Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan

keluartga

a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan

keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi.

b) Menentukan diagnosa, pronoksa, dan prioritas kegawat daruratan

yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c) Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawat

daruratan dan hasil kolaborasi serta kerja sama dengan klien.

d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan

melibatkan klien.

e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

f) Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan

c. Tugas ketergantungan atau merujuk

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga

a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan

tindakan diruang lingkup kewenangan bidan dan memerlukan

rujukan

b) Menentukan diagnosa, prognosa, dan prioritas serta sumber-

sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut

bersama klen dan keluarga


c) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada

petugas atau institusi pelayanan kesehatan yang berwenang

dengan dokumentasi yang lengkap

d) Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan

seluruh kejadian dan intervensi

d. Pengelola

a) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama

pelayanan kebidanan kebidanan untuk individu,keluarga,

kelompok khusus dan masyrakat di wilayah kerja dengan

melibatkan masyrakat/klien.

b) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji

kebutuhan teerutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu

dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya .

c) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan

masyarakat .

d) Mengelola kengiatankegiatan pelayanan kesehatan masyrakat

khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan

rencana .

e) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader, dukun atau

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/kergiatan

pelayanan kersehatan ibu dan anak serta KB.

f) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta dan anak


serta KB termasuk pemanfaatan sumber- sumber yang ada pada

program dan sektor terkait.

g) Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyrakat dan

memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-

potensiyang ada.

h) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan

praktikprofesional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan

kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.

i) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksnakan

e. Berpartispasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan

sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun

bayi,kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di

bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

a) Bekerja sama dengan puskesmas instutusi lain sebagai anggota

tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk

konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

b) Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan

masyarakat.

c) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan

petugas kesehatan lain.

d) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

e) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyrakat yang

berkaitan dengan kesehatan.


f. Peneliti/investigator

a) Megindentifikasi kebutuhan investigasi yang dilakukan.

b) Menyusun rencana kerja pelatihan .

c) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

d) Megolah menginterprestasikan dan tindak lanjut.

e) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan m

engembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan

(Dwiana,2009)

g. Pendidik

a) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada

indifidu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang

berhubungan dengan pihak terkait mengenai kesehatan ibu, anak

dan KB.

b) Bersama klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidan

kesehatan ibu, anak dan KB.

c) Mersama klien dan pihak terkait menyusun rencana penyuluhan

kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,

baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

d) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai

dengan rencana yang telah disusun.

e) Melaksanakan program atau rencana pendidikan dan penyuluhan

kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan


jkangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk

masyarakat.

f) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan atau penyuluhan

kesehatan masyarakat dan menggunakanya untuk memperbaiki

dan meningkatkan program dimasa yang akan datang

g) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan atau

penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.

h) Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan

keperawatan serta membina dukun diwilayah atau tempat

kerjanya.

i) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan

siswa.

j) Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil

pengkajian

k) Menyiapkan alat dan bahan untuk keperluan latihan dan

bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun

l) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana

yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

m) Membimbing siswa bidan dan siswa keperawatan dalam lingkup

kerjanya.

n) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan.

o) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program

bimbingan.

p) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi

pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

observasional deskritif dengan studi kasus yaitu mengesplorasi secara

mendalam data spesifik tentang kejadian tertentu yaitu dengan mengangkat

satu kasus untuk di teliti sebagai gambaran askeb pada inpartu resiko tinggi

ditinjau dari segi umur.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada bulan April 2015 di Rg. Nifas Kebidanan

RS.Undata Palu.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu seorang ibu inpatu resiko tinggi ditinjau dari

segi umur di RSUD Undata Palu.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian

variabel yang akan di amati atau di teliti:

1. Ibu inpartu resiko tinggi

Inpartu resiko tinggi dimaksud pada penelitian ini adalah keadaan yang dapat

mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada persalinan yang

dihadapi, seperti perdarahan dan kematian menurut segi umur.

Alat Ukur : Format Pengkajian.


Cara Ukur : Wawancara, Obstetri, Melakukan Pemeriksaan Askeb

Berdasarkan 7 (langkah) Varney.

Hasil Ukur : Menilai, Menentukan dan Membandingkan Hasil Pengkajian

dan Pemeriksaan Berdasarkan Teori Dengan Hasil

Penelitian.

2. Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan

masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan kepada pasien ibu inpartu resiko tinggi

dinilai dari segi umur di RSUD Undata Pali.

3. Asuhan Kebidanan.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab bidan dalam menberikan pelayanan kebidanan

pada pasien ibu inpatu resiko tinggi dinilai dari segi umur di RSUD Undata

Palu.

Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan

desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegrasi untuk

penggunaan yang efisien dan mudah diterima.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan penelitian ini untuk memperoleh bahan dan data

lainnya, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Data primer

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan cara yaitu antara lain:

interview (wawancara), obsevasi (pengamatan), pemeriksaan fisik secara


lansung pada ibu inpartu resiko tinggi dinilai dari segi umur di RSUD

Undata Palu.

a. Interview (wawancara)

Pada penelitian ini, peneliti melakukan interview/wawancara

secara lansung dengan petugas kesehatan yang ada di ruang IGD

Kebidanan dan keluarga pasien untuk memperoleh data yang di

butuhkan.

b. Observasi (Pengamatan)

Hal-hal yang peneliti observasi dalam kasus ini adalah keadaan

umum dan perkembangan ibu inpartu resiko selama perawatan.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada ibu inpartu resiko tinggi dinilai

dari segi umur dengan dengan cara pemeriksaan secara menyeluruh

mulai dari kepala sampai kaki (head to toe).

2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh melalui catatan atau laporan serta hasil

pemeriksaan yang ada d Ruang IGD Kebidanan RSUD Undata Palu.

F. Pengelolaan Data Dan Penyajian Data

Pengelolaan data dilakukan menggunakan metode pendekatan

menejemen kebidanan untuk membantu pemecahan masalah klien melalui

proses 7 langka varney (pengkajian, interpretasi data, identifikasi diagnosa

atau masalah potensial, menetapkan kebutuhan tindakan segera, menyusun

rencana asuhan, pelaksanaan asuhan dan evaluasi) dan di dokumentasikan

dalam bentuk SOAP).

Anda mungkin juga menyukai