Anda di halaman 1dari 10

NAMA:WA ZAINA

NIM:200038

JURUSAN:DIII KEBIDANAN

MATA KULIAH: KONSEP KEBIDANAN

ORGANISASI PELAYANAN KEBIDANAN


Tentang
”Manajemen Pelayanan Kebidanan”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan
muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi  dan menolong ibu yang melahirkan. Peran
dan posisi bidan dimasyarakat  sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi  semangat, membesarkan hati,mendampingi, serta menolong ibu yang  melahirkan sampai
ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai  pekerja profesional dalam menjalankan
tugas dan prakteknya, bekerja  berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode
kerja, standar  praktik  pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

 Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik kebidanan
tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban.  Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah
bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan
dengan cara

a.       Bertahap dan sistematis

b.      Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi
dengan apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal. Memperoleh
perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak bidan yang mempertahankan kredibilitasnya
dibidang hukum serta menyangkut aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat
maupun daerah. 

1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?

2.      Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berkualitas?

1.3    Tujuan
1.      Tujuan umum

Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis, analisis
dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak balita.

2.      Tujuan Khusus

a.       Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan kebidanan yang efektif sesuai
kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence based.

b.      Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan yang diberikan disarana
pelayanan kesehatan.

1.4    Manfaat
1.      Untuk Depkes

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan
Indonesia sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.

2.      Untuk Institusi

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada


mahasiswa, apakah mahasiswa sudah memahami manajemen kebidanan.

3.      Untuk Mahasiswa

Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari informasi untuk memperluas


wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1    Manajemen Pelayanan Kebidanan Definisi Operasional


1.         Pengertian

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam menerapkan


metode pemecahan masalah secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data didagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI 2007.

Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan


pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Helen Varney (1997)Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan berfokus pada klien.

Proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan


kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,kepuasan pelanggan dan
kepuasan bidan sebagai provider.

Langkah-langkah  dalam manajemen pelayanan  kebidanan:

Langkah I : Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Dasar yaitu Pegumpulan informasi yang akurat danlengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Anamnesa 

a.       Biodata (Nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan)

b.      Riwayat Menstruasi (menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah yang keluar, aliran
darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah dismenorhe, gangguan
sewaktu menstruasi (metrorhagia, menoraghi), gejala premenstrual)

c.       Riwayat perkawinan (kawin brp kali, usia kawin pertama kali)
d.      Riwayat Kesehatan (Gambaran penyakit lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat kehamilan
sekarang )

e.       Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas

Ø  Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A (abortus), H (hidup).

Ø  Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanyamelahirkan, cara
melahirkan.

Ø  Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, missal : preeklampsi,
infeksi, dll)

f.       Bio-psiko-sosial spiritual

g.      Pengetahuan Klien 

h.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital 

i.        Pemeriksaan khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi) 

j.        Pemeriksaan penunjang (Laboratorium, catatan terbaru dan sebelumnya)

Langkah II : Interpretasi Data Dasar 

Dengan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi


atas data-data yang telah dikumpulkan.

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi Standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :

Ø  Diakui dan telah disyahkan oleh profesi

Ø  Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

Ø  Memiliki ciri khas kebidanan

Ø  Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan

Ø  Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Langkah III: Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial.

Langkah ini berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Bidan dituntut
untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah  potensial yang
akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.

Langkah IV: Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan

Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera untuk


Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan kondisi Klien.

Langkah V: Merencanakan Asuhan

Merencanakan Asuhan yang  menyeluruh semua keputusan yang dikembangkan dalam


asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

Langkah VI: Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.

Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut.  Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien.

Langkah VII: Evaluasi.

Evaluasi ke efektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi : pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya.

2.         Tujuan SOP :

Ø  Agar petugas menjaga konsistensi pada  tingkat kinerja tertentu

Ø  Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

Ø  Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait

Ø  Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau kesalahan administrasi

Ø  Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan inefisiensi

3.         Fungsi SOP :

Ø  Memperlancar tugas petugas/tim

Ø  Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan


Ø  Mengetahui dengan mudah hambatan-hamabatan

Ø  Mengarahkan petugas untuk disiplin

Ø  Sebagai pedoman

4.         Tujuan Operasional suatu manajemen harus mengandung unsur-unsur:

Ø  WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.

Ø  WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang ingin dicapai.

Ø  WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

Ø  HOW : Prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (Standar Pelayanan Kebidanan).

Ø  WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.

Ø  WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.

Jika perlu ditambah dengan : WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor
walaupun lintas program yang terkait ).

2.2    Langkah – Langkah dalam Manajemen Kebidanan


Langkah – langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan dibagi 3 yaitu :

§  P1 ( Perencanaan )

§  P2 ( Pengorganisasian )

§  P3 (Penggerakan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)

1.         P1 ( PERENCANAAN )

Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan, menentukan kebutuhan


dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).

                        Contoh :

ü Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.

ü  Rencana Pelatihan untuk kader, nakes

2.         P2 ( PENGORGANISASIAN )
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan menggolong-golongkan, dan
mengatur berbagai kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian
wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.

Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi
semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.

Contoh : P2 (Pelaksanaan )

§  Puskesmas

§  Puskesmas Pembantu

§  Polindes dan Pembantu

§  Balai Desa

3.         P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian )

Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di
antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efisien.

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan


kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.

Contoh :

ü Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )

ü Supervisi

ü Stratifikasi Puskesmas

ü Survey

2.3    Perencanaan dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan


Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik,teruji secara empiris,
memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu : objektif, umum dan memiliki metode ilmiah. Penerapan
di dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan.
Unsur- unsur dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan meliputi :

1.      IN – PUT

Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktifitas yang meliputi :

ü  Man : Tenaga yang di manfaatkan.

Contoh : Staf atau Bidan yang kompeten

ü  Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program

ü  Material : Bakauataumateri ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan

ü  Metode : Cara yang di pergunakandalambekerjaatauprosedurkerja

ü  Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program

ü  Market : Pasar dan pemasaranatausaranaprogram

   

2.      Proses

Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi Manajemen Operasional dan
Manajemen asuhan.

ü Perencanaan ( P1 )

ü Pengorganisasian ( P2 )

ü Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian ( P3 )

3.      OUT – PUT

Cakupan Kegiatan Program :

ü  Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima  layanan kebidanan   (memerator), di bandingkan
dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan. (Denominator)

ü  Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (Mulai dari KIE, Asuhan
Kebidanan, dsb).

Contoh : Untuk BPS : Out – Putnya adalah

ü  Kesejahteraan ibu dan janin

ü  Kepuasan Pelanggan

ü  Kepuasan bidan sebagai provider


4.      Effect

Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS,
Puskesmas dsb ) yang tersedia.

5.      OUT – COME ( IMPACT )

Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak ( impact ) suatu program,


perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus melewati beberapa
tahap. Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah sedangkan dari depkes menyatakan 5
langkah. Pada prinsipnya masing-masing pendapat sama, hanya berbeda dalam cara
pendokumentasiannya. Namun dalam penerapannya nanti tidaklah harus kaku menggunakan 5
langkah atau 7 langkah yang perlu diingat bahwa dalam manajemen kebidanan tersebut dilakukan
secara sistematis dengan metode pendekatan tertentu dalam membantu pemecahan masalah
kesehatan ibu dan anak.

Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :

1.      Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen.

2.      Meliputi seluruh kegiatan.

3.      Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk mengidentifikasi seluruh
konsumen.

4.      Memberikan pelayanan secara berkesinambungan.

5.      Memonitor kepuasan konsumen.

6.      Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan ulang.
7.      Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dab pelayanan khusus secara
tetap melalui prosedur dan system informasi yang fleksibel.

3.2    Saran
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca dan
dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan.untuk itu penulis mengharapkan
kepada para pembaca untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan
saran yang sifatnya membangun

Anda mungkin juga menyukai