21 November 2023
Langkah V
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, tapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural/masalah psikologis. Dalam
perencanaan ini apa yang direncanakan harus disepakati klien, harus rasional,
benar-benar valid berdasar pengetahuan dan teori yang up to date.
Langkah VI
Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun tenaga kesehatan
yang lain.
Bidan bertanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaan asuhan bersama
yang menyeluruh.
2. Continuity of Care
Contuinuity of Care merupakan model pelayanan asuhan kebidanan yang
emamstikan ibu dan bayi mendapatkan pelayanan yang optimal oleh bidan
selama persalinan yang kontinu. Contiinuity of Care dalam sebuah jurnal juga
disebutkan merupakan model pelayanan asuhan kebidanan untuk deteksi dini
sehingga meminimalisir persalinan dengan dokter spesialis (Yanti et al., 2015).
Model ini juga dikenalkan melalui Pendidikan bidan di Indonesia. Mahasiswa
dilibatkan dalam pelaksanaan continuity of care untuk tugas akhir. Mahasiswa
melakukan pelayanan di lapangan dengan mendampingi sejak ibu hamil hingga
nifas serta memberikan asuhan neonatuS (Hardiningsih et al.,2020).
3. Collaborative Care
Collaborative care merupakan model pelayanan asuhan kebidanan yang
melibatkan lebih dari satu profesi Kesehatan. Bidan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatannya melakukan kolaborasi dalam hal pelayanan Kesehatan
yang bukan wewenang bidan seperti pemeriksaan laboratrium berkolaborasi
dengan analis Kesehatan, adanya komplikasi pada klien berkolaborasi dengan
dokter spesialis , dsb (Afrizal et al.,2020).
Model ini sangat penting dalam sisten pelayanan Kesehatan untuk mendapatkan
outcome yang optimal di era pelayanan Kesehatan modern. Model ini tidak hanya
dilakukan diafsilitas Kesehatan pertama. Berdasarkan hasil penelitian , model ini
sangat efektif dalam menekan angka morbiditas dan mortalitas (Ernawati, 2020)
4. Model Partisipasi
Partnership atau kemitraan merupakan salah satu model yang digunakan dengan
memberdayalan Masyarakat. Model ini dalam praktiknya ditunjukkan dari
adanya kemitraan dengan dukum dan juga kader. Kemitraan dukun dilakukan
untuk menekan praktik persalinan oelh dukun dan mengarahkannya untuk
melakukan pelayanan pada periode nifas dan neonatus. Model ini terbukti
mampu menekan angka persalinan dengan dukun di Indonesia (Prastiwi et al.,
2016;Magrath, 2022). Kemitraan juga dilakukan dengan kader dimana kader
dilatih dan diberdayakan untuk melakukan Upaya promotive dan preventif di
wilayahnya (Buana et al.,2022)