Anda di halaman 1dari 3

3.

PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME

Penilaian :Kuis 3%

A. KONSEP PROFESIONAL
 Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau ketrampilan yang tinggi.
Bidan professional merupakan sebutan bagi bidan yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap professional. Untuk menjadi jabatan professional, bidan harus
mampu menunjukkan ciri jabatan proessional itu sendiri, yaitu :
1) Memberikan pelayanan kepada Masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2) Keberadaannya diakui dan diperlakukan Masyarakat
3) Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
4) Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
5) Memiliki kode etik bidan
6) Memiliki standar pelayanan
7) Memiliki standar praktik

 Bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab untuk :


1) Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus mengembangkan ketrampilandan
kemahiran agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan
2) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut
3) Berkomunikasi dengan pekerja Kesehatan lainnya dengan rasa hormat dan martabat
4) Bekerjasama dengan Masyarakat tempat bidan praktik , meningkatkan akses dan mutu
asuhan kebidanan

 Peran Bidan Professional


1) Bidan professional sebagai pelaksana mempunyai tugasuntuk memberikan asuhan
kebidanan kepada klienselama kehamilan, masa persalinan, bayi baru lahir, masanifas,
pelayanan KB, gangguan system reproduksi dandalam masa klimakterium dan
menopause serta bayi danbalita secara mandiri.
2) Bidan professional sebagai pengelola mempunyai tugasuntuk mengembangkan
pelayanan kesehatan terutamauntuk individu, keluarga, kelompok khusus
danmasyarakat di wilayah kerja.
3) Bidan professional sebagai pendidik mempunyai tugasuntuk memberikan pendidikan
dan penyuluhan kepadaindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentangpenanggulangan masalah yang berhubungan dengankesehatan ibu, anak, dan
KB.
4) Bidan professional sebagai peneliti mempunyai tugasuntuk melakukan investigasi atau
penelitian terapandalam bidang kesehatan baik secara mandiri dankelompok.

 Ciri – ciri Bidan Professional:


1) Bertanggung jawab dalam keputusan klinis yang dibuatnya
2) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan
kebidanan
3) Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktik
Kesehatan, kehamilan, kelahiran periode pasca salin, bayi baru lahir, dan anak.

B. KONSEP PROFESIONALISME
 Profesionalisme adalah komitmen para professional terhadapprofesinya. Komitmen
tersebut ditunjukkan dengankebanggaan dirinya sebagai tenaga professional, usaha
terusmenerus untuk mengembangkan kemampuan professional.
 Ciri – ciri professionalisme
1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal
2) Meningkatkan dan memelihara imej profesion
3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatanpengembangan professional
4) Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesi.

C. PENGENALAN PROFESI BIDAN


1) Organisasi Profesi Bidan
a) ICM (International Confederation of Midwifes)
Visi dari ICM adalah : ICM membayangkan sebuah dunia dimana setiap wanita subur
memiliki akses ke perawatan bidan untuk dirinya sendiri dan bayinya
Misinya : ICM berusaha untuk memperkuat asosiasi anggotan dan untuk memajukan
profesi kebidanan secara global dengan mempromosikan bidan otonom sebagai
pengasuh yang paling tepat untuk melahirkan anak Perempuan dan dalam menjaga
persalinan normal, dalam rangka meningkatkan kespro Perempuan, dan Kesehatan
bayi mereka keluarga. Sedangkan untuk Pendidikan bidan, ICM menetapkan
kebijakan sebagai berikut : :” ICM standar global untuk Pendidikan kebidanan”
b) NARM (The North American Registry Midwife)
NARM mendudukung system perawatan Kesehatan dimana setiap keluarga di
Amerika Utara memiliki akses ke Bidan terampil dan bertanggung jawab
c) CAM ( The Canadian Association of Midwife)
Adalah organisasi nasional yang mewakili bidan dan profesi kebidanan di Kanada
d) IBI ( Ikatan Bidan Indonesia)
Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951
dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan
pada hasil konferensi bidan pertama yng diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951
yang merupakan prakarsa bidan - bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat
serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah
organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan,
bersifat nasional, berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada tanggal 15 Oktober 1954 IBI diakui dan sah sebagai satu organisasi profesi yang
berbadan hukum dan tertera dalam lembaran Negara NO..J.A.5927 pada Departemen
Kehakiman.
Pada tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota International Confederation of
Midwives (ICM). Kerjasama IBI dengan sektor / lembaga pemerintah (Depkes,
BKKBN, Menperpu, Depdagri, dll) maupun swasta telah dirintis sejak IBI berdiri.
Begitu pula dengan Lembaga internasional terkait seperti WHO, UNICEF, UNFPA.
Dewasa ini IBI mempunyai 30 pengurus daerah tingkat propinsi, 318 tingkat
cabang di kabupaten dan kotamadya serta 1.243 rangting di tingkat kecamatan.
Jumlah anggota yang pada tahun 1954 hanya 6.000 orang, kini telah berjumlah
73.526 orang.
Penggantian pengurus IBI dilakukan setiap 3 tahun dalam kurun waktu 1953/1988,
kini masa kepengurusan menjadi 5 tahun sejak kongres IBI ke X di Surabaya pada
tahun 1988.
Hingga saat ini IBI telah melaksanakan kongres sebanyak XV yang terakhir
dilaksanakan di Jakarta tahun 2013 dengan Ketua Umum Dr Emy Nurjasmi, M.Kes

2) Surat Tanda Registrasi


Sumber daya manusia yang bekerja di bidang kesehatan, yang pekerjaannya dikategorikan
sebagai profesi, yakni pekerjaan yang dikerjakan berdasarkan pendidikan formal tertentu,
yang mensyaratkan adanya registrasi dan Pemerintah mengatur pemberian Surat Tanda
Registrasi (STR) melalui ketentuan perundangundangan, demi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan.
Registrasi tenaga kesehatan juga akan menciptakan efektifitas dan produktivitas sekaligus
sebagai perlindungan hukum bagi masyarakat (Yamin, Yanuar, 2017).

3) Surat Izin Kerja (SIK) Bidan


Surat Izin Kerja Bidan, (SIKB) adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang
sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap bidan
yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/ kota.

4) Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan bahwa
setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik dibidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin dalam bentuk Surat Ijin Praktik.
Tujuan pemberian SIP adalah adanya kepastian hukum bagi tenaga kesehatan untuk
melakukan praktik pelayanan kesehatan, serta agar masyarakat terlindungi dari
praktik pelayanan kesehatan yang tidak berkualitas

Anda mungkin juga menyukai