Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan 4ang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan angka Kematian Ibu
(AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB)
Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur segala kegiatan
profesi bidan yang disebut dengan Kode Etik Bidan Indonesia yang dibuat
oleh IBI (Ikatan Bidan Indoensia). Kode Etik Bidan adalah suatu hal yang
penting untuk mengatur dan menjadi tuntunan bidan dalam menjalanka
profesinya.
Ada Kode Etik Bidan Indonesia, ada pula Kode Etik Bidan
Internasional yang berlaku secara Internasional yang dibuat oleh ICM
(Internastional Confederation of Midwifes).
Kode Etik Profesi memiliki karakteristik khusus bagi setiap profesi. Ini
berarti standar profesi harus sesuai dengan standar yang sudah dibuat
dan di berlakukan.
Dari keduanya tedapat persamaan dan perbedaan. Saya dalam
makalah ini akan mengupas perbedaan dan persamaan dengan cara
menganalisis setiap Bab dan Point dari masing-masing Kode Etik Bidan
Indonesia (Nasional) dengan Kode Etik Bidan Internasional.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Bidan?
b. Bagaimana Isi Kode Etik Bidan Indonesia?
c. Bagaimana Isi Kode Etik Bidan Internasional?
d. Bagaimana persamaan antara Kode Etik Bidan Nasional dengan
Internasional?
e. Bagaimana perbedaan antara Kode Etik Bidan Nasional dengan
Internasional?

1 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Isi Kode etik Bidan Indonesia?
b. Untuk mengetahui Isi Kode Etik Bidan Internasional?
c. Untuk mengetahui persamaan antara Kode Etik Bidan Nasional
dengan Internasional?
d. Untuk mengetahui Perbedaan antara Kode Etik Bidan Nasional
dengan Internasional?

2 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bidan


Bidan adalah seseorang yang telah menjalan program pendidikan
bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan/atau memiliki izin izin formal untuk praktik bidan.
Bidan dikenal sebagai profesional yang bertanggung jawab yang
bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan, asuhan dan sasaran selama kehamilan, periode persalinan
dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung
jawabnya sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi baru lahir dan
bayi. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan , promosi persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anaknya, akses untuk perawatan
medis atau pertolongan semestinya lainnya, serta pemberian tindakan
kedaruratan.

2.2 Pengertian Kode Etik


Kode etik adalah norma-norma yanh garus diindahkan olehs etiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di
masyarakat.norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi
tetntang begaimana mereka harus menjalankan profesinya dan
larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak
bolehdiperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut
tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam
masyarakat (Mustika, 2009)
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari
nilai&nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan

3 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

.
2.3 Kode Etik Bidan Indonesia
Bab 1 : Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan sumpah sumpah jabatannya dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya, menjungjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal.

4 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Bab 2 : Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya

1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap


klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat
2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya,
termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Bab 3 :Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga


Kesehatan Lainnya

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya


untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.

Bab 4 : Kewajiban Bidan terhadap Profesinya


1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi
citra profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan
memberi pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

5 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.

Bab 5 : Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri

1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

Bab 6 : Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa,


& Tanah Air

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa


melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Bab VII : Penutup

Setiap bidan dalam melaksanakan tugassnya sehari-hari, senantiasa


mengahayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia.

6 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


2.4 Kode Etik Bidan Internasional

Kode etik bidan Internasional menghargai perempuan berdasarkan


HAM, mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan, dan didasarkan atas hubungan yang saling
menguntungkan dengan penuh hormat, saling percaya dan bermartabat
bagi seluruh anggota masyarakat. Operasionalisasi kode etik kebidanan
meliputi hubungan dengan perempuan sebagai klien, praktik kewajiban
profesi, peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan.

1. Hubungan perempuan dengan klien


 Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan pada
informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab
perempuan atas hasil dan pilihannya.
 Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka
dan kesehatan perempuan serta keluarganya dimasyarakat.
 Bidan bekerja sma dengan perempuan, pemerintah, dan lembaga
donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan
kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya secara
adil dengan mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.
 Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling membantu
dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan martabat
mereka sendiri.
 Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi,
dan melakukan rujukan bila perempuan memerlukan asuhan di
luar kompetensi bidan
 Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberi
pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang ada.
 Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral
termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama
baik.

7 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


2. Praktik Kebidanan
 Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga dan keluarga
yang mengasuh anak, disertai sikap meghormati keberagaman
budaya dan berupaya untuk menghilangkan praktik yang
berbahaya.
 Bidan memberi harapan nyata suatu persalinan terhadap ibu
dimasyarakat, dengan maksud minimal tidak ada ibu yang
menderita akibat konsefsi atau persalinan.
 Bdian harus menerapkan pengetahuan profesi, untuk menjalin
persalinan yang aman.
 Bidan merespon kebutuhan psikolog,fisik,emosi,dan spiritual Ibu
yang mencari pelayanan kesehatan, apapun kondisinya.
 Bidan bertindak sebgaia role model (panutan) dalam promosi
kesehatan untuk ibu sepanjang siklus hidupnya,keluarga,dan
profesi kesehatan lain.
 Bidan secara aktif meningkatkan kemampuan intelektual dan
profesi sepanjang karir kebidanan dan memadukan peningkatan
tersebut kedalam praktik mereka.

3. Kewajiban Profesi Bidan


 Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan bertindak
bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut.
 Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka
berdasarlkan hasil asuhan bagi ibu.
 Bidan diperkenankan untuk menolak berpartisipasi dalam kegiatan
yang bertentangan dengan moral ; akan tetapi bidan perlu
menumbuhkan kesadaran individu untuk tidak mengabaikan
pelayanan kesehatan esensial bagi ibu

8 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


 Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan hak asasi
manusia (HAM) bagi kesehatan Ibu dan Anak dan menghindari
pelanggaran ini.
 Bidan berpartisipasi dalam pembangunan dan pelaksanaan
kesehatan yang mempromosikan kesehatan Ibu dan keluarga
yang mengasuh anak.

4. Peningkatan dan Pengetahuan dan Praktik Kebidanan.


 Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan
dilandasi oleh aktifitas yang melindungi hak wanita sebagai
manusia.
 Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan melalui
berbagai proses seperti peer preview dan penelitian.
 Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal mahasiswa
kebidanan dan bidan.

BAB III
ANALISIS

9 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Analisis Persamaan dan Perbedaan Kode Etik
Bidan Nasional dan Internasional

A. Persamaan Kode Etik Bidan Nasional & Internasional

1.) Kode Etik Bidan Nasional


Pada Bab 1 point 3 “Bidan dalam melakukan tugasnya, harus
memberi pelayanan yang optimal kepada siapa saja dengan tidak
membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan negara”
Maksudnya adalah setiap bidan dimanapun berada dan ditempatkan
harus memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal kepada
setiap klien dan pasien dari berbagai golongan , selalu
mengutamakan hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dari bidan tanpa diganggu dengan kegiatan bidan yang lain.
Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan juga harus sesuai dengan
standar kompetensi yang sudah ada. ini seperti yang tertera dalam
Sesuai dengan :
o Filosofi Kebidanan no.3 “Bidan meyakini setiap individu berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan
sesuai dengan kebutuhan mausia dan perbedaan budaya, setiap
individu berhak untuk menetukan nasibnya sendiri, mendapat
informasi yang cukup, dan berperan di segala aspek
pemeliharaan kesehatannya.”
o Informed Choice keputusan yang dibuat setelah melalui
pertimbangan matang terhadap bukti-bukti ilmiah yang relevan.
Keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan , keyakinan dan
pengalaman orang tersebut. Bidan dalam hal ini ikut andil dalam
menginformasikan ke klien.

10 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Kode etik bidan Internasional Bidan
No. 1 point a “menghormati hak pilih perempuan berdasarkan pada
informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan
atas hasil dan pilihannya” yaitu Bidan selalu menghormati hak pilih
kliennya yaitu perempuan berdasarkan pada informasi yang Bidan
informasikan tentang pelayanan apa yang aka dipilih dan melakukan
“Informed choice” untuk membantu klien dalam menentukan pilihan
dengan meningkatkan rasa tanggung jawab pada resiko klien atas
pilihannya yang terbaik. Sesuai dengan :
o Hak Pasien
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai  dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.

Jadi setiap bidan menghormati hak pilih dan hak Informed


Choice klien dalam menentukan pelayanan kebidanan apa yang akan
mereka pilih dalam menunjang kehidupannya. Dan bidan sebelumnya
wjaib menginformasikan tentang apa saja jenis pelayanan dan resiko
yang akan didapat oleh klien. Bidan juga membantu pasien dalam
memilihnya.

2) Kode Etik Bidan Nasional


Bab I point 2 yang berbunyii “Setiap bidan dalam menjalankan tugas
profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan” yaitu Bidan sebagai profesi memiliki
nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial, yaitu bahwa jasa yang
diberikan kepada kliennya adalah suatu kebijakan sosial, karena
masyarakat akan merasa sangat dirugikan atas ketidakhadiran bidan.
Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan hati nurani yang

11 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


tidak mendahulukan balas jasa. Terdapat pula dalam Bab IV point 1
“Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjunng tinggi citra
profesinya dengan menampilkan keperibadian yang tinggi dan
memberi pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.”

Kode Etik Internasional


No 1 point d “ Bidan dalam profesinya mendukung dan saling
membantu dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan
martabat mereka sendiri” yaitu bidan dalam menjalankan profesinya
sebagai bidan (tenaga kesehatan) yang membantu ibu bersalin saling
membantu & memberikan dukungan kepada sesama profesi bidan
dengan tidak saling bersikap menjatuhkan satu sama lain. Bidan juga
seacra aktif menjada diri dan harga diri (martabat) mereka sendiri.
Menjada penilaian klien terhadap bidan dengan memberikan
pelayanan yang maksimal sesuai dengan standar dan kompetensi
bidan. Terdapat juga dalam No. 1 point g “Bidan Berkewajiban atas
diri mereka sebagai manusia bermoral, termasuk tugas untuk
menghormati diri sendiri, dan menjaga nama baik.” Artinya Bidan
mempunya kewajiban atas sikap , tingkah dan sifat mereka
sebagaimana manusia yang memiliki moral termasuk dalam bersikap
dan bertingkah untuk menghargai & menghormati diri sendiri, tidak
melakukan hal yang dapat membuat harga diri seorang bidan jatuh.

Jadi dalam kode etik bidan nasional maupun internasional


sama-sama mewajibkan menjaga image dari pihak luar atau
masyarakat mencegah orang luar memandang rendah atau remeh
suatu profesi. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota
profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari
segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.

12 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


3) Kode Etik Bidan Nasional
Bab 2 point b “Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam
tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan/atau
rujukan” yaitu bidan berhak membantu persalinan dirumah sendiri,
dipuskesmas, dirumah sakit, dan partus luar sesuai sebagaimana
bidan bertugas pada waktu yang dimaksud (kejadian). Bidan juga
mempunyai kewajiban untuk mengadakan pelayanan konsultasi
terhadap ibu, bayi, dan KB sesuai dengan wewenangnya. Dan bidan
juga mempunyai kewenangan untuk merujuk atau berkolaborasi
dengan tenaga medis lain dalam kasus yang tak bisa ditangani atau
membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap dari yang dia punya.
Sesuai dengan :
o Permenkes No. 5380/IX/1963 (Konsep kebidanan : Hal.13) yang
menyatakan bahwa wewenang bidan terbatas pada pertolongan
persalinan normal secara mandiri. Sudah sangat jelas dalam
permenkes ditegaskan bahwa Bidan hanya diperbolehkan untuk
membantu persalinan yang normal, jika diluar wewenang bidan
maka bidan wajib melakukan rujukan atau kolaborasi. Ini juga
sesuai dengan
o Peran Bidan (Dalam Konsep Kebidanan : hal 38) yaitu Peran
sebagai Pelaksana. Terdapat tugas :
a Tugas Mandiri (Independen)
b Tugas Kolaborasi (Interdependen)
c Tugas Rujukan (Dependen)

Dimana dalam penjelasan tersebut dijelaskan pelayanan apa


saja yang boleh diberikan bidan dan pelayanan apa saja yang diluar
kewenangan bidan sehingga harus melakukan tugas kolaborasi
maupun rujukan.

13 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Prakik Bidan BAB III Penyelenggaraan Praktik Pasal 18 point b
“Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu”

Kode Etik Bidan Internasional


No. 1 point e “Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan yang
lain, berkonsultasi , dan melakukan rujukan bila perempuan
melakukan asuhan diluar kompetensi bidan” artinya bidan siap
menghubungi profesii kesehatan lain jika ada kasus yang diluar
kewenangan bidan ataupun memiliki klien yang mempunyai
permasalahan yang bukan termasuk kompetensi bidan. Pada kasus
ini bidan wajib melakukan rujukan, ada point lain yang menjelaskan
tentang “rujukan” terdapat pula pada No. 1 point f “Bidan mengenali
adanya saling ketergantungan dalam memberi pelayanan dan secara
aktif memecahkan konflik yang ada.” Yaitu Bidan harus mampu
melakukan rujukan/kolaborasi disaat yang tepat dengan cepat untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Ketepatan dan
kecepatan dalam mengambil keputusan sangat berperan penting
dalam memilih tindakan.

Jadi dalam Kode etik nasional maupun internasional sama-


sama mewajibkan bidan agar merujuk kasus patologis atau yang
diluar kewenangan.

4) Kode Etik Bidan Nasional


pada Bab 2 point c “Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan
keterangan yang dapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali
jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien” bahwa sangatlah penting bagi seorang bidan

14 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


(tenaga medis) menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien.
Menjadi haram bagi bidan untuk membuka rahasia klien kepada yang
tidak diminta dan bukan urusan pengadilan.
Sesuai dengan :
o Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan Bab V Pasal 22 yang berbunyi :
1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam menjalankan
tugas profesinya berkewajiban untuk
a. Menghormati hak pasien;
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan
pribadi pasien;
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi
dan tindakan yang dilakukan.
d. Diminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam medis.

Kode Etik Bidan Intenasional


No. 3 point a “Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan
bertindak bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut” Bidan
menjamin akan kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien, hasil
keseluruhan keadaan pasien ini juga didukung dalam :
o Kewajiban Bidan “Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien”.

Bidan juga harus bersikap bijaksana dalam menyebar luaskan


informasi tersebut sesuai dengan kepentingan pengadilan dan
kepentingan pemberitahuan tentang “penyakit menular” jika klien
mempunyai penyakit menular yang wajib diberitahukan pada keluarga
untuk mencegah atau memotong mata rantai penularan hanya pada
klien. Ini semua demi kebaikan klien dan keluarganya.

15 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Jadi pada intinya di Kode etik nasional dan internasional sama-
sama mewajibkan Bidan agar merahasiakan rahasia tentang hasil
pemeriksaan keadaan klien atau apapun mengenai diri klien
terkecuali mengenak Penyakit menular dan kepentingan pengadilan.

5) Kode Etik Bidan Nasional


Bab IV point 2 “Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri
dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” Seorang bidan
senantiasa mengembangakn pengetahuannya untuk menunjang
profesinya, agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
untuk dipadukan dengan praktik dan menggunakan teknologi
kebidanan yang modern. Dan juga terdapat pada Bab IV point 3
“Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya” yaitu Bidan diharuskan ikut serta dalam kegiatan
penelitian suatu kejadian atau kasus baru dalam ruang lingkup
kebidanan dan ataupun kegiatan semacam Seminar dan pelatihan
guna meninjau sejauh mana pengetahuannya agar bisa mengikuti
perkembangan pengetahuan kebidanan. Sesuai dengan :
o UU. No 23/92 Tentang Kesehatan kewajiban Bidan untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan, ini tercantum dalam pasal 28
ayat (1) dan pasal 52 e, yang diselenggarakan oleh organisasi
profesi dan lembaga laiin yang terakreditasi.
o Kewajiban Bidan ”Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal”.
o Peran Bidan sebagai Peneliti. Agar dapat menjalankan perannya
dengan baik, bidan dituntut untuk senantiasa memperbarui
ilmunya dengan mengikuti perkembangan ilmu kebidanan

16 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


sehingga dapat memberi perawatan berdasarkan fakta ilmiah
(evidence-based). Caranya :
 Membaca Jurnal penelitian.
 Mengikuti berbagai seminar atau pelatihan
 Berpartisipasi dalam penelitian ilmiah.

Kode Etik Bidan Internasional

No. 4 point b “Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan


melalui berbagai proses, seperti peer review dan penelitian” yaitu
bidan wajib mengembangakan pengetahuan kebidanan dan berbagi
pengetahuan kebidanan melalui peninjauan kembali teori praktik
terdahulu , apakah sudah sesuai dengan perkembangan teknologi
dan pengetahuan kebidanan atau belum, dan melakukan penilitian
(wajib minimal melakukan 1 penelitian) untuk menemukan teori
kebidanan yang baru dan sesuai dengan perkembangan teknologi &
pengetahuan.

Jadi, dalam kode etik nasional dan internasional sama-sama


mewajibkan seorang Bidan untuk berusaha meningkatkan
pengetahuan melalui berbagai cara. Sudah sangat jelas bahwa
penelitian dan bukan lagi merupakan pilihan, namun tanggung jawab
etik bidan.

6) Kode Etik Bidan Nasional


Bab 1 Point 4 “Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan
menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat” Setiap bidan
harus mengutamakan kepentingan klien, pilihan menjadi bidan berarti
kita siap jiwa & raga untuk mengabdi kepada masyarakat dan klien.

17 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Maka dari itu apapun keadaan kita dan bagaimanapun kondisi kita,
kita dituntut untuk selalu mengutamakan kepentingan klien yang
membutuhkan kita. Dan Bidan harus menghormati nilai-nilai atau
norma yang berlaku di masyarakat. Bidan harus bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan tersebut.

Kode etik bidan internasional


Bidan No. 1 point a “menghormati hak pilih perempuan berdasarkan
pada informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab
perempuan atas hasil dan pilihannya” Bidan selalu menghormati hak
pilih kliennya yaitu perempuan berdasarkan pada informasi yang
Bidan informasikan tentang pelayanan apa yang akan dipilih dan
melakukan “Inform choice” untuk membantu klien dalam menentukan
pilihan dengan meningkatkan rasa tanggung jawab pada resiko klien
atas pilihannya yang terbaik. Dan terdapat pula pada No. 2 point a
“Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga dan keluarga yang
mengasuh anak, disertai sikap menghormati keberagaman budaya
dan berupaya untuk menghilangkan praktik yang berbahaya.” Yaitu
Bidan dalam melaksanakan tugas profesinya selain memberikan
asuhak kepada Ibu atau perempuan, bidan juga memberikan asuhan
kepada Keluarga yang sedang mengasuh anak, memberitahu kepada
Ibu dan Keluarga bagaimana caranya menjadi Ibu dan keluarga yang
baik, yang bisa mengasuh anak dalam keluarganya dengan cara yang
tidak melanggar budaya atau nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat desa setempat. Seperti : Disuatu desa tidak mengizinkan
Ibu Hamil keluar rumah setelah maghrib, karena berbahaya dan
melanggar norma sosial. Maka bidan desa disana tidak mengadakan
acara seperti penyuluhan, sosialisasi atau apapun setelah maghrib.
Bidan harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Jadi dalam kode etik bidan nasional dan internasional sama-
sama menghormati nilai-nilai atau budaya yang berlaku dimasyarakat,

18 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


menghormati hak klien serta mendahulukan kepentingan klien dan
pasien.

7) Kode Etik Bidan Nasional


Bab I point 6 “Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal.” Bidan juga mengadakan acara-acara sosial desa
yang dapat mendorong hasrat masyarakat dalam berpartisipasi dalam
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan deraja kesehatan.
Dalam hal ini bidan dituntut untuk menciptakan suasana serasi,
nyaman, dan dapat menimbulkan umpan-balik dari masyarakat
maupun dari bidan itu sendiri, sehingga masyarakat dapat percaya
dan lebih mudah untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Kode Etik Bidan Intenasional


No. 3 point e yang berisi “Bidan berpartisipasi dalam pembangunan
dan pelaksanaan kesehatan yang mempromosikan kesehtaan Ibu dan
Keluarga yang mengasuh anak.” Dalam kode etik intenasional juga
mewajibkan bidan dalam berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan
pelaksanaan kesehatan dengan mempromosikan kesehatan Ibu dan
keluarga yang mengasuh anak. Cara promosi kesehatan bisa dengan
cara seminar-seminar, sosialisasi ataupun penyuluhan ditingkat desa.
Dengan cara seperti ini, bidan bisa dengan leluasa mempromosikan
kesehtan kepada masyarakat desa dengan sasaran khusus Ibu dan
Keluarga yang mengasuh anak dan umumnya seluruh masyarakat
desa.
Jadi dalam kode etik bidan nasional dan bidan Internasional
sama-sama mewajibkan setiap bisan untuk menjaga hubungan yang
serasi dan silaturahmi dengan teman sejawatnya dengan saling

19 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


menghargai, menghormati , membantu dna mensupport satu sama
lain.

8) Kode Etik Bidan Nasional


Bab III point 1 “Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi”
maskdunya Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan
teman se-profesinya agar hubungan kerjasama dalam lintas program
terjalin dengan serasi dan baik. Bidan dengan teman sejawatnya
harus berinteraksi dengan baik, menjaga silaturahmi dan menjaga
kekompakkan agar selalu berjalan beriringan dan saling membantu,
saling mendukung dan memberi support satu sama lain.

Kode Etik Bidan Internasional


No. 1 point d “Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling
membantu dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan
martabat mereka sendiri” yaitu Bidan dalam profesinya mendukung
satu sama lain sesama profesi dan saling membantu dalam
menjalankan tugasnya, karena bidan juga manusia biasa yang
membutuhkan bantuan dari oranglain. Dan secara aktif dengan
menunjukkan sikap, tingkah laku dan sifat untuk menjaga diri dan
martabat (harga diri) mereka sendiri.
A.Perbedaan Kode Etik Bidan Nasional dan Kode Etik Bidan
Internasional

1) Kode etik bidan Internasional


No. 1 point c “Bidan bekerja dengan perempuan,pemerintah,dan
lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap
pelayanan kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya

20 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.”
yaitu Bidan bekerja dengan perempuan, dan pemerintah dan lembaga
donor. Lembaga donor disini bekerja sama dalam memenuhi
kebutuhan perempuan disuatu desa yang membutuhkan terhadap
bidan dalam memenuhi pelayanan kebidanan. Bidan dapat belajar
membuat sebuah proposal untuk diajukan pada suatu organisasi lintas
sektoral untuk membantu masalah yang dihadapi desa. Dan mengatur
pengalokasian sumber daya yang diterima dari bantuan secara adil
dengan prioritas utama yang diunggulkan. Artinya adil disini adalah
daerah mana yang paling membutuhkan dialah yang paling menjadi
prioritas, serta menyiapkan ketersediaan bantuan yang didapat dari
bantuan.
Di Indonesia, sistem kerjasama bidan dengan Lintas Sektoral
maupun tidak belum begitu berkembang, karena pada dasarnya di
Indonesia lebih mementingkan bagaimana bidan bermitra dengan
tenaga kesehatan lainnya. Namun secara Internasional kerja sama
bidan yang semaacam ini sudah sangat berkembang dan sudah
menjadi kegiatan dari seorang bidan.
Jika ini diberlakukan di Indonesia, maka bidan indonesia akan
semakin berkembang pengetahuan.

2) Kode etik bidan internasional


No. 4 point c “Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal
mahasiswa kebidanan dan bidan.” Yang dimaksud adalah Bidan di
luar negeri sudah menerapkan sistem tanggung jawab bagi setiap
kepala ruangan di rumah sakit-rumah sakit. Misalnya ada beberapa
mahasiswa yang magang / PKL di suatu RS Bersalin, dan mereka
mendapatkan ruangan masing-masing (seperti : ruang Nifas, ruang
VK) maka kepala ditiap ruangan tersebut bertanggung jawab penuh

21 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


atas mahasiswa yang berada diruangannya masing-masing. Kepala
ruangan harus bisa membimbing mahasiswa sampai mengerti &
mahir benar dalam melakukan tindakan.
Ini diberlakukan untuk Bidan yang baru lulus dan magang di RS
atau RB dan untuk mahasiswa kebidanan yang sedang PKL.

3) Kode Etik Bidan Nasional


Bab VI point a “Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan dan pemerintah
dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat.” Bidan indonesia diwajibkan
untuk melaksanakan ketentuan tugasnya dalam membina
pelayanan Keselamatan Ibu dan Anak dan/atau Keluarga
Berencana dan kesehatan keluarga. Di Indonesia diterapkan KB
untuk “2 anak lebih baik” sedangkan Internasional belum atau tidak
ada ketentuan seperti ini.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku
benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku.

22 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana
struktur social budaya masyarakat dan termasuk kondisi social ekonomi,
social demografi.
Ada banyak persamaan antara kode etik bidan nasional dan
internasional secara garis besar persamaannya adalah tentang
bagaimana bidan bersikap dalam memberikan pelayanannya,
kewajibannya terhadap diri sendiri dan dengan teman sejawatnya juga
mengenaik kewajiban bidan meningktakan pengetahuan dan teknologi
kekinian.
Perbedaan antara keduanya berupa tanggung jawab kepala bidan di
RS atau RB dalam menangani mahasiswa dan bidan di RS atau RB dan
kerjasama Bidan dengan lembaga donor. Ini berlaku di Internasional, di
Indonesua belum ada.
Menurut kode etik bidan internasional adalah bidan seharusnya
meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari
pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan

4.2 Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan
bagi keselamatan klien dan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

4) Soepardan, Suryani. 2008. Etika Kebidnaan & Hukum Kesehatan.


Jakarta : EGC.

23 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL


5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Prakik Bidan
6) Permenkes No. 5380/IX/1963
7) Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
8) UU No. 23/92 Tentang Kesehatan Kewajiban Bidan.
9) Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Situs website :
http://www.academia.edu/5331634/
KEPUTUSAN_MENTERI_KESEHATAN_REPUBLIK_INDONESIA_NOMO
R_369_MENKES_SK_III_2007_TENTANG
http://www.google.com

24 | ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai