Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi
bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang
sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta
menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,
metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang
dimilikinya. Bidan juga memiliki kewajiban atas pelayanan yang dilakukan
secara profesional.
Bidan harus peduli terhadap otonomi pasien juga, dengan
memberikan informasi yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien
dalam mengambil keputusan. Agar profesi kebidanan dapat dihargai oleh
pasien,masyarakat atau profesi lain,maka bidan harus menggunakan nilai-
nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral dalam menerapakan dan
melaksanakan peran profesionalnya. Bidan bertanggung jawab dapat
melaksanakan asuhan kebidanan secara etis dan profesional.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang Pengertian Bidan
2. Menjelaskan tentang Kewajiban Bidan
3. Menjelaskan tentang Kewajiban Bidan dalam Undang-Undang

1
C. Tujuan
Agar mahasiswa Kebidanan mengerti mengenai Kewajiban Bidan
dalam menjalankan tugas sebagai seorang Bidan nantinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebidanan
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu atau multi disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi
ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya,
ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat memberikan
pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum,
dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan
pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan
keilmiahan, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau
ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya
yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan
atau orang yang berarti lainnya (Lang,1979).

B. Kewajiban Bidan
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Norma–norma tersebut berupa petunjuk-petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan laranga-
larangan yaitu ketentuan kententuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat
atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam
pergaulan sehari-hari dalam masyarakat. Ukuran pelayanan kebidanan yang
bermutu adalah:

3
1. Ketersediaan pelayanan kebidanan (available)
2. Kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate)
3. Kesinambungan pelayanan kebidanan (continue)
4. Penerimaa jasa pelayanan kebidanan (acceptable)
5. Ketercapaian pelayanan kebidanan (accesible)
6. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (affordable)
7. Efesiensi pelayanan kebidanan (effecent)
8. Mutu palayanan kebidanan (quality)
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik
dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada
penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu
pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang
dilayani oleh Bidan.

Kewajiban Bidan
Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986
dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988,
sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Ketujuh bab ini
dapat dibedakan atas 7 bagian yaitu :
1. Kewajiban Bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkansumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.

4
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentinganklien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-
nilai yang berlaku dimasyarakat.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukankepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan
identitas yang samasesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalamhubungan pelaksanaan – tugasnya, dengan mendorong
partisipasimasyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
secara optimal.
2. Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir)
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien,keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
b. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangandalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakankonsultasi dan atau rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
danatau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan ataudipedukan sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2
butir)
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

5
4. Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir)
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinyadengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya seuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
5. Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (2 butir)
a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi.
6. Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2
butir)
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu
jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

6
C. Hak dan Kewajiban Bidan dalam PERMENKES NOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010
BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 18
(1) Dalam melaksanakan praktik atau kerja, bidan berkewajiban untuk:
a. Menghormati hak pasien
b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan
c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya
secara sistematis
g. Memenuhi standar; dan
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian
(2) Bidan dalam menjalankan praktik atau kerja senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dna pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya.
(3) Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program
pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik/ kerja, bidan mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksakan praktik atau kerja
sepanjang sesuai dengan standar.
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keluarganya.

7
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi

D. Contoh Pelaksanaan Kewajiban Bidan


Kasus KB
Suatu hari ada seorang ibu bersama suaminya datang ke bidan A. Ia datang
ke bidan dengan tujuan ingin suntik KB. Ibu awalnya memakai KB suntik 1
bulan, tetapi ibu meminta kepada bidan A untuk mengganti menjadi KB
suntik 3 bulan sekali. Bidan pun memberikan suntikan KB 3 bulan itu ke ibu
tersebut. Dua bulan kemudian, ibu datang bersama suaminya dengan keluhan
keluar darah lumayan banyak dari vaginanya. Ibu terlihat pucat dan lemas.
Bidan A menjelaskan keapada bapak dan ibu tersebut bahwa KB suntik 3
bulan sekali itu tidak cocok untuk ibu. Ibu tersebut dibaringkan di tempat
tidur. Suami ibu tersebut meminta agar diberikan obat, agar darah yang keluar
sedikit berkurang. Tapi bidan A tidak memberikan dengan alasan agar tidak
terjadi penyakit. Setelah beberapa menit darah yang keluar dari vagina ibu
semakin banyak. Tekanan darah menurun 80/60 mmHg, nadi meningkat,
pernafasan meningkat, ekstremitas pucat, keadaaan umum lemah sampai
syok, sehingga bidan merujuk ke dokter.

BAB I Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


Sesuai dengan kasus diatas, kewajiban bidan adalah bidan dalam
menjalankan tugasnya, harus berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang telah
ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku dengan
penuh kesungguhan dan tanggungjawab. Akan tetapi dari kasus diatas
tersebut dapat dilihat bahwa bidan tidak melakukan kewajibannya dengan
baik dalam pelayanan KB. Bidan tidak menjelaskan mengenai kompilkasi
yang mungkin dialami yaitu apabila tidak cocok pasien yang berganti KB
suntik 1 bulan sekali ke suntik 3 bulan sekali akan mengalami pendarahan.

8
Kurangnya informasi atau pendidikan kesehatan yang diberikan bidan pada
calon akseptor KB mengakibatkan klien tidak mengetahui dampak dan akibat
dari kontrasepsi yang akan digunakan.
Bidan juga tidak memberikan informed consent atau persetujuan tindakan
pada klien sebelum melakukan tindakan penyuntikan. Hal tersebut tidak
sesuai dengan permenkes nomor 1464/Menkes/per/X/2010 tentang izin dari
penyelenggaraan praktek bidan.

BAB II Kewajiban bidan terhadap tugasnya


Sama seperti BAB I. Seharusnya bidan mengadakan pelayanan konsultasi
terhadap ibu tentang KB yang akan digunakan.
Karena sudah kewajiban seorang bidan membantu pasien dalam mengambil
keputusan melalui konsultasi.

BAB III Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan


lainnya
Dalam kasus tersebut, saat ibu sudah mengalami pendarahan, suami ibu
tersebut meminta ke bidan untuk diberikan obat agar darah yang keluar
sedikit berkurang. Tapi bidan tidak memberikan dengan alasan agar tidak
terjadi penyakit. Setelah beberapa menit darah yang keluar dari vagina ibu
semakin banyak.
Dalam hal ini, seharusnya bidan memberikan terapi untuk mengurangi darah
yang keluar.
Ataupun jika si bidan kurang berpengalaman dalam hal tersebut, seharusnya
bidan melakukan kolaborasi segera atau konsultasikan kesulitannya kepada
sejawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tanpa harus menunggu sampai pasien
dalam keadaan umum yang semakin lemah.

9
BAB IV Kewajiban bidan terhadap profesinya
Dalam kasus ini, Bidan tidak menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Sehingga bertoak beakang dari
kewajiban bidan terhadap profesinya.
Seharusnya bidan mampu menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya melalui pelayanan yang bermutu.

BAB V Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


Seorang bidan wajib/harus berusaha terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun pada kasus tersebut, bidan belum
melakukan kewajibannya dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya. Terlihat jelas saat si bidan memberikan alasan bahwa jika
obat diberikan saat pendarahan akan menimbulkan penyakit. Padahal
sebaiknya harus diberikan obat/terapi agar pendarahan berhenti/berkurang.

BAB VI Kewajiban bidan terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan


Tanah Air
Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya wajib/senantiasa melaksanakan
ketentuan ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga serta masyarakat.
Namun dalam kasus tersebut, bidan malah melaksanakan kewajibannya yang
bertolak belakang dari ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan.
Dibuktikan dengan adanya pelanggaran terhadap Permenkes/Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dari penyelenggaraan praktek bidan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus
memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral
disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhan kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan
dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap
hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan
kebidanan.

B. Saran
Mungkin di dalam pembuatan makalah ini kami memiliki kesalahan
dalam bentuk kata, tulisan, dan penyampaian kami dalam memberi tau tetam-
teman sekalian. Mohon dimaklumi karna kami hanyalah manusia biasa yang
jauh darikesempurnaan. Maka kami meminta saran dan kritikan atau pun
masukan dari teman-teman sekalian untuk menyempurnakan kembali
makalah kami. Terima kasih sebelumny untuk teman-teman dan dosen
pembimbing atas pemberian kepercayaannya kepada kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mufdillah. 2012. Konsep Kebidanan Edisi Revisi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Erniawati Septi E. 2015. Hak dan Kewajiban Bidan Maupun Pasien.


(http://ekaseptierniawati.blogspot.co.id/2015/05/hak-dan-kewajiban-
bidan-maupun-pasien.html). Diakses pada tangga; 22 November 2016
Pukul 12.40 WITA.

Slamet Rara S. 2012. Hak dan Kewajiban Bidan.(https://raraslamet.wordpress.


com/2012/06/20/hak-dan-kewajiban-bidan/). Diakses pada tanggal 22
November 2016 Jam 12.20 WITA.

12

Anda mungkin juga menyukai