Anda di halaman 1dari 22

LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DIAJUKAN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ASUHAN


KEBIDANAN KOMUNITAS

DOSEN PEMBIMBING :

Ibu Deasy Irawati, SST.,M.Keb

Disusun oleh :
1. AMANDA FITRIA RAHAYU (P27824319001)
2. ANNISA RIZKY FIRDHAUZY (P27824319002)
3. ASIAMILATUL INAYAH (P27824319003)
4. CHARISMA APRILIA (P27824319005)
5. FAHIRA CHANDRA K (P27824319008)
6. HUSNUL HOTIMAH (P27824319013)
7. KAMILAH RISKI (P27824319016)
8. LUUT TASNIM (P27824319018)
8. ZAKIA DIANA (P27824319037)
PRODI D-III KEBIDANAN BANGKALAN
POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Asuhan Kebidanan Komunitas

Makalah Makalah Asuhan Kebidanan Komunitas ini telah kami susun


dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai referensi. Untuk itu
kami telah menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang banyak
berkontribusi dalam pembentukan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Akhir kata, Tim Penulis memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini semoga dapat dimaklumi.

Bangkalan, 31 januari 2021

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR·································································ii
DAFTAR ISI············································································ii
BAB I PENDAHULUAN······························································1
1.1 LATAR BELAKANG·····························································1
1.2 RUMUSAN MASALAH··························································2
1.3 TUJUAN·············································································2
1.4 MANFAAT··········································································3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEBIDANAN KOMUNITAS·····································4
2.2 TUJUAN KEBIDANAN KOMUNITAS······································5
2.3 SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS····································6
2.4 RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS
2.4.1 UPAYA PROMOTIF······················································7
2.4.2 UPAYA PREVENTIF·····················································8
2.4.3 UPAYA KURATIF·························································9
2.4.4 UPAYA REHABILITATIF·············································13
2.4.5 UPAYA RESOSIANTITAIF···········································13
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN···································································17
DAFTAR PUSTAKA·································································19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933
menyatakan bahwa Bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan Kebidanan
yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan dan lulus
serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik Kebidanan.
Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik Kebidanan.
Komunitas Berasal dari bahasa latin:
- comunicans : kesamaan
- communis : sama, public, banyak
- community : masyarakat setempat

Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja


melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. 1 Menurut United Kingdom
Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan yang berbasis
komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan oleh perempuan
selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau
institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan

1
Syahlan J. H (1996). Kebidanan komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang luas
dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah
bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif
pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung keluarga agar
dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan informasi
yang telah diberikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Promotif?
2. Apa yang dimaksud dengan lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Preventif?
3. Apa yang dimaksud dengan pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Kuratif?
4. Apa yang dimaksud dengan pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Rehabilitatif?
5. Apa yang dimaksud dengan pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Resosiantitatif?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Promotif
2. Dapat mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Preventif
3. Dapat mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Kuratif
4. Dapat mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Rehabilitatif
5. Dapat mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam upaya
Resosiantitatif

2
D. MANFAAT
1. Agar mahasiswa mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Promotif
2. Agar mahasiswa mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Preventif
3. Agar mahasiswa mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Kuratif
4. Agar mahasiswa mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Rehabilitatif
5. Agar mahasiswa mengetahui lingkup pelayanan Kebidanan komunitas dalam
upaya Resosiantitatif

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KEBIDANAN KOMUNITAS


Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933
menyatakan bahwa Bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan Kebidanan
yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan dan lulus
serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik Kebidanan.
Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik Kebidanan.
Komunitas Berasal dari bahasa latin:
- comunicans : kesamaan
- communis : sama, public, banyak
- community : masyarakat setempat

Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja


melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. 2 Menurut United Kingdom
Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan yang berbasis
komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan oleh perempuan
selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau
institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan
bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang luas
2
Syahlan J. H (1996). Kebidanan komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya

4
dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah
bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif
pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung keluarga agar
dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan informasi
yang telah diberikan.
2.2 Tujuan Kebidanan Komunitas

Tujuan umum :
1. meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2. meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan
komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
2. Melakukan upaya promotif dan preventiv pelayanan kesehatan
3. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4. Meningkatkan kemampuan individu keluarga/ Masyarakat untuk
melaksanakan askeb dalam rangkat mengatasi masalah.
5. Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat
6. Tertanganinnya kelainan resiko tinggi/ rawan yang perlu pembinaan dalam
pelayanan kebidanan
7. Tertanganinnya kasus kebidanan di rmumah
8. Tertanganinnya tindak lanjut kebidanan dan rujukan
9. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
10. Pelayanan KIA/KB/imunisasi
11. Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah
12. Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/Kb di wilayah
13. Bimbingan pada kader posyandu/dukun bayi
14. Mengidentifikasi kerjasama LP/LS
15. Kunjungan rumah
16. Penyuluhan laporan seminar dan evaluasi
17. Askeb pada sasaran KIA
18. Menolong persalinan dirumah

5
19. Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenangan.
2.3 Sasaran Kebidanan komunitas
a. Ibu  : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval,
menopause
b. Anak  : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita,
prasekolah, dan anak usia sekolah
c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan
anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi,
imunisasi
d. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir,
daerah tidak terjangkau
e. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat
keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu (Lusiana El Sinta, et
al., 2017)

2.4 Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan/asuhan kebidanan komunitas merupakan salah satu area praktik
bidan, yang pelayanannya diberikan baik pada individu, keluarga, maupun
masyarakat luas dengan memperhatikan dan menghargai budaya dan nilai-nilai
masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan
keluarganya. Dalam praktiknya menggunakan pendekatan pemecahan masalah
yang dikenal dengan proses/manajemen kebidanan. Langkah/proses manajemen
kebidanan meliputi hal berikut ini.
1. Mengumpulkan secara sistematis dan mengupdate secara lengkap data yang
relevan untuk pengkajian yang komprehensif keadaan kesehatan setiap klien
termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaaan fisik yang teliti.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan diagnosa berdasarkan interpretasi data dasar.
Setelah ditetapkan diagnosa maka bidan harus menentukan rencana untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang ditemuka. Contoh: hasil pemeriksaan
Ibu hamil didapatkan konjungtiva pucat dan pemeriksaan laboratorium
penunjang hasil haemoglobin rendah di bawah normal. Maka ibu dinyatakan
diagnosa hamil dengan anemia.
3. Mengidentifikasi kebutuhan asuhan/masalah klien.

6
Contoh: Ibu hamil dengan anemia, maka rencana yang paling tepat adalah
memberikan tablet zat besi untuk meningkatkan kadar haemoglobin.
4. Memberikan informasi dan dukungan pada klien agar mampu mengambil
keputusan untuk kesehatannya. Bidan melakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan kondisi kesehatan yang ditemukan dengan harapan klien dapat
mengikuti anjuran dari bidan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
5. Mengembangkan rencana asuhan bersama klien.
Setiap rencana yang akan dilakukan sebaiknya melibatkan klien agar klien
merasa apa yang diberikan merupakan kebutuhanya. Contoh: ibu hamil yang
anemia perlu penambah zat besi untuk kesehatan ibu dan janin. Adapun ruang
lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut :

2.4.1 Peningkatan kesehatan (promotif)


Upaya Kesehatan Promotif adalah upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri
(mencegah timbulnya masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi
apabila masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur datang), serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan3
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap
asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan
4
tumbuh kembang di posyandu. (Kemenkes RI. 2017) Peningkatan
kesehatan promotif dapat dilakukan melaui berbagai macam cara yaitu :
a. Promosi kesehatan
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
3
Kemenkes RI.. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
4
Bahan ajar(017). promosi kesehatan. Jakarta : kemenkes RI

7
e. Pemberian makanan tambahan
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
Beberapa Contoh Promotif (Peningkatan Kesehatan)
1) Informasi tentang Imunisasi kepada ibu – ibu yang memiliki bayi
2) Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
3) Informasi tentang tanda bahaya kehamilan
4) ASI Eksklusif (Lusiana, dkk. 2017)5

2.4.2 Peningkatan kesehatan Upaya preventif


Upaya prefentif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan
antenatal care,pos natal care,perinatal dan neonatal. Sasaran promosi
kesehatan para aspek ini adalah kelompok masyarakat yang beresiko tinggi.
Misalnya kelompok ini hamil dan menyusui,BBL,para perokok, obesitas,para
peserta seks,atau sebagainya, tujuan upaya promosi kesehatan Dan kolompok
ini adalah agar mereka tidak jaatuh sakit atau terkena penyakit. Upaya
preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi berasal
dari latin, prevenire yang artinya data sebelum atau antisipasi atau mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,prevensi
diartikan sebagai upaya cara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan atau kerugian bagi seseorang atau masyay(notosoedirjo
dan latipun,2005:145)6
Contoh-contoh upaya kesehatan preventif dalam bidang kebidanan, antara
lain :
a. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, lansia, dll)
melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
c. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita

5
Bahriyah, F dkk. 2017. Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi.
Riau: Jurnal Endurance Vol 2 Nomor 2 Juni Tahun 2017: 113-118.
6
Notosoedirjo, M, & Latipun (2005) kesehatan mental : konsep dan penerapan. Malang
: Universitas Muhammadiyah Malang

8
d. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun
dirumah
e. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
f. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari
anemia
g. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan
melancarkan sirkulasi ibu
h. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
i. Pencegahan komplikasi pada saat nifas
j. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan
risiko kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan
mutu hidup seoptimal mungkin. Didalam upaya promotif dan preventif
mencakup didalamnya yaitu promosi kesehatan. Menurut Hartono
(2010) banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi
kesehatan oleh puskesmas7
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Di dalam gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring
dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-
peluang:
a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran. yaitu di tempat
pasien/klien harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan
pelayanan kesehatan.
b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik.
yaitu di pelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk
puskesmas dengan tempat perawatan).
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis. yaitu
di kamar obat/apotik dan di laboratorium.

7
Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan
Rumah Sakit. Rineka cipta. Jakarta

9
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus. seperti
klinik sanitasi.
e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat. yaitu di ruang di
mana pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya
rawat inap, sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas
dengan tempat perawatan).
f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas. yaitu di tempat
parkir, halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan
pagar halaman puskesmas.
2. Di Masyarakat
Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi
kesehatan di masyarakat, yakni:
a. Tatanan rumah tangga. yaitu di pemukiman penduduk
misalnya di kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma, Rukun
Tetangga/Rukun Warga dan lain-lain.
b. Tatanan sarana pendidikan. yaitu di sekolah-sekolah, madrasah,
pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.
c. Tatanan tempat kerja. yaitu di pabrik-pabrik, kanto-
kantor, koperasikoperasi, himpunan petani, pelelangan ikan,
komplek pertokoan dan lain- lain.
d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun,
dermaga/pelabuhan, pasar, restauran, penginapan dan lain-lain
(36).
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara
memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2) Peningkatan gizi.
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan.
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5) Olahraga secara teratur.
6) Rekreasi.

10
7) Pendidikan seks.
2.4.3 Peningkatan kesehatan Upaya kuratif
Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit
menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang
sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik,
hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah
penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk
kegiatannya adalah pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya)
dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat
reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah
datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas
atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah,
maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien
lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah  “Health
program for survival”. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan melalui
kuratif. Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama &
terapi simtomatis.
a. Bayi
 Mandiri:
 Pemberian vitamin K
 Obat tetes mata.
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus asfiksia berat

11
 Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore
 Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
 Pengobatan path kasus hipoglikemia
 Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA. diare dll.
Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu menderita
gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi pengobatan
antibiotika

b. Balita
 Mandiri:
 Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
 Balita dengan kasus BGM.
 Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus ISPA
 Pengobatan Dada kasus cacmgan
 Pengobatan pada kasus gizi buruk
 Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.
Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,
pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat
antibiotika.
c. Remaja
 Mandiri:
 Pengobatan path kasus dismenorhoe
 Pengobatan ~ada kasus anemia ringan.
 Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau
mukosa
 vagina dilakukan tindakan hecting.
 Kolaborasi:
 Pengobatan path kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus plour arbus

12
Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk
pemberian therapi hormonal.
d. PUS/WUS
 Mandiri:
 Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
 Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)

Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk


pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.
e. Ibu hamil
 Mandiri:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
 Pengobatan pada kasus anemia ringan.
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
 Pengobatan path abortus inleksiousus
 Pengobatan pada kasus anemia berat.
 Pengobatan pada kasus APB
 Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai
seperti jantung DM dll
Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat
tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.
f. Ibu Bersalin
 Mandiri:
 Manajemen Aktif Kala Ill
 Pengobatan path kasus atonia uteri.
 Ibu bersalin dengan ruftur pada servikslmukosa vagina/perineum
dilakukan tindakan hecting.
 Kolaborasi:

13
 Pengobatan pada kasus inersia uteri
 Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer).
Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi oksitosin 10 U.
g. Ibu Nifas
 Mandiri:
 Pengobatan pada sub involusi
 Kolaborasi:
 Pengobatan pada mastitis
 Pengobatan pada HPP sekunder
 Pengobatan pada kasus vaginitis
 Pengobatan path kasus abses payudara
Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan
kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau
Eritromysin).

2.4.4 Peningkatan kesehatan Upaya rehabilitatif


Upaya rehabilitatif Yaitu upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan
memulihkan kondisi atau mencegah kecacatan sasaran nya adalah kelompok
orang yang baru sembuh dari penyakit tujuan nya adalah pemulihan dan
pencegahan kecacatan (tertiary prevention) pada masa pemulihan bidan bekerja
sama dengan tenaga kesehatan ( dokter kandungan ) untuk mengobservasi
kemajuan kesehatan klient.
Contoh upaya rehabilitatif
1. pemulihan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
2. Latihan fisik yang tepat teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai
usaha pemeliharaan kesehatan
3. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca
sakit
4. mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan
5. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin
6. Pemenuhan gizi pada ibu nifas

14
7. Melakukan perawatan pasca operasi pada klient dengan tindakan persalinan
Caesar.
2.4.5 Peningkatan kesehatan Upaya resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan indi&idu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan se$ara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Upaya resosialisasi ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti . Kegiatan praktik kebidanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
oleh perawat mencakup hal-hal yang sangat luas, tentunya sesuai dengan tingkat
pelayanan kesehatan, dimana bidan kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi
secara umum kegiatan kebidanan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Memberikan asuhan kebidanan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok. kelompok khusus baik di rumah (home nursing) di sekolah (school
health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat
2. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka mengubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penganganan
lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
7. sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
kesehatan menggunakan proses kebidanan sebagai suatu pendekatan ilmiah
kebidanan.

15
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan kebidanan komunitas.
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan kebidanan dan
kesehatan.
12. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan
masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan


bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita
dalam keluarga di masyarakat. Sasaran pelayanannya diberikan baik
pada individu, keluarga, maupun masyarakat luas dengan
memperhatikan dan menghargai budaya dan nilai-nilai masyarakat
setempat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan
keluarganya. Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas
berupa
1. Upaya promotif yang lebih mengutamakan langkah promotif
dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil disarankan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi
dan balita dilakukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu,
2. Upaya prefentif adalah upaya promosi kesehatan untuk
mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah
imunisasi, pemeriksaan antenatal care,pos natal care,perinatal
dan neonatal,
3. Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan,
4. Upaya rehabilitatif merupakan upaya promosi kesehatan untuk
memelihara dan memulihkan kondisi atau mencegah kecacatan
sasaran nya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari
penyakit tujuan nya adalah pemulihan dan pencegahan
kecacatan (tertiary prevention) pada masa pemulihan bidan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan ( dokter kandungan )
untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klient,
5. Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat.

17
Berdasarkan lingkup pelayanan kebidanan komunitas dapat
memaksimalkan segala upaya pelayanan dibidang kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syahlan J. H (1996). Kebidanan komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya


Kemenkes RI.. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
Bahan ajar(017). promosi kesehatan. Jakarta : kemenkes RI
Dwi, Elly. (2018). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Kemenkes RI
El Sinta, Lusiana, et. All. (2017). Buku Ajar Komunitas. Padang : Penerbit Erka
Bahriyah, F dkk. 2017. Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi. Riau: Jurnal Endurance Vol 2 Nomor 2 Juni Tahun 2017:
113-118.
Notosoedirjo, M, & Latipun (2005) kesehatan mental : konsep dan penerapan.
Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit. Rineka cipta. Jakarta

https://id.scribd.com/document/256988619/Upaya-Promkes-Dalam-Pelayanan-
Kebidanan-Promotif
http://repo.unand.ac.id/22762/1/edit-kebidanan%20komunitas%20lusiana
%20edit.pdf
https://www.academia.edu/6556931/BAB_2_DEAL

19

Anda mungkin juga menyukai