Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASKEB KOMUNITAS
“Pembinaan Peran Serta Masyarakat”

Dosen Pembimbing:
Siti Maryam Hasibuan, S.Tr.Keb., M.K.M

Disusun oleh :

1. Feby Amalia (1901007)


2. Lisye
3. Ade Irma Fitri Yani (1901004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA MEDAN


PRODI D-III KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pembinaan Peran Serta
Masyarakat”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Askeb Komunitas.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, 02 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian.........................................................................................................................2
B. Dasar filosofi peran serta masyarakat...........................................................................2
C. Pendekatan peran serta masyarakat.............................................................................3
D. Elemen-elemen peran serta masyarakat.......................................................................3
E. Metode peran serta masyarakat.....................................................................................3
F. Bentuk-bentuk peran serta masyarakat........................................................................4
G. Faktor-faktor dalam peran serta masyarakat..............................................................4
H. Keuntungan peran serta masyarakat............................................................................5
I. Pembinaan peran serta masyarakat...............................................................................6
J. Upaya-upaya dalam pembinaan peran serta masyarakat............................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................................10

ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang
bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan serta
memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk
partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di
masyarakat.

Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan


kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil,
karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta
masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyakknya jumlah
anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu,
Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader
kesehatan, mau menjadi peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.

Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga swadaya
masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya. Bidan bersama sektor yang
bersangkutan menggerakkan masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu
proses pembentukkan organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan
prioritas dari kebutuhan tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi
atas sumber – sumber yang ada di masyarakat.

Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan


kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga
bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu peran serta masyarakat

1
mutlak di dalam suatu upaya kesehatantermasuk upaya kesehatan ibu dan anak. Upaya
kesehatan bukan oleh pemerintah saja, peran serta  masyarakat merupakan unsur mutlak
dalam kegiatan upaya kesehatan  kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi
masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri adalah kunci kelangsungan
pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan
nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat ( Melani N, 2009).
B. Rumusan Masalah
Pemerintah menempatkan bidan di desa-desa tetapi dengan fasilitas yang masih
kurang memadai serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatannya sendiri,
sehingga di butuhkan keterampilan bidan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dan berperilaku hidup sehat.

C. Tujuan
Untuk melatih mahasiswa agar dapat menempatkan diri di komunitas
masyarakat dan menggunakan kemampuannya untuk meningkatkan derajat
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

PERAN SERTA MASYARAKAT

A. Pembinaan peran serta masyarakat


Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat perlu dilakukan
melaluipengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
PKMD adalahrangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan berdasarkan gotong royong
dan swadanamasyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal masalah
ataukebutuhan yang dirasakan masyarakat terutama dibidang masyarakat agar
mampumeningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat

Kegiatan PKMD diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa dari masyarakatsendiri
dengan bimbingan dan pembinaan oleh pemerintah. Puskesmas sebagai
pusatpembangunan kesehatan ditingkat kecamatan dapat mengambil prakarsa untuk
bersama-sama sektor yang bersangkutan menggerakan peran serta masyarakat dalam
kegiatanPKMD.

B. PEMBINAAN DUKUN DAN PERAN KADER KESEHATAN DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Pembinaan dukun
a. Definisi
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang
wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara
tradisional. Keterampilan tersebut diperoleh secara turun temurun, belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan serta melalui tenaga kesehatan.

Dukun bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
mayarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (Meilani, Niken dkk., 2009).

Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada dukun bayi oleh tenaga
kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan,

3
terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat–alat persalinan dan
perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini
terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y., 2009).

Pembagian dukun menurut Depkes RI, dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Dukun bayi terlatih adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus

2) Dukun bayi tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

2. Pembinaan kader
a. Definisi Kader
merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat.
Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis
dan menghitung secara sedarhana.
b. Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1) Perilaku hidup bersih dan sehat
2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa
3) Upaya penyehatan di lingkungan
4) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
5) Permasyarakatan keluarga sadar gizi

C. Upaya-upaya dalam pembinaan peran serta masyarakat


Beberapa upaya yang dilakukan untuk melakukan pembinaan peran sertamasyarakat meliputi
pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat tidak mampu,pengorganisasian donor darah
berjalan, serta pelaksanaan pertemuan rutin gerakan sayangibu dalam promosi suami, bidan
dan desa siaga.

1. Pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat tidak mampu

4
Biaya kesehatan tidak hanya bersumber dari pemerintah, akan tetapi dapatbersumber
dari masyarakat sendiri. 2 bentuk pembiayaan kesehatan dari masyarakat,yaitu :
 Dana masyarakat yang bersifat aktif Adalah dana yang secara khusus digali atau
dikumpulkan oleh masyarakat untukmembiayai upaya kesehatan. Pendanaan tersebut
sering disebut sebagai dana sehat. Bisadikumpulkan lewat iuran, sumbangan, arisan
ataupun penyisihan hasil sumbangan.
 Dana masyarakat yang bersifat pasif Adalah dana yang sudah ada dimasyarakat dan
digunakan untuk membiayai upayakesehatan, diantaranya adalah dana sosial
keagamaan. Dana pasif dapat diperoleh denganmenyisihkan sebagian dana
keagamaan atau dana sosial.
2. Dana sehat
Dana sehat merupakan upaya pemeliharaan kesehatan perorangan, keluarga
danmasyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan yang dikumpulkan dari dan
olehmasyarakat berdasarkan semangat gotong royong serta cermat sesuai dengan
prinsip-prinsip asuransi.Sistem pendanaan dana sehat : penghimpunan dana sehat
dapat dilakukan denganberbagai cara sederhana. Sumber utama pendanaan adalah
iuran dari warga, misalnya Rp.1000,- per kepala keluarga setiap bulan. Sumber lain
yang merupakan sumber dana dariiuran-iuran yang tidak memberatkan masyarakat
seperti dana dari pungutan. Selain itu tarif pertolongan persalinan oleh
bidan ditentukan berdasarkan kesepakatan warga.
3. Donor darah berjalan
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desayang
ingin menyukseskan program desa siaga. Kegiatan ini dilakukan dalam
upayamenurunkan angka kematian ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu
hamil atau ibubersalin yang membutuhkannya.Secara umum proses pembentukan
donor darah berjalan hampir sama denganpembentukan dana sehat.hanya saja pada
tahap sosialisasi memerlukan bantuan daripalang merah indonesia (PMI) untuk
menjelaskan masalah donor darah agar masyarakatbertambah pengetahuannya serta
menghilangkan mitos-mitos yang selama ini berkembangdalam masyarakat mengenai
donor darah. Dengan demikian diharapkan dapat terjadipeningkatan peran serta
masyarakat dalam pelaksanaan donor darah.
4. Gerakan sayang ibu

5
Gerakan sayang ibu merupakansuatu gerakan yang dilaksanakan dalam
upayamembantu salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuanmelalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap penurunan angka
kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas sebagai
investasi untukmempersiapkan sumber daya manusia yang lebih sehan dan
berkualitas.Gerakan sayang ibu dicanangkan oleh pemerintah pada 22 desember
1996,bertepatan dengan hari ibu.
5. Suami siaga
Suami siaga merupakan bentuk pendampingan yang diberikan kepada ibu,
karenasalah satu orang terdekat dengan ibu adalah suami. Program suami siaga (suami
siap antar jaga) dikembangkan untuk mendukung program GSI. Suami menyiapkan
biaya pemeriksaandan persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan
melahirkan serta siapmenjaga dan menunggu istri melahirkan. Untuk menjadi suami
yang benar-benar siaga harus dibekali dengan pengetahuantentang beberapa hal :
a. upaya menyelamatkan ibu hamil
b. 3 terlambat : terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongandifasilitas
kesehatan.
c. 4 terlalu : terlalu muda saat hamil, terlalu tua saat hamil, terlalu banyak anak,
danterlalu dekat usia kehamilan.
d. transportasi siaga dan pentingnya rujukan. Dengan demikian prhatian suami
dankeluarga bertambah dan memahami dan mengambil peran yang lebih aktif
sertamemberikan kasih sayang pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan,
selamakehamilan, persalinan dan sesudah persalinan.Beberapa faktor spesifik yang
mempengaruhi partisipasi suami dalam perlindungankesehatan reproduksi ibu,
diantaranya sebagai berikut :
 budaya
 pendapatan
 tingkat pendidikan
6. Bidan siaga
Begitu suami siaga telah terbentuk, langkah selanjutnya adalah membentuk
bidansiaga. Dengan adanya bidan siaga ini, diharapkan pelayanan yang luar biasa
kepadamasyarakat dapat diberikan, khususnya dalam hal pelayanan selama

6
kehamilan, persalinandan nifas, serta dalam upaya menggerakkan masyarakat untuk
membentuk sistemtransportasi, donor darah, dan tabungan bersalin untuk mengatasi
kedawatdaruratan padasaat persalinan.
7. Desa siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dankemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan,bencana serta kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.Kriteria desa
siaga :
 Memiliki pelayanan kesehatan dasar
 Mempunyai forum masyarakat desa
 Mempunyai sedikit nya dua jenis upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat(UKBM) sesuai kebutuhan masyarakat setempat ( misalnya : Posyandu
dan Polindes )
 Ada pembinaan dari puskesmas yang mampu memberikan
pelayanankegawatdaruratan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, serta bayi baru lahir.
 Ada pengamatan kesehatan terus menerus yang berbaris masyarakat.
 Ada sistem siaga terhadap bencana oleh masyarakat.
 Ada pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
 Mempunyai lingkungan yang sehat.
 Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat.

Tahapan desa siaga

 Tahap PembinaanPada tahap ini telah ada forum masyarakat desa akan tetapi
kemungkinan belumaktif. Forum masyarakat desa yang ada biasanya dalam bentuk
kelompok-kelompok,misalnya kelompok yasinan, persekutuan doa, dan sebagainya.
Demikian jugadengan posyandu dan polindes, masih dalam tahap pertama.
 Tahap PertumbuhanForum masyarakat desa mulai aktif mengembangkan UKBM
sesuai dengankebutuhan masyarakat. Posyandu dan Polindes sudah berada pada tahap
madya.Pendampingan dari tim kecamatan atau sektor lain ( LSM ) masih di perlukan
untukmengembangkan kualitas.
 Tahap PengembanganPada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan lebih
aktif dan mampumengembangkan UKBM. Sistem kewaspadaan dini dari masyarakat
dalammenghadapi bencana dan kejadian luar biasa telah berjalan.

7
 Tahap ParipurnaPada tahap ini merupakan tahap terakhir dari desa siaga. Pada tahap
ini semuaindikator dalam kriteria desa siaga sudah terpenuhi. Masyarakat mampu
hidup danberperilaku hidup sehat.

D. Pengembangan program pemerintah


1. Polindes

Definisi Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta
masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan
ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh
pamong desa setempat.

2. Pos Obat Desa


 Pos Obat Desa adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat berupa upaya
pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat.
 Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan
sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana.

E. Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM)

Merupakan upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan


berdasarkan azas gotong royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan
mereka melalui perhimpunan dana secara pra upaya guna menjamin terselenggaranya
pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabiltatif. Pada dasarnya mencakup 3 hal pokok :

 Adanya kesepakatan untuk mengumpulkan dan dengan prinsip gotong


royong.
 Adanya upaya pengembangan bukti pemeliharaan kesehatan
 Adanya sistem pengolahan dana
a. Tabulin
Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada saat mulainya
kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah melahirkan. Tabungan ini
akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat
menghadapi persalinan terutama masalah kendala biaya sudah dapat teratasi. Secara

8
psikologis ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan dan karena
pengelolaan.
Tabulin ini biasanya oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, maka akan
menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Perlindungan pembiayaan kesehatan
sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada setiap fase kehidupannya
b. Dasolin
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang
mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut
saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi kalau misalkan
Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut.
Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan untuk
masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan
dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang
atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
c. Posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Upaya-upaya dalam pembinaan peran serta masyarakat bisa berupa bantuanbiaya bagi
masyarakat tidak mampu, pengorganisasian donor darah berjalan, sertapelaksanaan
pertemuan rutin gerakan sayang ibu dalam promosi suami, bidan dan desa siaga serta
pembinaan dukun bayi dan kader di masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Green, E.C. 1986. Practicing Development Anthropology. Boulder and London:


Westview

Leonard Seregar. 2002. Antorpologi dan Konsep Kebudayaan.. Jayapura : Universitas


Cendrawasih Press

Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta:


Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

Rhoades, R.E. 1986. Breaking New Ground: Agricultural Anthropology. Dalam: Green
Ed.

Suparlan, Pasurdi. 1995. Antropologi dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press

Linda V Walsh. 2001. Midwivery Community Based Care. Philadelpia: WB Saunders


Company

Pudiastuti. 2011. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuhamedik

11

Anda mungkin juga menyukai