Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih,

yang terjadi karena adanya perkawinan, hubungan darah dan adopsi. Dimana

dalam membentuk keluarga yang harmonis diperlukan suatu konsep

kebersamaan. Dalam keluarga inti, konsep kebersamaan antara lain mencakup

saling memberi, menyayangi dan berusaha memahami dan lain sebagainya

baik terhadap istri, suami dan anak (Nita Ceptiana, 2010)

Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada

berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut

mereka hadapi karena ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan

dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga

tentang masalah kesehatan.

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan merupakan asuhan

kebidanan komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu

permasalahan kesehatan.

Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di

Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi

lebih dan obesitas mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial

ekonomi menengah ke atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini Indonesia

1
tengah menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena

mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di

masa mendatang (Depkes RI, 2007).

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa


dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga
uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri
anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti
halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila
makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Kadar gizi
yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan
badanyang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini
mencakup pula pertumbuhan otak yang  sangat
menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang  paling
terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan.
Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-
gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan
makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
Dari data pengkajian yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2017

sampai 25 Desember 2017 dipilih keluarga intensif yaitu keluarga Tn. D

alasan penyusunan memilih keluarga Tn. D sebagai keluarga intensif karena

pada keluarga ini terdapat masalah kesehatan yang berhubungan dengan

2
kebidanan dan dapat mengancam kesehatan keluarga. Dengan adanya

masalah-masalah diatas, mendorong penyusun untuk melakukan pembinaan

lebih lanjut supaya dapat membantu keluarga dalam memecahkan masalah

yang sedang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan dengan

baik.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Membantu keluarga Tn. D dalam mengupayakan hidup sehat sehingga

mencapai derajat keseshatan yang optimal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan

kesehatan ibu dan anak pada keluarga Tn. D

b. Menentukan masalah yang ada pada keluarga Tn.D dan

memprioritaskan masalah nya

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah

e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga

Tn.D dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang

kesehatan

3
C. Metode

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam sebuah keluarga adalah dengan diadakannya penyuluhan

dan konseling.

Langkah Kerja :

1. Mengakaji masalah-masalah kesehatan keluarga

a. Mengumpulkan data kesehatan keluarga

b. Menganalisis data

c. Menentukan masalah-masalah kesehatan dalam keluarga

2. Membuat rencana dan strategi dalam memberikan asuhan kebidanan

komunitas bersama masyarakat.

a. Menentukan perumusan masalah dalam keluarga sesuai dengan

prioritas masalah

b. Menentukan tujuan kesadaran komunitas masyarakat

c. Menentukan dan menyusun tindakan kebidanan dengan

menggunakan sumber yang ada

3. Menentukan kriteria dan standar kebersihan kebidanan komunitas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada kesehatan keluarga.

a. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada masyarakat

sesuai dengan masalah yang ada

b. Bersama keluarga mencari jalan keluar bagi masalah keluarga

khususnya tentang masalah kesehatan

5. Bersama keluarga mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan

4
kesehatan yang telah dilaksanakan.

D. Langkah Kerja

1. Mengumpulakan data yaitu dengan wawancara langsung ke rumah

kepala keluarga menggunakan kuesioner.

2. Mengolah data pada lembar yang telah tersedia.

3. Merumuskan masalah dan memprioritaskannya.

4. Membuat asuhan kebidanan pada keluarga intensif, meliputi subjektif,

obyektif, assasment, planning.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas

1. Pengertian Kebidanan Komunitas

Istilah kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa

istilah yaitu : bidan di komunitas adalah bidan yang bekerja

memberikan pelayanan kepada keluarga dan masyarakat disuatu

wilayah tertentu. Kebidanan merupakan istilah kebidana0pn

mencangkup segala pengetahuan yang dimiliki bidan dan bentuk-

bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan dengan tujuan untuk

menyelamatkan ibu, bayi dan keluarga.

Komunitas (community) artinya masyarakat terbatas yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dan batas-batas geografi yang jelas,

denan norma dan nilai yang melembaga, misalnya kelompok ibu

hamil, ibu nifas, kelompok bayi, kelompok balita (effendy 1998).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup

berintraksi dan bergantung serta bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Jadi dapat disimpilkan bahwa kebidanan komunitas adalah bentuk-

bentuk pelayanan kebidanan yang telah dilakukan diluar bagian

pelayanan berkelanjutan yang telah diberikan dirumah sakit dengan

menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di

masyarakat.

6
2. Sasaran Kebidanan Komunitas

a. Sasaran umum

Lembaga swadya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat tokoh,

tokoh masyarakat, dan kelompok masyarakat.

b. Sasaran khusus

Perempuan selama dalam siklus kehidupan, yaitu mulai sejak

konsepsi sampai lanjut usia. Agar pelayanan kebidanan

dikomunitas tepat sasaran, maka bidan harus menerapkan prinsip

asuhan kebidanan dikomunitas yaitu :

1) Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi kesehatan

masyarakat sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang

mendukung peran kebidanan komunitas.

2) Berepedoman pada etika propesi kebidanan yang menunjang

harkat dan martabat kemampuan klien.

3) Ciri kebidanan komunitas adalah mengunakan populasi sebagai

unit analaisa populasi tersebut berupa kelompok sasaran yang

terdiri atas jumlah perempuan, jumlah kepala keluarga, jumlah

neonatus, dan jumlah balita.

4) Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama dengan

berbagai mitra, seperti, PKK, kader kesehatan, perawat, dokter,

dan lain-lain.

3. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas

a. Tujuan umum

7
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kesehatan dan

kesejahteraan perempuan di wilayah kerja bidan.

b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai

dengan tanggung jawab bidan.

2) Meningkatkan pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,

perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu.

3) Menurunkan jumlah kasus yang berkaitan dengan risiko

kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.

4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

5) Membangun jenjang kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh

masyarakat setempat atau terkait.

4. Ruang Lingkup Dan Jaringan Pelayanan Bidan Komuitas

Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas,meliputi upaya-

upaya peningkatan kesehatan (promotif),pencegahan

( preventif),diagnosa dini dan pertolongan tepat guna,meminimalkan

kecatcatan, pemulihan kesehatan ( rehabilitasi).

a. Promotif

Menurut WHO promosi kesehatan adalah suatu proses membuat

orang mampu meningkatkan kontrol terhadap perbaikan

kesehatan,baik dilakukan secara

induvidu,keluarga,kelompok,maupun masyarakat. Upaya promotif

8
di lakukan antara lain dengan memberikan penyululuhan

kesehatan, peningkatan gizi,pemeliharaan kesehatan

perorangan,pemeliharaan kesehatan lingkungan, pemberian

makanan kesehatan tambahan, rekreasi dan pendidikan seks.

b. Preventif

Ruang Lingkup preventif ditujukan untuk mencegah

terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan

induvidu,keluarga,kelompok dan masyarakat.Upaya prepenti dapat

dilakukan diantaranya dengan melaksanakan imunisasi pada

bayi,balita dan ibu hamil.Pemeriksaan kesehatan berkala melalui

posyandu,puskesmas,maupun kunjungan rumah pada ibu ifas dan

balita.pemberian tablet darah dan selama ibu hamil.

c. Diagnosa Dini

Diagnosa dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya

untuk membantu menekan angka kesakitan,kematian ibu,bayi dan

keluarga.Misalnya ada ibu hamil melakukan cara deteksi dini yaiu

dengan kontrol kehamilan secara rutin agar bisa dilakukan tindakan

pertolongan segera supaya secara teratasi.

d. Meminimalkan Kecacatan

Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan

untuk merawat dan memberikan pengobatan induvidu,keluarga

atau kelompok orang yang menderita penyakit.Upaya yang bisa di

lakukan diantaranya dengan perawatan payudara ibu nifas dengan

9
bendungan ASI,perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di

rumah dan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

e. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitasi)

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang

dirawat di rumah, maupun kelompok tertentu yang menderita

penyakit, misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba,

penderita TBC dengan latihan nafas dan batuk efektif.

f. Kemitraan

Dalam pemberian asuhan kebidanan di komunitas, bidan

harus mempunyai pandangan bahwa masyarakat adalah mitra

dengan fokus utama anggota masyarakat. Anggota masyarakat

sebagai intinya dipengaruhi oleh subsistem komunitas yaitu

lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi ekonomi

serta rekreasi. Salah satu cara untuk memahami dan mempelajari

subsistem-subsistem tersebut adalah dengan membimbing,

menggerak, dan memperdayakan masyarakat melalui kemitraan.

Kemitraan bidan komunitas dapat dilakukan dengan LSM

setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok

masyarakat yang melakukan upaya untuk mengendalikan individu

ke lingkungan keluarga masyarakat. Terutama pada kondisi dimana

stigma masyarakat perlu dikurangi ( misalnya penderita TBC,

pecandu narkoba, dan korban pemerkosaan).

10
5. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Komunitas

Peran tanggung jawab bidan dikomunitas meliputi kemampuan

menilai tradisi, budaya, nilai-nilai, dan norma hukum yang berlaku

dimasyarakat. Dengan memiliki kemampuan tersebut bidan akan

mempunyai kemampuan dalam memberikan penyuluhan dan

pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat,

sehingga bidan mampu bertindak secara profesional, yaitu mampu

memisahkan niali-nilai masyarakat dengan nilai-nilai atau keyakinan

pribadi, bersifat tidak menghakimi, tidak membeda-bedakan, dan

menjalankan standar prosedur kepada semua orang yang diberikan

penyuluhan. Tanggung jawab di komunitas meliputi beberapa hal

yaitu:

a) Menjaga pengetahuannya tetap up to date, berusaha terus

menerus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dn

kemitraan.

b) Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadi dan

tidak berupaya untuk bekerja meliputi wewenangnya dalam

memberikan playanan klinik.

c) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta

konsekuensi dari keputusan

d) Berkomunikasi dan bekerja sama dengan pekerja profesional

lainnya (perawat, dokter dan lainnya), dengan rasa hormat dan

martabat.

11
e) Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehetan dan

rumah sakit pendukung untuk memastikn sistem rujukan yang

opttimal.

f) Melakukan pemantauan mutu yang mencakup penilaian

sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus,

dan Audit Maternal dan Perinatal (AMP).

g) Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk

meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan

h) Menjadi bagian upaya untuk meningkatkan status perempuan

serta kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur

yang terbukti merugikan perempuan.

6. Lingkungan

Penduduk indonesia hidup dalam lingkungan produktif yang

lingkungan yang bebas dari populasi, tersedia air bersih, sanitasi

lingkungan yang memadai, perumahan dan permukiman yang sehat,

serta masyarakat yang saling tolong menolong, sehingga terwujud

keadaan sehat. Pemikiman yang sehat meliputi ciri sebagai berikut :

a. Terpeliharanya tempat-tempat umum dan institusi yang

terutama.

b. Terpeliharanya kebersihan lingkunga rumah, seperti lantai

rumah yang bersih, sampah tidak berserakan, dan saluran

pembuangan air limbah terawat dengan baik.

c. Membuka jendela setiap hari.

12
d. Memiliki kecukupan akses air bersih (untuk minum, masak,

mandi, dan mencuci.

e. Mempunyaai pola pendekatan pembedayaan masyarakat untuk

memenuhi sanitasi dasar (ada jamban, mandi di tempat

khusus).

7. Perilaku massyarakat

Perilaku masyarakat harus bersifat produktif yaitu perilaku untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya

pnyakit, dan berpasitipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Masyarakat dapat menolong diri sendiri untuk mencegah dan

menanggulangi masalah kesehatan, mengupayakan lingkungan sehat,

memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM).

Upaya mencegah adalah mengupayakan agar sehat dalam

mempraktikan gaya hidup sehat dan prilau hidup bersih dan sehat,

termasuk pola makan dengan gizi seimbang, menjaga kebersihan

pribadi, berolahraga, menghindari kebiasaan buruk, serta berperan

aktif dalam membangun kesehatan masyarakat (promotif dan

preventif).

Upaya menanggulangi adalah mengupayakan agar yang terlanjur

sakit atau mengalami gangguan gizi tidak semakin parah, tidak

menular orang lain, dan bahkan dapat disembuhkan, serta dipulihkan

kesehatannya dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

13
bermutu tanpa ada hambatan yang bersifat ekonomi maupun non

ekonomi.

B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Keluarga Rawan (KK

Intensif)

Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah metode

yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-

langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk

menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.

Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara

berurutan yaiitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah

rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan.

Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani

kesehatan ibu, anak dan KB di komunitas, penerapan manajemen

kebidanan komunitas (J.H. Syahlan, 1996).

1. Identifikasi masalah

Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di

masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan

masalah kesehatan di desanya terutama yang di tunjukan pada

kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data

dilakasanakan secara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data

tidak langsung ke masyarakat ( data obyektif).

14
a. Data subyektif

Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang

diterima dari masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan

melalui wawancara terhadap individu atau kelompok yang

mewakili masyarakat.

b. Data obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi

pemeriksaan dan penelahan catatan keluarga, masyarakat dan

lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan

data obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang

keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai

sasaran pemeriksaaan.

2. Analisa dan Perumusan Masalah

Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis.

Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan

masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas. Dari data yang

dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban

tentang:

a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan

lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan

kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang

berpengaruh terhadap kesehatan

b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan

15
balita

c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya

d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat

e. Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa

yang mencangkup masalah utama dan penyebabnya serta

masalah potensial.

3. Diagnosa potensial

Diagnosa yang mungkin terjadi

4. Antisipasi penanganan segera

Penanganan segera masalah yang timbul

5. Rencana (intervensi)

Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana

pelaksanaan dan evaluasi

6. Tindakan (implementasi)

Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencangkup rencana

pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan di capai

7. Evaluasi

Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara haasil yang

dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.

C. Definisi Keluarga

16
Keluarga adalah sebagian orang yang wajib untuk kita sayangi,

karena keluarga adalah segala- galanya dalam hidup kita, maka dari itu

kita wajib menghormati antara keluarga. Banyak orang atau anak yang

tidak saling menghormati dalam keluarga mereka, itu dikarenakan

kurangnya rasa saling menyanyangi dalam diri mereka. Maka dari itu

tumbuhkan ketidak pedulian dalam diri dan lingkungan keluarga yang

menyebabkan ketidakharmonisan suatu keluarga.

Keluarga berasal dari bahasa sankekerta’’kulawarga ;’’ras’’ dan

‘’warga’’yang berarti ’’anggota‘’ atau seseorang atau anggota yang

terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.

Keluarga merupakan unit terkecil mayarakat yang terdiri atas

kepala kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan yang saling

ketergantungan. Didalam keluarga terdapat dua pribadi yang tergabung

karena hubungan darah,hubungan perkawinan dan pengangkatan. Di

hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di

dalam perannya masing-masing dan mencipkan serta mempertahankan

suatu kebudayaan. Dalam hal ini ada beberapa pembagian kelompok

keluarga yaitu, keluarga inti dan keluarga konjugal. Keluarga inti adalah

terdiri dari suami, istri dan anak anak. Sedangkan keluarga konjugal

adalah yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan anak) dan anak anak

mereka, dimana dalam hal ini terdapat interaksi dengan kerabat dari salah

satu atau dua pihak keluarga. Selain itu juga ditarik atas dasar garis

17
keturunan di atas keluarga aslinta. Keluarga luas ini meliputi hubungan

anatr a paman, bibi, keluarga kakek,dan juga keluarga nenek.

Keluarga adalah lembaga sosial dari mana semua lembaga atau

pranata sosial lainnya berkembang. Di masayarakat manapun di dunia,

keluarga merupakan kebutuhan mnusia yang universal dan menjadi pusat

terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.

Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau

keluarga inti ( konjugal family) dan keluarga kerabat ( consanguine

family). Congjugal family atau keluarga batih didasarkan atas ikatan

perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri dan anak anak mereka

yang belum kawin. Lain halnya dengan konsanguine family. Keluarga

hubungannta kerabat sedarah atau consinguine family tidak didasarkan

pada pertalian kehidupan suami istri melainkan pada pertalian darah atau

ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari

hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada satu

rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan.

’’Kesatuan keluarga consanguine ini disebaut juga sebagai extended amily

atau keluarga luas’’ Fungsi keluarga

Beberapa fungsi keluarga adalah

a. Fungsi pengaturan keturunan

Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa

kebutuhan seks dapat dipuaskan tanpa adanya prekreasi

18
(mendapatkan anak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi,

abortus dan teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak

membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan, tetapi semua

masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi

karena fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk

kelangsungan hidup manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial

manusia dan bukan hanya sekedar kebutuhan biologis saja. Fungsi

ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sosial, misalnya

dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan harta kekayaan,

serta pemeliharaan pada hari tuanya pada umumnya masyarakat

mengatakan bahwa perkawinan tanpa menghasilakan anak

merupakan suatu kemalangan karena dapat menibulkan hal-hal

yang negatif. Bahkan ada yang berpendapat bahwa semakin banyak

anak semakin banyak mendapatkan rezeki, terutama hal ini dianut

oleh orang-orang cina dan dihubungkan dengan keagamaan, karena

semakin banyak anak semakin banyak yang memuja arwah nenk

moyangnya.

b. Fungsi sosialisasi atau pendidikan

Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai

pertumbuhan anak hingga terbentuknya persinalitynya. Anak-anak

lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berparsitipasi maka

harus disosialisasikan oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang

ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus

19
belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak

layak dalam masyarakat.

c. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi

Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan

dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali

dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-

anggotanya.Jadi,keluarga bertindak sebagai unit terkoordinir dalam

produksi ekonomi.Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri

rumah di mana semua anggota keluarga terlibat didalam kegiatan

pekerjaan atau mata pencaharian yang sama dengan adanya fungsi

ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya

sekedar hubungan yang di landasi kepentingan untuk melanjutkan

keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai system

hubungan kerja.Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga,

tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja.Jadi, hubungan suami istri

dan anak-anak dapat di pandang sebagai teman sekerja yang sedikit

banyak juga di pengaruhi oleh kepentingan–kepentingan dalam

kerja sama.Fungsi ini jarang sekali terlihat pada keluarga di kota

dan bahkan fungsi ini dapat di katakan berkurang atau hilang sama

sekali.

d. Fungsi Pelindung

Fungsi pelindung ini adalah melindungi seluruh anggota

20
keluarga dari berbagai bahaya yang di alami oleh suatu warga.

Dengan adanya Negara, maka fungsi ini banyak di ambil oleh

instansi Negara.

e. Fungsi Penentuan Status

Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang

besar, maka keluarga akan mewariskan status pada tiap–tiap

anggota atau induvidu sehingga tiap–tiap anggota mempunyai hak

istimewa.Perubahan status ini melalui perkawinan. Hak-hak

istimewa keluarga, misanya menggunakan hak milik tertentu, dan

lain sebagainya. jadi,status dapat di proleh melalui assign status

maupun ascribed status.Assign status adalah status social yang

diperoleh seseorang di dalam lingkungan masayarakat yang bukan

di dapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan

masyarakat.

f. Fungsi pemeliharaan

Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara

anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini

pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat

membebani keluarga dengan bertanggung jawaban khusus terhadap

anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring

dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan

kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai

banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga

21
masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus

melayani orang-orang jompo.

g. Fungsi afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan

kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukan

bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak

yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian dan

mendpatkan kasih sayang. Disisi lain, ketiadaan afeksi juga akan

menggrogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup.

D. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari :

a. Partlinear : Keluarga, dimana hubungan keluarga disusun oleh garis

ayah

b. Martlinear : Keluarga, dimana hubungan keluarga disusun menurut

garis ibu

c. Partiolokal : sebuah keluarga yang tempat tinggalnya bersama keluarga

suami

d. Martriolokal : sebuah keluarga yang tempat tinggalnya bersama

keluarga ibu

E. Ciri-ciri keluarga

1. Diikat dalam satu tali pertalian

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

22
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota

5. Ada pengambilan keputusan

6. Kerjasama diantara anggota keluarga

7. Komunikasi, interaksi antara anggota keluarga

8. Tinggal dalam satu rumah

F. Tipe-tipe keluarga

1. Tradisional

a. Nuclear family atau keluarga inti

Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-

sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya

dapat bekerja diluar rumah.

b. Reconstituded nuclear

Pembetukan baru daro keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya

baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru.

c. Niddle age atau aging caupel

Suami sebagai pencari uang istri dirumah atau kedua-keduanya

bekerja dirumah anak-anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah atau perkawinan/meniti karier.

d. Keluarga dyad/dyade nuclear

Suami istri tanpa anak

23
e. Singel parents

Satu orang tua (ayah atau ibu dengan anaknya)

f. Dual carrier

Suami istri/keduanya orang karier tanpa anak

g. Commuter merried

Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

h. Single adult

Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan kawin.

i. Extended family

1,2,3, generasi bersama dalam satu rumah tangga

j. Keluarga usila

Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah

2. Non Tradisional

a. Communie family Page 2

Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu, sumber yang sama,

pengalaman yang sama

b. Cohibing Coiple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

c. Homoseksual/lesbian

Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri

d. Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-

24
panti

e. Keluarga orang tua

Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan baik.

G. Manajemen Kebidanan pada Keluarga

Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan oleh bidan

dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta

melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dalam gangguan

kesehatan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara

berurutan yaitu identifikasi masalah, analisa dan rumusan masalah,

rencana dan tindakan penatalaksanaan serta evaluasi hasil tindakan.

Manajemen kebidanan juga diinginkan oleh bidan dalam menangani

kesehatan ibu, anak, danKB komunitas. Penerapan manajemen kebidanan

komunitas (J.H.Syahlan, 1999)

1. Data Subyektif

Data Subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima

dari masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui

wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan dan

masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang

mewakili masyarakat.

2. Data Obyektif

Data obyektifadalah data yang diperoleh dari observasi

pemeriksaan dan penelaah satatan keluarga, masyarakat dan lingkungan.

25
Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data obyektif ini

adalah pengumpulan data atau catatan tentang kesehatan desa dan

pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.

3. Analisa

Analisa adalah diagnosa yang mungkin akan terjadi.

4. Penatalaksanaan

Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan rencana

pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan tindakan yang dilakukan bidan di

komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai. Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan

antara hasil yang akan dicapai dengan tujuan yang dituju.

BAB III

26
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

RT : 21

Nama Pewawancara : Devina Riadi

Desa dan Kelurahan : Gunung Mojo / Argosari

Tanggal : 28 November 2016

Kecamatan : Sedayu

Kabupaten : Bantul

Nama Responden :1. Tn.“A”

2. Ny.“A”

3. An.”K”

4. An.”D”

A. DATA SUBYEKTIF

STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

Struktur Keluarga

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A

27
b. Umur : 36 Tahun

c. Jenis kelamin : laki-laki

d. Agama : islam

e. Pendidikan : STM

f. Pekerjaan : wirausaha

g. Pendapatan : Rp.3.000.000

h. Alamat : Gunungmojo

i. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

j. Daftar anggota keluarga

Hub IMUNISASI
L/ Gol Umur Penda Agam Peker BC HB DPT Poli Cam
Nama Keluar
P Darah Thn patan a jaan G o pak
ga 1,2,3 1,2,3

Tn.”A” Suami L A 36 thn Rp.3.0 Islam wirau

00.000 saha

Ny.”A” Istri P O 33 thn Rp. Islam wirau

3.000.0 saha

00

An.”K” Anak P A 16 thn - Islam pelaja  √ √ √ √

An.”D” Anak L A 3 thn - Islam - √ √ √ √ √

k. Tipe keluarga : Konjugal family

28
l. Genogram (minimal 3 generasi) :

63 59 62 60

400 36 30 38 33
00

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

Angka : umur dalam tahun

2. Sifat Keluarga

a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan : Ayah

b. Kebiasaan hidup sehari-hari

1) Kebiasaan makan

a) Waktu makan : Teratur

b) Frekuensi makan: 3 kali/hari

29
c) Jenis makanan

• Makanan pokok :Nasi

• Lauk-pauk : Tahu, Tempe, Telur, Ayam

• Sayuran : Bayem, Sop, dll.

• Buah-buahan : Pisang, Salak, dll.

• Susu :Selalu

• Makanan tambahan/ selingan :Ada

Jika ada, sebutkan :snack

d) Cara pengolahan makanan

• Memenuhi syarat makanan : Ya

• Menu dalam seminggu :Bervariasi

Alasan :Biar tidak bosan

e) Makan garam beryodium :Ya

f) Kebiasaan cuci tangan :

• Sebelum makan :Ya dengan air/sabun/lain-lain

• Sesudah makan :Ya dengan air/sabun/lain-lain

g) Makanan pantangan dalam keluarga: Tidak ada

h) Kebiasaan minum keluarga :

• Jenis minuman dan jumlah gelas/hari

air putih: 6 Gelas teh: - Gelas

kopi: - Gelas lain-lain: - Gelas

• Contoh menu keluarga : Nasi, Tempe, Telur, Tahu, dll

30
2) Sarana hiburan keluarga :Ada, jenis ; TV, radio

3) Tempat BAK dan BAB keluarga :

a) Tempat BAB : WC pribadi

b) Tempat BAK : WC pribadi

4) Hygiene perorangan/keluarga :

a) Kebiasaan mandi : 2 kali/hari

b) Kebiasaan gosok gigi : ya, frekuensi : 2 kali/hari

c) Kebiasaan mencuci rambut: ya, frekuensi : 3 kali/minggu

d) Penggunaan alas kaki: ya

KEBIASAAN NAMA

NO YANG ANGGOTA ALASAN KET.

MERUGIKAN KELUARGA

1. Merokok Tn.”A” Kebiasaan -

2. - - - -

5) Kebiasaan keluarga yang merugikan (merokok)

FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA DALAM KELUARGA

1. Penghasilan

Penghasilan dalam satu bulan

a. Suami = Rp. 3.000.000

b. Istri = Rp. 3.000.000

c. Jumlah = Rp. 6.000.000

31
2. Kegiatan sosial kemasyarakatan

a. Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan : Lain-lain :

anggot masyarakat

b. Partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan : Aktif

3. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya :

a. Tujuh bulanan untuk ibu hamil : ya

b. Puputan : ya

c. Lain-lain : tidak ada

RIWAYAT KESEHATAN DALAM KELUARGA

1. Riwayat kesehatan anggota keluarga (tiga bulan terakhir)

Nama Anggota Upaya


No Jenis Penyakit Ket.
Keluarga Penanggulangan

1. - - - -

2. - - - -

2. Kebiasaan memeriksakan diri

a. Waktu : bila sakit

b. Tempat : Puskesmas

c. Alasan : merasa sudah cocok

3. Kesehatan ibu dan anak

a. Riwayat Kehamilan Yang Lalu (Bila Ibu Sedang Hamil)

32
Jum. Cara

No Kehamilan UK Pemeriksaa Keluhan Mengatas Hasil

n i

b. Riwayat Persalinan (Bila Ada Ibu Nifas)

Tempat Penolong
No Persalinan Proses Persalinan Keterangan
Bersalin Persalinan

c. Ibu Hamil : Tidak Ada (Bila Tidak Ada Ibu Hamil, Form

Tidak Diisi)

1. Umur Kehamilan :-

2. Kehamilan ke :-

3. Jarak Kehamilan :-

4. Frekuensi periksa :-

5. Tempat periksa :-

6. Alasan memilih tempat periksa :-

7. Tujuan pemeriksaan kehamilan :-

8. Sumber informasi kesehatan :-

9. Pola makan ibu hamil :-

10. Makanan tambahan untuk makanan yang mengandung zat

33
besi : -

11. Makanan pantangan : -

12. Status gizi ibu hamil :-

13. Obat-obat yang diminum selama hamil : -

14. Status imunisasi TT :-

15. Penyakit yang menyertai kehamilan :-

16. Pemeriksaan ibu hamil :-

17. Pelayanan yang diterima selama kehamilan : -

18. Rencana persalinan ditolong oleh :-

19. Pendidikan kesehatan ibu hamil yang berhubungan

dengan kehamilan, persalinan, ibu menetaki dan balita

:-

20. Tempat bumil mendapatkan pendidikan kesehatan : -

21. Ibu hamil/ nifas dapat menjelaskan jumlah makanan yang

benar selama kehamilan:-

d. Ibu Nifas : Tidak Ada (Bila Tidak Ada Ibu Nifas, Form

Tidak Diisi)

1. ASI :-

2. Lama laktasi : -

3. PASI :-

4. Perawatan masa nifas : -

5. Keluhan masa nifas :-

34
6. Nafsu makan :-

7. Bayi dirawat oleh :-

8. Gangguan kesehatan bayi : -

9. Jenis gangguan :-

10. Cara mengatsi :-

11. Lama nifas :-

12. Makanan pantangan selama nifas : -

e. Ibu Yang Menyusui (Ibu Yg Mempunyai Anak Usia 0-2 Th) : Tidak

Ada( Bila Jawabannya Tidak, Form Tidak Usah Di Isi)

1. Ibu masih menyusui anaknya :-

2. Jika ibu masih menyusui rencana lama pemberian ASI-nya : -

3. Pemeriksaan fisik ibu menyusui :-

f. KeluargaBerencana : Ada

1. Pasangan Usia Subur : Ada

2. Umur PUS : 33 Tahun

3. Pernah pendengar KB :

pernah

4. Ke ikut sertaan KB : ya

5. Data Keluarga Berencana

(cek pada kartu KB):-

N Nama Alat Alasa Jenis Cara Tempat Juml

o Anggo kontrase n Ganggu Mengat Kontrol ah

ta psi yang an asi Anak

35
Keluar digunak

ga an
1 Ny.” IUD Tidak - - puskes 1

A” ingin mas

tamb

ah

anak.

g. Pemeriksaan Bayi dan Balita (form diisi baik, sedang memiliki bayi

atau tidak)

1. Mempunyai bayi : tidak

2. Mempunyai balita : ya, berapa orang 1

3. Pemeriksaan/kunjungan ke: Posyandu, puskesmas

4. Pemeriksaan dilakukan : kalau sakit

5. Frekuensi pemeriksaan : 1kali/bln

6. Mempunyai Buku KIA : punya

7. Buku KIA di isi oleh : bidan

8. Menimbang bayi : teratur

9. Menimbang balita : teratur

10. Berat badan bayi/balita hasil penimbangan di KMS : Meningkat setiap

bulan

11. Status imunisasi : Lengkap

12. Status gizi bayi (berdasarkan KMS/Buku KIA) : baik

13. Status gizi balita (berdasarkan KMS/Buku KIA) : baik

36
14. Pemberian tablet vit. A : Sudah : 2kali

15. Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari : Makanan pokok

saja, makanan pokok + protein hewani, nabati

16. Pengadaan makanan untuk bayi: Memasak sendiri

17. Pemberian makanan tambahan :Ada, jenis : bubur, susu, kacang

hijau, roti

18. Makanan pantangan bayi/balita :Tidak

19. Pertumbuhan dan perkembangan (Tumbang) bayi dan balita :

a. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita menurut ibu

:Normal

b. Ibu/ keluarga mengetahui cara-cara menstimulasi dan

mendeteksi dini tumbang pada balita :Ya

c. Informasi tentang stimulasi dan deteksi dini tumbang dari :

Media cetak,TV.

h. Observasi Bayi/Balita (Diisi Sesuai Usia Bayi/Anak Balita) :

1. Anak berusia 0-3 bln

Dapat menggerakkan kedua tungkai dan lengan sama mudahnya

teknik terlentang/Memberikan reaksi dengan melihat kesumber

cahaya/Mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara/Membalas

senyuman

2. Bayi/balita berusia 3-6 bln :

Mengangkat kepala dengan tegak pada posisi terlungkup/Meraih benda

37
yang menarik/mainan yang terjangkau olehnya/Menengok kearah

sumber suara/Mencari benda yang dipindahkan

3. Bayi/balita burusia 6-9 bln :

Ketika didudukkan, biasa mempertahankan posisi duduk dengan

kepala tegak/Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang

lain/Tertawa, berteriak bila melihat benda yang menarik/Makan biscuit

tanpa dbantu

4. Bayi/balita umur 9-12 bln :

Berjalan dengan berpegangan/Mengambil Mengambil benda kecil

sebesar biji jagung dan meraupnya/Mengatakan dua satu kata yang

sama, seperti papa, mama dll/Dapat bermain cilukba

5. Bayi/balita berusia 12-18 bln :

Berjalan sendiri tanpa jatuh/Mengambil biji kecil sebesar biji jagung

dengan ibu jari dan telunjuknya (menjepit)/Mengungkapkan keinginan

secara sederhana seperti : mimik, mam meme, ee dll/Minum sendiri

dari gelas tanpa tumpah

6. Bayi/balita berusia 18-24 bln :

Berjalan mundur sedikitnya 5 langkah/Mencore-coret dengan alat

tulis/Menunjuk nama dan menunjuk satu anggota tubuh dengan

38
benar/Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga

7. Bayi/balita berusia 2-3 th :

Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit dua

hitungan /Meniru membuat garis lurus /Menyetakan keinginan paling

sedikit dua kata /Menyatakan keinginan BAK dan BAB.

8. Bayi/balita 3-4 thn :

1 . Berjalan jinjit paling sedikit 5 langkah: Ya

2 . Meniru membuat gambar lingkar: Ya

3 . Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 5 warna

4 . Mematuhi peraturan sederhana dalam peraturan: Ya

9. Bayi/balita4-5 thn :

Melompat dengan satu kaki/Mengancingkan kancing

baju/celana/Bercerita seperti anak rata-rata sebayanya/Menolong dan

mengerjakan tangan tanpa bantuan

10. Hasil observasi perkembangan kemampuan balita :Normal (lebih satu

sama dengan 3 karakteristik yang ada)

11. Status kesehatan bayi/balita :

 ISPA

 Bayi/balita yang menderita batuk pilek dalam 3 bulan

terakhir :Tidak

 Batuk pilek bayi/balita pernah disertai tanda-tanda bahaya

39
: Tidak

 Tindakan yang dilakukan Ibu, balita batuk pilek :

Memberi obat

 Pola penanggulangan batuk pilek :Cukup

 Ibu/Bapak pernah mendapatkan penyuluhan tentang

pencegahan ISPA : Pernah

 Pola pencegahan ISPA yang diketahui Bapa/Ibu : Cukup

Sumber informasi Ibu/Bapak :

1. Media elektronik

2. Tenaga Kesehatan

 DIARE

 Bayi/balita pernah menderita diare dalam 2 bln terakhir : Tidak

 Faktor resiko diare yang ada pada anak bayi/balita : Kurang

gizi

 Tindakan Ibu/Bapak bila anak menderita diare :

1. Memberikan minum lebih banyak dari biasanya

2. Memberikan makan seperti biasanya

3. Membawa kepetugas kesehatan jika kondisi semakin

memburuk atau tanda dehidrasi berat

 Ibu/bapak mengetahui tentang cairan yang harus diberikan

kepada anak yang sedang menderita diare :Ya, jenisnya :

40
Larutan oralit, Air putih yang matang, Larutan gula garam,

Cairan kuah,syur sup, Air tajin

 Pengetahuan Ibu/Bapak tentang cairan yang harus diberikan

kepada anak yang menderita diare : Cukup (cukup 2-3 cairan)

 Ibu/Bapak pernah mendapatkan informasi tentang cara

mencegah diare: Pernah, cara mencegah diare.

 PKTB

 bayi/balita pernah menderita PKTB dalam tiga bulan

terakhir: Tidak Pernah

 faktor resiko PKTB yang ada pada bayi/balita: Tidak Ada

 Tindakan ibu/bapak terhadap anak sekarang: Tidak Pernah

 pengetahuan ibu/bapak tentang PKTB: Kurang

 Ibu/Bapak pernah mendapatkan informasi tenttang PKTB:

Tidak pernah

STATUS KESEHATAN BAYI/BALITA LAINNYA:

(Kurun waktu 3 bulan terakhir/selain ISPA,DIARE,PKTB): Tidak

ada.

4. Kesehatan Lansia

a. Anggota keluarga yang lansia: -

b. keluhan penyakit yang diderita lansia: -

c. Tindakan yang dilakukan lansia sehubungan dengan keluhan dengan

penyakit tersebut: -

41
d. upaya keluarga dalam menjaga pemenuhan kebutuhan makanan seimbang

bagi lansia:

 menghidangkan makanan dengan porsi kecil dan hangat

 memberikan makanan yang mudah dicerna

 memotivasi lansia untuk makan sayuran dalam porsi yang besar

 memberikan makanan sesuai dengan selera.

e. Pola Makan Lansia : -

f. lansia terbiasa melakukan aktivitas olahrag: -

g .bentuk bantuan yang dibutuhkan lansia di masyarakat : -

Masalah Dalam Keluarga

No Masalah Nama Anggota Keluarga Keterangan


1 Disminore Ny.A Kurangnya

Pengetahuan

mengenai

Disminore
2 Gizi Pada Ny.A Kurangnya

Balita pengetahuan

Gizi Pada Balita.


3 Merokok Tn.A Kebiasaan

B. DATA OBYEKTIF

1. Perilaku Hidup Bersih Sehat

42
NO INDIKATOR YA TIDAK
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan kesehatan 
2 Ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan √
3 Ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur 
4 PUS mengikuti KB √
5 Bayi diberi ASI ekslusif 
6 Bayi telah diimunisasi 
7 Balita ditimbang secara rutin tiap bulan 
8 Buang air besar di jamban 
9 Menggunakan air bersih untuk kebutuhan pokoksehari-hari 
10 Tidak ada sampah berserakan 
11 Penampungan air (bak mandi, WC, vas bunga, minum burung √

dan barang lain diluar rumah) bebas jentik nyamuk


12 Lantai rumah bukan dari tanah dan luasnya sesuai dengan jumlah √

penghuni
13 Kebiasaan gosok gigi minimal 2 kali sehari 
14 Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB dan 

kuku bersih
15 Semua anggota keluarga keluarga tidak merokok 
16 Makan buah dan sayur 
17 Semua anggota keluarga umur 10 tahun ke atas melakukan 

aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit


18 Tahu tentang TBC √
19 Memiliki anggaran pendidikan untuk biaya sekolah √
20 Semua anggota keluarga telah menempuh pendidikan dasar 9 

tahun/bisa membaca dan menulis


21 Ada jam wajib belajar yang diterapkan dalam keluarga √
22 Mempunyai uang tabungan untuk keperluan mendadak √
23 Anggota keluarga aktif di organisasi kemasyarakatan 
24 Membiasakan makan bersama dalam keluarga 
25 Keluarga melakukan rekreasi/piknik minimal satu kali dalam √

setahun
26 Tidak terjadi KDRT dan atau kekerasan kepada anak 
27 Telah memiliki kartu keluarga/SIM/KTP 
28 Menghindari tontonan TV yang dapat mempengaruhi 

perkembangan psikologis anak

43
2. Penilaian Rumah Sakit

No Komponen yang Kriteria Nilai Bobot Hasil

dinilai nilai

I KOMPONEN 25

RUMAH
A Langit-langit 1 Tidak ada 0 50
2 Ada, kotor dan rawan kecelakaan 1
3 Ada,bersih dan tida rawan 2* √

kecelakaan serta tinggi tidak

kurang dari 2,75 m

B Dinding 1 Bukan tembok (non permanen) 1


2 Semi permanent 2* 75
3 Permanen/papan kedap air 3 √

C Lantai 1 Tanah 0
2 Papan/plesteran yang retak dan 1

3 Diplester/ubin/keramik
berdebu sebagian 2* 75
4 Diplester/ubin/keramik 3 √

seluruhnya

D Jendela kamar tidur 1 Tidak ada 0


2 Ada 1*  25
dan ruang keluarga

E Pintu 1 Ada pintu utama dan pintu 1

2 Ada pintu ruang tidur


belakang 2*
3 Ada pintu setiap ruang/kamar 3  75

F Ventilasi 1 Ada, luas < 10% luas lantai 0


2 Ada, luas 10% luas lantai 1*

44
3 Ada, luas > 10% luas lantai 2  50

G Lubang asap dapur 1 Tidak ada 0


2 Ada 1*  25
3 Ada asap dapar keluar dengan 2*

sempurna

H Pencahayaan 1 Tidak terang, tidak dapat untuk 0

membaca
2 Kurang terang 1 50
3 Terang, tidak silau dapat untuk 2* √

membaca

I Kamar 1 Digunakan bersama untuk seluruh 0

anggota keluarga, terbuka, tidak


2 Tertutup tirai, terpisah antara 1* 50

orang tua dengan anak laki dan


3 Tertutup pintu, terpisah antara 2 √

orang tua dengan anak laki dan

perempuan

JUMLAH 300

Nilai x bobot

II SARANA SANITASI 25

A Sarana air berih 1 Ada, bukan milik sendiri 1


2 Ada, milik sendiri 2*  50

1. Sumur gali

45
2. SPT 3 Ada, milik sendiri dan memenuhi 3

3. PAM syarat

B Jamban (sarana 1 Tidak ada 0


2 Ada, tidak memenuhi syarat 1  25
pembuangan kotoran) 3 Ada dan memenuhi syarat 2*

C SPAL (Sarana 1 Tidak ada 0


2 Ada, jarak dgn sumber air < 10 m 1  25
pembuangan air 3 Ada, jarak dengan sumber air > 10 2*

limbah) m atau dialirkan ke riol kota

D Sarana pembuangan 1 Tidak ada 0


2 Ada, tidak kedap air dan tidak 1
sampah/tempat
3 Ada, kedap air dan tidak tertutup
tertutup 2*  50
sampah 4 Ada. Kedap air dan tertutup 3

JUMLAH 150

Nilai x bobot

III PERILAKU 31

PENGHUNI

A Membuka jendela 1 Tidak pernah 0


2 Kadang-kadang 1
kamar tidur dan ruang 3 Setiap hari dibuka 2*  62

keluarga

B Membersihkan rumah 1 Tidak pernah 0


2 Kadang-kadang 1  31
dan halaman 3 Setiap hari 2*

C Membuang tinja 1 Dibuang ke sungai / kebun / 0

(kotoran manusia) 2 Kadang-kadang


kolam / halamanke jamban
/ sembarangan 1
3 Setiap hari ke jamban 2*  62
semua anggota

keluarga

46
D Membuang sampah 1 Dibuang ke sungai / kebun / 0

2 Kadang-kadang
kolam / halamanke tempat sampah 1
/ sembarangan

3 Setiap hari ke tempat sampah 2*  62

E Menguras, menutup 1 Tidak pernah 0


2 Satu minggu sekali 1*  31
dan mengubur 3 Lebih dari 1 kali dalam 1 minggu 2

JUMLAH 248

Nilai x bobot

IV LAIN-LAIN 19

A Kepadatan penghuni 1 < dari 8 m2 per orang 1  19


2 > dari 8 m2 per orang 2*

B Tikus 1 Ada 1  19
2 Tidak ada 2*

C Lalat 1 > 5 ekor 1  19


2 < 5 ekor 2*

D Kecoa 1 Ada 1  19
2 Tidak ada 2*

E Nyamuk 1 Ada 1  19
2 Tidak ada 2*

F Kandang ternak 1 Tidak terpisah dari rumah 0  0


2 Terpisah dari rumah, jarak < 10 m 1
3 Terpisah dari rumah, jarak > 10 m 2*

atau tidak punya ternak

JUMLAH 475

Nilai x bobot

TOTAL 11875

47
C. ASESMENT

Asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn.”A” dengan bentuk keluarga Konjugal

family dengan masalah kurangnya pengetahuan tentang nyeri haid desminore, dan

gizi pada balita.

D. PLANNING

1. Penyuluhan tentang nyeri haid desminore

Hari : Selasa

Tanggal : 28 November 2016

Jam : 11.00 WIB

Tempat : Rumah “Tn.A”

Materi

a.Pengertian desminore

b. Penyebab desminore

c. Gejala desminore

d. Pengobatan desminore

2. Penyuluhan gizi balita

Hari : Selasa

Tanggal :28 November 2016

Jam : 11.20 WIB

Tempat : Rumah “Tn.A”

Materi

a.Pengertian gizi pada balita

48
b. Cara mengatur makanan untuk balita

BAB IV

49
PEMBAHASAN

A. Pengkajian

1. Tahap Pengkajian 1

Pada tahap pengkajian 1 dilakukan pengumpulan datadasar yang

meliputi struktur dan sifat keluarga, faktor sosial, ekonomi dan budaya,

faktor lingkungan, dan tanggapan keluarga terhadap masalah.

Dalam pengkajian data didapatkan data bahwa keluarga Tn.A

bekerja sebagai wirausaha . Keluarga Tn.A mempunyai keluarga yang

terdiri dari seorang istri, dan dua anak, maka keluarga Tn.A termasuk

keluarga (Konjugal family). Keluarga Tn.A termasuk keluarga dengan

golongan menengah keatas dan latar pendidikan yaitu tamat SMA. Hal ini

tentunya sangat mempengaruhi keluarga dalam memutuskan tindakan

terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan Ibu dan Anak,

misalnya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang Nyeri haid dan

pemenuhan gizi pada balita.

Setelah pengumpulan data dasar, data tersebut di analisa untuk

merumusakan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn.A . Dari

hasil pengkajian 1 dapat ditemukan masalah yaitu kurangnya pengetahuan

tentang Nyeri haid, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi balita.

A. Tahap Pengajian II

50
Pada tahap ini penulis menganalisa data yang ada pada keluarga

dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga. Pada waktu tahap pengkajian 1

keluarga Tn.A sehingga dapat merumuskan diagnosa kebidanan pada

keluarga tersebut yaitu:

 Masalah yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

Desminore.

 Permasalahan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

gizi balita

II. Perencanaan

Dalam kasus ini pembuatan perencanaan tindakan kebidanan

keluarga telah mengikuti langkah-langkah dengan memprioritaskan

masalah kesehatan yang di pilih dengan score tertinggi sehingga score

terendah dan persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan, selanjutnya

bersama keluarga menerapkan rencana tujuan dan recana tindakan

kebidanan yang akan dicapai dengan masing-masing masalah kesehatan

yang ada dalam diagnosa kebidanan dengan pertimbangan sumber daya

keluarga, mengambilan keputusan, merawat dan memelihara kondisi yang

dapat membantu dan mempertahankan keluarga.

Masalah yang pertama adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang

nyeri haid maka rencana kebidanannya adalah menjelaskan pada Ny.A

tentang pengertian nyeri haid, penyebab dan cara mengatasi nyeri haid.

Kedua adalah kurangnya pengetahuan tengan gizi balitamaka

51
rencana asuhan kebidanan yang diberikan adalah memberitahu Ny.A

tentang pengertian gizi, dan cara mengatur makanan untuk balita.

III. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuahan kebidanan yang dilakukan dalam kasus ini

berupa pendektan, penyehuluhan serta penjelasan tentang kesehatan

keluarga Tn.A dibedakan sesuai dengan masalah-masalah kebidanan

keluarga yang muncul.

Semua rencana kebidanan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai.

Pelaksanaan asuahn kebidanan berupa penyuluhan pada tanggal 28

November 2016 pukul 11.00 WIB tentang nyeri haid, pengertian tentang

gizi, cara mengatur makanan untuk balita, dan sebagainya.

IV. Evaluasi

Masalah Kebidanan 1

Keluarga Tn. A memiliki anak remaja putri yang kini umurnya 16tahun

dan sering mengalami nyeri hari pada hari pertama dan kedua menstruasi,

tetapi nyeri yang dirasa tidaklah sampai menghentikan total aktivitas si anak

mengingat anak tersebut masih pelajar. Nyeri yang dirasakan masih terbilang

normal dan masih dapat ditahan.

Masalah Kebidanan 2

52
Keluarga Tn.A mengerti tentang pentingnya gizi balita dan cara mengatur

makanan untuk balita.

BAB V

53
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan terselesaikan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga

Tn.A dapat disimpulkan bahwa:

1. Permasalahan yang ada dalam keluarga Tn.A adalah

kurangnya pengetahuan tentang Nyeri haid dan pemenuhan

nutrisi pada balita.

2. Permasalahan yang ada dalam keluarga Tn.A dapat teratasi

3. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan keluarga ini

dapat mengatasi permasalahanya sendiri terutama

permaslahan mengenai pemenuhan gizi pada balita.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat saya sampaikan

1. Keluarga

Diharapkan dalam keluarga ini untuk lebih meningkatankan

pengetahuan dan peran sertanya dalam mengatasi permasalahan

terutama permasalahan pemenuhan nutrisi pada balita.

2. Profesi

Diharapkan profesi terutama bidan dapat lebih meningkatkan

penemuan-penemuan mengenai permasalahan kesehatan dan

mampu membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam

54
keluarga maupun dalam masyarakat.

3. Pendidikan

Pada praktek kebidanan komunitas selanjutnya diharapkan

pendidikan mampu mencari masyarakat yang memilki

permasalahan kesehatan lebih kompleks lagi.

DAFTAR PUSTAKA

55
Buku Panduan Kebidanan Komunitas

Depkes RI. 2007. Cakupan Gizi Balita. Jakarta

Effendi, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. ECG

: jakarta

Pusdiknakes, 2006. Asuhan Perawatan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam

Konteks Keluarga. Jakarta: Pusdiknakes Depkes RI

Soekidjo. 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Bina pustaka

Medika

Soetjiningsih, 2005. Sari Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.

Jakarta:EGL

Syahlan. 1996. Kebidanan Komunitas. Jakarta

56
57

Anda mungkin juga menyukai