TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
1
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu menjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang
mendukung maupun mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
2
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di
institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982)
menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity dan dilaksanakan
oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan antenatal ,penurunan
frekuensi Persalinan dengan induksi, penurunan frekuensi Persalinan prematur,
BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi SC dan pemeriksaan rutin Antenatal
dan Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa
kehamilan, persalinan dan nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari
childbirth tersebut.
C. Fokus / Sasaran Bidan Komunitas
3
D. Tujuan Kebidanan Komunitas
E. Diagnosa
4
F. Bekerja di Komunitas dan Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
5
6. Mendorong kepatuhan masyarakat terhadap undang-undang dan peraturan
yang melindungi dan menjamin keamanan.
7. Menghubungkan masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan
personal yang dibutuhkan dan memastikan penyediaan layanan kesehatan
tersebut
8. Memastikan kompetensi petugas pemberi layanan kesehatan masyarakat
atau individu masyarakat
9. Mengevaluasi efektivitas, keterjangkauan, dan kualitas layanan kesehatan
individu dan masyarakat.
10. Melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan wawasan baru dan
solusi terhadap masalah kesehatan masyarakat.
6
- Pengenalan masyarakat (dengan cara survey tentang keberadaan
masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan ibu bayi, dan anak serta
kesehatan reproduksi dengan mengikutsertakan masyarakat).
- Bersama masyarakat menganalisis survey dan melihat masalah yang
ada di masyarakat.
- Bersama masyarakat menentukan proritas masalah kesehatan yang ada.
- Penanganan masalah kesehatan bersama dengan masyarakat.
2. Pemasaran social
3. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan.
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan serta
pelaksanaan program kesehatan di masyarakat.
1. Pencegahan penyakit
2. Skrinining atau deteksi dini untuk di rujuk.
3. Asuhan kegawatdaruratan ibu dan neonatal.
4. Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian dirujuk.
5. Pengobatan ringan.
6. Asuhan pada kondisi kronik.
7. Memberikan pendidikan kesehatan.
8. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
7
2. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah.
4. Penemuan kasus
5. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
6. Melaksanakan asuhhan kesehatan komunitas melalui pengenalan masalah,
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan.
7. Mengadakan koordinasi.
8. Mengadakan kerjasama lintas program dan sektoral.
G. Pelaksanaan
8
BAB II
A. Anamnesis Lengkap
9
1. Data inti
1 Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.Uraikan termasuk
data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rusal atau urban),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
2. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agam dan komposisi keluarga.
3. Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
4. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic
antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok
umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawahini :
a Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
c Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :ISPA, Penyakit asthma, TBC
paru, Penyakit kulit dan lain- lain.
d Riwayat penyakit keluarga
e Pola pemenuhan sehari-hari :Pola pemenuhan nutrisi, Pola pemenuhan
cairan dan elektrolit, Pola istirahat dan tidur, Pola eliminasi, Pola aktivitas
gerak, Pola pemenuhan kebersihan diri
10
f Status psikososial :Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan,
Hubungan dengan orang lain, Peran di masyarakat, Kesedihan yang
dirasakan, Stabilitas emosi, Penelantaran anak atau lansia, Perlakuan yang
salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasa
g Status pertumbuhan dan perkembangan
h Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
j Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.
11
d. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana
cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.
f. Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
g. Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.
Fasilitas
a. Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
b. Pekarangan
c. Sarana olahraga
d. Taman, lapangan
e. Ruang pertemuan
f. Sarana hiburan
Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
4 Jenis Pekerjaan
a) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
b) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
12
5 Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
1. Sistem keamanan lingkungan
2. Penanggulangan kebakaran
3. Penanggulangan bencana
4. Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
1. Kondisi jalan
2. Jenis transportasi yang dimiliki
3. Sarana transportasi yang ada
7 Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8 Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal): Jenis
pendidikan yang diadakan di komunitas, Sumber daya manusia, tenaga
yang tersedia
c) Jenis bahasa yang digunakan
13
9 Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa
kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia
dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau
incidental (faktor kebetulan). (Depkes RI, 2009)
14
dan ginekologi di suatu wilayah. Menurut SDKI tahun 2007, AKI di Indonesia
tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI
menurut SDKI tahun 2003 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut
sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar
102/100.000 kelahiran hidup. Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua
komponen untuk mencapai target tersebut. Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam
tatanan pelayanan kebidanan komunitas di lini terdepan, mempunyai peranan
penting dalam penurunan AKI yang dinilai masih tinggi.
1. Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu
setelah persalinan per 100.000 persalinan tinggi
2. Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang melebihi dari
angka target nasional
3. Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya
masalah kesehatan.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat 1 tahun (Depkes RI, 2009). Menurut SDKI tahun 2003,
AKB sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan perhitungan BPS
tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada MDG’s
2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi :
Gangguan perinatal (34,7%), Sistim pernapasan (27,6 %), Diare (9,4%), Sistim
pencernaan (4,3%) dan Tetanus (3,4%).
15
1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi
2. Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan
tumbuh kembang
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi
4. Program manajemen tumbuh kembang balita sakit dan manajemen tumbuh
kembang balita muda
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan BBL dengan tepat
6. Program asuh
7. Keberadaan bidan desa
8. Perawatan neonatal dasar, meliputi perawatan tali pusat, pencegahan
hipotermi dengan metode kanguru, menyusui dini, usaha bernafas spontan,
pencegahan infeksi, penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal.
b. Kehamilan Remaja
c. Unsafe Abortion
d. BBLR
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir (yang
diukur dalam 1 jam setelah lahir) kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia
kehamilan. (Depkes RI, 1999)
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) à berat lahir 1500 – 2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) à berat lahir < 1500 gram
3. Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) à berat lahir < 1000 gram
Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah
diantaranya: Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah
pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan Masalah perdarahan.
16
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya BBLR
adalah :
e. Tingkat Kesuburan
Infeksi menular seksual merupakan salah satu dari tiga tipe infeksi saluran
reproduksi (ISR), yaitu infeksi dan penyakit menular seksual, infeksi-infeksi
endogen vagina dan infeksi-infeksi yang berhubungan dengan saluran reproduksi.
17
Chlamidya, Sifilis, Herpes kelamin, Hepatitis, Kutil HPV kelamin,
Trichomoniasis, HIV/AIDS.
C. Intervensi
18
protection dan environmental protection. Contoh kegiatan di bidang
prevensi primer, seperti imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan
penyuluhan untuk mencegah keracunan.
2. Prevensi sekunder. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosis dini
dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis sehingga
memperpendek waktu sait dan tingkat keparahan/keseriusan penyakit,
contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/belita
atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala.
3. Prevensi sekunder. Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan
atau ketidakmampuan atau tidak dapat diperbaiki. Rehabilitasi sebagai
tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses
penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan individu pada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya. Contoh: bidan mengajarkan
kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di
rumah atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20