Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan
yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak di keluarga maupun di masyarakat.
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan
berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan
tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan
kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang
dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan,1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga
merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian kebidanan komunitas
2. Tujuan kebidanan komunitas
3. Sasaran kebidanan komunitas
4. Faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas
5. Fungsi dan peran bidan komunitas
6. Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan di Luar negeri
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Askeb Kebidanan
Komunitas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah serta sebagi suatu bahan pembelajaran untuk
dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang kebidanan komunitas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas


Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International Confederation of Midwife
(ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan
atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan. Pengertian bidan menurut
IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah
dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
diregister dan atauntuk secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan
juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai
kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1)
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, Bidan
komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi
yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl
dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang bekerja melayani
keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala
aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan
Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)

2
2.2 Tujuan Kebidanan Komunitas
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar
dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Tujuan khusus kebidanan komunitas adalah
sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam


pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan.
3. Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait.
4. Mengendalikan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
5. Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.

Untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat dilakukan melalui pelayanan asuhan
langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas,
serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan
bagaimana masalah kesehatan masyarakat memengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

2.3 Sasaran Kebidanan Komunitas

Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


Sasaran utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu meliputi sepanjang siklus
kehidupannya mulai pra-kehamilan, hamil, persalinan, pascapersalinan, dan masa diluar
kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak mulai meliputi perkembangan dan
pertumbuhan anak mulai dari masa dalam kandungan, masa bayi, masa balita, masa pra- sekolah
dan masa sekolah.

1. Individu, diutamakan individu yang ditemukan di klinik, rumah dan tempat lain dengan
masalah kesehatan
2. Keluarga, diutamakan keluarga dengan resiko tinggi masalah kesehatan tertentu
3. Kelompok penduduk, diutamakan kelompok penduduk daerah kumuh, daerah terisolasi,
dan daerah yang tidak terjangkau.
4. Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan masyarakat secara
keseluruhan.

3
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kebidanan Komunitas

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas antara lain lingkungan dan
ilmu pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut tidak dapat dipungkiri secara bermakna akan
memengaruhi pelayanan kebidanan komunitas. Faktor lingkungan meliputi :

1. Lingkungan fisik : Keadaan geografis (misalnya : Daerah pegunungan cenderung


kekurangan yodium)
2. Lingkungan sosial : Kebiasaan, adat istiadat, budaya, kepercayaan dan agama di
masyarakat, tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan.
3. Lingkungan flora dan fauna : Pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk menunjang
kehidupan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi : Globalisasi, pasar bebas, pendidikan tinggi (continuing
education), training (pelatihan), dan media.

2.5 Peran Dan Fungsi Bidan Komunitas

Berikut adalah peran dan fungsi bidan di komunitas.

1. Pemberi pelayanan kesehatan (provider), memberi pelayanan kebidanan secara langsung


dan tidak langsung kepada klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dengan
menggunakan asuhan kebidanan.
2. Pendidik. Memberi pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang berisiko
tinggi, kader kesehatan, dll.
3. Pengelola. Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, dan
mengevaluasi) pelayanan kebidanan, basik secara langsung maupun tidak langsung dan
menggunakan peran aktiv masyarakat dalam kegiatan komunitas.
4. Konselor. Memberi konseling/bimbingan kepada kader, keluarga da masyrakat tentang
masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas.
5. Pembela klien (advokat). Peran bidan sebagai penasehat telah didefinisikan oleh Kohnke
(1980) adalah kegiatan memberi informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga
mampu membuat keputusan ysng terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan
dapat berupa dorongan secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas

4
kesehatan lain, instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi
keluarga dna masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas.
6. Kolabolator/koordinator. Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik lintas-program
maupun sektoral.
7. Perencana. Peran bidan dikomunitas sebagai perencana, yaitu dalam bentuk perencanaan
pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan
program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan
kesehatan.
8. Peneliti. Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas.

2.6 Riwayat Kebidanan Komunitas Di Indonesia dan Di Luar Negeri

A. Di Indonesia
Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa
penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan
pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi.
a. Pada tahun 1907 (Zaman Gubernur Jendaral Hendrik William Deandels)
Pada zaman pemerintah Hindia Belanda. AKI dan AKB sangat tinggi, Tenaga penolong
persalinan adalah dukun . Para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan tapi keadaan
ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di
Indonesia.
b. Tahun 1849
Dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia (di RS Militer Belanda sekarang RSPAD
Gatot Subroto), seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut pada tahun 1851
dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer
Belanda (Dr. W. Bosch) lulusan ini kemudian bekerja di RS dan di masyarakat. Mulai
saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
c. Tahun 1952
Mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas
pertolongan persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung sampai dengan sekarang
yang memberikan kursus adalah bidan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang

5
pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di msyarakat dilakukan dengan
kursus tambahan yang dikenal dengan istilah kursus tambahan bidan (KTB) pada tahun
1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain. Seiring dengan
pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan
sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Dari BKIA inilah yang
akhirnya menjadi suatu pelayanan yang terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan
Puskesmas pada tahun 1957.
d. Mulai tahun 1990
Mulai tahun 1990 Pelayanan kebidanan diberikan secra merata dan dekat masyarakat.
Kebijakan ini melalui Inpres secara lisan pada sidang Kabinet tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.
e. Permenkes No. 572/VI/1996
Wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan
prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan
kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup :
pelayanan kebidananan yang meliputi :pelayanan ibu dana anak, pelayanan KB,
pelayanan kesehatan masyarakat.
f. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registasi dan praktek bidan revisi
dari Permenkes 572/VI/1996
Dalam melakukan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai
dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Dalam keadaan keadaan darurat
bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang ditujukan untuk penyelamatan
jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktek
harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan, pengalamam berdasarkan
standar profesi. Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002
tidaklah mudah karena kewenangan yang diberikan oleh Depkes ini mengandung
tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri.
g. Kepmenkes No. 1464/Menkes/SK/VII/2010 tentang registasi dan izin praktek bidan
yang belaku sekarang

6
B. Di Luar Negeri
a. Yunani
Hipocrates yang hidup antara tahun 460-370 sebelum masehi. Beliau mendapat sebutan
Bapak Pengobatan karena selama hidupnya menaruh perhatian besar terhadap
perawatan dan pengobatan serta kebidanan. Beliau menganjurkan ibu bersalin ditolong
dengan perikemanusiaan dan mengurangi penderitaan ibu. Beliau menganjurkan agar ibu
bersalin dirawat dengan selayaknya. Sehubungan dengan anjuran itu maka di negeri
Yinani dan romawi terlebih dahulu merawat wanita nifas.
b. Roma
Soranus yang hidup pada tahun 98-138 sesudah masehi. Beliau disebut Bapak Kebidanan
karena dari beliaulah pertama kali menaruh perhatian terhadap kebidanan setelah masa
Hipocrates dan berpendapat bahwa seorang bidan hendaklah seorang ibu yang telah
mengalami kelahiran bayi, ibu yang tidak takut akan hantu, setan, serta menjauhkan
tahayul. Disamping itu beliau pertama kali menemukan dan menulis tentang Versi
Podali, tapi sayang tidak disertai keterangan yang lengkap. Setelah Soranus meninggal
usahanya diteruskan oleh muridnya Moscion. Ia menulis buku yang merupakan
pengajaran bagi bidan-bidan. Bidan-bidan dahulu seringkali tidak mendapatkan
pengajaran, hanya bekerja berdasarkan pengalaman dan keberanian. Buku yang
ditulisnya itu diberi judul Katekismus bagi bidan-bidan Roma. Dengan adanya buku itu
majulah pengetahuan bidan. Galen (129-201 Masehi) menulis beberapa teks tentang
pengobatan termasuk Obstetri dan Gynekologi. Dia juga mengambarkan bagaimana
bidan melakukan Dilatasi Servik.
c. Italia
Zaman setelah Moscion meninggal sampai abAd pertengahan merupakan zaman yang
galau bagi bidang perawatan, dimana perawatan pada umumnya menjadi mundur.
Pengobatan menjadi mundur sekali. Di Eropa ilmu pengobatan kuno menjadi satu dengan
astrologi sedangkan yang mesih berusaha menpertahankan perkembangan pengobatan
kebanyakan hanya tabib-tabib bangsa Arab, karena pada waktu itu pengobatan dan
perawatan diabaikan tidak heranlah jika kebidanan juga dilalaikan, umumnya orang
menganggap bahwa kebidanan adalah satu hal yang biasa.

7
d. Perancis
Perkembangan yang diperoleh oleh guru besar Italia kemudian mempengaruhi
pengobatan, perawatan dan kebidanan di Perancis. Setelah kebidanan dikenal, para
wanita bangsawan mempeloporinya. Apabila wanita bangsawan itu akan bersalin,
terutama yang tinggal di istana, mereka selalu memanggil Dokter atau Bidan, dicontoh
oleh kaum terpelajar dan kemudian berkembang pula diantara wanita-wanita biasa.
e. Inggris
1. William Smellie, ( 1697-1763)
Beliau mengubah bentuk cunam, serta menulis buku tentang pemasangan cunam dengan
karangan yang lengkap, ukuran-ukuran panggul dan perbedaan panggul sempit dan biasa
2. William Hunter (1718-1783)
Murid dari Willian Smellie, yang memeruskan usahanya.
f. Amerika Serikat
Zaman dahulu kala di AS persalinan ditolong oleh dukun beranak yang tidak
berpendidikan. Biasanya bila wanita sukar melahirkan, ahli obat menganjurkan agar
wanita itu diusir serta ditakuti agar ras sakit bertambah dan kelahiran menjadi mudah
karena kesakitan dan keseduhannya. Menurut catatan Thimas yang pertama kali praktek
di AS adalah Samuel Fuller dan Istrinya. Kemudian menyusul Anne Hutchinson, ia
menjadi bidan pada tahun 1634, pergi ke Boston dan melaporkan disana ia telah
menolong persalinan dengan baik dan menghilangkan kepercayaan lama.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan Sasaran pelayanan kebidanan
komunitas Individu (ibu dan anak), keluarga dan masyarakat.

Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan
anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas
tertentu Bidan berperan sebagai pendidik, pengelola, pelaksana, peneliti, pemberdaya, advokat,
kolaborator dan perencana. Jaringan kerja kebidanan komunitas antara lain puskesmas/
puskesmas pembantu dimana bidan sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu, BPS
ataupun rumah pasien sebagai pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana.

3.2 Saran

Untuk mewujudkan individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang sejahtera dan
terhindar dari berbagai macam penyakit, pelayanan kebidanan komunitas itu harus lebih di
tingkatkan dan harus selalu berperan aktif dalam upaya melakukan pencegahan terhadap suatu
penyakit agar supaya harapan atau tujuan yang telah di buat dapat tercapai.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak,
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta

Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC.

Jakarta.
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan
Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef

10

Anda mungkin juga menyukai