Anda di halaman 1dari 16

PEMASANGAN INFUS

DISUSUN OLEH

Nama: Nora Centika (PO.71.24.1.18.027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemasangan Infus”

Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Palembang, 04 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Daftar Pustaka...................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Infus.....................................................................................................3
B. Tujuan Pemasangan Infus....................................................................................3
C. Keuntungan dan Kerugian intravena..................................................................4
D. Lokasi Vena untuk pemasangan infus.................................................................4
E. Cairan Infus...........................................................................................................5
F. Prosedur Kerja......................................................................................................6
G. Komplikasi Pemasangan Infus.............................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan


melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus.
Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan. Infus merupakan tindakan
yang dilakukan pasien dengan cara memasukan cairan melalui intra vena dengan
bantuan infus set, dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit,
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi parenteral.

Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh, memiliki kandungan atau komposisi


yang harus sesuai tubuh manusia. Pemberian ini tidak boleh salah, karena bisa
berakibat fatal. Misalnya saja flebitis. Flebitis adalah radang dinding vena. Oleh
sebab itu, kita sebagai tenaga medis terlebih dahulu harus bisa memahami
komposisi dari tiap- tiap infus. Dengan adanya kita mengenali, maka kecelakaan
terhadap tenaga medis kepada pasien. Hal inilah akan dibahas secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa pengertian infus?

2. Apa tujuan pemasangan infus?

3. Apa keuntungan dan kerugian terapi intravena?

4. Dimana saja lokasi pemasangan infus?

5. Apa saja jenis cairan infus?

6. Bagaimana prosedur pemasangan infus?

7.. Apa saja komplikasi dari pemasangan infus?

1
C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Menjelaskan pengertian Infus

2. Menjelaskan tujuan pemasangan infus

3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian terapi intravena

4. Mengetahui lokasi vena untuk pemasangan infus

5. Mengetahui Jenis cairan infus

6. Menjelaskan prosedur kerja

7. Mengetahui komplikasi dari pemasangan infus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infus

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan


yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya
infeksi yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan.
Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu
mengacu pada standar yang telah ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau
berbagai permasalahan akibat pemasangan infus dapat dikurangi, bahkan tidak
terjadi (Priharjo, 2008).

Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukan cairan


melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus.
Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan (Aziz,2008)

B. Tujuan pemasangan Infus

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,


elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuatmelalui oral

2. Memperbaiki keseimbangan asam basa

3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)

6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan

3
C. Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena

Keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah :

1. Keuntungan

a. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat


target berlangsung cepat.

b. Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat
diandalkan.

c. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat


dipertahankan maupun dimodifikasi.

d. Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau
subkutan dapat dihindari.

e. Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena
molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis.

2. Kerugian

a. Tidak bisa dilakukan “Drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut
sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi.

b. Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “Speeed Shock”

c. Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:

1) Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode


tertentu.
2) Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia.
3) Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan.

D. Lokasi vena untuk pemasangan infus

Macam-macam vena :

1. Vena digitalis

4
Vena digitalis terdapat pada punggung tangan yang mengalir di sepanjang sisi
lateral jari tangan dan terhubung ke vena dorsalis oleh cabang-cabang
penyambung.

2. Vena Dorsalis Superfisialis

Vena ini terletak di metakarpal atau punggung tangan yang berasal dari gabungan
vena-vena digitalis yang berasal dari jari-jari tangan. Vena digitalis ini adalah
pilihan vena nomor dua setelah vena digitalis jika tidak berhasil.

3. Vena Sefalika

Vena sefalika merupakan pembuluh darah vena yang terletak di lengan bagian
bawah pada posisi radial lengan yang posisinya sejajar dengan ibu jari. Vena ini
berjalan ke atas sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam region antekubiti.
Vena sefalika lebih kecil dan biasanya lebih melengkung dari vena basilika.

4. Vena Basilika

Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bawah. Vena ini berjalan ke atas
pada bagian posterior atau belakang lengan dan kemudian melengkung ke arah
permukaan anterior atau region antekubiti. Vena ini kemudian berjalan lurus ke
atas dan memasuki jaringan yang lebih dalam.

5. Vena Mediana Kubiti

Vena mediana atau antekubiti merupakan vena yang berasal dari vena lengan
bawah dan umumnya terbagi dalam dua pembuluh darah, satu berhubungan
dengan vena basilika dan yang lainnya berhubungan dengan vena sefalika. Vena
mediana kubiti ini biasanya digunakan untuk pengambilan sampel darah.

E. Cairan Infus

Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter (2005), cairan intravena


(infus) dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Cairan ersifat isotonis: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairan mendekati


serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam

5
pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Meiliki resiko
terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung
kongresif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

2. Cairan bersifat hipotonis: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum


(kosentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang
dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien
cuci darah (dialysis) dalam terapi deuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar
gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetic. Komplikasi yang membahayakan
adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam
otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

3. Cairan bersifat hipertonis: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,


sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, dan
mengurangi edema bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% + Ranger-
Lactate.

F. Prosedur kerja

Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung


kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi,
sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai pengobatan, serta klien yang
tidak bisa makan dan minum melaui mulut.

6
1. Persiapan pasien

Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

2. Persiapan alat

· Standar infus

· Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan

· Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

· Perlak dan tourniquet

· Plester dan gunting

· Bengkok

· Sarung tangan bersih

· Kassa seteril

· Kapas alkohol dalam tempatnya

· Bethadine dalam tempatnya

3. Penatalaksanaannya

Ø Mencuci tangan

Ø Memberitahu tindakan yang akan dilakukan

Ø Mengisi selang infus

Ø Membuka plastic infus set dengan benar

Ø Tetap melindungi ujung selang steril

Ø Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus
mengarah keatas

7
Ø Menggantung cairan infus di standar cairan infus

Ø Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)

Ø Mengisi selang infus dengan cairan yang benar

Ø Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan

Ø Cek adanya udara dalam selang

Ø Pakai sarung tangan bila perlu

Ø Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus

Ø Meletakkan perlak dan pengalas

Ø Memilih vena yang tepat dan benar

Ø Memasang tourniquet

Ø Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus

Ø Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak

Ø Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih

Ø Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath

Ø Tourniquet di cabut

Ø Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan


cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit

Ø Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan
untuk fiksasi

Ø Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa steril


kering

Ø Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar


tidak tercabut

8
Ø Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien

Ø Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien

Ø Perawat kembali cuci tangan

Ø Catat tindakan yang dilakukan

4. Evaluasi

Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian
tindakan.

5. Dokumentasi

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,


reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan,
nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan
dokumentasi

G. Komplikasi Pemasangan Infus

Pemasangan infus intravena diberikan secara terus menerus dan dalam jangka
waktu yang lama tentunya akan meningkatkan terjadinya komplikasi. Komplikasi
dari pemasangan infus yaitu flebitis, hematoma, infiltrasi, trombiflebitis, emboli
udara (Hinlay, 2006).

a. Flebitis

Inflasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Kondisi ini
dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar
daerah inersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area
inersi atau sepanjang vena dan pembengkakan.

b. Infiltrasi

Infiltaris terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekililing tempat


fungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat
peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun)

9
di sekitar area inersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara
nyata. Infiltrasi mudah dikenali jika tempat penusukan lebih besar daripada tempat
yang sama di ekstremitas yang berlawanan. Suatu cara yang lebih dipercaya untuk
memastikan infiltrasi adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah
proksimal dari tempat pemasangan infus dan mengencangkan torniket tersebut
secukupnya untuk menghentikan aliran vena. Jika infus tetap menetes meskipun
ada obstruksi vena, berarti terjadi infilrasi.

c. Iritasi vena

Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas
area insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah
atau osmolaritas yang tinggi (misalnya: Phenytoin, voncomycin, eritromycin dan
nafellin).

d. Hematoma

Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area


inersi. Hal ini disebabkan oleh pecahnya vena yang berlawanan selama penusukan
vena, jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ke tempat
penusukan setelah jarum atau kateter dilepaskan. Tanda dan gejala hematoma
yaitu ekimosis, pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan kebocoran
darah pada tempat penusukan.

e. Tromboflebitis

Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena.


Karakteristik Tromboflebitis adalah adanya nyeri yang terlokalisasi, kemerahan,
rasa hangat, dan pembengkakan di sekitar area insersi atau sepanjang vena,
imobilisasi ekstremitas karena adanya rasa tidak nyaman dan pembengkakan,
kecepatan aliran yang tersendat, demam, malaise, dan leukositosis.

10
f. Trombisis

Trombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti. Trombisis disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena, pelekatan
platelet.

g. Occlusion

Occlusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol


dinaikkan, aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area
pemasangan/insersi. Occlusiondisebabkan oleh gangguan aliran IV, aliran balik
darah ketika pasien berjalan, dan selang diklem terlalu lama.

h. Spasme Vena

Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena,
aliran berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. Spasme Vena bisa
disebabkan oleh pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh obat
atau cairan yang mudah mgiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat.

i. Reaksi Vasovagal

Digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat,
pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah. Reaksi vasovagal bisa
disebabkan oleh nyeri kecemasan.

j. Kerusakan Syaraf, tendon dan ligament

Kondisi ini ditadai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas. Kondisi ini
disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan injuri
di sekitar syaraf, tendon dan ligament.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung


kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi,
sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai pengobatan, serta klien yang
tidak bisa makan dan minum melaui mulut.

B. Saran

Penulis dapat memperbaiki makalah tentang pemberian infus dengan


mempertimbangkan berbagai sumber

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk


Kebidanan edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika

http://aryyogapurnama.blogspot.com/2014/05/konsep-dasar-pemasangan-infus-

pada.html

http://ayoungmidwifery.blogspot.com/2018/02/lokasi-vena-untuk-pemasangan-

infus.html

http://bangkongcrazy.blogspot.com/2014/07/makalah-kesehatan-menghitung-
tetesan.html

13

Anda mungkin juga menyukai