“PEMASANGAN INFUS”
DISUSUN OLEH :
NIM : PO.62.24.2.19.174
PALANGKA RAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan KDKK yang berjudul “Pemasangan Infus”.
Saya menyadari, bahwa laporan KDKK yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan “Pemasangan Infus” ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Laporan..........................................................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Infus.........................................................................................................................3
F. Prosedur Kerja.........................................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan. Infus merupakan tindakan yang dilakukan pasien
dengan cara memasukan cairan melalui intra vena dengan bantuan infus set, dengan
tujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian nutrisi parenteral.
Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh, memiliki kandungan atau komposisi yang
harus sesuai tubuh manusia. Pemberian ini tidak boleh salah, karena bisa berakibat fatal.
Misalnya saja flebitis. Flebitis adalah radang dinding vena. Oleh sebab itu, kita sebagai
tenaga medis terlebih dahulu harus bisa memahami komposisi dari tiap- tiap infus.
Dengan adanya kita mengenali, maka kecelakaan terhadap tenaga medis kepada pasien.
Hal inilah akan dibahas secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Infus ?
2. Apa tujuan Pemasangan Infus ?
3. Apa keuntungan dan kerugian terapis intravena ?
4. Dimana lokasi vena untuk pemasangan infus ?
5. Apa jenis cairan infus ?
6. Bagaimana prosedur kerja ?
7. Bagaiman cara menghitung tetesan infus ?
8. Apa komplikasi dari pemasangan infus ?
1
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Infus,
2. Menjelaskan tujuan pemasangan infus,
3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian terapi intravena,
4. Mengetahui lokasi vena untuk pemasangan infus,
5. Mengetahui Jenis cairan infus,
6. Menjelaskan prosedur kerja,
7. Menjelaskan cara menghitung tetesan infus,
8. Mengetahui komplikasi dari pemasangan infus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infus
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah
ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus
dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).
1. Keuntungan
3
Macam-macam vena :
1. Vena digitalis
Vena ini terletak di metakarpal atau punggung tangan yang berasal dari
gabungan vena-vena digitalis yang berasal dari jari-jari tangan. Vena digitalis
ini adalah pilihan vena nomor dua setelah vena digitalis jika tidak berhasil.
3. Vena Sefalika
Vena sefalika merupakan pembuluh darah vena yang terletak di lengan
bagian bawah pada posisi radial lengan yang posisinya sejajar dengan ibu jari.
Vena ini berjalan ke atas sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam
region antekubiti. Vena sefalika lebih kecil dan biasanya lebih melengkung
dari vena basilika.
4. Vena Basilika
Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bawah. Vena ini
berjalan ke atas pada bagian posterior atau belakang lengan dan kemudian
melengkung ke arah permukaan anterior atau region antekubiti. Vena ini
kemudian berjalan lurus ke atas dan memasuki jaringan yang lebih dalam.
Vena mediana atau antekubiti merupakan vena yang berasal dari vena
lengan bawah dan umumnya terbagi dalam dua pembuluh darah, satu
berhubungan dengan vena basilika dan yang lainnya berhubungan dengan
vena sefalika. Vena mediana kubiti ini biasanya digunakan untuk pengambilan
sampel darah.
E. Cairan Infus
Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter (2005), cairan
intravena (infus) dibagi menjadi 3, yaitu:
Meiliki resiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongresif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
2. Cairan bersifat hipotonis: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(kosentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum,
dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada
keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialysis) dalam
terapi deuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetic. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba
cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakarnial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya
adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
3. Cairan bersifat hipertonis: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, dan mengurangi edema
bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose
5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% + Ranger- Lactate.
F. Prosedur kerja
1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat
Standar infus
6
Tourniquet di cabut
Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan
untuk fiksasi
Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa steril kering
Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar tidak
tercabut
Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
Perawat kembali cuci tangan
Catat tindakan yang dilakukan
4. Evaluasi
5. Dokumentasi
1. Kenali faktor tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan/ml (tts/ml) dari sebuah set
infus, misalnya :
Mikrodrip (tetes mikro) : 60 tts/ml
Makrodrip (tetes makro), yang terdiri dari :
Abbott Lab : 15 tts/ml
Travenol Lab : 10 tts/ml
McGaw Lab : 15 tts/ml
Baxter : 10 tts/ml
8
Contohnya :
Keterangan :
Tetesan/menit:
Lamanya Infus(jam) X 3
Keterangan:
Faktor tetesan Infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10
tetes/menit, 15 tetes/menit, dan 20 tetes/menit).
Contoh: Seorang pasien dewasa diperlukan rehidrasi dengan 1000ml(2 botol) dalam 1 jam,
maka tetesan per menit adalah?
9
1000ml
1 X 3
1000ml X 20
1 X 60 menit
Anak
Tetesan/menit(mikro) = --------------------------------------
Contoh: Seorang pasien neonatus diperlukan rehidrasi dengan 250µl dalam 2 jam,
maka tetesan per menit adalah?
250
2
10
a) Flebitis
Inflasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Kondisi ini
dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah
inersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area inersi atau
sepanjang vena dan pembengkakan.
b) Infiltrasi
c) Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas
area insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah atau
osmolaritas yang tinggi (misalnya: Phenytoin, voncomycin, eritromycin dan nafellin).
d) Hematoma
11
e) Tromboflebitis
f) Trombisis
Trombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti. Trombisis disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena, pelekatan platelet.
g) Occlusion
h) Spasme Vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena,
aliran berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. Spasme Vena bisa disebabkan
oleh pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh obat atau cairan yang
mudah mgiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat.
i) Reaksi Vasovagal
Digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat,
pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah. Reaksi vasovagal bisa disebabkan
oleh nyeri kecemasan.
Kondisi ini ditadai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas. Kondisi ini
disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan injuri di
sekitar syaraf, tendon dan ligament. 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan edisi
2. Jakarta:Salemba Medika
http://aryyogapurnama.blogspot.com/2020/04/konsep-dasar-pemasangan-infus-
pada.html
http://ayoungmidwifery.blogspot.com/2020/04/lokasi-vena-untuk-pemasangan-
infus.html
http://bangkongcrazy.blogspot.com/2020/04/makalah-kesehatan-menghitung-
tetesan.html
Diakses Pada Tanggal : 23 April 2020
14