Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERAWATAN LUKA


PERINEUM PADA NY.C P1A0 DI PMB NIA
YULIANTY KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2023

Diajukan sebagai salah satu tugas stase Keterampilan Dasar Kebidanan


Profesi Kebidanan

YENI TERRY LESTARY


H522265

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023

1
i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan
Perawatan Luka Perineum Pada NY.C P1A0 di PMB Nia Yulianty Kabupaten
Bandung Tahun 2023 “ yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas stase
Keterampilan Dasar Kebidanan Profesi Kebidanan di Institut Kesehatan Rajawali
Bandung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan penulisan laporan ini sangat penulis harapkan.
Dalam penulisan Skripsi ini telah banyak mendapatkan bimbingan,
pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rendah hati
penulis menyampaikan ucapan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes. selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M,. M.Keb. selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb. selaku Penanggung Jawab Program Studi
Pendidikan Profesi Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung
4. Iga Retia Mufti., S.S.T., Bd., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan laporan ini sampai menjadi
lebih baik.
5. Nia Yulianty Kosasih, S.Keb., Bd. selaku pembimbing praktik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik.

ii
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, berguna, dan berkah,
semoga ketulusan doa dan seluruh bantuan yang telah diberikan untuk
keterlaksanaanya laporan ini kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
Aamiin Ya Rabbal’Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penuisan ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Konsep Luka Perineum .......................................................................... 5
2.1.1 Definisi Luka Perineum ................................................................. 5
2.1.2 Bentuk Luka Perineum .................................................................. 5
2.1.3 Penanganan Luka Perineum .......................................................... 6
2.1.4 Faktor Penyebab Luka Perineum ................................................... 6
2.1.5 Komplikasi Luka Perineum ........................................................... 6
2.1.6 Proses Penyembuhan Luka Perineum ............................................ 7
2.2 Konsep Perawatan Luka Perineum ......................................................... 9
2.2.1 Definisi Perawatan Luka Perineum ............................................... 9
2.2.2 Tujuan Perawatan Luka Perineum ................................................ 9
2.2.3 Tatacara Personal Hygiene untuk Perawatan Luka Perineum ....... 9
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi lama penyembuhan Luka Perineum 10
BAB III LAPORAN KASUS ......................................................................... 13
3.1 Data Subjektif ......................................................................................... 13
3.2 Data Objektif .......................................................................................... 16
3.3 Analisa .................................................................................................... 17
3.4 Penatalaksanaan ...................................................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan sering mengakibatkan robekan jalan lahir, baik pada
primigravida maupun pada multigravida dengan perineum yang kaku.
Kebanyakan robekan pada perineum terjadi sewaktu melahirkan dan
penanganannya merupakan masalah kebidanan. Robekan perineum dibagi atas
empat tingkat/derajat. Robekan terjadi bisa karena robekan spontan bisa juga
karena tindakan episiotomi. (Bobak, 2017).
Perlukaan jalan lahir sudah dapat dipastikan menjadi jalan masuknya
bakteri yang bersifat komensal dan menjadi infeksius. Hal ini akan
meningkatkan resiko infeksi postpartum dengan adanya jejas luka perineum
karena tindakan episiotomi, ruptur spontan dan adanya trauma oleh janin,
meskipun luka bersifat lokal diperlukan perawatan yang tepat untuk
menghindari penyebab infeksi secara sistematik. Perawatan luka perineum
yang tidak baik menyebabkan terjadinya infeksi (Manuaba, 2016).
Penyembuhan luka perineum adalah segala sesuatu yang terjadi untuk
mengembalikan kerapatan dan keutuhan jaringan perineum, yang sebelumya
terkoyak atau dengan sengaja dilakukan pengguntingan untuk memperlebar
jalan lahir. Hasil penyembuhan luka dapat di ukur dari lamanya atau
panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulihan pada kulit karena
adanya kerusakan atau disintegritas jaringan kulit. Waktu yang dibutuhkan
untuk penyembuhan antara 7-10 hari (Stoppard, 2011).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidak
nyamanan robekan perineum adalah dengan melakukan perawatan perineum.
Perawatan luka perineum pada ibu setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi rasa ketidaknyamanan, menjaga kebersihan, mencegah
kontaminasi dengan rektum, menangani dengan lembut jaringan luka,
membersihkan darah yang menjadi sumber infeksi dan bau. Pada persalinan
normal, dengan ruftur perineum dapat terjadi infeksi perineum dengan tanda

1
dan gejala yang cukup mudah untuk dilihat yaitu berupa rasa panas dan perih
pada tempat yang terinfeksi, perih saat buang air kecil, demam, dan keluar
cairan keputihan yang berbau (Damarini, 2013).
Masalah yang sering terjadi pada ibu nifas adalah kurangnya
pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan luka perineum. Oleh sebab itu
pemberian informasi melalui KIE akan memberikan dampak yang lebih baik
terhadap peningkatan pengetahuan. Untuk itu KIE sangatlah penting dilakukan
dengan cara-cara yang benar dan efektif dengan tekhnik khusus dalam
komunikasi (BKKBN, 2013). Edukasi kepada ibu nifas tentang cara perawatan
luka perineum dengan cara nasehati ibu untuk menjaga perineumnya selalu
bersih dan kering, hindari mengolesi atau memberikan obat atau ramuan
tradisional pada perineum, mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang
mengalir tiga sampai empat kali sehari, mengganti pembalut setiap kali basah
atau lembab oleh lochea dan keringat maupun setiap habis buang air kecil,
memakai bahan celana dalam yang menyerap keringat, kontrol kembali ke
pasilitas kesehatan dalam seminggu postpartum untuk memeriksa
penyembuhan lukanya. Pendidikan tentang perawatan perineum tampak jelas,
mencuci tangan, penggunaan air hangat dan membilas setelah berkemih,
menyeka dari depan ke belakang, menepuk-nepuk area insisi, bukan
menggaruknya dan penjelasan berbagai tindakan kenyamanan yang ada dapat
membuat perbedaan besar bagi ibu baru tersebut (Varney, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu perawatan luka perineum pada ibu belum maksimal
dikarenakan masih kurangnya kemampuan para ibu maupun keluarga
mengenai tindakan pencegahan infeksi pada ibu dengan luka perineum
dikarenakan masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu. Maka dapat
disimpulkan “bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Perawatan Luka
Perineum Pada NY.C P1A0 di PMB Nia Yulianty Kabupaten Bandung Tahun
2023?”

2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan perawatan luka perineum Pada NY.C P1A0
di PMB Nia Yulianty Kabupaten Bandung dengan menggunakan manajemen
kebidanan dan catatatn perkembangan SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. C di PMB Nia Yulianty
Kabupaten Bandung.
2. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny. C di PMB Nia Yulianty
Kabupaten Bandung.
3. Melakukan diagnosa pada Ny. C dengan tindakan perawatan luka
perineum di PMB Nia Yulianty Kabupaten Bandung.
4. Melaksanakan rencana tindakan yang sudah ditentukan pada Ny. C dengan
tindakan perawatan luka perineum di PMB Nia Yulianty Kabupaten
Bandung.
5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.C
dengan tindakan perawatan luka perineum di PMB Nia Yulianty
Kabupaten Bandung.
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny.C
dengan tindakan perawatan luka perineum di PMB Nia Yulianty
Kabupaten Bandung.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Teoritis
Laporan ini bermanfaat memberikan pertimbangan masukan serta menambah
wawasan konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan
keterampilan dasar kebidanan khususnya perawatan luka perineum.
1.4.2 Manfaat
1. Bagi tenaga Kesehatan
Laporan ini sebagai alat bimbingan dalam memberikan pelayanan
keterampilan dasar kebidanan khususnya perawatan luka perineum, dan

3
mempercepat kerjasama dalam pengaplikasian teori dalam praktik asuhan
kebidanan.
2. Bagi institusi Pendidikan
Laporan ini berguna sebagai acuan dan bahan bimbingan mahasiswa yang
terjun ke lahan praktik dengan menerapkan keterampilan dasar kebidanan
khususnya perawatan luka perineum melalui bimbingan secara intensif
3. Bagi Ibu
Masyarakat sebagai subjek laporan ini diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung mengenai keterampilan dasar kebidanan khususnya
perawatan luka perineum.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Luka Perineum


2.1.1 Definisi Luka Perineum
Luka perineum adalah robekan perineum (diantara anus dan ujung
lubang vagina) atau perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi
baik menggunakan alat maupun tidak. Robekan perineum terjadi pada hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya
(Kuswanti, 2017).
2.1.2 Bentuk Luka Perineum
Adapun tingkat perlukaan perineum dapat dibagi dalam:
1. Derajat I
Laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat II
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3. Derajat III
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter
ani.
4. Derajat IV
Laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter
ani yang meluas hingga ke rektum, dan perlu dirujuk segera.

Gambar Derajat Luka Perineum

5
2.1.3 Penanganan Luka Perineum
Bila dijumpai robekan perineum segera dilakukan penjahitan luka
dengan baik lapis demi lapis, dengan menghindari robekan terbuka ke arah
vagina karena dapat tersumbat oleh bekuan darah yang akan menyebabkan
kesembuhan luka menjadi lebih lama. Tujuan penjahitan robekan perineum
adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan
darah yang tidak perlu. Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur
menggunakan benang catgut kromik. Kemudian melakukan pemeriksaan
ulang pada vagina dan anus untuk mengetahui terabanya jahitan pada rektum
karena bisa menyebabkan fistula dan bahkan infeksi. Saifuddin (2014)
2.1.4 Faktor Penyebab Luka Perineum
1. Penyebab Maternal
a. Partus precipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong,
b. Pasien tidak mampu berhenti mengejan,
c. Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang
berlebihan,
d. Edema dan kerapuhan pada perineum.
2. Faktor Janin
a. Bayi besar
b. Posisi kepala yang abnormal
c. Kelahiran bokong
d. Ekstraksi forsep yang sukar
e. Distosia bahu Saifuddin (2014)
2.1.5 Komplikasi Luka Perineum
Risiko komplikasi yang mungkin terjadi jika luka perineum tidak segera
diatasi, yaitu:
1. Perdarahan
Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan
dalam waktu satu jam setelah melahirkan. Penilaian dan penatalaksanaan
yang cermat selama kala satu dan kala empat persalinan sangat penting.
Menilai kehilangan darah yaitu dengan cara memantau tanda vital,

6
mengevaluasi asal perdarahan, serta memperkirakan jumlah perdarahan
lanjutan dan menilai tonus otot.
2. Fistula
Fistula dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya karena perlukaan pada
vagina menembus kandung kencing atau rectum. Jika kandung kencing
luka, maka air kencing akan segera keluar melalui vagina. Fistula dapat
menekan kandung kencing atau rectum yang lama antara kepala janin dan
panggul, sehingga terjadi iskemia
3. Hematoma
Hematoma dapat terjadi akibat trauma partus pada persalinan karena
adanya penekanan kepala janin serta tindakan persalinan yang ditandai
dengan rasa nyeri pada perineum dan vulva berwarna biru dan merah.
Hematoma dibagian pelvis bisa terjadi dalam vulva perineum dan fosa
iskiorektalis. Biasanya karena trauma perineum tetapi bisa juga dengan
varikositas vulva yang timbul bersamaan dengan gejala peningkatan nyeri.
Kesalahan yang menyebabkan diagnosis tidak diketahui dan
memungkinkan banyak darah yang hilang.
4. Infeksi
Infeksi pada masa nifas adalah peradangan di sekitar alat genetalia pada
kala nifas. Perlukaan pada persalinan merupakan tempat masuknya kuman
ke dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi.
2.1.6 Proses Penyembuhan Luka Perineum
Proses penyembuhan luka cepat ditandai dengan luka episiotomi
sembuh dalam waktu 1-7 hari, penutupan luka baik jaringan granula tidak
tampak, dan pembentukan jaringan parut minimal. Lama penyembuhan luka
episiotomi dikatakan cepat sembuh apabila dalam waktu 1-7 hari, normal jika
luka episiotomi sembuh dalam waktu 7-14 hari, akan tetapi waktu lebih lama
jika luka episiotomi sembuh dalam waktu >14 hari dengan luka tidak saling
merapat, proses perbaikan kurang, dan kadang disertai adanya pus dan waktu
penyembuhan lebih lama (Winkjosastro, 2010).

7
Kriteria penilaian luka adalah:
1. Baik, jika luka kering, perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi
(merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa).
2. Sedang, jika luka basah, perineum menutup, tidak ada tanda-tanda infeksi
(merah, bengkak, panas, nyeri, fungsiolensa).
3. Buruk, jika luka basah, perineum menutup/membuka dan ada tanda
infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa).

Tabel Skala REEDA

Sumber : Aprilia D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi pengembuhan Luka Perineum


Pada Ibu Nifas. Palangkaraya. 2021.

Masing-masing faktor diberi skor antara 0-15, jika skor 0 maka penyembuhan
luka baik, jika skor 1-5 maka penyembuhan luka kurang baik dan jika skor
lebih dari 5 maka penyembuhan luka buruk (Aprilia, 2021).

8
2.2 Konsep Perawatan Luka Perineum
2.2.1 Definisi Perawatan Luka Perineum
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah yang di batasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa
antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetalia seperti
pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2016).
2.2.2 Tujuan Perawatan Luka Perineum
Tujuan perawatan luka perineum menurut (Prawirohardjo, 2008) adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan,
untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di
dalam uterus.
2.2.3 Tatacara personal hygiene untuk Luka Perineum
1. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan
BAB air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah
depan kebelakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel
disekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung
kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan (Yanti, 2013).
2. Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena
dapat berfungsi sebagai pelindung kuman. Yang penting jangan takut
memegang daerah tersebut dengan seksama (Puspita dan Dwi, 2014).
3. Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam
cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK/BAB (Yanti,
2013).
4. Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya diganti.
Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut
tersebut sudah dinodai darah dan kotoran. Berarti bila pembalut tidak
diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor (Yanti, 2013).
5. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lebut. Lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK/BAB atau

9
minimal 3 kali sekali atau bila sudah dirasakan tak nyaman lagi
(Anggraini, 2014).
6. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep
antibiotik yang diresepkan oleh dokter (Anggraini, 2014).
Adapun waktu perawatan perineum, sebagai berikut.
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu postpartum pasti melepaskan pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan
yang tertampung pada pembalut maka perlu dilakukan penggantian
pembalut untuk itu perlu dilakukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni
pada rektum akibatnya pemicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk
itu perlu pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar
Diperlukan pembersihan sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah
terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus perineum secara
keseluruhan (Nugroho, 2016).
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan luka perineum
1. Faktor eksternal
a. Status Gizi
Status gizi mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka. Status gizi
yang buruk mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang memberi
perlindungan terhadap penyakit infeksi seperti penurunan sekretori
imuno globulin A (AIgA) yang dapat memberikan kekebalan
permukaan membran mukosa, gangguan sistem fagositosis, gangguan
pembentukan kekebalan humoral tertentu, berkurangnya sebagian
komplemen dan berkurangnya thymus sel (T).

10
b. Lingkungan
Dukungan dari lingkungan keluarga, dimana ibu akan selalu merasa
mendapatkan perlindungan dan dukungan serta nasihatnasihat
khususnya orang tua dalam merawat kebersihan setelah persalinan.
c. Budaya dan keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,
termasuk oleh kalangan masyarakat. Misalnya untuk perawatan
kebersihan genital, masyarakat tradisional menggunakan daun sirih
yang direbus dengan air kemudian dipakai untuk cebok.
d. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan setelah persalinan sangat
menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan
ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka penyembuhan luka
akan berlangsung lama.
e. Sosial ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama penyembuhan
perineum adalah keadaan fisik dan mental ibu dalam melakukan
aktifitas sehari-hari setelah persalinan.
f. Penanganan petugas
Pada saat persalinan, cara membersihkannya harus dilakukan dengan
tepat oleh penanganan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah
satu penyebab yang dapat menentukan lama penyembuhan luka
perineum.
2. Faktor Internal
a. Usia
Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi
pada orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini
disebabkan suplai darah yang kurang baik, status nutrisi yang kurang
atau adanya penyakit penyerta. Sehingga penyembuhan luka lebih
cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua.

11
b. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.
c. Penanganan jaringan
Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat
penyembuhan.
d. Hipovolemia
Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokonstriksi
dan penurunan oksigen dan nutrien yang tersedia untuk penyembuhan
luka.
e. Personal hygiene
Kebersihan perorangan (kebersihan diri) adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Menjaga personal hygiene atau kebersihan tubuh pada masa nifas
dalam suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh kita
tetap bersih pada saat nifas. Personal hygiene (kebersihan diri) yang
kurang dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat
menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman.
f. Aktivitas yang berlebih
Aktivitas yang berlebih dapat menghambat perapatan tepi luka serta
mengganggu penyembuhan yang diinginkan.
g. Penyakit penyerta
Pada penyakit diabetes melitus (terjadi kerusakan imunitas), pada
penderita yang mendapat radioterapi juga mempengaruhi
penyembuhan luka karena akan terjadi penurunan vaskularisasi
jaringan dan penyembuhan luka pada daerah yang diradiasi sering
terganggu. (Nugroho, 2016)

12
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERAWATAN LUKA PERINEUM
PADA NY.C P1A0 DI PMB NIA YULIANTY
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2023

Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Mei 2023


Jam : 13.00 WIB
Tempat : PMB Nia Yulianty
Pengkaji : Yeni Terry Lestary

3.1 Data Subjektif


A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. C Nama Suami : Tn. R
Umur : 30 th Umur : 32 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Sunda/ Indonesia Suku/ Bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : - Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Ters Cipatik 002/001 ds. Parungserab - Soreang

B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 06-05-2023 Pukul 13.00 wib
2. Alasan Kunjungan : Kontrol postpartum 6 hari
3. Keluhan-keluhan
Ibu datang ke PMB, mengeluh sakit dibagian luka jahitan dan
mengatakan sangat lelah dan pusing karena begadang terus menerus
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : usia 14 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Lamanya : 6-7 hari
d. Banyaknya : 2x.hari ganti pembalut

13
e. Konsistensi : cair
f. Dysmenorrhea : tidak pernah
5. Riwayat obstetri yang lalu
Persalinan Anak
Anak Penyulit
Tgl/ Tempat Usia J Nifas
ke Jenis Penolong Kehamilan BB PB Keadaan
tahun lahir kehamilan K
& persalinan

1 Nifas ini

6. Riwayat Persalinan Sekarang


a. Tempat persalinan : Di PMB Nia Yulianty
b. Ibu
1. Jenis persalinan : Spontan
2. Komplikasi persalinan : Tidak ada kelainan
3. Plasenta lahir : Spontan, Lengkap
4. Luka laserasi : Luka laserasi derajat 2
c. Bayi
1. Tanggal/waktu lahir : 29 April 2023, pukul 20.20 wib
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Berat Lahir : 2500 gram
4. Panjang Badan : 47 cm
5. Tidak ada cacat bawaan, masa gestasi 37-38 minggu, tidak ada
komplikasi
7. Pola Sehari-hari
No Pola sehari-hari Sebelum Hamil Nifas

1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3 kali/hari
Jenis makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, sayur, lauk
Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
Jenis minum Air putih Teh manis,
Frekuensi 5-6 gelas/hari 4 gelas dalam 6 jam

2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 4-5 kali/hari

14
Ibu sudah berkemih di
Warna Kuning jernih kamar mandi
Kuning pekat
b. BAB
Frekuensi 1 kali/hari
Konsistensi Lembek Belum
Warna Kuning feses -
-

3. Pola istirahat dan tidur Tidak pernah Dari 2 jam sesudah


Siang 6-7 jam melahirkan ibu tidur ± 2
Malam jam

4. Personal Hygiene
Mandi 2 kali/hari -
Gosok gigi 2 kali/hari -
Keramas 3 kali/minggu -
Perawatan payudara Tidak pernah -
Perawatan vulva Tidak pernah Setelah melahirkan

5. Pola aktivitas Ibu melakukan -


pekerjaan rumah tanpa
bantuan orang lain
6. Pola seksual 1x/minggu -

8. Riwayat Imunisasi TT
Ibu tidak melakukan imunisasi TT
9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan terakhir menggunakan kontrasepsi yaitu pil selama 1
tahun
10. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu dan keluarga tidak pernah memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti : asma, jantung, diabetes, dll serta tidak
pernah memiliki riwayat penyakit menular seperti : hepatitis,TBC, dan
tidak pernah memiliki riwayat penyakit menular seksual.
11. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama dan lamanya
pernikahan 3 tahun. Usia pertama kali menikah 27 tahun, dan suami 28
tahun.

15
12. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan kehamilan yang direncanakan, ibu dan keluarga sangat
menginginkan kelahiran bayi ini. Ibu juga mengatakan tidak ada
kepercayaan tertentu yang dilakukan saat kehamilan dan persalinan

3.2 Data Objektif


A. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentris
3. Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit
R : 20x/menit S : 36,3⁰C
4. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, dan
tidak ada peningkatan vena jugularis.
6. Payudara : Kedua puting susu menonjol, pengeluaran berupa
kolostrum, tidak ada nyeri tekan, ada
hyperpigmentasi pada areola, dan terlihat kotor.
7. Abdomen
TFU : Tidak teraba
Kontraksi Uterus :-
Kandung kemih : Kosong
8. Genetalia
a. Vulva vagina
1) Oedema : Tidak ada
2) Pengeluaran : Lokhea sanguilenta dan sedikit berbau
b. Kelenjar Bartholini
Tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan
c. Perineum
Terdapat luka jahitan di perineum terbuka, bau dan kotor

16
9. Anus
Tidak ada hemoroid
10. Punggung
Tidak ada kelainan dengan posisi punggung ibu
11. Ekstremitas
a. Atas : Tidak ada oedema, kuku tidak pucat
b. Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
tegang atau kemerahan pada betis.

B. Pemeriksaan penunjang
Tidak melakukan pemeriksaan penunjang

3.3 ANALISA
Diagnosa : P1A0 Post partum 6 hari dengan luka jahitan di perineum
terbuka, bau dan kotor
Masalah : Perawatan luka pada perineum
Kebutuhan :
1. Konseling tentang personal hygiene
2. Konseling tentang nutrisi untuk mempercepat
penyembuhan luka
3. Konseling cara mencegah hipotermi pada bayi
4. Tanda bahaya pada masa post partum
Diagnosa potensial : Hematoma
Identifikasi kebutuhan segera : Penjahitan ulang

3.4 PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan tidak baik ; ibu
dan keluaga mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga mengenai luka jahitan di
perineum terbuka, bau dan kotor sehingga harus segera dilakukan penjahitan
ulang ; ibu menolak untuk dilakukan penjahitan ulang

17
3. Memberikan inform consent untuk di tandatangai sebagai bukti bahwa ibu
menolak tindakan yang mana hal tersebut sangat tidak merugikan pasien ;
ibu menandatangani surat penolakan tindakan
4. Memberikan konseling mengenai personal hygiene :
a. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan
BAB air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari
arah depan kebelakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang
mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan
(Yanti, 2013).
b. Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic
karena dapat berfungsi sebagai pelindung kuman. Yang penting jangan
takut memegang daerah tersebut dengan seksama (Puspita dan Dwi,
2014).
c. Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga
kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam
cairan antiseptik selama 10 menit. Lakukan setelah BAK/BAB (Yanti,
2013).
d. Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya
diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah
pembalut tersebut sudah dinodai darah dan kotoran. Berarti bila pembalut
tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor (Yanti, 2013).
e. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lebut. Lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK/BAB atau
minimal 3 kali sekali atau bila sudah dirasakan tak nyaman lagi
(Anggraini, 2014).
f. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep
antibiotik ; ibu dan keluarga mengerti dengan semua yang sudah di
jelaskan
5. Memberitahu ibu untuk memakan makanan tinggi protein yang mana sangat
bermanfaat untuk percepatan penyembuhan luka sebagaimana contoh

18
makanan tinggi protein yaitu telur ayam, ikan-ikanan, dan juga daging
merah ; ibu mengerti dan akan mencoba semua yang disarankan bidan
6. Menjelaskan kepada ibu tentang mencegah hipotermi pada bayi, yaitu bayi
harus selalu diselimuti, memakai topi, sering disusui dan selalu berada
didekat ibu, selain itu juga hubungan antara bayi dan ibu semakin dekat ;
ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Menjelaskan tanda bahaya pada masa postpartum seperti sakit kepala yang
hebat, mudah lelah, dan sulit tidur, serta pandangan kabur ; ibu mengerti
dengan tanda bahaya port partum dan segera mendatangi tenaga kesehatan
bila ibu mengalami, hal seperti diatas.
8. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang 6 hari ke depan dengan catatan
luka pada perineum sudah tertutup dan bersih apabila masih terbuka akan
dilakukan penjahitan ulang ; Ibu mengerti dan mengetahui jadwal
kunjungan.

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Ny. C Berjenis kelamin perempuan dan saat ini berumur 30 tahun. Ny. C
berasal dari suku sunda dan beragama islam. Pendidikan terakhir Ny. C adalah
SMU. Ny. C berdomisili di Jl. Ters Cipatik 002/001 desa Parungserab Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung. Ny. C melahirkan di PMB Nia Yulianty pada tanggal
29 April 2023 dan pada tanggal 6 Mei 2023 melalukan kunjungan/kontrol postpartum 6
hari. Keluhan yang di rasakan Ny. C yaitu nyeri pada bagian luka perineum. Kemudian
dilakukan pemeriksaan mulai dari anamnesa, pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-
tanda vital dan pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan umum yang dilakukan kepada
pasien didapatkan hasil bahwa kesadaran pasien composmentis, keadaan emosi
stabil, berat badan 49 kg, dan tinggi badan 152 cm, kemudian dari pemeriksaan
tanda-tanda vital pasien di dapatkan hasil yang normal dengan keadaan umum
pasien baik, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20
x/menit, Suhu 36,3⁰C. Namun pada pemeriksaan perineum di dapatkan hasil
terdapat luka jahitan terbuka, bau dan kotor.
Pada kasus ini Ny. C akan dilakukan penjahitan ulang yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi karena apabila luka terbuka dibiarkan akan
menyebablan kotoran akan masuk lebih dalam lagi kedalam luka perineum yang
terlepas jahitanya. Namun setelah melakukan konseling dan informed concent
untuk dilakukan penjahitan ulang Ny. C menolak untuk dilakukan penjahitan
ulang sehingga bidan hanya menjelaskan bagaiaman cara perawatan luka
perineum yang baik dan benar serta nutrisi untuk membantu percepatan
penyembuhan luka dengan catatan bidan mengatakan pada Ny. C untuk
melakukan kunjungan ulang dalam 6 hari kedepan apabila luka jahitan masih
terbuka akan dilakukan penjahitan ulang

20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berbagai komplikasi mungkin terjadi, pada ibu hamil, bersalin dan
nifas. Perlukaan jalan lahir sudah dapat dipastikan menjadi jalan masuknya
bakteri yang bersifat komensal dan menjadi infeksius. Hal ini akan
meningkatkan resiko infeksi dengan adanya jejas luka perineum karena
tindakan episiotomi, ruptur spontan dan adanya trauma oleh janin, meskipun
luka bersifat lokal diperlukan perawatan yang tepat untuk menghindari
penyebab infeksi secara sistematik. Perawatan luka perineum yang tidak baik
menyebabkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu tenaga kesehatan harus
memantau secara berkala keadaan ibu dan memastikan bahwa seluruh hasil
pemeriksaannya dalam ambang normal. karena resiko kesakitan dan kematian
ibu lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. Tenaga kesehatan juga
lebih menekankan lagi mengenai perawatan luka perineum.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Berbagai komplikasi mungkin terjadi, pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
maka diharapkan bidan dapat memberikan KIE yang tepat dan memberikan
intervensi yang tepat kepada klien.
5.2.2 Bagi ibu
Kunjungan untuk ibu nifas minimal 4 kali selama masa nifas dan benar-
benar memahami cara perawatan luka perineum

21
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia D. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum pada ibu


nifas. Palangkaraya. 2021.
Asil E, Surucuoglu MS, Cakiroglu FP, Ucar A, Ozcelik AO, Yilmaz MV et al.
Factor that affect body mass index of adults. Pakistan Jurnal of Preventive &
Comunnity Denstry; 2014. Available from URL
https://scialert.net/abstract/?doi=pjn.2014.255.260
Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. Buku ajar keperawatan maternitas
(maternity nursing). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Budiharto. Metodelogi penelitian kesehatan dengan contoh bidan ilmu kesehatan
gigi. Jakarta: EGC; 2008.
Dewi VNL. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2014.
Handayani R. Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
perineum yang benar di RSUD Surakarta. 2012.
Hidayat AA. Metode penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2014.
Stoppard M, Andrini E, Prihantoro A. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan
Kelahiran untuk Calon Ibu dan Ayah Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2011.
Sulistyawati A. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: Penerbit
Andi; 2015.
Triyani Y, Wittiarika ID, Hardianto G. Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di RSUD Serui, Papua. [Online]
2021 [cited 2021 Oct 28]. Available from URL: http://e-
journal.unair.ac.id/index.php/IMHS
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan (Varney’s
midwifery). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
Walyani ES, Purwoastuti E. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015.
Walyani ES, Purwoastuti E. Asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2017.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai