Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum tingkat kematian berhubungan erat dengan tingkat
kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai
penyebab kematian. Peristiwa kematian yang terjadi dalam suatu wilayah
dapat menggambarkan derajat kesehatan di wilayah tersebut di samping itu
dapat pula digali lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa
kematian.
Penyebab kematian dibedakan menjadi penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Tetapi yang terjadi adalah akumulasi interaksi berbagai faktor
tunggal maupun bersama yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat
kematian masyarakat. Berbagai faktor yang berkaitan dengan penyebab
kematian maupun kesakitan antara lain adalah permasalahan yang berkaitan
dengan tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup dan upaya
pelayanan Kesehatan. Pada umumnya pola kematian diklasifikasikan ke dalam
kematian bayi, kematian balita dan kematian kasar atau semua golongan umur.
(PKKB-Profil Kesehatan Kabupaten Bandung, 2020)
Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai
sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi melalui upaya untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya .
Beberapa penyakit menular yang termasuk kedalam penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, tetanus, hepatitis-B,
pertussis, campak polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. (Dinkes
Jabar, 2020, Kemenkes RI, 2020)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2018 ada
sekitar 20 juta anak di dunia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap,
bahkan ada yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Cakupan
2

imunisasi global stagnan di angka 86% tanpa adanya perubahan yang


signifikan selama beberapa tahun terakhir Padahal Untuk mendapatkan
kekebalan komunitas (herd Immunity) dibutuhkan cakupan imunisasi yang
tinggi (paling sedikit 95%) dan merata. Sekitar 60% bayi tersebut berasal dari
10 negara, salah satunya Indonesia (novianda. DG, 2020) jurnal 3
Di Indonesia, setiap bayi usia 0-11 bulan wajib mendapatkan imunisasi
dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-
HB-HiB, 4 dosis polio tetes (OPV), 1 dosis polio suntik (IPV) dan 1 dosis
campak rubela. Penentuan jenis imunisasi dan jadwal pemberian ini
didasarkan atas kajian ahli dan analisis epidemiologi atas penyakit-penyakit
yang timbul. Untuk beberapa daerah terpilih sesuai kajian epidemiologi,
analisis beban penyakit dan rekomendasi ahli, ada tambahan antigen yang
diberikan pada saat usia 0-11 bulan yaitu imunisasi Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV) dan imunisasi japanese encephalitis. Namun, implementasi
introduksi vaksin baru tersebut belum berlaku secara nasional sehingga tidak
diperhitungkan sebagai cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi.
(Kemenkes RI, 2020)
Pada tahun 2020, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional
sebesar 83,3%. Angka ini belum memenuhi target renstra tahun 2020 yaitu
sebesar 92,9%. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 merupakan
cakupan imunisasi dasar lengkap yang terendah dalam kurun waktu 2011 –
2020 sebagai dampak dari adanya pandemi COVID-19. Terdapat beberapa
provinsi yang belum mencapai target renstra tahun 2020 salah satunya yaitu
Jawa Barat dengan presentase 83,7% (Kemenkes RI, 2020)
Indikator program imunisasi salah satunya adalah Persentase
Desa/Kelurahan yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI). Desa
yang mencapai UCI adalah desa/kelurahan yang cakupan imunisasi dasar ≥
80%. Pada tahun 2020 cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 4.900
desa/kelurahan dari 5.957 yang ada di Jawa Barat (82,26 %) dan terdapat 11
kabupaten/kota dengan cakupan dibawah 80 % salah satunya Kabupaten
Bandung (68,57%) (PKP jabar, 2020)
3

Puskesmas sukajadi merupakan salah satu puskesmas dengan


pelaksanaan imunisasi dasar lengkap yang masih belum maksimal,
berdasarkan dari data survey awal imunisasi dasar lengkap di puskesmas
sukajadi baru mencapai angka presentase 69,75% dimana angka tersebut
masih jauh dengan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Bandung
yaitu 81,99%. Dengan masing-masing imunisasinya sebagai berikut HB 0
(95,74%) BCG (86,64%) DPT-HB-HiB 3 (85,32%) Polio 4 (86,14%)
Campak/MR (78,27%). Berdasarkan hal tersebut ada satu cakupan imunisasi
dasar yang belum memenuhi target ≥ 80% yaitu campak/MR sehingga
puskesmas tersebut belum bisa di katakana sebagai desa UCI (kab.Bandung
2020)
Penelitian yang dilakukan Dwi & Mochammad Bagus pada tahun 2020
diperoleh dari 73 responden menunjukan Faktor yang mempengaruhi perilaku
ibu dalam pemenuhan imunisasi dasar anak di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumobito adalah sikap, kepercayaan, dukungan keluarga, akses dan informasi
imunisasi. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sm.
Abdalla dan Ms Ahmad pad tahun 2022 terdapat sebuah hubungan yang
signifikan terlihat antara usia, status perkawinan, status pekerjaan dan
pengetahuan orang tua tentang pentingnya imunisasi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan astride Budiarti pada tahun 2019 terdapat korelasi pendidikan
terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi, terdapat korelasi pekerjaan
terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, terdapat korelasi sikap
ibu terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar, dan terdapat
korelasi dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi
dasar.
Menurut penanggung jawab bagian imunisasi di puskesmas bahwa pada
beberapa tahun terkahir dan masih dalam situasi kondisi pandemik covid-19
banyak orang tua yang khawatir bahwa anaknya akan tertular virus tersebut
jika pergi ke fasilitas Kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
Berdasarkan dari survey awal yang melihat dari buku Kartu Menuju Sehat
(KMS) ada beberapa bayi tidak lengkap imunisasinya, yang dimana ibu bayi
4

tersebut mengatakan bahwa tidak mempunyai banyak waktu untuk datang ke


puskesmas atau pos imunisasi di tiap desa dan takut untuk mengimunisasikan
anaknya karena setelah imunisasi anak menjadi sakit, serta terdapat ibu yang
memilih tidak mengimunisasi kan anaknya dengan alasan dari keluarga besar
mereka tidak ada anak yang di imunisasi.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti faktor apa yang berhubungan
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di tempat tersebut. Menurut
teori Lawrence Green (1980), perilaku seseorang atau masyarakat tentang
Kesehatan dipengaruhi tiga faktor yaitu faktor predisposisi meliputi tingkat
Pendidikan ibu bayi, tingkat pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi dasar,
status pekerjaan, pendapatan keluarga, jumlah anak dalam keluarga, dan
dukungan keluarga. Faktor pendukung meliputi jarak dan kererjangkauan
tempat pelayanan imunisasi serta keresediaan sarana imunisasi. Dan yang
ketiga faktor penguat meliputi petugas imunisasi, kader dan dukungan
keluarga (martina pakpahan et al, 2021). Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik mengambil judul penelitian “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Sukajadi
Kabupaten Bandung Tahun 2022”

1.2 Identifikasi Masalah


Beberapa penyakit menular yang termasuk kedalam penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, tetanus, hepatitis-B,
pertussis, campak polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. (Dinkes
Jabar, 2020, Kemenkes RI, 2020) Di Indonesia, setiap bayi usia 0-11 bulan
wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis
B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio tetes (OPV), 1 dosis
polio suntik (IPV) dan 1 dosis campak rubela. (Kemenkes RI, 2020)
Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
cakupan “Universal Child Immunization” (UCI) yang masih tergolong
rendah. Dimana hanya mencakup (68,57%) yang berarti sangat jauh dari
cakupan nya yaitu ≥ 80%. (PKP jabar, 2020)
5

Puskesmas sukajadi merupakan salah satu puskesmas dengan


pelaksanaan imunisasi dasar lengkap yang masih belum maksimal,
Berdasarkan dari survey awal yang penulis lakukan yaitu melihat dari buku
Kartu Menuju Sehat (KMS) ada beberapa bayi tidak lengkap imunisasinya,
yang dimana ibu bayi tersebut mengatakan bahwa tidak mempunyai banyak
waktu untuk datang ke puskesmas dan keterjangkauan jarak dan tidak
memiliki kendaraan juga salah satu faktor tidak lengkapnya imunisasi bayi
mereka. Serta terdapat ibu yang memilih tidak mengimunisasi kan anaknya
dengan alasan dari keluarga besar mereka tidak ada anak yang di imunisasi.
Permasalahan ini dapat dicegah dengan dukungan dan peran serta
petugas kesehatan di dalam edukasi berupa penyuluhan dan sosialisasi untuk
meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar
lengkap bagi anaknya.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dipaparkan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Faktor-faktor apakah
yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
puskesmas sukajadi kabupaten Bandung ?”

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat Pendidikan ibu bayi di
puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
2. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat tingkat pengetahuan ibu bayi
di puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
6

3. Mengetahui distribusi frekuensi status pekerjaan ibu bayi di


puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
4. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga ibu bayi di
puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
5. Mengetahui distribusi frekuensi jumlah anak ibu bayi di puskesmas
sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
6. Mengetahui distribusi frekuensi kepercayaan ibu bayi di puskesmas
sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
7. Mengetahui distribusi frekuensi jarak dan keterjangkauan tempat ibu
bayi di puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
8. Mengetahui distribusi frekuensi status imunisasi dasar lengkap bayi
di puskesmas sukajadi kabupaten bandung tahun 2022
9. Mengetahui hubungan antara tingkat Pendidikan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi
kabupaten Bandung tahun 2022
10. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi
kabupaten Bandung tahun 2022
11. Mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
12. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi
kabupaten Bandung tahun 2022
13. Mengetahui hubungan antara jumlah anak dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
14. Mengetahui hubungan antara kepercayaan dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
7

15. Mengetahui hubungan antara jarak dan keterjangkauan tempat


pelayanan imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung tahun 2022.

1.5 Hipotesis Penelitian


1. Terdapat hubungan antara tingkat Pendidikan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
2. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
3. Terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung tahun 2022
4. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung
tahun 2022
5. Terdapat hubungan antara jumlah anak dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung tahun 2022
6. Terdapat hubungan antara kepercayaan dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi di puskesmas sukajadi kabupaten Bandung tahun 2022
7. Terdapat hubungan antara jarak dan keterjangkauan tempat pelayanan
imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di puskesmas
sukajadi kabupaten Bandung tahun 2022

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian lebih
mendalam, sekaligus mengembangkan keilmuan di bidang kesehatan
ibu dan anak, serta dapat memberikan informasi untuk pengembangan
penelitian lebih lanjut.
8

1.6.2 Manfaat Praktis


A. Bagi Klien ( Ibu Bayi )
Dapat memberikan pengetahuan kepada ibu sehingga ibu
mengetahui akibat yang ditimbulkan apabila anak tidak
mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.

B. Bagi Bidan
Dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat khususnya mengenai komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) tentang imunisasi dasar lengkap sehingga ibu dapat
mengetahui informasi lebih terperinci mengenai imunisasi dasar
lengkap

C. Bagi Puskesmas
Dapat menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan penyusunan
program imunisasi untuk meningkatkan cakupan imunisasi di
puskesmas sukajadi kabupaten Bandung. Sebagai masukan
penulis puskesmas mengadakan inovasi untuk meningkatkan
cakupan imunisasi dengan cara membuat KAMUS “Kantong
iMUniSasi” dengan begitu bidan desa bisa memantau tiap
bulannya bayi mana saja yang tidak datang pada jadwal imunisasi
pada bulan itu sehingga kader bisa mengunjungi rumah orang tua
bayi terrsebut guna menanyakan alasan tidak datang untuk
imunisasi

Anda mungkin juga menyukai