Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN

PEKERJAAN IBU DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI


DASAR LENGKAP PADA BAYI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SAMBIREJO TAHUN 2023
1
Angelina Nainggolan
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia
email: Angelinanainggolan@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Imunisasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menimbulkan ataupun
meningkatkan kekebalan tubuh individu terhadap penyakit. Setiap bayi wajib mendapatkan Lima
Imunisasi dasar Lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG (Bacillus Calmette-Guerin), 3 dosis
DPT (Difteri Pertusis Tetanus), 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Imunisasi
secara tidak langsung memiliki manfaat bagi pembangunan serta perkembangan ekonomi bangsa dan
memiliki pengaruh dengan kesejahteraan masa depan bangsa. Imunisasi juga melindungi masyarakat
dengan cara memberikan perlindungan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, Pendidikan dan pekerjaan ibu
dengan kepatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.

Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross
sectional.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dan tingkat Pendidikan ibu ( p value < 0,05 ) dengan tingkat Pendidikan
ibu yang paling besar dalam mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada bayi di Puskesmas Sambirejo
pada Tahun 2023. Sementara hasil uji statistic yang dilakukan pada pekerjaan ibu tidak menunjukkan
hubungan yang signifikan ( p value > 0,05 ) terhadap kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi
di Puskesmas Sambirejo pada Tahun 2023.

Kata Kunci : Imunisasi, Pengetahuan, Pendidikan, dan Pekerjaan

ABSTRACT
Background: immunization is a way that’s done to increase the individual’s immunity against
disease. Every infant is required to get five complete basic immunizations : 1 dose of BCG, 3 doses of
DPT, 4 doses of polio, 3 doses of hepatitis B and 1 dose of measles. Indirectly, immunization has a
benefits for the development of the nation’s economy and has an influence on the future welfare of the
nation. Immmunization doesn’t only protect a person but also society by provideing community
protection that we known as herd immunity.

Objective: To determine the relation between knowledge level, education, and mothers occupation
with compliance with providing complete basic immunization to infants.

Methods: This type of research used is an analytical observational method with a cross sectional
design.

Results: Based on the results of statistical tests that have been carried out, there is a significant
relation between the level of knowledge and the level of education of the mother ( p value < 0,05)with
the level of education of the mother having the greatest influence on the completeness of immunization
on infants at the sambirejo health care center in 2023. Meanwhile, the results of statistical tests
conducted on mother occupation didn’t show a significant relation ( p value > 0,05 ) to compliance
with basic immunization for infants at the sambirejo healt center in 2023.
Keywords: Immunizations, Knowledge, Education, and Occupation

PENDAHULUAN harus tinggi dan akhirnya mencapai 80%


Latar Belakang kecuali imunisasi DT, MR (Measles Rubella),
dan HPV yang dikarenakan keterbatasan
Pemberian Imunisasi dapat mencegah ketersediaan vaksin serta kurangnya kesadaran
kematian setiap tahun di semua kelompok masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
umur akibat difteri, tetanus, pertusis, dan Cakupan campak hanya mencapai 45%, dan
campak. Cakupan imunisasi global stagnan di Diphteria Tetanus (DT) juga 40%. Penurunan
angka 86% tanpa adanya perubahan yang cakupan imunisasi diakibatkan adanya
signifikan selama beberapa tahun terakhir. pandemi COVID-19 yang membuat orang tua
Sekitar 60% bayi tersebut berasal dari 10 takut membawa anaknya untuk diimunisasi.5
negara, salah satunya Indonesia.1 Data Renstra (Rencana Strategi) tahun
Pemberian imunisasi salah satu upaya 2020, terdapat 4 provinsi yang dapat
kesehatan masyarakat yang terbukti paling memenuhi target renstra yaitu Provinsi Bali
cost-effective (murah) serta berdampak positif 99,4%, Nusa Tenggara Barat 99,1%, Jawa
untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan Tengah 98,0, Jawa Timur 97,3%. Sedangkan
anak di Indonesia. Imunisasi juga melindungi provinsi dengan capain terendah yaitu Aceh
masyarakat dengan cara memberikan 41,8%, Papua 51,2%, Sumatera Barat 54,1%.
perlindungan komunitas atau yang disebut Data renstra (rencana strategi) tahun 2020
dengan herd immunity. Salah satu upaya provinsi Sumatera Utara 75,8% yang belum
preventif adalah dilaksanakannya program memenuhi target renstra 92,9%.6
imunisasi.2 Berdasarkan laporan kinerja direktorat
Berdasarkan data World Health jenderal pencegahan dan pengendalian
Organozation (WHO) cakupan imunisasi penyakit tahun 2020 cakupan imunisasi di
global turun dari 86% pada 2019 menjadi 83% Kabupaten Langkat sekitar 53,0%, dan
pada 2020. Diperkirakan 23 juta anak di bawah cakupan imunisasi tersebut masih jauh dari
usia satu tahun tidak menerima vaksin dasar, target Renstra. Puskesmas Sambirejo
yang merupakan jumlah tertinggi sejak 2009. merupakan sebuah pusat kesehatan masyarakat
Pada tahun 2020, jumlah anak yang tidak yang terletak di Kabupaten Langkat,
divaksinasi total meningkat 3,4 juta dan 1,6 Kecamatan Binjai, Provinsi Sumatera Utara,
juta lebih banyak anak perempuan tidak Indonesia. Puskesmas ini bertanggung jawab
sepenuhnya terlindungi dari Human Papilloma untuk memberikan pelayanan kesehatan primer
Virus (HPV) pada tahun 2020, dibandingkan kepada masyarakat di sekitarnya. Puskesmas
dengan tahun sebelumnya.3 Sambirejo menyediakan layanan kesehatan
Berdasarkan data United Nations termasuk pemeriksaan kesehatan umum,
International Children's Emergency Fund pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, konseling
(UNICEF) cakupan imunisasi dasar anak di gizi, imunisasi, serta pengobatan dan
Asia Tenggara masih rendah. Sebagaimana pengobatan rawat jalan.7
tercatat pada tahun 2021 didapati data Peran penting terhadap pemenuhan
persentase negara dengan cakupan imunisasi kebutuhan anak, terutama anak usia 0-5 tahun
dasar lengkap sebagai berikut: Malaysia 93%, itu dipegang oleh ibu. Kesehatan dan kesakitan
Thailand 91%, Vietnam 90%, Indonesia 85%, anak sangat dipengaruhi oleh perilaku ibu
Filipina 85%, Kamboja 80%, Laos 80%, dalam memberikan pengasuhan. Ibu diyakini
Myanmar 70%, Timor-Leste 60%.4 sebagai orang tua yang paling tepat dalam
Pada 2020 cakupan imunisaai dasar memberikan perawatan pada anak, baik dalam
lengkap pada bulan ke-3 dan bulan ke-4 keadaan sehat maupun sakit.
rendah. Namun Kemenkes terus Menurut Rahmi, faktor yang berhubungan
mengupayakan cakupan imunisasi pada anak dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
balita diantaranya adalah pengetahuan ibu, Penelitian bertujuan untuk mengetahui
jumlah anak, sikap petugas kesehatan, hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan dan
dukungan keluarga, jarak rumah ke fasilitas pekerjaan ibu dengan kepatuhan pemberian
kesehatan, pendidikan, sikap ibu, motivasi dan Imunisasi Dasar Lengkap.
sosial budaya atau kepercayaan dalam
masyarakat. Ibu yang mempunyai balita TINJAUAN PUSTAKA
dengan pengetahuan baik akan melakukan Imunisasi adalah suatu cara yang
imunisasi dasar lengkap karena ibu mengerti dilakukan untuk menimbulkan ataupun
tentang manfaat dari imunisasi yang dilakukan meningkatkan kekebalan tubuh individu
untuk balitanya, sedangkan pada ibu yang terhadap penyakit. Penyakit yang Dapat
tidak mengetahui tentang imunisasi dan Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) adalah
manfaatkan akan berdampak pada imunisasi penyakit yang diharapkan dapat dikurangi atau
dasar yang tidak lengkap pada balitanya.8 bahkan dihilangkan dengan pelaksanaan
Menurut Devi Arista, ibu dengan tingkat program imunisasi. Imunisasi mempunyai
pendidikan tinggi akan menimbulkan perilaku peranan penting dalam pelayanan kesehatan
kesehatan yang baik khususnya hal ini adalah primer terutama dalam menurunkan angka
ibu melengkapi imunisasi dasar pada bayinya. kematian balita.11
Sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan Imunisasi diambil dari kata “imun” yang
rendah akan menimbulkan perilaku kesehatan berarti kebal atau resisten.12 Anak yang telah
yang kurang baik sehingga ibu tidak diberikan imunisasi dapat terlindungi dari
melengkapi imunisasi dasar pada bayinya. Dari berbagai penyakit berbahaya yang termasuk
hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dalam PD3I yaitu TBC (Tuberculosis), Difteri,
bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Polio, Campak,
dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam radang paru – paru dan radang selaput otak.13
pemberian imunisasi dasar lengkap. Semakin Program imunisasi ini merupakan salah
rendah pendidikan ibu, maka ibu akan beresiko satu upaya untuk melindungi penduduk
tidak melengkapi imunisasi dasar pada bayi terhadap penyakit tertentu. Setiap bayi wajib
dan sebaliknya jika pendidikan ibu tinggi maka mendapatkan Lima Imunisasi dasar Lengkap
ibu akan memberikan imunisasi dasar pada (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG (Bacillus
bayi.9 Calmette-Guerin), 3 dosis DPT (Difteri
Menurut Pratamadhita , ibu yang tidak Pertusis Tetanus), 4 dosis polio, 3 dosis
bekerja cenderung lebih memperhatikan hepatitis B, dan 1 dosis campak.14
kelengkapan imunisasi bayinya. Berdasarkan Menurut Permenkes RI Nomor 12 tahun
analisis uji Chi-square memperlihatkan adanya 2017 disebutkan bahwa tujuan umum
hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu Imunisasi turunnya angka kesakitan, kecacatan
dengan status imunisasi dasar bayi. Dengan dan kematian akibat PD3I. Program ini
nilai (p=0,04<0,05) dengan nilai OR = 2,68; bertujuan sebagai berikut:
(95%CI =1,09 - 6,46), yang dapat diartikan 1. Tercapainya cakupan Imunisasi Dasar
bahwa ibu yang bekerja berisiko memiliki bayi Lengkap (IDL) pada bayi sesuai target
yang status imunisasinya tidak lengkap sebesar RPJMN (Rencana Pembanguan Jangka
2,68 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu Menengah Nasional).
yang tidak bekerja.10 2. Tercapainya Universal Child
Berdasarkan latar belakang di atas maka Immunization (UCI) (Presentase
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian minimal 80% bayi yang mendapat IDL
tentang hubungan tingkat pengetahuan, disuatu desa/kelurahan) di seluruh
pendidikan, pekerjaan ibu dengan kepatuhan desa/kelurahan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi 3. Tercapainya target Imunisasi lanjutan
di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo, pada Wanita Usia Subur (WUS), anak
kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, usia sekolah dasar serta pada anak
Sumatera Utara. umur di bawah dua tahun (baduta).
4. Tercapainya eliminasi, eradikasi, dan program ini terdiri dari imunisasi rutin,
reduksi penyakit yang dicegah dengan imunisasi tambahan dan imunisasi khusus.
Imunisasi. Imunisasi Dasar, Di Indonesia program
5. Kepada masyarakat yang akan imunisasi diwajibkan kepada setiap bayi usia
berpergian ke daerah endemis penyakit (0 – 11 bulan) untuk mendapatkan imunisasi
tertentu agar mendapat perlindungan dasar lengkap terdiri dari 4 dosis Hepatitis B, 1
optimal dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio
6. Terselenggaranya pemberian Imunisasi tetes dan 1 dosis campak dengan jadwal yang
serta pengelolaan limbah medis yang sudah diatur.
aman (safety injection practise and Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan
waste disposal management). yang bertujuan untuk menjamin terjaganya
Imunisasi memiliki manfaat bagi bayi dan tingkat imunitas pada anak baduta, anak usia
anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap sekolah, dan wanita usia subur termasuk ibu
akan terlindung dari beberapa penyakit hamil.
berbahaya seperti Tuberkulosis, sirosis hati Imunisasi lanjutan adalah imunisasi dasar
atau kanker hati, Poliomylelitis, Campak, yang diulangi untuk mempertahankan tingkat
Difteri, Tetanus, Pertusis serta infeksi kekebalan dan untuk memperpanjang masa
Haemophilus influenzae tipe b dan akan perlindungan anak. Perlindungan optimal dari
mencegah penularan ke adik, kakak dan pemberian imunisasi lanjutan ini hanya
teman-teman disekitarnya. Anak yang telah didapatkan apabila anak tersebut telah
diimunisasi bila terinfeksi penyakit maka tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. 18
akan menularkan ke orang-orang disekitarnya. Imunisasi tambahan merupakan imunisasi
Jadi, imunisasi selain bermanfaat untuk diri yang dapat diberikan kepada seseorang
sendiri juga bermanfaat untuk mencegah sesuai dengan kebutuhannya bertujuan untuk
penyebaran ke adik, kakak dan anak lain melindungi yang penerima imunisasi dari
disekitarnya.16 penyakit menular tertentu. Imunisasi
Imunisasi secara tidak langsung memiliki tambahan adalah imunisasi lain yang tidak
manfaat bagi pembangunan serta termasuk dalam imunisasi wajib, namun
perkembangan ekonomi bangsa dan memiliki penting diberikan kepada bayi, anak, dan
pengaruh dengan kesejahteraan masa depan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit
bangsa. Kesehatan anak yang baik mulai dari dari masing masing penyakit. IDAI (Ikatan
kehidupan prenatal sampai dengan remaja Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan
adalah sumber daya untuk pembangunan sosial imunisasi tambahan seperti Pneumococcus
dan ekonomi negara. Gangguan kesehatan dan Vaccine (PCV), rotavirus, influenza, MR,
perkembangan anak yang buruk mengarah varisela, Japanese Encephalitis (JE), Hepatitis
kepada tuntutan tambahan beban orang tua A serta Typoid.19
yang nantinya berdampak terhadap potensi Imunisasi khusus diberikan untuk
penghasilan keluarga.17 melindungi seseorang dan masyarakat terhadap
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan penyakit tertentu pada situasi tertentu seperti
Republik Indonesia No. 12 Tahun 2017 persiapan keberangkatan calon jemaah
tentang Penyelenggaraan Imunisasi, jenis haji/umroh, persiapan perjalanan menuju atau
imunisasi terdiri atas Imunisasi Program dan dari negara endemis penyakit tertentu, dan
Imunisasi Pilihan. kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit
Imunisasi Program merupakan imunisasi tertentu. Yang merupakan imunisasi khusus
yang wajib diberikan kepada seseorang sebagai adalah imunisasi terhadap meningitis
bagian dari masyarakat dalam rangka meningokokus, Yellow Fever (demam kuning),
melindungi yang bersangkutan dan juga rabies, dan poliomyelitis. Menteri juga dapat
masyarakat sekitarnya dari penyakit yang menetapkan situasi tertentu lainnya selain yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi disebutkan diatas pada Imunisasi khusus.19
Imunisasi pilihan merupakan Imunisasi dasar ini jadwalnya sudah diatur. Berikut
lain yang tidak termasuk kedalam Imunisasi jadwal imunisasi menurut IDAI.20
program, namun dapat diberikan pada bayi,
anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhannya Gambar 1. Tabel IDAI 2020
dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh METODE PENELITIAN
tenaga kesehatan yang berkompeten sesuai Jenis Penelitian
dengan ketentuan peraturan perundang- Jenis penelitian yang digunakan adalah
undangan. Beberapa vaksin yang termasuk metode observasional analitik dengan desain
kedalam imunisasi pilihan adalah Vaksin cross sectional untuk menganalisis hubungan
Maesles, Mumps, Rubela; Vaksin Tifoid; antara tingkat pengetahuan, pendidikan,
Vaksin Varisela; Vaksin Hepatitis A; Vaksin pekerjaan ibu terhadap kelengkapan imunisasi
Influenza; Vaksin Pneumokokus; Vaksin dasar pada bayi.
Rotavirus; Vaksin HPV. Waktu dan Lokasi Penelitian
Imunisasi Dasar Waktu Penelitian
Imunisasi dasar merupakan imunisasi Penelitian ini dilakukan pada bulan April-
rutin yang diberikan kepada bayi sebelum usia Mei 2023
1 (satu) tahun16. Imunisasi dasar yang Lokasi Penelitian
dimaksud adalah Imunisasi terhadap penyakit Penelitian dilakukan di UPT Puskesmas
Hepatitis B, Poliomyelitis, Tuberculosis, Sambirejo kecamatan Binjai Kabupaten
Difteri, Pertussis, Tetanus, Pneumonia dan Langkat, Jln. T. Amir Hamzah No 154
meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Sambirejo Kec. Binjai
influenza tipe b (Hib) dan Campak, imunisasi
Subjek Penelitian e = Presisi ditetapkan (0,05)

Populasi Penelitian Besar Sampel

Populasi penelitian ini adalah ibu yang Berdasarkan perhitungan diatas, maka
sudah mempunyai anak usia 0-12 bulan di besar sampel minimal yang digunakan adalah
Puskesmas Sambirejo sebanyak 60 orang 52 orang.

Kriteria Inklusi Teknik Pengambilan Sampel

1. Ibu yang sudah mempunyai anak usia 0 - Teknik pengambilan sampel pada
12 bulan di wilayah kerja UPTD penelitian ini menggunakan Consecutive
Puskesmas Sambirejo – Binjai sampling. Menggunakan sampel yang dijumpai
pada saat penelitian dilaksanakan.
2. Populasi Terjangkau adalah ibu yang
mempunyai anak usia 0–12 bulan yang Metode Pengumpulan Data
datang ke UPTD Puskesmas Sambirejo
pada waktu penelitian Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari responden dengan teknik
Kriteria Ekslusi wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Data primer yang dikumpulkan meliputi:
1. Ibu yang mempunyai anak berusia diatas identitas responden, pengetahuan ibu,
12 bulan di Puskesmas Sambirejo pendidikan ibu, pekerjaan ibu.
2. Ibu yang mempunyai anak berusia diatas Data sekunder adalah data yang diperoleh
12 bulan dan imunisasi dasar tidak lengkap dari data yang telah ada sebelumnya. Dalam
di Puskesmas Sambirejo hal ini peneliti mengambil data sekunder dari
Kartu Menuju Sehat untuk mengetahui status
Sampel Penelitian
kelengkapan imunisasi dasar bayi.
Sampel pada penelitian ini yaitu ibu yang
Desain Penelitian
datang ke Puskesmas Sambirejo yang
memenuhi kriteria inklusi. Perhitungan jumlah Desain penelitian adalah cross-sectional.
sampel menggunakan rumus Slovin karena Kata satu saat bukan berarti semua obyek
jumlah populasinya diketahui diamati tepat pada saat yang sama, tetapi tiap
subyek hanya diobservasi satu kali dan
N
n= pengukuran variabel subyek dilakukan pada
1+ N ¿ ¿
saat pemeriksaan tersebut. Dengan demikian,
60 maka peneliti tidak melakukan tindak lanjut
n= terhadap pengukuran yang dilakukan.
1+60 ¿ ¿

60 Variabel Penelitian
n=
1+60 (0,0025) Variabel penelitian dibagi menjadi dua,
yaitu variabel bebas (independent variable)
60
n= dan variabel terikat (dependent variable).
1,15
Variabel bebas pada penelitian ini adalah
n=52 Hubungan antara tingkat penegetahuan,
pendidikan, pekerjaan ibu, sedangkan variabel
Keterangan : terikat penelitian ini adalah Kelengkapan
imunisasi dasar pada anak.
n = Besar sampel

N = Besar populasi
Cara Kerja memiliki pengetahuan yang baik dengan
kepatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap
1. Meminta surat dari pihak Kampus Fakultas pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Kedokteran Universitas Methodist Sambirejo.
Indonesia untuk survei pendahuluan. Pendidikan Ibu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
2. Peneliti mengajukan surat suvei ke Dinas
Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Kesehatan kota Binjai
Pendidikan Frekuensi %
3. Peneliti mengajukan surat izin survei dari Orang Tua
Dinas kesehatan ke Puskesmas Sambirejo, DASAR 24 46,2
LANJUT 28 53,8
setelah diizinkan peneliti melakukan
Total 52 100
wawancara pada responden yang sesuai
Berdasarkan tabel 2. di atas diketahui
dengan variabel.
bahwa terdapat 24 ibu ( 46,2 % ) yang
4. Setelah peneliti melakukan sidang validasi berpendidikan SD – SMP dan 28 ibu ( 53,8 %
proposal, peneliti mengajukan permohonan ) yang berpendidikan SMA – PT. Maka
izin penelitian dan surat pengantar agar mayoritas responden pada Puskesmas
dilakukan penelitian. Sambirejo berpendidikan SMA - PT.

5. Setelah mendapat izin, peneliti Pekerjaan Ibu


memberikan surat penelitian ke staf Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Puskesmas Sambirejo. Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Pekerjaan
6. Peneliti melakukan penelitian dengan Frekuensi %
Orang Tua
menunggu orang tua yang datang ke Berprofesi 19 36,5
puskesmas untuk wawancara, sebelumnya Ibu Rumah
33 63,5
meminta persetujuan kepada orang tua Tangga
dengan maksud dan tujuan ingin Total 52 100
mewawancarai. Berdasarkan tabel 3. di atas diketahui
bahwa terdapat 19 Ibu ( 36,5 % ) yang
7. Setelah selesai mewawancara orang tua berprofesi dan 33 Ibu ( 63,5 % ) sebagai ibu
dilanjutkan dengan menganalisis rumah tangga. Maka mayoritas responden pada
data sehingga diperoleh hasil dan ditarik Puskesmas Sambirejo adalah ibu rumah
kesimpulan. tangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelengkapan Imunisasi
Karakteristik Demografi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Ibu
Responden Berdasarkan Kelengkapan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Imunisasi
Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu
Kelengkapan Frekuensi %
Pengetahuan Frekuensi % Imunisasi
Orang Tua Status
Pengetahuan imunisasi tidak 17 32,7
23 44,2
kurang lengkap
Pengetahuan Status
29 55,8 35 67,3
baik imunisasi lengkap
Total 52 100 Total 52 100
Berdasarkan tabel 1. di atas diketahui Berdasarkan tabel 4. di atas diketahui
bahwa terdapat 23 ibu ( 44,2 % ) yang bahwa terdapat 17 Ibu ( 32,7 % ) yang status
pengetahuannya kurang dan 29 ibu ( 55,8 % ) imunisasi anaknya tidak lengkap dan 35 Ibu
yang pengetahuannya baik. Maka mayoritas ( 67,3 % ) yang status imunisasi anaknya
responden pada Puskesmas Sambirejo lengkap. Maka mayoritas responden pada
Puskesmas Sambirejo yaitu yang anaknya kelengkapan imunisasi pada bayi di Puskesmas
memiliki status imunisasi lengkap. Sambirejo.

Hasil Analisis Bivariat


A. Hubungan Pengetahuan Ibu
terhadap Kelengkapan Imunisasi
Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu
terhadap Kelengkapan Imunisasi di
Puskesmas Sambirejo
Kelengkapan
Imunisasi
Stat Stat
Peng P
us us Total
etahuan Val
imunisas imunisas
Ibu ue
i tidak i
lengkap lengkap
F % F % F %
Kura 1 2 1 2 2 4
ng 1 1,1 2 3,1 3 4,2
1 2 4 2 5
Baik 6 0
1,6 3 4,2 9 5,8
,038
1
1 3 3 6 5
Total 00.0
7 2,7 5 7,3 2
%

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa


dari 35 ibu ( 67,3 % ) yang memiliki bayi
dengan status imunisasi lengkap, 12 orang ibu
( 23,1 % ) diantaranya memiliki pengetahuan
yang kurang dan 23 orang ibu ( 44,2 % )
B. Hubungan
diantaranya
Kelengkapan Pendidikan
memiliki
Imunisasi Ibu
pengetahuan yang
Pen Statu terhadap
baik. Sedangkan Statu P
didikan s Total
pada 17 orang ibu ( s Val
Orang imunisas
32,7 % ) yang imunisas ue
Tua i tidak
memiliki bayi i lengkap
lengkap
dengan status
F % F % F %
imunisasi yang
SD – 1 2 1 2 2 46
tidak lengkap, 11
SMP 2 3,1 2 3,1 4 ,2
orang ( 21,1 % )
SM 9 2 4 2 53 0
diantaranya 5
A – PT ,6 3 4,2 8 ,8 .014
memiliki
Tota 1 3 3 6 5 10
pengetahuan yang
l 7 2,7 5 7,3 2 0.0%
kurang dan 6 orang
Kelengkapan Imunisasi
( 11,6 % ) lainnya memiliki pengetahuan yang
Tabel 6. Hubungan Pendidikan Ibu
baik. Hasil uji statistik chi square diperoleh
terhadap Kelengkapan Imunisasi di
bahwa nilai p = 0,038, artinya bahwa terdapat
Puskesmas Sambirejo
hubungan antara pengetahuan ibu terhadap
Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa orang ibu ( 23,1 % ) diantaranya berpendidikan
dari 35 orang ibu ( 67,3 % ) yang memiliki SD – SMP, dan 5 orang ibu ( 9,6 % ) lainnya
bayi dengan status imunisasi yang lengkap, 12 berpendidikan SMA – PT. Hasil Uji statistic
orang ibu ( 23,1 % ) diantaranya berpendidikan chi square diperoleh bahwa nilai p = 0,014,
SD – SMP, dan 23 orang ibu ( 44,2 % ) lainnya yang berarti terdapat hubungan antara
berpendidikan SMA – PT. Sedangkan pada 17 Pendidikan ibu terhadap kelengkapan
orang ibu ( 32,7 % ) dengan bayi yang tidak imunisasi bayi di Puskesmas Sambirejo.
memiliki status imunisasi yang lengkap, 12

C. Hubungan Pekerjaan Ibu terhadap


Kelengkapan Imunisasi
Tabel 7. Hubungan Pekerjaan Ibu terhadap
Kelengkapan Imunisasi di Puskesmas
Sambirejo
Kelengkapan Imunisasi
Status
Pekerjaan Orang Status imunisasi Total P
imunisasi
Tua tidak lengkap Value
lengkap
F % F % F % Hasil Analisis
Berprofesi 5 9,6 14 26,9 19 36,5 Multivariat
Variabel yang
Ibu Rumah Tangga 12 23,1 21 40,4 33 63,5 0.457
dimasukkan dalam
Total 17 32,7 35 67,3 52 100.0%
uji regresi logistik
Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat bahwa adalah variabel yang memiliki nilai p < 0,05.
dari 35 orang ibu ( 67,3 % ) yang memiliki Variabel pengetahuan ibu dan Pendidikan ibu
bayi dengan status imunisasi yang lengkap, 14 memiliki nilai p < 0,05 sehingga dapat masuk
orang ibu ( 26,9 % ) diantaranya berprofesi dan dalam model regresi logistik. Pada variabel
21 orang ( 40,4 % ) lainnya sebagai ibu rumah pengetahuan ibu didapatkan nilai p = 0.038,
tangga. Sedangkan pada 17 orang ibu ( 32,7 pendidikan didapatkan nilai p = 0.014.
% ) lainnya yang memiliki bayi dengan status Faktor Yang Memengaruhi terhadap
imunisasi yang tidak lengkap, 5 orang ibu ( 9,6 Kelengkapan Imunisasi
% ) diantaranya berprofesi dan 12 orang ibu Tabel 8. Faktor Yang Memengaruhi
( 23,1 % ) lainnya sebagai ibu rumah tangga. terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Di
Hasil uji statistik chi square diperoleh bahwa Puskesmas Sambirejo
nilai p = 0,457, yang berarti bahwa tidak
95% C.I for
terdapat hubungan antara pekerjaan ibu
Nila EXP(B)
terhadap kelengkapan imunisasi bayi di Variabel B OR
ip Lowe
Puskesmas Sambirejo. Upper
r
Pengetahuan
- 2.359 .007 3.51 .019 .529
Ibu
Pendidikan
2.496 .011 12.139 1.757 83.851
Ibu

Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa


variable yang sangat berpengaruh terhadap
kelengkapan imunisasi bayi di Puskesmas
Sambirejo adalah Pendidikan Ibu dengan nilai
p = 0,011 dan OR = 12.139, yang berarti
bahwa Pendidikan Ibu dapat mempengaruhi
kelengkapan imunisasi dasar bayi sebesar 12 tersebut. Informasi adalah salah satu media
kali. Sedangkan pada Pengatahuan Ibu didapati dalam membentuk pemahaman ibu tersebut,
nilai p = 0,007 dan OR = 3,51, yang berarti ibu yang terpapar banyak informasi akan
berpengaruh hanya sebesar 3,51 kali terhadap memiliki pemahaman yang lebih baik daripada
pemberian kelengkapan imunisasi bayi di seseorang yang memiliki sedikit sumber
Puskesmas Sambirejo Tahun 2023. informasi. Dalam hal ini seorang ibu yang
banyak terpapar oleh informasi mengenai
PEMBAHASAN pentingnya imunisasi, maka akan memiliki
Analisis Pengetahuan Ibu terhadap pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat,
Kelengkapan Imunisasi tujuan, serta pentingnya pemberian imunisasi
Hasil penelitian pada table 5. bahwa dasar secara lengkap untuk bayinya.21
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu Analisis Pendidikan Ibu terhadap
dengan kelengkapan imunisasi bayi di Kelengkapan Imunisasi
Puskesmas Sambirejo, dengan hasil uji statistic Hasil penelitian pada table 6. bahwa
chi square didapatkan nilai p = 0,038. terdapat hubungan antara pendidikan ibu
Penelitian ini menunjukkan bahwa respon dengan kelengkapan imunisasi bayi di
dengan status imunisasi tidak lengkap Puskesmas Sambirejo, dengan hasil uji statistic
dikarenakan pengetahuan yang kurang yaitu chi square didapatkan nilai p = 0,014.
sebanyak 11 orang ( 21,2 % ) sedangkan untuk Penelitian ini menunjukkan bahwa responden
responden yang status imunisasinya tidak dengan status imunisasi tidak lengkap dengan
lengkap walaupun memiliki pengetahuan yang Pendidikan SD – SMP yaitu sebanyak 12
baik itu sebanyak 6 orang ( 11,5 % ). Untuk orang ( 23,1 % ) sedangkan untuk responden
responden yang memiliki status imunisasi yang yang status imunisasinya tidak lengkap dengan
lengkap dengan pengetahuan yang kurang status Pendidikan SMA – PT itu sebanyak
yaitu sebanyak 12 orang ( 23,0 % ), sedangkan orang 5 orang ( 9,6 % ). Untuk responden yang
untuk responden yang status imunisasinya memiliki status imunisasi yang lengkap dengan
lengkap dengan memiliki pengetahuan yang status Pendidikan SD – SMP yaitu sebanyak
baik itu sebanyak 23 orang ( 44,2 % ). 12 orang ( 23,1 % ), sedangkan untuk
Penelitian ini sejalan dengan penelitian responden yang status imunisasinya lengkap
yang dilakukan oleh Multi Agustin dan Teti dengan status Pendidikan SMA – PT itu
Rahmawati, didapatkan bahwa sebanyak 92,6 sebanyak 23 orang ( 44,2 % ).
% ibu memiliki pengetahuan yang baik dan 7,4 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
% ibu memiliki pengetahuan yang kurang baik, yang dilakukan oleh Santoso Ujang Effendi,
serta dari hasil uji statistic yang dilakukan dkk di Kota Bengkulu, didapatkan bahwa dari
diperoleh nilai p = 0,002 yang berarti terdapat 69 ibu dengan pemberian imunisasi lengkap
hubungan antara pengetahuan ibu dengan pada bayinya, 7 orang ibu diantaranya ber
kelengkapan imunisasi dasar.27 pendidikan tinggi, 59 orang ibu lainnya
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan berpendidikan menengah dan 3 orang ibu
Putri Retno Asih, Nuzulul Kusuma Putri di lainnya berpendidikan rendah. Hasil uji
Kabupaten Bojonegoro bahwa sebanyak 91,45 statistic yang dilakukan diperoleh nilai p =
% ibu mendapatkan pengetahuan yang 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang
mengenai pentingnya imunisasi dasar sehingga signifikan antara Pendidikan dengan
melakukan pemberian imunisasi dasar secara pemberian imunisasi dasar pada bayi di Kota
lengkap pada bayi mereka. Hasil uji statistic Bengkulu.29
yang dilakukan diperoleh nilai p = 0,000 yang Hal yang sama juga ditemukan pada
berarti terdapat hubungan yang relevan antara penelitian yang dilakukan oleh Sri Dinengsi,
pengetahuan ibu dengan kelengkapan Heni Hendriyani, menjelaskan bahwa terdapat
imunisasi dasar. 28 84 responden dengan hasil uji statistic
Pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh diperoleh nilai p < 0,05, yang berarti terdapat
banyaknya informasi yang diperoleh oleh ibu hubungan bermakna antara tingkat Pendidikan
dengan kelengkapan pemberian imunisasi waktu luang dibandingkan ibu yang memiliki
dasar pada bayi.30 pekerjaan formal / bekerja pada suatu instansi.
Menurut teori L Green, tingkat Maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan
pendidikan ibu yang semakin baik akan memberikan efek kepada ibu untuk
berpengaruh pada keinginan ibu untuk memberikan imunisasi secara lengkap pada
memberikan imunisasi lengkap pada anaknya. anaknya. Namun, hal ini juga menunjukkan
Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat bahwa seseorang ibu yang tidak bekerja tidak
pendidikan yang rendah, maka akan menjamin kalau bayinya akan mendapatkan
menghambat perkembangan sikap orang imunisasi secara lengkap dapat dilihat dari
tersebut untuk penerimaan informasi dan nilai hasil penelitian bahwa status imunisasi bayi
- nilai yang baru saja diperkenalkan.29 yang belum lengkap terjadi terutama pada ibu
Analisis Pekerjaan Ibu terhadap rumah tangga. Karena ibu yang
Kelengkapan Imunisasi berprofesi/mempunyai pekerjaan cenderung
Hasil penelitian pada table 7. bahwa tidak mendapatkan informasi lebih banyak tetang
terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan pentingnya imunisasi dan manfaat imunisasi
kelengkapan imunisasi bayi di Puskesmas dibandingkan dengan ibu rumah tangga.28
Sambirejo, dengan hasil uji statistic chi square Faktor yang Memengaruhi terhadap
didapatkan nilai p = 0,457. Penelitian ini Kelengkapan Imunisasi yang Paling
menunjukkan bahwa responden dengan status Dominan
imunisasi tidak lengkap dengan ibu yang Hasil penelitian pada tabel 8.
berprofesi sebanyak 5 orang ibu ( 9,6 % ) dan menunjukkan bahwa variable yang sangat
12 orang ibu ( 23,1 % ) lainnya sebagai Ibu berpengaruh dalam kelengkapan imunisasi
Rumah Tangga. sedangkan untuk responden adalah Pendidikan ibu dengan nilai p = 0,011 ;
yang status imunisasinya lengkap dengan ibu OR = 12.139 yang berarti bahwa Pendidikan
yang berprofesi sebanyak 14 orang ( 26,9 % ) ibu dapat memengaruhi kelengkapan imunisasi
dan 21 orang ibu ( 40,4 % ) lainnya sebagai pada bayi sebesar 12 kali pada Puskesmas
Ibu Rumah Tangga. Sambirejo. Sedangkan pada pengetahuan ibu
Penelitian ini sejalan dengan penelitian diperoleh nilai p = 0,07 ; OR = 3,51 yang
yang dilakukan oleh Nanda Ari Nugraheni, berarti bahwa pengetahuan berpengaruh 3,51
dkk di Puskesmas Kraton Yogyakarta, kali terhadap kelengkapan imunisasi bayi di
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan Puskesmas Sambirejo.
yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dengan KESIMPULAN
nilai p = 0,526 yang diperoleh berdasarkan uji 1. Berdasarkan analisis hubungan tingkat
statistic. Namun, berbeda dengan penelitian pengetahuan ibu dengan kepatuhan
yang dilakukan oleh Santoso Ujang Effendi, pemberian imunisasi dasar lengkap
dkk ( 2017 ) di Kota Bengkulu, didapatkan menunjukkan bahwa dari 35 responden
bahwa dari 69 orang ibu yang melakukan (67,3 %) yang memiliki status imunisasi
pemberian imunisasi yang lengkap pada dasar yang lengkap, 23 responden (44,2 %)
bayinya 60 diantaranya tidak bekerja dan 9 diantaranya memiliki pengetahuan yang
diantaranya bekerja. Hasil dari uji statistic baik. Hasil uji statistic chi square
diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti terdapat diperoleh nilai p = 0,038 yang berarti
hubungan antara pekerjaan dengan terdapat hubungan yang signifikan antara
kelengkapan pemebrian imunisasi pada bayi di tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
Kota Bengkulu.31 pemberitan imunisasi dasar lengkap di
Pekerjaan juga merupakan salah satu Puskesmas Sambirejo pada Tahun 2023.
faktor predisposisi yang dapat memengaruhi 2. Berdasarkan analisis hubungan tingkat
status kesehatan manusia. Ibu yang tidak Pendidikan ibu dengan kepatuhan
bekerja atau ibu rumah tangga secara tidak pemberian imunisasi dasar lengkap
langsung memiliki lebih banyak mempunyai menunjukkan bahwa dari 35 responden
(67,3 %) yang memiliki status imunisasi in-childhood-vaccinations-unicef-who.
dasar yang lengkap, 23 responden (44,2 %) Diakses pada tanggal 26 Januari 2023.
diantaranya berpendidikan SMA – PT. 4. UNICEF. 2021. Immunization Coverage
Hasil uji statistic chi square diperoleh nilai data.
p = 0,014 yang berarti terdapat hubungan https://data.unicef.org/topic/immunization/
yang siginifikan antara tingkat coverage Diakses pada tanggal 27 Januari
pengetahuan dengan kepatuhan pemberian 2023
imunisasi dasar lengkap di Puskesmas 5. Kemenkes RI. 2021. Orang Tua Harus
Sambirejo paada Tahun 2023. Lengkapi Imunisasi Dasar Anak Meski
3. Berdasarkan analisis hubungan tingkat Pandemi COVID-19.
pekerjaan ibu dengan kepatuhan https://www.kemkes.go.id/article/view/210
pemberian imunisasi dasar lengkap 42900002/orang-tua-wajib-lengkapi-
menunjukkan bahwa dari 35 responden imunisasi-dasar-anak-meski-pandemi-
(67,3 %) yang memiliki status imunisasi covid-19 Diakses pada tanggal 27 Januari
dasar yang lengkap, 21 responden (40,4 %) 2023.
diantaranya adalah Ibu Rumah Tangga. 6. Kemenkes RI. 2021. Rencana Strategi
Hasil uji statistic chi square diperoleh nilai 2021. Direktorat Jenderal Pencegahan dan
p = 0,457 yang berarti tidak terdapat Pengendalian Penyakit : Jakarta
hubungan yang signifikan antara pekerjaan 7. Yuni, N. E. & Oktami, R. S. 2016.
dengan kepatuhan pemberian imunisasi Panduan Lengkap Posyandu Untuk Bidan
dasar di Puskesmas Sambirejo pada Tahun Dan Kader., Yogyakarta: Nuha Medika,
2023. Edisi Kedua.
4. Berdasarkan hasil analisis multivariat, 8. Rahmi N,Asmaul H. 2018. Faktor yang
didapatkan faktor yang paling mempengaruhi kelengkapan imunisasi
berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja
dasar lengkap adalah Pendidikan ibu puskesmas peukan bada kabupaten Aceh
dengan nilai p = 0,011 ; OR = 12.139 yang Besar. Banda aceh : Journal of healtcare
berarti bahwa Pendidikan ibu dapat technology and medicine vol.4 No 2
mempengaruhi kelengkapan imunisasi Oktober 2018.
pada bayi sebesar 12 kali pada Puskesmas 9. Devi A.2016. Hubungan Tingkat
Sambirejo pada Tahun 2023. Pendidikan, Dukungan Keluarga Dan
Peran Tenaga Kesehatan Dengan Riwayat
DAFTAR PUSTAKA Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di
1. Yuni, N. E. & Oktami, R. S. 2016.Panduan Wilayah Kerja Puskesmas Paal V Kota
Lengkap Posyandu Untuk Bidan Dan Jambi Tahun 2016. Jambi: Scientia Journal
Kader. Yogyakarta: Nuha Medika. Edisi Vol.5.No.2
Kedua 10. Pratamadhita. 2019. Hubungan tingkat
2. Proverawati, Atikah & Andhini,C.S.D. pengetahuan, usia dan pekerjaan ibu
2017. Imunisasi dan vaksinasi. dengan status imunisasi dasar bayi di desa
Yogyakarta: Nuha Medika. japanan kecamatan cawas kabupaten
3. WHO. 2021. Bulan Imunisasi Anak klaten tahun 2019. Surakarta. FIKM UMS
Nasional di Indonesia berakhir tapi upaya 11. Irawati NAV. 2020. Imunisasi Dasar
masih diperlukan untuk mengatasi dalam Masa Pandemi COVID-19. Fakultas
kemunduran dalam vaksinasi anak – Kedokteran : Universitas Lampung
UNICEF & WHO. 12. Putri H. 2019. Hubungan pengetahuan ibu
https://www.who.int/indonesia/id/news/det tentang imunisasi dengan kelengkapan
ail/05-10-2022-as-indonesia-s-catch-up- imunisasi dasar di wilayah puskesmas
immunization-campaign-ends-urgent- larangan utara kota tangerang. Tangerang :
efforts-still needed-to-address-backslide- STIKes Widya Dharma Husada
Tangerang.
13. Pratiwi S. 2017. Gambaran penolakan 23. Ratna Juwita. Faktor-Faktor Yang
masyarakat terhadap imunisasi dasar Mempengaruhi Status Imunisasi Dasar
lengkap bagi balita. Semarang :Fakultas Bayi Di Desa Sungai Air Putih Kecamatan
kesehatan masyarakat universitas Sungai Lala. 2017.
diponegoro 24. Rani K, Rinco S. Hubungan Pengetahuan
14. Vivi T. 2016. Faktor yang berhubungan Ibu Tentang Reaksi Kejadian Ikutan Pasca
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap Imunisasi DPT Dengan Tindakan
pada bayi tahun 2015. Padang : Fakultas Pemberian Imunisasi DPT. 2020
kesehatan masyarakat Universitas andalas 25. Tatu S, Ratni N. Penyuluhan Tentang
15. Anggun N. 2021. Pengetahuan, Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap Di
Pendidikan, dan Sikap Ibu terhadap Wilayah Kerja Puskesmas Cihideung.
Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Vaksinasi edisi kedua, Yogyakarta. 2018.
Bogor. Depok : Jurnal Pengabdian 26. Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku
Kesehatan Masyarakat. Vol 1 No 1. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
16. Yulinda A. 2021. Edukasi tentang manfaat 27. Agustin M, Rahmawati T. 2021.
bagi kesehatan bayi dan balita di desa Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
mompang kecamatan padangsidempuan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita
angkola julu kota padangsidempuan. Usia 1-5 Tahun. Sekolah Tinggi Kesehatan
Padangsidempuan: Universitas aufa Jayakarta, PKP DKI Jakarta : Faletehan
royhan. Health Journal, 8(3) (2021) 160-165
17. Frastika I. 2020. Persepsi dan Sikap Orang 28. Asih PR, Putri NK. 2022. Faktor Faktor
Tua tentang Pemberian Imunisasi Anak. yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Surabaya : Indonesian Nursing Scientific Imunisasi Dasar di Kabupaten Bojonegoro.
Journal:Vol 10 No 02. Media Gizi Kesmas : Universitas
18. Faradilla S. 2020. Determinan Airlangga
kelengkapan imunisasi lanjutan pada balita 29. Surbakti Imran S, dkk. 2022. Faktor Faktor
di wilayah kerja puskesmas leupung Yang Mempengaruhi Kelengkapan
kabupaten aceh besar. banda aceh: Journal Imunisasi Lanjutan Pada Anak Bawah
of healtcare technologi and medicine vol. Tiga Tahun di Posyandu Mawar
6. Kecamatan Medang Deras Kabupaten
19. Bunga TR. 2021. Faktor – faktor yang Batubara Tahun 2021. STIKES Mitra
mempengaruhi status kelengkapan Husada Medan : Excellent Midwifery
imunisasi tambahan pada bayi usia 2 – 24 Journal Vol 5 No 1
bulan. Jakarta : journal for quality in 30. Antono SD, Mediawati M, Nurhatisah M.
women’s healt vol.4 no.1 2021. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
20. IDAI. 2020. Jadwal Imunisasi Anak Umur dengan Status Imunisasi Dasar pada Bayi
0-18 tahun. Jakarta :IDAI. di Desa Bangkok Wilayah Kerja
21. Husna NR. 2021. Hubungan Antara Puskesmas Gurah Kabupaten Kediri.
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi POLTEKKES KEMENKES Malang :
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 9 No. 2, Mei
Bayi Usia 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja 2021
Puskesmas Junrejo Kota Batu 2021. 31. Nugraheni NA, Mufdlillah, Isnaeni Y.
Malang : FK & FKM Univ. Universitas 2019. Hubungan Status Pekerjaan Ibu
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. dengan Kelengkapan Imunisasi pada Bayi
22. Izzatul azijah. 2018. Hubungan di Puskesmas Kraton Yogyakarta Tahun
Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Keluarga 2009. STIKES Aisyiyah Yogyakarta :
Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Yogyakarta
Lengkap Di Desa Tunggal Jaya Sumur
Pandeglang 2016. Jakarta :Jurnal Bidang
Ilmu Kesehatan, Vol 11, No1.

Anda mungkin juga menyukai