Anda di halaman 1dari 8

E-ISSN: XXXX-XXXX

Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer


Vol. 1, Issue 1 (2023), January

Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita di Masa Pandemi


Covid-19 Desa Mekarjaya Kabupaten Tangerang

Jenny Anna Siauta1, Yenny Aulya1, Dewi Sukmawati1

1
Prodi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Nasional

Tanggal submit: 22-01-2023; Tanggal diterima: 25-01-2023; Tanggal publikasi: 31-01-2023

Abstrak
Latar Belakang: Imunisasi merupakan hal yang penting dalam pelayanan kesehatan
untuk melindungi individu yang rentan dari PD3I. Upaya imunisasi memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan Human Development Index terkait
dengan salah satu komponennya yaitu angka umur harapan hidup, karena dapat
menghindari kematian yang tidak diinginkan, jika tidak segera diatasi akan berdampak
dengan meningkatnya kasus Kejadian Luar Biasa serta penyebaran penyakit akan
semakin cepat, apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan
beraktivitas tentu berdampak pada partisipasi kunjungan imunisasi di Posyandu.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu membawa balita
untuk mendapatkan imunisasi dasar di masa pandemi covid-19 di Desa Mekarjaya
Kabupaten Tangerang.
Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional, sampel berjumlah 100 ibu yang
memiliki balita. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang teruji valid dan reliabel,
analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, motivasi,
dukungan keluarga dan peran kader dengan kepatuhan ibu untuk membawa balita
mendapatkan imunisasi dasar di masa pandemi covid-19 di Desa Mekarjaya.
Kesimpulan: Faktor internal merupakan faktor utama kepatuhan ibu untuk membawa
balitanya untuk mendapatkan imunisasi. Diharapkan ibu yang memiliki balita dapat
menambah pengetahuannya tentang pentingnya imunisasi melalui berbagai media dan
sumber yang dapat dipercaya.

Kata kunci : Kepatuhan, Imunisasi Dasar, Pengetahuan, Peran Kader

Pendahuluan
Masa Pandemi Covid-19 adalah masa yang sangat mengkawatirkan, khususnya bagi
para ibu yang memiliki anak balita. Sementara itu, imunisasi sangat penting bagi balita
guna mencegah berbagai penyakit berbahaya. Dimasa Pandemi Covid-19, para tenaga
kesehatan tetap mensosialisasikan imunisasi kepada orang tua, walaupun hasilnya di tahun
2019 partisipan imunisasi menurun tajam (1). Salah satu hal yang menjadi sorotan pada
masa pandemi Covid-19 ini adalah ancaman masalah kesehatan anak-anak. Sebab, banyak
posyandu dan puskesmas yang menutup layanan imunisasi untuk balita. Fakta lain
menggambarkan bahwa pada masa Pandemi Covid-19 ini, mayoritas orang tua merasa
khawatir membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi. Hal ini

*Penulis Korespondensi: Jenny Anna Siauta, Prodi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Nasional, Jakarta, Indonesia, email: jenny.siauta@civitas.unas.ac.id 1
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
berarti di tengah pandemi Covid-19 saat ini cakupan imunisasi dasar untuk anak balita
akan lebih kecil lagi (2).
World Health Organitation (WHO) pada tahun 2017, diperkirakan 19,9 juta bayi di
seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DTP.
Sekitar 60% dari anak-anak ini tinggal di 10 negara termasuk Indonesia (3). Sementara itu
di Indonesia menurut Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di
Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak melakukan
imunisasi meningkat dari tahun 2013 yaitu 32,1% (4). Berdasarkan data di Provinsi Banten
pada tahun 2019 persentase jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap hanya
90%, jumlah ini masih dibawah target yaitu 100% (5). Adapun Kabupaten Tangerang pada
tahun 2018 jumlah cakupan imunisasi dasar pada bayi sekitar 93,4%. Berdasarkan data dari
Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang belum mencapai target dimana pada tahun 2020
sebesar 53,7% dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 65,8%. Posyandu Desa Mekarjaya
memiliki cakupan yang masih di bawah target yaitu 100% (6).
Imunisasi merupakan hal yang penting dalam pelayanan kesehatan untuk melindungi
individu yang rentan dari PD3I atau Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (7).
Dalam imunisasi terdapat konsep Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok. Kekebalan
kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan
merata di seluruh wilayah. Kebalnya sebagian besar sasaran ini secara tidak langsung akan
turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya, sehingga bila ada satu atau
sejumlah kasus penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi di masyarakat
maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat dan Kejadian Luar Biasa (KLB)
dapat dicegah. Konsep ini merupakan bukti bahwa program imunisasi sangat efektif juga
efisien karena hanya dengan menyasar kelompok rentan maka seluruh masyarakat akan
dapat terlindungi (8).
Menurut Permenkes, batita wajib mendapatkan imunisasi wajib dimana merupakan
imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit
menular tertentu yang diberikan sesuai jadwal sebagaimana ditetapkan dalam pedoman
penyelenggaraan imunisasi. Imunisasi wajib terdiri dari imunisasi rutin yang diwajibkan
oleh pemerintah untuk diberikan kepada batita. Imunisasi rutin merupakan kegiatan
imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal yang terdiri atas imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu)
tahun. Jenis imunisasi dasar terdiri atas Bacillus Calmette Guerin (BCG), Diphtheria
Pertusis Tetanus Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-
Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib), Hepatitis B pada bayi baru lahir; Polio dan
Campak (8).
Menurut hasil penelitian Novianda (2020) menunjukkan adanya hubungan antara
sikap, kepercayaan, dukungan keluarga, akses dan informasi dengan perilaku ibu dalam
pemenuhan imunisasi dasar pada masa pandemi Covid-19 (9). Dalam masa pandemi Covid-
19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan lengkap sesuai jadwal untuk melindungi anak dari
PD3I. Pelayanan imunisasi dilaksanakan sesuai prinsip Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dan menjaga jarak aman 1-2 meter. Dinas kesehatan harus berkoordinasi dan
melakukan advokasi kepada pemerintah daerah setempat dalam pelayanan imunisasi pada

2
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
masa pandemi Covid-19. Selain itu, petugas kesehatan diharapkan dapat memantau status
imunisasi setiap sasaran yang ada di wilayah kerjanya (7).
Wilayah Kabupaten Tangerang khususnya Kecamatan Sepatan pernah menjadi zona
merah dikarenakan terdapat kasus positif Covid yang saat ini sudah dinyatakan sembuh.
Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa hal ini meningkatkan kekhawatiran orang tua untuk
membawa anaknya ke posyandu maupun ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
imunisasi. Puskesmas Sepatan mempunyai program pembangunan kesehatan yang
diarahkan kepada peningkatan upaya promotif dan preventif di samping kegiatan kuratif
dan rehabilitatif yang bermutu secara proporsional. Salah satu yang terkait dengan upaya
preventif adalah dilaksanakannya program imunisasi. Upaya imunisasi memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan Human Development Index terkait dengan
salah satu komponennya yaitu angka umur harapan hidup, karena dapat menghindari
kematian yang tidak diinginkan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 10 ibu yang membawa
balitanya ke Posyandu, diketahui ada sebanyak 5 (50%) ibu yang belum mengetahui
bagaimana pentingnya imunisasi dasar dan membawa balitanya ke posyandu, dan ada
sebanyak 5 (50%) ibu yang sudah mengetahui pentingnya imunisasi dasar dan membawa
balitanya ke posyandu, ini karenakan pengetahuan mereka yang masih kurang dan juga
sikap mereka yang kurang peduli terhadap kesehatan anaknya. Dan penyebab lainnya
diantaranya adalah karena orangtua yang sibuk bekerja, kurang memiliki waktu.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional, yaitu untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2021 di Desa
Mekarjaya, dengan jumlah sampel sebanyak 100 ibu yang memiliki balita usia 2-5 tahun.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang terlebih dahulu telah teruji valid dan reliabel. Analisis
bivariat menggunakan uji chi square dengan perangkat SPSS 24.

Hasil
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Variabel
Frekuensi Persentase
Variabel
(f) (%)
Kepatuhan Ibu
Patuh 58 58
Tidak Patuh 42 42
Pengetahuan
Baik 62 62
Kurang 38 38
Sikap Ibu
Positif 63 63
Negatif 37 37
Motivasi
Tinggi 54 54
Rendah 46 46
Dukungan Keluarga
Didukung 58 58

3
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
Tidak Didukung 42 42
Peran Kader
Berperan 61 61
Tidak Berperan 39 39

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 ibu yang memiliki balita
ditemukan 58% patuh membawa balitanya ke Posyandu Desa Mekarjaya untuk
mendapatkan imunisasi dasar, 62% berpengetahuan baik tentang imunisasi, 63% bersikap
positif, 54% termotivasi, 58% mendapatkan dukungan keluarga dan 61% karena adanya
peran kader.

Tabel 2
Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu, Motivasi, Dukungan Keluarga, Peran Kader, dengan Kepatuhan

Kepatuhan Ibu
Jumlah p-value
Variabel Tidak Patuh Patuh
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 10 26,3 28 73,7 38 100 0,013
Kurang 32 51,6 30 48,4 62 100
Sikap Ibu
Negatif 10 27 27 73 37 100 0,020
Positif 32 50,8 31 49,2 63 100
Motivasi
Tinggi 14 30,4 32 69,6 46 100 0,031
Rendah 28 51,9 26 48,1 54 100
Dukungan Keluarga
Tidak Didukung 34 81 8 19 42 100 0,000
Didukung 8 13,8 50 86,2 58 100
Peran Kader
Tidak Berperan 11 28,2 28 71,8 39 100 0,025
Berperan 31 89,8 30 49,2 61 100

Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Membawa Balita Mendapatkan
Imunisasi Dasar di Masa Pandemi Covid-19
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan kepatuhan ibu membawa balitanya untuk mendapatkan imunisasi
dasar di posyandu Desa Mekarjaya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nugrawati (2019) bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
imunisasi (10).
Menurut L.Green dalam Notoatmodjo (2017) pengetahuan adalah salah satu
indikator seseorang dalam melakukan tindakan. Jika seseorang didasari dengan
pengetahuan yang baik terhadap kesadaran responden untuk membawa bayinya imunisasi.
Ibu yang bersedia untuk membawa imunisasi bayinya karena memahami secara benar dan
mendalam mengenai imunisasi dasar. Selain itu juga karena memperhatikan jadwal
imunisasi. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (11).

4
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
Dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat
imunisasi dasar untuk balitanya, akan berupaya untuk membawa balitanya ke fasilitas
layanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi, sehingga balita akan mendapatkan
imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan.
Posyandu Desa Mekarjaya merupakan salah satu posyandu yang masih memberikan
pelayanan pada masa pandemi covid 19. Pelayanan diberikan sesuai pembatasan yang
ditentukan pemerintah dan ketentuan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini semestinya
dapat memberikan ibu rasa nyaman dan aman karena tidak dengan mudah terpapar covid
di tempat tersebut. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan akan berpikir positif
dan mau membawa balitanya ke posyandu.
2. Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Membawa Balita Mendapatkan Imunisasi
Dasar Di Masa Pandemi Covid-19
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
sikap terhadap kepatuhan ibu membawa balitanya ke posyandu Desa Mekarjaya untuk
mendapatkan imunisasi dasar di masa pandemi covid-19. Penelitian ini semakin
memperkuat penelitian Nugrawati (2019) bahwa terdapat hubungan yang bermakna sikap
dengan imunisasi lengkap (10).
Menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2017), sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya. Sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses
motivasional, emosional, perseptual dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu.
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada suatu objek (11)
Sikap merupakan suatu aspek yang akan merespon pengetahuan, yang dapat
diasumsikan bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi maka
semakin tinggi pula sikap positifnya terhadap pemberian imunisasi. Pada penelitian ini
sangat jelas terlihat bahwa sebagian besar masyarakat takut untuk keluar rumah tetapi ibu-
ibu di Desa Mekarjaya yang memiliki balita, sebagian mau datang ke posyandu untuk
membawa balitanya mendapatkan imunisasi dasar. Kepatuhan ini terbentuk karena
pengetahuan yang baik dan sikap yang positif sehingga berdampak kepada perilaku yang
baik.
3. Hubungan Motivasi Terhadap Kepatuhan Ibu Membawa Balita Mendapatkan Imunisasi
Dasar di Masa Pandemi Covid-19
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
motivasi dengan kepatuhan ibu membawa balitanya untuk mendapatkan imunisasi dasar ke
posyandu Desa Mekarjaya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Triana (2016) yang
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan pemberian
imunisasi dasar lengkap (12).
Menurut teori yang dikemukakan oleh Robbins (2018), motivasi adalah suatu proses
yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai satu tujuan (13). Menurut teori Notoatmodjo (2017) motivasi adalah suatu
dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang itu melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (11).

5
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
Motivasi merupakan salah satu faktor internal dari seseorang yang sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan terkait sesuatu. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa ibu
yang memiliki pengetahuan baik, memiliki sikap positif maka juga memiliki motivasi yang
tinggi untuk membawa balitanya ke posyandu Desa Mekarjaya agar dapat memperoleh
imunisasi dasar. Selama kegiatan posyandu berlangsung, peneliti melihat bahwa ibu-ibu
dengan penuh suka cita dan senang dengan pemberian imunisasi karena mengetahui bahwa
tindakan yang diberikan tersebut akan mampu melindungi dari penyakit-penyakit
berbahaya yang sering dialami balita.
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Membawa Balita
Mendapatkan Imunisasi Dasar di Masa Pandemi Covid-19
Pada penelitian ini diperoleh ada hubungan yang bermakna antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan ibu membawa balitanya untuk mendapatkan imunisasi dasar di
masa pandemi covid-19 di Posyandu Desa Mekarjaya. Sejalan dengan penelitian Santoso
(2021) bahwa ada hubungan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi dasar
lengkap (14).
Menurut teori yang dikemukakan oleh Hidayat (2017), dukungan keluarga adalah
salah satu bentuk interaksi yang didalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan
menerima bantuan yang bersifat nyata yang dilakukan oleh keluarga (suami, istri, saudara,
mertua, orang tua) kepada ibu (15). Keluarga merupakan bagian penting dalam kehidupan
setiap individu karena merupakan satu kesatuan dalam suatu keluarga. Dalam hal
pemberian imunisasi dasar, ibu akan semakin tinggi motivasinya apabila mendapatkan
dukungan keluarga untuk membawa balitanya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi
dasar. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan moril maupun materil ataupun
informasi. Sebaliknya, jika keluarga tidak mendukung maka akan berdampak terhadap
motivasi dan kepatuhan ibu. Hal ini juga peneliti jumpai saat melakukan penelitian, yang
mana ibu dan balita terlihat senang antusia mengikuti rangkaian kegiatan posyandu karena
didampingi oleh suami.
5. Hubungan Peran Kader Terhadap Kepatuhan Ibu Membawa Balita Mendapatkan
Imunisasi Dasar di Masa Pandemi Covid-19
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
peran kader dengan kepatuhan ibu membawa balitanya ke posyandu Desa Mekarjaya untuk
mendapatkan imunisasi dasar pada masa pandemi covid-19. Menurut teori yang
dikemukakan oleh Wulandari (2016) peran sebagai seorang kader sangatlah penting
dibandingkan dengan masyarakat biasa pada umumnya (16). Seorang kader adalah relawan
dari masyarakat setempat yang dipandang memiliki cukup pengaruh terhadap lingkungan
masyarakat setempat dan dianggap mampu memberikan pelayanan kesehatan. Namun
keberadaan kader kesehatan relatif labil karena tidak adanya jaminan kader akan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Jika ada kepentingan keluarga, maka kader biasanya
akan lebih mendahulukan kepentingan pribadinya atau akan lebih memilih untuk
meninggalkan tugas. Menurut Kemenkes RI (2018) kader posyandu adalah seorang yang
karena kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk
memimpin pengembangan Posyandu di suatu tempat atau desa (17).
Saat mengikuti kegiatan posyandu di Desa Mekarjaya, peneliti melihat bahwa para
kader sangat dekat dan akrab dengan para ibu yang membawa balitanya untuk sekedar

6
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
timbang maupun yang mendapatkan imunisasi. Terlihat juga kader menjelaskan tentang
jadwal kembali imunisasi ataupun sekedar memberi perhatian untuk mengingatkan ibu
bahwa imunisasi balitanya belum terpenuhi sesuai umur. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita memiliki kepercayaan yang baik terhadap
kader sehingga cenderung patuh dengan apa yang disampaikan oleh kader.

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: a). Jumlah sampel yang tidak terlalu
besar sehingga belum dapat digeneralisasikan, b). Merupakan penelitian kuantitatif yang
hanya menyajikan hasil analisis secara statistik tetapi tidak menggali secara mendalam
faktor lain yang meningkatkan kepatuhan ibu untuk membawa balitanya imunisasi.

Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki kepatuhan tinggi untuk
membawa balitanya mendapatkan imunisasi dasar adalah yang memiliki pengetahuan baik,
bersikap positif, memiliki motivasi tinggi, medapatkan dukungan suami dan peran serta
kader. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan, sikap, motivasi, dukungan keluarga dan peran kader dengan kepatuhan ibu
membawa balitanya ke posyandu Desa Mekarjaya untuk mendapatkan imunisasi dasar di
masa pandemi covid-19. Diharapkan ibu yang memiliki balita terus mencari informasi
akan pentingnya imunisasi kepada balitanya, sehingga termotivasi untuk terus berikan
yang terbaik.

Persetujuan etik
Sebelum penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu telah mendapatkan ppersetujuan dari
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional dan persetujuan calon responden sebelum
pengambilan data dilakukan.

Referensi
1. Diharja, N.U, Siti Syamsiah, dan Rhisza Choirunnisa, (2020), Pengaruh Pandemi
Covid-19 Terhadap Kunjungan Imunisasi di Posyandu Desa Tanjungwangi Kecamatan
Cijambe Tahun 2020. Asian Research Midwifery and Basic Science Journal. eISSN:
2723-6463. Vol 1 (1):152-165. Universitas Nasional Prodi DIV Kebidanan Jakarta.
2. Utami, S Humairah, (2020), Pandemi Covid-19 Pengaruhi Imunisasi Anak. Survey Sav
The Children !.https://www.suara.com/health/2020/05/20/204621/pandemi-covid-19-
pengaruhi-imunisasi-anak-ini-survei-save-the-children, diaskes 5 Mei 2021.
3. WHO, (2020), Imunisasi dalam Konteks Pandemi Covid-19. https://
www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/tanya-jawab-imunisasi-
dalam-konteks-pandemi-covid-19-16-april-2020.pdf ., diakses 5 April 2021.
4. DinKes Provinsi Banten, (2018), Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022. https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-
performance/1-290004-2tahunan-287.pdf , diakses 23 Juni 2021.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Banten, (2020), Jumlah Bayi Yang Mendapat Imunisasi di
Provinsi Banten. https://opendata.bantenprov.go.id/dataset/jumlah-bayi-yang-
mendapat-imunisasi-di-provinsi-banten, diakses 23 Juni 2021.

7
E-ISSN: XXXX-XXXX
Jurnal Ilmiah Kesehatan Komplementer
Vol. 1, Issue 1 (2023), January
6. DinKes Kabupaten Tangerang, (2019), Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang.
http://dinkes.tangerangkab.go.id/wpcontent/files/Profil_Kesehatan_Kabupaten_Tanger
ang_2019.pdf, diakses 23 Juni 2021.
7. Kementerian Kesehatan RI., (2020), Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi Covid-19.
https://www.who.int/docs/defaultsource/searo/indonesia/covid19/juknispelayanan-
imunisasi-pada-masa-pandemicovid-19.pdf?sfvrsn=cf2391f2_2., diakses 5 Mei 2021.
8. Permenkes, (2017), Penyelenggaraan Imunisasi.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/111977/permenkes-no-12-tahun-2017,
diakses 5 Mei 2021.
9. Novianda, D.G., Mochammad B Qomaruddin, (2020, Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Imunisasi Dasar. Journal Of Health Science And
Prevention. Vol 4(2):126-134. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga Surabaya, Indonesia.
10. Nugrawati, N., (2018), Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi
Lengkap pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, STIKES Amanah Makasar.
11. Notoatmodjo, S., (2017), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
12. Triana, V., (2016), Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Bayi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas (JKMA).
https://core.ac.uk/download/ pdf/296442116.pdf, diakses 5 April 2021.
13. Robbins, S.P., (2013), Perilaku Organisasi. Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
14. Santoso Budi Eko, (2020), Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas X, Jurnal Info Kesehatan P-ISSN:
2087-877X, E-ISSN: 2655-2213, Vol. 11, No 1, Januari 2021,
https://jurnal.ikbis.ac.id/infokes/article/download/182/81/, diakses 27 Juli 2021.
15. Hidayat, Aiz, (2017), Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta.
16. Wulandari, (2016), Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra Cendekia, Yogyakarta.
17. Kemenkes RI., (2018), Menkes : Posyandu Bantu Dekatkan Kesehatan pada
Masyarakat. https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000015/menkes-posyandu-
bantu-dekatkan-kesehatan-pada-masyarakat.html, diaskes 9 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai