Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA

CAPAIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PASCAPANDEMI


COVID-19 DI PUSKESMAS KAMPUNG GUCI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2023

ARMAYANTI 211015201165

PRODI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arah pembangunan kesehatan saat ini lebih menekankan pada

upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan

rehabilitatif. Salah satu upaya preventif adalah dilaksanakannya program

imunisasi. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan/

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit

sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2021).

Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang

terbukti paling cost-effective serta berdampak positif untuk mewujudkan

derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Pemberian imunisasi dapat

mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan dan kematian

akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yang

diperkirakan 2-3 juta kematian tiap tahunnya. Beberapa penyakit menular

yang termauk ke dalam PD3I antara lain Hepatitis B, TBC, Difteri,

Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, Rubela dan radang paru-paru

(Kemenkes RI, 2021).

Pada tahun 2019 ditemukan suatu virus baru yaitu Coronavirus

disease 2019 (Covid-19). Virus ini menyebabkan penyakit yang serius

seperti Pneumonia, Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) dan


Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Nurhasanah, 2021).

Kasus Covid-19 di laporkan pertama kali pada 31 Desember 2019 di Kota

Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar ke

seluruh dunia dan pada tanggal 11 Maret 2020 World Health Organization

(WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. Di Indonesia sejak

perama kali diumumkan adanya kasus Covid-19 pada tanggal 2 Maret

2020 sampai 31 Desember 2020 tercatat kasus terkonfirmasi sebesar

743.198 kasus dengan 109.963 kasus aktif (Kemenkes RI, 2021).

Dampak dari adanya pandemi ini adalah terganggunya pelayanan

kesehatan di seluruh dunia, termasuk pelayanan imunisasi. Sebagian besar

fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dialihkan untuk pelayanan Covid-

19 sehingga pelayanan kesehatan yang penting lainnya seperti imunisasi

menjadi terbengkalai sehingga berdampak pada penurunan Pemberian

imunisasi. Dampak dari penurunan Pemberian imunisasi ini adalah 80 juta

anak dari 68 negara dapat berisiko PD3I seperti difteri, campak dan polio

(Mukhi & Medise, 2021).

Menurut WHO jumlah anak yang mendapatkan vaksin difteri,

tetanus dan pertusis (DTP3) menurun pada empat bulan pertama di tahun

2020. Ini merupakan suatu hal yang tidak biasa karena untuk pertama

kalinya dalam 28 tahun terjadi penurunan cakupan DTP3 di seluruh dunia.

Pandemi Covid-19 juga mengancam batalnya 30 kampanye vaksinasi

campak oleh World Halth Organazation (WHO) dan United Nations

Children’s Fund (UNICEF) yang di khawatirkan dapat memicu wabah


penyakit lain. Sampai bulan Mei 2020 tiga perempat dari 82 negara

melaporkan gangguan terkait program imunisasi akibat pandemi Covid-19

(WHO & UNICEF, 2020). WHO mengatakan sekitar 1,5 juta anak

mengalami kematian setiap tahunnya karena penyakit yang dapat di cegah

dengan imunisasi. Pada tahun 2018, terdapat kurang lebih 20 juta anak

tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan bahkan ada anak yang tidak

mendapatkan imunisasi sama sekali (Kemenkes RI, 2019).

Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, cakupan

imunisasi dasar lengkap secara nasional pada tahun 2020 adalah sebesar

83.3%. Angka ini belum memenuhi Renstra tahun 2020 yaitu 92.9%.

Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 ini merupakan cakupan

imunisasi dasar lengkap yang terendah dalam kurun waktu 2011-2020

sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19 (Kemenkes RI, 2021).

Menurut data Laporan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat, cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2020 adalah

56.7%. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu pada

tahun 2019 cakupan imunisasi dasar lengkap di Provinsi Sumatera Barat

adalah sebesar 76.2% (Dinkes Sumbar, 2021).

Menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman

cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Pada tahun 2019 sebelum pandemi cakupan imunisasi dasar

di Kabupaten Padang Pariaman adalah 89.2%. Saat terjadinya pandemi

pada tahun 2020 cakupan imunisasi turun


menjadi 60.9%. Hal yang sama juga terjadi pada seluruh Puskesmas yang

ada di Kabupaten Padang Pariaman (Dinkes Padang Pariaman, 2021).

Dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Padang Pariaman,

penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap yang paling besar terjadi pada

Puskesmas Kampung Guci. Berdasarkan laporan tahunan Kabupaten

Padang Pariaman, puskesmas Kampung Guci termasuk salah satu

puskesmas yang telah mencapai target imunisasi dasar lengkap 95% pada

tahun 2020. Persentase cakupan imunisasi dasar lengkap di puskesmas

Kampung Guci pada tahun 2020 adalah sebesar 95.9% dan capaian ini

meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2019 cakupannya

adalah 94.98% (Dinkes Padang Pariaman, 2021).

Pada tahun 2021 saat terjadi pandemi covid-19 cakupan imunisasi

dasar lengkap di puskesmas Kampung Guci mengalami penurunan yang

sangat besar yaitu mencapai 49.8% dengan cakupannya hanya 46.1%.

(Dinkes Padang Pariaman, 2022). Pada tahun 2022 cakupan imunisasi

dasar lengkap di puskesmas Kampung Guci mengalami penurunan

kembali yaitu mencapai 47.8% dengan cakupannya hanya 36%. (Dinkes

Padang Pariaman, 2023).

Pandemi Covid-19 hendaknya tidak menyurutkan semangat tenaga

kesehatan untuk tetap melaksanakan kegiatan imunisasi dan mengambil

langkah penting untuk memastikan setiap anak yang merupakan kelompok

rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Pelayanan imunisasi pada masa pandemi Covid-19

dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah berdasarakan

analisis epidemiologi penyebaran Covid-19, cakupan imunisasi rutin dan

situasi epidemiologi PD3I. Petugas kesehatan diharapkan dapat memantau


status imunisasi setiap sasaran di wilayah kerjanya (Modjo & Sudirman,

2021).

Banyak hal yang dapat menyebabkan rendahnya cakupan imunisasi

anak di Indonesia pada masa pandemi Covid-19, salah satu faktornya

adalah kecemasan orang tua yang takut anaknya akan tertular Covid-19

saat imunisasi (Modjo & Sudirman, 2021). Selain itu, dukungan keluarga

juga memainkan peran penting dan lingkungan yang mendukung dapat

mempengaruhi sikap orang tua untuk memberikan imunisasi pada anaknya

(Rahmi & Husna, 2018).

Menurut hasil penelitian Streshta Mukhi dan Bernie Endyarni

Medise tahun 2021 tentang Faktor yang Mempengaruhi Penurunan

Cakupan Imunisasi pada Masa Pandemi Covid-19 di Jakarta, penurunan

Cakupan imunisasi disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu

keraguan dan ketakutan orang tua membawa anaknya imunisasi karena

takut tertular covid-19 (Mukhi & Medise, 2021).

Hasil penelitian Dewi Modjo dan Andi Akifa Sudirman tahun 2021

yang berjudul Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Cakupan Imunisasi

Dasar Pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga

adalah ada pengaruh kecemasan ibu didapatkan P-value 0,000 dan

dukungan keluarga didapatkan niali P-value 0,000 dengan penurunan

Cakupan imunisasi dasar pada masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja

Puskesmas Telaga (Modjo & Sudirman, 2021).


Hasil penelitian Uswatun Hasanah tahun 2021 tentang Gambaran

Faktor yang Berhubungan dengan Penurunan Cakupan Imunisasi Dasar

Lengkap Pada Bayi di Masa Pandemi Covid-19 studi di Polindes Tegar

Priyah Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan menunjukkan bahwa

sebagian kecemasan ibu di masa pandemi Covid-19 di Polindes Tegar

Priyah memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 4 orang (44,4%)

(Hasanah, 2021).

Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada 10 ibu yang

mempunyai balita di wilayah kerja puskesmas Kampung Guci pada 21

Januari 2022 didapatkan 6 ibu (60%) belum memberikan imunisasi dasar

lengkap pada anaknya. Dari 6 ibu tersebut 4 diantaranya (66,67%)

mengatakan cemas atau takut anaknya tertular covid-19 saat di imunisasi

dan 2 ibu (33,33%) tidak mendapatkan dukungan dari suami untuk

pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak dan diketahui 4 (40%) ibu

sudah memberikan imunisasi dasar lengkap pada anaknya.

Berdasarkan uraian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian imunisasi

dasar lengkap pasca pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung Guci

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2023.


B. Rumusan Masalah

Dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Padang Pariaman,

penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap yang paling besar terjadi pada

Puskesmas Kampung Guci. Berdasarkan laporan tahunan Kabupaten

Padang Pariaman, puskesmas Kampung Guci termasuk salah satu

puskesmas yang telah mencapai target imunisasi dasar lengkap 95% pada

tahun 2020. Persentase cakupan imunisasi dasar lengkap di puskesmas

Kampung Guci pada tahun 2020 adalah sebesar 95.9% dan capaian ini

meningkat dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2019 cakupannya.

Apakah ada Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian

imunisasi dasar lengkap pasca pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung

Guci Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2023 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-

faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian imunisasi dasar

lengkap pasca pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung Guci

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi Pemberian imunisasi dasar

pada anak usia 12-24 bulan di Puskesmas Kampung Guci

Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2023.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi status kecemasan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada anak usia 12-24 pada masa


pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung Guci Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2023.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi dukungan keluarga dalam

pemberian imunisasi dasar pada anak usia 12-24 pada masa

pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung Guci Kabupaten

Padang Pariaman Tahun 2023.

d. Diketahuinya hubungan status kecemasan ibu dengan

pemberian imunisasi dasar pada anak usia 12-24 pada masa

pandemi covid-19 di Puskesmas Kampung Guci Kabupaten Padang

Pariaman Tahun 2023.

e. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan pemberian

imunisasi dasar pada anak usia 12-24 pada masa pandemi

covid-19 di Puskesmas Kampung Guci Kabupaten Padang Pariaman

Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman

dalam melakukan penelitian ilmiah serta mengaplikasikan

ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama dibangku

perkuliahan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat

digunakan sebagai bahan referensi atau perbandingan untuk

penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dalam pengambilan kebijakan terkait pelaksanaan

program imunisasi dalam rangka meningkatkan pemberian

imunisasi di wilayah kerja puskesmas Kampung Guci Kabupaten

Padang Pariaman.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status

kecemasan ibu dan dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi dasar

pada anak usia 12-24 pada masa pandemi covid-19 di wilayah kerja

puskesmas Kampung Guci Kabupaten Padang Pariaman tahun 2023. Jenis

penelitian adalah analitik deskriptif dengan desain cross sectional.

Variabel independen adalah status kecemasan ibu dan dukungan keluarga,

sedangkan variabel dependennya pemberian imunisasi dasar. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Maret - Agustus 2023. Pengumpulan data dimulai

pada tanggal 28 Juni - 03 Juli 2023. Populasi adalah ibu yang mempunyai

anak usia 12-24 bulan dengan sampel yang di dapat sebanyak 40 orang.

Teknik pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling.

Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Analisis pada penelitian ini

adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square.

Anda mungkin juga menyukai