Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume …, Nomor …, April/Oktober …; 102-106

P ISSN : 2460-4550
E ISSN : 2720-958X
DOI : 10.36085/jkmu.v8i2.854

JURNAL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN VAKSINASI COVID


-19 PADA SEKELOMPOK IBU MENYUSUI TAHUN 2021 (SOSIODEMOGRAFI,
STATUS KESEHATAN DAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR)
Dian Puspitasari¹, Siti Nurul Hilmi², Herry Novrinda³, Dwi Pantja Wibowo4
¹Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes Banten
²Mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Stikes Banten
³Dental Public Health and Preventive Dentistry – Universitas Indonesia
4
Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes Banten
Email : nurulhilmi09@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Awal tahun 2020 dunia di gemparkan dengan adanya suatu virus corona
(COVID-19). Dengan adanya virus ini membawa tantangan baru untuk semua orang,
terutama pada ibu menyusui. Baru-baru ini kementrian kesehatn juga telah menyatakan
vaksinasi Covid-19 aman bagi ibu menyusui. Vaksin COVID-19 merupakan cara yang
epektif untuk mencegah penularan COVID-19. Saat ini belum ada studi penelitian yang di
lakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor dalam pengambilan keputusan vaksinasi
COVID-19 pada ibu menyusui di provinsi Banten. Tujuan: untuk mengetahui hubungan
faktor-faktor dalam pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 pada ibu menyusui di
provinsi Banten. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan cross sectional study dengan penyebaran link di wilayah provinsi Banten untuk
mengetahui faktor-faktor dalam pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 pada ibu
menyusui. Hasil Penelitian: berdasarkan hasil penelitiann untuk faktor sosiodemografi
yaitu (usia, pendidikan, jumlah anak, status pernikahan,sosial ekonomi dan setatus
kesehtan) dalam pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 pada ibu menyusui,
menunjukan bahwa faktor sosiodemografi dan setatus kesehatan ibu menyusui hanya status
sosial ekonomi yang terdapat hubungan yang signifikan dengan hasil p-value ≤ 0,05.
Sedangkan untuk faktor theory of planned behavior yaitu (sikap, norma subjektif, presepsi
kontrol prilaku dan efikasi diri) dalam pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 pada
ibu menyusi. Menunjukan bahwa tidak di temukan hubungan yang signifikan dengan hasil
p-value ≥ 0,05. Kesimpulan : Dalam penelitian ini,di antaranya hanya status soial
ekonomi ibu menyusui yang terdapat hubungan yang signifikan dalam pengambilan
keputusan vaksinasi COVID-19.
Kata Kunci: ibu menyusui, sosio demografi, theory of planned behavior, vaksinasi
COVID-19

Judul pendek…..(Nama penulis) 102


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

ABSTRACT
Introduction : Early in 2020 the world was shocked by the existence of a corona virus
(COVID-19). The presence of this virus brings new challenges for everyone, especially in
nursing mothers. Recently the ministry of health has also declared the Covid-19
vaccination safe for nursing mothers. The COVID-19 vaccine is an effective way to
prevent COVID-19 transmission. Currently, there are no research studies conducted to
find out the relationship of factors in the decision making of COVID-19 vaccination in
nursing mothers in Banten province. purpose: to find out the relationship of factors in the
decision making of COVID-19 vaccination in nursing mothers in Banten province.
Methods: This study uses quantitative research methods with cross sectional study with
the spread of links in banten province to find out factors in COVID-19 vaccination
decision making in breastfeeding mothers. Research Results: based on the results of
research for sociodemographic factors (age, education, number of children, marital status,
socioeconomic and health) in the decision making of COVID-19 vaccination in nursing
mothers, showed that sociodemographic factors and health of breastfeeding mothers only
socioeconomic status had a significant association with p-value results ≤ 0.05. As for the
theory of planned behavior factors that are (attitudes, subjective norms, perceptions of
behavior control and self-efficacy) in the decision making of COVID-19 vaccination in
breastfeeding mothers. It showed that there was no significant association with a p-value ≥
0.05. Conclusion: In this study, only the economic soial status of breastfeeding mothers
had a significant association in COVID-19 vaccination decision-making. Advice: For
further researchers it is expected that further research to find out more information about
Covid-19 vaccination decision making in breastfeeding mothers by conducting research to
people in Banten province both who have done vaccines and who have not vaccinated
Covid-19 in nursing mothers.
Keywords: breastfeeding mothers, socio-demographics, theory of planned behavior,
COVID-19 vaccinatio
menjalankan aktivitas kesehariannya.
PENDAHULUAN (Margarini, 2021)
Dengan adanya virus COVID- 19 Baru-Baru ini kementrian kesehatan
membawa tantangan baru untuk semua juga telah menyatakan vaksin COVID-19
orang, terutama pada ibu menyusui. ASI aman bagi ibu menyusui sesuai dengan surat
merupakan nutrisi terbaik untuk melindungi edaran KEMENKES RI No.
bayi dan balita dari berbagai penyakit HK.02.02/11/368/2021 tentang pelaksanaan
termasuk virus COVID-19. Terdapat vaksin COVID-19, surat edaran tersebut
perlindungan imunologis yang terdapat di berisi tentang petunjuk teknis pelaksanaan
dalam ASI sehingga banyak ahli yang vaksin COVID-19 untuk kelompok ,
mendukung Ibu menyusui tetap harus komorbid, ibu menyusui dan penyintas
menyususi selama masa pandemic COVID- COVID-19.(Diskes, 2021)
19. ASI merupakan campuran sempurna bagi Oleh karena itu,tidak mudah untuk
anti body, vitamin dan faktor kekebalan para ahli untuk memahami dan menjelasakan
sehingga dapat di butuhkan selama pandemic resiko vaksin COVID-19 pada ibu menyusui,
ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi meski demikian, vaksin jenis mRNA (pfrizer-
(Kemenkes, 2021a) BioNTech, sinovac dan moderna) dianggap
Vaksin COVID-19 merupakan salah tidak beresiko terhadap kesehatan bayi yang
satu upaya pemerintah indonesia dalam menyusu, anggapan ini berasal dari vaksin
menangani masalah COVID-19. Vaksin terhadap sejumlah tenaga kesehatan yang
COVID-19 bertujuan untuk menciptakan merupakan ibu menyusui dari vaksin tersebut
kekebalan kelompok (herd immunity) agar belum ada laporan resiko kesehatan yang
masyarakat menjadi lebih produktif dalam

Judul pendek…..(Nama penulis) 103


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

muncul pada bayi atau ibu menyusui setelah dan maksimum > 10) di bandingkan pada
vaksin, (Lukyani, 2021) wanita IgA-negatif serum (0,56 ± 0,37,
Respon Vaksin COVID-19 pada ibu median 0,5 dan maksimum 1,6; P< 0,001).
menyususi di antaranya adalah timbulnya Konsentrasi tertinggi serum dan antibodi ASI
respon imun hormonal pada wanita menyusui di amati pada hari ke 29 ± 3 dengan
yang di berikan vaksinasi menghasilkan titer penurunan pada hari ke 43 ± 4. Respon imun
antibodi yang tinggi dan ditemukan antibodi terhadap vaksin SARS-CoV-2 paling kuat ±
di dalam darah tali pusat dan ASI pada ibu- 3 hari setelah dosis ke dua vaksin. Ibu
ibu yang di vaksin. Hal yang harus di menyusui yang menyusui anaknya setelah
perhatikan sebelum ibu menyusui menerima vaksin SARS-CoV-2 dapat mentransper
vaksinasi COVID-19 ibu harus di lakukan antibodi pada bayi.
skrining terlebih dahulu, konsultasi terlebih Dari data di atas terlihat cakupan
dahulu kepada dokter jika mengalami kondisi vaksinsis yang belum tercapai. Oleh karna itu
medis tertentu (Dr. Mufdlillah, 2021) peneliti ingin mengetahui Faktor-Faktor yang
Dari data keseluruhan di Prov.Banten berhubungan dengan pengambilan keputusan
Vaksinasi COVID-19 dengan target total vaksin COVID-19 pada Ibu menyusui dngan
sasaran vaksin 9,229,383 pada kelompok pendekatan Theory Of Planned Behavior
(tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas (TPB) di provinsi Banten tahun 2021.
publik, masyarakat rentan, masyarakat umum
dan usia 12-17 tahun) untuk dosis 1 dari METODE PENELITIAN
keseluruhan kini sudah mencapai 5,053,998 Penelitian ini merupakan penelitian
(54,76%) dan untuk vaksin dosis 2 dari kuantitatif dengan desain Cross Sectional
kelompok (tenaga kesehatan, lanjut usia, Study. Subjek penelitian ini adalah ibu
petugas publik, masyarakat rentan, menyusui yang berada di provinsi Banten.
masyarakat umum dan usia 12-17 tahun) kini Pada penelitian ini menggunakan tekhnik
sudah mencapai 3,226,134 (34,96%) dari sampling Non Probability Sampling dengan
target sasaran vaksin COVID-19 9,229,383. Quota Samplong. Sampel pada penelitian ini
Berdasarkan data di provinsi banten statsu adalah 114 responden. Instrumen penelitian
vaksin COVID-19 pada masyarakat umum ini berupa kuesioner/angket. Waktu
dan rentan salah satunya ibu menyusui pelaksanaan penelitian adalah 13 Desember
masuk kedalam kelompok masyarakat umum hingga 6 januari 2022. Analisis data berupa
dan rentan, Pada Dosis 1 kelompok univariat menggunakan tabel distribusi
masyarakat umum dan rentan dari frekuensi dan analisis bivariat menggunakan
keseluruhan di provinsi banten sudah uji Chis-Square melaui program komputer
mencapai 3,355,703 (48,70%) dan untuk SPSS
vaksin dosis 2 dari keseluruahn masyarakat
umum dan rentan kini sudah mencapai HASIL PENELITIAN
1,856,869 (27,82%) dari target Vaksin
Analisis Univariat
COVID-19 6,877,059. (Kemenkes, 2021b)
Tabel 1 Karakteristik demografi
Berdasarkan hasil penelitian yang di
danStatus Kesehan responden
lakukan oleh (Jakuszko et al., 2021), peneliti
melibatkan 32 wanita menyusui yang terlepas Variabel Frekuensi Presentase
dari penelitiannya telah memutuskan untuk di Demografi (%)
vaksin dengan sempel serum ibu dan ASI di Usia
kumpulkan secara bersama pada hari ke-8± Usia Resiko 9 7,9
1,22± 2,29 ± 3 dan 43 ± 4 setelah dosis Tinggi
pertama vaksin. Respon imun di nilai dengan Usia Resiko 105 92,1
menentukan adanya IgG dan IgA anti SARS- Rendah
CoV-2. Kadar IgG ASI terdeteksi (6,50± Pendidikan
6,74, median 4,7, dan maksimum 34,2 Pendidikan 90 78,9
BAU/mL) dan sangat berkolerasi dengan Tinggi
kadar IgG serum(rs 0,89; P< 0,001). Rasio Pendidikan 24 21,1
ASI IgA dengan nilai cuttofflebih tinggi pada Rendah
serum IgA-positif (4,18± 3,26, median, 2,8, Status

Judul pendek…..(Nama penulis) 104


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

Pernikaha Baik
Menikah 114 100 Baik 48 42,1
Tidak 0 0 Berdasarkan tabel 2 di atas karakteristik
Menikah responden dengan sikap kurang baik
Sosial sebanyak 67 responden dengan
Ekonomi presentase (58,8%). Karakteristik
Ekonomi 47 41,2 responden dengan nurma subjektif
Tinggi
kurang baik sebanyak 63 responden
Ekonomi 67 58.8
Rendah dengan presentase (55,3%). Karakteristik
Jumlah anak responden presepsi kontrol prilaku
1-2 97 85,1 kurang baik sebanyak 64 (56,1%).
>2 17 14,9 Karakteristik responden Efikasi diri
kurang baik Sebanyak 66 (57,9%).
Status
Analisis Bivariat
Kesehatan
Tabel 3 Hubungan antara sosiodemografi
Baik 87 76,3
(Usia,pendidikan, status pernikahan,status
Tidak Baik 27 23,7 sosial ekonomi,dan jumlah anak) dengan
pengambilan keputusan vaksinasi
Berdasarkan tabel 1 di atas karakteristik COVID-19
usia resiko rendah responden sebanyak 105
(92,1%), karakteristik pendidikan tinggi Pengambilan Keputusan Tota P
responden sebanyak 90 (78,9%). l Value
Karakteristik status pernikahan responden Vaksin Tidak
sebanyak 114 responden (100%). Sosial Vaksin
ekonomi rendah responden sebanyak 67 F % F %
(58,8%). Jumlah anak 1-2 responden
Usia
sebanyak 97 (85,1%) dan untuk karakteristik
status kesehatan baik responden sebanyak 87 Resiko 7 77,8 2 22,2 9
(76,3%). Tinggi 0,684
Resiko 85 81,0 20 19,0 105
Tabel 2 Karakteristik responden
Berdasarkan Sikap,Norma Subjektif, Rendah
Kontrol Prolaku,Efikasi Diri. Pendidikan
Pendidi 74 82,2 16 17,8 90
Variabel Frekuensi Presentase kan 0,401
(%) Tinggi 25,0 24
Sikap Pendidi 18 75,0 6
Kurang 67 58,8 kan 5
Baik Rendah
Baik 47 41,2
Norma Status Pernikahan
subjektif Menika 92 80,7 22 19,3 114 0,114
Kurang 63 55,3 h
Baik
Baik 51 44,7 Sosial Ekonomi
Presepsi Ekonom 43 91,5 4 8,5 47
Kontrol i Tinggi 0,015
Prilaku Ekonom 49 73,1 18 26,9 67
Kurang 64 56,1 i
Baik Rendah
Baik 50 43,9
Efikasi Diri Jumlah Anaka Kandung
Kurang 66 57,9

Judul pendek…..(Nama penulis) 105


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

1-2 80 82,5 17 17,5 97 Pengambilan Keputusan Total P


>2 12 70,6 5 29,4 17 0,316 Value
Vaksin Tidak
Vaksin
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa F % F %
dari hasil uji statistik di dapatkan hasil p
Value 0,684 yang berarti tidak ada hubungan Sikap
antara usia dengan pengambilan keputusan
vaksinasi Covid-19. Pendidikan menujukan Kura 53 79,1 14 20,9 67 0,639
bahwa dari hasil uji statistik di dapatkan nilai ng
p value 0,401 yang berarti tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan baik
pengambilan keputusan vaksinasi C0vid-19. Baik 39 83,0 8 17,0 47
Statsu pernikan menujukan bahwana dari
hasil uji statistik di dapatkan hasil p value Norma Subjektif
0,114 yang berarti tidak ada hubungan antara
setatus pernikahan dengan pengambilan Kura 48 76,2 15 23,8 63
keputusan vaksinasi Covid-19. Sosial ng 0,234
ekonomi menujukan bahwa nilai p value Baik
0,015 yang berarti di temukan hubungan Baik 44 86,3 7 13,7 51
anatara statsu soial ekonomi dengan
pengambilan keputusan vaksinasi Covid-19. Prespsi Kontrol Prilaku
Jumlah anak kandung menujukan bahwa nilai
p Value 0,316 yang berarti tidak di temukan Kura 49 76,6 15 23,4 64
hubungan antara jumlah anak kandung ng 0,239
dengan pengambilan keputusan vaksinasi Baik
Covid-19 pada ibu menyusui. Baik 43 14,0 7 14,0 50

Tabel 4 Hubungan Faktor statsus Efikasi diri


kesehatan (status kesehatan,Riwayat
Penyakit Kronis,Riwayat positif COVID- Kura 50 75,8 16 24,2 66
19 dengan pengambilan keputusan ng 0,151
vaksinasi COVID-19 pada ibu menyusui Baik
Baik 42 87,5 6 12,5 48
Status Pengambilan Keputusan Tot P
Keseh Vaksin Tidak al Value Tabel 5. Menujukan bahwa dari hasil uji
atan Vaksin statistik di dapatkan hasil p value 0,639 yang
F % F % F berarti tidak di temukan hubungan antara
Baik 73 83,9 14 16,1 87 0,119 faktor sikap dengan pengambilan keputusan
Kuran 19 70,4 8 29,6 27 vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui.
g Baik Norma subjektif di dapatkan nilai p value
Tabel 4. Menunjukan bahwa dari hasil uji 0,234 artinya tidak di temukan hubungan
statistik di dapatkan hasil p value 0,119 yang faktor norma subjektif dengan pengambilan
berarti tidak di temukan hubungan anatara keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu
statsu kesehtan dengan pengambilan menyususi. Presepsi kontrol prilaku
keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu menujukan bahwa nilai p Value 0,239 artinya
menyusui. tidak di temukan hubungan fakrot presepsi
kontrol prilaku dengan pengambilan
Tabel 5 Hubungan antara Sikap, Norma keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu
Subjektif, Presepsi Kontrol Prilaku dan menyusui. Efikasi diri menujukan bahwa
Efikasi Diri dengan pengambilan nilai p value 0,151 artinya tidak ditemukan
keputusan vaksinasi COVID-19 hubungan yang signifikan antara efikasi diri
dengan pengambilan keputusan vaksinasi
Covid-19.

Judul pendek…..(Nama penulis) 106


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

Hasil anaslisis menyatakan bahwa setengah


PEMBAHASAN dari ibu menyususi yang berusia <20 tahun
Berdasarkan hasil analisis Bivariat dan >35 tahun.peneliti berkesimpulan bahwa
untuk mencari hubungan faktor usia yang beresiko rendah cenderung
sisodemografi,status kesehatan dan Theory of berpresepsi positif karena usia yang beresiko
Planned behavior dalam pengambilan rendah dapat mengambil informasi dengan
keputusan vaksinasi Covid-19 menujukan baik, baik itu berita benar maupun hoaks
bahwa. sehingga lebih mempunyai pemikiran yang
1. Faktor sosiodemografi lebih baik dalam menyikapi suatu hal dalam
a. Usia pengambilan keputusan vaksinasi Covid-19.
Dapat di ketahui bahwa Usia di sedangkan usia yang beresiko tinggi
kelompokan menjadi dua kategori yaitu usia cenderung berpresepsi negatif terhadap
resiko tinggi dan usia resiko rendah dari 114 pengambilan keputusan vaksinasi Covid-19
responden tipe pemberian ASI eklusif di karna usia yang beresiko tinggi kurang
dominasi oleh ibu yang berusia 20-35 thn bijaksana dalam menerima informasi baik itu
(usia beresiko rendah), dapat di ketahui berita benar maupun hoaks.
sebagian besar termasuk kedalam kelompok Namun berdasarkan data yang di
Usia resiko rendah yaitu sebanyak 105 orang peroleh, usia tidak mempengaruhi responden
(92,1%), di bandingkan dengan responden ibu menyusui karna vaksinasi Covid-19
berusia resiko tinggi. Usia 20-35 (resiko sudah menjadi aturan pada usia di atas 12
rendah) merupakan usia di mana organ tahun. Hal ini yang menjadi faktor bahwa
reproduksi perempuan pada fase optimal usia-usia < 20 tahun dan >35 memiliki
dalam menjalankan fungsinya, termasuk keraguan terhadap penerimaan vaksinasi
dalam proses menyusui, untuk usia <20 atau Covid-19.(Rahmawati & Wahyuningati,
>35 (usia resiko tinggi ) banyak tipe 2020).
pemberian ASI di sebabkan karna informasi b. Pendidikan
yang di ketahui ibu bahwa usia >35 Pendidikan terakhir responden dari 114
merupakan usia resiko tinggi untuk hamil respondent paling banyak di dominasi oleh
dan melahirkan sehingga ibu juga ibu yang berpendidikan Tinggi (SMA/SMK
beranggapan bahwa usia tersebut merupakan dan Perguruan tinggi) sebanyak 90 orang
usia sudah terlalu tua dan tidak mungkin (78,9%) menurut pendapat (Notoatmodjo
mencapai keberhasilan dalam memeberikan 2012 dalam Nur Alam Fajar 2018)) bahwa
ASI eklusif. Hal ini mendorong ibu tidak tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
yakin dengan kecukupan ASI hal ini juga seseorang, semakin tinggi pendiikan maka
yang menjadi faktor untuk usia yang beresiko akan semakin tinggi kualitas pengetahuan
tinggi ragu dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menerima informasi begitu
vaksinasi Covid-19 akan dampak kepada ibu juga sebaliknya. Seseorang dengan tingkat
dan bayinya karna usia beresiko tinggi pendidikan tinggi cenderung lebih mudah
cenderung mengalami gangguan kesehatan dalam menerima informasi dan menyerap
selama menyusui. Komplikasi pada ibu informsi, sehingga kemampuan dalam
menyusui yang beresiko tinggi dengan merasionalisai manfaat dan kerugian dari
terpaparnya Covid-19 akan lebih patal karna suatu tindakan jauh lebih tinggi tentang
salah satunya ibu menyusui mengalami pemberian ASI Eklusif. Tingkat pendidikan
gangguan kesehatan seperti hipertensi, dan ibu berpengaruh terhadap terbentuknya pola
penyakit kronis bawaan. Dengan adanya hal pikir yang terbuka trerhadap hal baru.
ini ibu takut dalam melkaukan vaksinasi Semakin banyak informasi yang di peroleh
Covid-19.(Rahmawati & Wahyuningati, ibu maka akan semakin baik tingkat
2020). pengetahuannya, pengetahuan yang baik
Hasil uji statistik dengan menggunakan mempengaruhi perilaku dlam pola asuh
uji chis squer untuk pariabel usia mendapat untuk memberikan ASI Eklusif saja sampai
nilai p > 0,05. Sehingga uji statistic Tidak usia 6 bulan dan melanjutkannya sampai usia
terdapat hubungan yang signifikan antara 24 bulan dengan makanan pendamping
usia dengan pengambilan keputusan bayinya karna dalam penelitian ini berkaitan
Vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui. dengan faktor pengalaman yang di miliki ibu

Judul pendek…..(Nama penulis) 107


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

menyusui sehingga mempengaruhi presepsi Hasil penelitian setelah di lakuakan


kemudian mempengaruhi tingkat penerimaan uji chi-square tes, untuk variabel setatus
vaksinasi Covid-19 (jalal,2018). pernikahan mendapat nilai p > 0,05.
Hasil penelitian setelah di lakukan uji Sehingga berdasarkan uji statistic tidak
chis-square tes, untuk variabel pendidikan ditemukan hubungan yang signifikan
mendapat nilai p > 0,05. Sehingga antara status pernikahan dengan
berdasarkan uji statistic tidak ditemukan pengambilan keputusan vaksinasi
hubungan yang signifikan antara pendidikan Covid-19 pada ibu menyusui. Dalam
dengan pengambilan keputusan vaksinasi penelitian ini mayoritas semua
Covid-19. Namun penelitian ini sejalan responden bersetatus menikah.
dengan penelitian yang di lakukan oleh d. Sosial ekonomi
(Tasnim,2021 dalam(Argista, 2021)) yang Dalam penelitian ini status sosial
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan ekonomi dari 114 responden sebagian
antara pendidikan dengan pengambilan besar yang paling banyak di miliki
keputusan vaksinasi Covid-19 dengan p- responden adalah ststus sosial ekonomi
value yang di hasilkan yaitu 0,302. rendah yaitu 67 orang (58,8%) di
Kemudian hal ini juga sejalan dengan bandingkan responden yang status
penelitian yang di lakukan oleh (Fasse and ekonominya tinggi.yang membuktikan
Newby, 2020) yang mengatakan bahwa tidak faktor dominan yang mempengaruhi
terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI adalah faktor sosail
pengambilan keputusan vaksinasi Covoid-19. ekonomi seperti pendapatan kelurga.
Pendidikan yang di miliki oleh seseorang Bahwa keluarga dengan soial ekonomi
tentu mempengaruhi dalam penerimaan rendah mempunyai peluang 4,6 kali
vaksinasi Covid-19 di mana orang yang dalam penerimaan vaksinasi Covid-19
berpendidikan tinggi cenderung memiliki dibandingkan keluarga dengan sosial
presepsi yang positif terhadap vaksinasi ekonomi tinggi. Faktor yang dapat
covid-19. Hal ini mungkin saja berkaitan mempengaruhi tinggi rendahnya status
dengan faktor pengalaman yang di miliki ekonomi di antaranya tingkat
oleh ibu menyusi itu sendiri sehingga pendidikan, jenis pekerjaan dan
mempengaruhi presepsi kemudian pendapatan. Dalam hal ini yang
mempengaruhi tingkat penerimaan seseorang mengungkapkan bahwa kondisi status
dalam pengambilan keputusan vaksinasi sosial ekonomi yang rendah cenderung
Covid-19.berdasarkan data yang di peroleh, memiliki kesenjangan dalam
pendidikan tidak mempengaruhi responden komunikasi yang lebih tinggi (Hamilton,
dalam pengambilan keputusan vaksinasi dkk 2011).
Covid-19. Hasil prnilitian untuk variabel
c. Setatus Pernikahan status sosial ekonomi mendapat nilai p <
Responden sebagian besar bersetatus 0,05. Sehingga di temukan ada
menikah sebanyak 114 orang (100%) hubungan yang signifikan antara status
hal ini menyatakan bahwa dukungan sosial ekonomi dengan pengambilan
keluarga mempunyai hubungan dengan keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu
suksesnya pemberian ASI eklusif menyusui. Hal ini sejalan dengan
kepada bayi. Dukungan kelurga adalah penelitian yang di lakuakan (elhadi et al.
dukungan untuk memotivasi ibu untuk 2021 dalam (Argista, 2021)) yang
memberikan keputusan dan memberikan menyatakan bahwa terdapat hubungan
dukungan psikologis kepada ibu antara status ekonomi dengan
(sudiharto 2007 dalam Nuzulia, 2011), pengambilan keputusan vakisnasi
Roesli (2007) dalam (Nuzulia, 2011) Covid-19. Status ekonomi yang di miliki
berpendapat bahwa suami dan kelurga seseorang ibu menyusui terhadap
dapat berperan aktif dalam pemberian pengambilan keputusan vaksinasi
keputusan dengan cara memberikan Covid-19, kemudian dalam hal ini
dukungan emosional atau praktis lainnya pemerintah telah memberikan vaksin
kepada keluarganya. Covid-19 secara geratis kepada
masyarakat khusnya pada kelompok ibu

Judul pendek…..(Nama penulis) 108


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

menyusui sehingga untuk orang yang Covid-19 sehingga kebanyaka ibu tidak
bersetatus sosial ekonomi rendah tidak melaukan vaksinasi Covid-19.
perlu cemas mengenai biaya untuk f. Statsu kesehatan
melakukan vaksinasi Covid-19. selain Berdasarkan data yang di peroleh
vaksin geratis juga untuk jarak tempuh setatus kesehatan di kelompokan
harrus melakukan kendaraan sepeda menjadi dua kategori yaitu baik dan
motor dan lainnya dan Jika ibu kurang baik. Kategori baik di lihat dari
menyusui sudah mempercayai empat indikator yaitu tekanan darah
keamanan dan tingkat efektivitas dalam batas normal (120/80 mmHg),
vaksinasi Covid-19, tentu akan suhu dalam batas normal 36,5 C – 37 c,
mempengaruhi tingkat kesediaan Tidak memiliki riwayat penyakit kronis
masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan tidak sedang positif Covid-19.
Covdi-19. Sedangkan kategori kurang baik jika
e. Jumlah anak kandung dari ke empat indikator tersebut ada
Sebagian besar jumlah anak yang di yang tidak baik. Dari 114 responden
miliki responden 1-2 anak sebanyak 97 dapat diketahui bahwa responden yang
orang ( 85,1%) tingkat paritas telah memiliki status kesehatan yang baik
banyak menentukan perhatian dalam sebanyak 87 orang (76,3%), sedang
kesehatan ibu dan anak, di katakan responden yang memiliki status
demikian karena terdapat kesehatan yang kurang baik yaitu 27
kecenderungan kesehtan ibu berparitas orang (23,7%) dari keempat indikator di
tinggi lebih baik daripada ibu berparitas atas yang menyebabkan kurang baiknya
rendah (Notoatmodjo,2013).peneliti kesehatan responden adalah masih
berpendapat bahwa ibu yang memiliki banyak responden yang mengalami
anak >2 sudah memiliki pengalam salah satu gejala seperti sakit kepala,
menyusui sebelumnya maka cendrung asma, dan nyeri ulu ati. Karna faktor
memiliki kepercayaan dalam seseorang tidak dapat menerima vaksin
pengambilan keputusan vaksinasi adalah faktor kesehtan. Status kesehtan
Covid-19 lebih tinggi di bandingkan ibu merupakan faktor penguat ibu dalam
dengan ibu yang baru menyusui. pemberian Asi eklusif kepada bayinya.
Hasil penelitian dalam penelitian Kondisi kesehtan ibu mempunyai
ini pada variabel jumlah anak mendapat pengaruh yang snagat penting dalam
nilai p > 0,05. Sehingga berdasarkan uji keberlangsungan proses menyusui
statistic tidak di temukan hubungan (Nogroho dkk,2014 dalam (Rizki Yudhi
yang signifikan antara jumlah anak Rinanti, 2018)
kandung dengan pengambilan keputusan . Hasil penelitian setelah di lakukan
vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui. uji chi-squer test untuk variabel status
Penelitian ini berbalik dengan penelitian kesehatan didapat niali p 0,119 sehingga
(Nur Alam Fajar, dkk 2018) yang diman p> 0,0. Maka dapat disimpulkan tidak
jumlah anak <2 mempunyai hubungan ditemukan hubungan yang signifikan
signifikan. Maka dapat di tarik antara setatus kesehatan dengan
kesimpulan dengan adanya pengambilan pengambilan keputusan vaksinasi
keputusan vaksinasi pada ibu menyusi Covid-19 pada ibu menyusui. Dalam
jengan jumlah anak 1-2 dan > 2 dalam penelitian ini, responden dengan setatus
penelitian ini tidak di temukan kesehatan baik apabila tekanan darah
hubungan yang signifikan dengan dalam batas normal (120/80 mmhg),
pengambilan keputusan vaksinasi tidak memiliki riwayat penyakit kronis
Covid-19 pada ibu menyusui mayoritas dan tidak sedang positif Covid-19.
ibu yang mempunyai anak > 2 khawatir Dalam arti semua tekanan darah
akan dampak setelah ibu melakukan responden masih dibawah 180/110
vaksinasi Covid-19 pada bayinya dan mmHg masih bisa mengikuti vaksin dan
efeknya kepada bayinya faktor ini yang responden dalam penelitian ini tidak
membuat ibu menyusi ragu-ragu dalam memiliki riwayat penyalit kronis dan
pengambilan keputusan vaksinasi tidak sedang positif Covid-19 dalam

Judul pendek…..(Nama penulis) 109


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

artian responden bisa mengikuti dari 10 sebanyak 47 orang


vaksinasi Covid-19. Status kesehtan ibu (41,2%) ,sedangkan responden yang
merupakan faktor penguat ibu dalam memiliki sikap kategori kurang baik
pemberian Asi eklusif kepada bayinya. sebanyak 67 orang (58,8%) yang
Kondisi kesehtan ibu mempunyai artinya skor jawaban responden
pengaruh yang sanagat penting dalam kurang dari 10.Yang menyebabkan
keberlangsungan proses menyusui sebanyak 67 orang memiliki sikap
(Nogroho dkk,2014 dalam (Rinanti, kurang baik adalah bahwa kurangnya
2018)). Seseorang dengan setatus keyakinan merekamengenai
kesehatan kurang baik mempunyai efektifitas vaksin Covid-19 di
presefsi yang negatif dalam buktikan dengan jawaban responden
pengambilan keputusan vaksinasi mengenai pernyataan “ jika saya
Covid-19 pada ibu menyusui. Dimana terinfeksi Covid-19 dan sudah di
dalam penelitian ini responden yang vaksinasi kemungkinan saya sembuh
mempunyai penyakit kronis atau dari penyakit ini sangat tinggi”
responden yang sudah terpapar Covid- responden memiliki tidak setuju
19 lebih kepada tidak bersedia untuk dengan pertanyaan tersebut.
melakukan vaksinasi Covdi-19 di Hasil pnelitian berdasarkan uji
karnakan mereka merasa khawatir akan stastistic menggunakan uji Chis-
efek samping yang akan mereka rasakan Square pada Theory of Planned
dan berdampak kepada bayinya. Oleh Behavior (TFB) komponen sikap di
karna itu sebagian responden yang peroleh nilai signifikan (P Value)
mempunya riwayat penyakit tidak sebesar 0,639 > 0,05 yang artinya
melakukan vaksinasi Covid-19 pada ibu tidak terdapat hubungan yang
menyusui. signifikan antara sikap dengan
2. Faktor Theory of Planned Behavior pengambilan keputusan vaksinasi
a. Sikap Covid-19 pada ibu menyususi. Hal
sikap di kelompokan menjadi dua ini di dukung dari nilai rata-rata skor
kategori yaitu sikap baik dan sikap jawaban responden untuk seluruh
kurang baik. Dalam menentukan variabel sikap sebesar 10 yang berarti
pengkategorian sikap , ini di lihat responden setuju dengan pernyataan
dari 3 pertanyaan mengenai sikap peneliti tentang variabel sikap.
yaitu Vaksin Covid-19 mudah di Dalam artian salah satu faktor yang
dapatkan di daerah say, menurut saya mempengaruhi ibu menyusui dalam
vaksin efktif untuk mencegah pengambilan keputusan vaksinasi
penyakit Covid-19, jika saya Covd-19 yaitu sikapnya. Dalam
terinfeksi Covid-19 dan sudah di penelitian ini mengacu pada sebagian
vaksinasi kemungkinan saya sembuh orang yang belum melakukan
dari penyakit ini sangat tinggi. vaksinasi Covid-19. (Ajzen 1991:188
Dimana setiap pertanyaannnya dalam (Ahdiyana et al., 2021)
memiliki skor 1(satu) sampai 4 berpendapat bahwa sikap mengacu
(empat). Di kategorikan baik jika pada sejauh mana seseorang
skor total jawaban tiga pertanyaan memiliki evaluasi atau penilaian baik
variabel sikap lebih dari 10 yang atau tidak atas suatu prilaku tertentu.
dapat di artikan bahwa responden Semakin baik hasil evaluasi
setuju mengenai vaksinasi Covid-19. seseorang terhadap sutu perilaku
Di kategorikan kurang baik jika skor maka niat untuk melakukan sesuatu
total jawaban tiga pertanyaan tersebut semakin tinggi. Namun
variabel sikap kurang dari 10 yang dalam penelitian ini cenderung
dapat di artikan bahwa responden responden kurangnya menyikapi
kurang setuju mengenai vaksinasi dalam pengambilan keputusan
Covid-19. Dari 114 responden yang vaksinasi Covid-19. Sehingga tidat
memiliki sikap kategori baik yang dapat di temukan hubungan yang
artinya skor jawaban responden lebih signifikan antara sikap dengan

Judul pendek…..(Nama penulis) 110


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

pengambilan keputusan vaksinasi jawaban responden mengeni


Covid-19 pada ibu menyusui. Hal ini pertnyaan “suami akan mendukung
kurangnya konsisten dengan saya untuk melakukan vakssinasi
pendapat ajzen di atas yang Covid-19 dan keluarga dekat akan
sebagaian mana sikap positif mendukung saya unruk melakukan
responden yang tinggi vaksin Covid-19” responden memilih
mempengaruhi niat dalam tidak setuju dengan pernyataan
penngambilan keputusan vaksinasi tersebut.
Covid-19 pada ibu menyusui. Hasil pnelitian berdasarkan uji
Sehingga sikap dalam pengambilan stastistic menggunakan uji Chis-
keputusan vaksinasi kurang baik Square pada Theory of Planned
karna faktor ibu menyusui ragu-ragu Behavior (TFB) komponen sikap di
dalam mengambil keputusan untuk peroleh nilai signifikan (P Value)
mengikuti vaksinasi Covid-19. sebesar 0,234 > 0,05 yang artinya
b. Norma subjektif tidak terdapat hubungan yang
Norma subjektif di kelompokan signifikan antara norma subjektif
menjadi dua kategori yaitu norma dengan pengambilan keputusan
subjektif baik dan norma subjektif vaksinasi Covid-19 pada ibu
kurang baik . dalam menentukan menyususi. Hal ini di dukung dari
pengkategorian norma subjektif, ini nilai rata-rata skor jawaban
di lihat dari 4 pertanyaan mengenai responden untuk seluruh variabel
norma subjektif yaitu Suami akan norma subjektif sebesar 13,50 yang
mendukung saya untuk melakukan berarti responden setuju dengan
Vaksinasi Covid-19, Keluarga dekat pernyataan peneliti tentang variabel
akan mendukung saya untuk norma subjektif. Dalam artian salah
melakukan Vaksinasi Covid- satu faktor dapat mempengaruhi ibu
19,Teman atau kerabat menganjurkan menyusui dalam pengambilan
saya untuk melakukan vaksinasi keputusan vaksinasi Covid-19 pada
Covid-19, Kader di lingkungan saya ibu menyusui. Dimana norma
menganjurkan untuk melakukan subjektif adalah tekanan sosial yang
vaksinasi Covid-19. Dimana setiap di rasakan untuk melakukan atau
pertanyaan memiliki skor 1 (satu) tidak melakukan perilaku (Ajzen
sampai 4 (empat). Di kategorikan 2015 dalam Ahdiyana et al., 2021).
baik jika skor total jawaban empat Dalam penelitian ini norma subjektif
pertanyaan variabel norma subjektif mengacu pada presepsi seseorang
14 yang dapat di artikan bahwa tantang pengambilan keputusan
responden setuju mengenai vaksinasi vaksinasi Covid-19 pada ibu
Covid-19. Di kategorikan kurang menyusui yang menunjukan bahwa
baik jika skor total jawaban empat dukungan yang berasal dari keluarga
pertanyaan variabel norma subjektif dan teman dekat. Dalm artian
>14. Dari 114 responden kategori kurangnya dukungan keluarga dan
baik sebanyak 51 orang (44,7%) teman dekat pada ibu yang sedang
artinya skor jawaban responden lebih menyusui sehingga norma
dari 14. Sedangkan responden yang subjektifnya kurang baik dalam
memiliki norma subjektif kategori penelitian ini. Dimana ibu yang
kurang baik sebanyak 63 orang sedang menyusui mengalami keragu-
(55,3%) artinya skor jawban raguan untuk melakukan vaksinasi
responden kurang dari 14. Yang Covid-19.
menyebabkan sebanyak 63orang c. Presepsi kontrol prilaku
memiliki norma subjektif kurang Presepsi kontrol prilaku di
baik adalah bahwa kurangnya kategorikan dua kategori yaitu
dukungan suami dan keluarga dekat presepsi kontrol prilaku baik dan
kepada responden untuk melakukan presepsi kontrol prilaku kurang baik.
vaksin Covid-19 di buktikan dengan Dalam menentukan pengkategorian

Judul pendek…..(Nama penulis) 111


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

presepsi kontrol prilaku, ini di lihat 0,05 yang artinya tidak terdapat
dari empat pertanyaan yaitu Saya hubungan yang signifikan antara
melakukan vaksin Covid-19 karna presepsi kontrol prilaku dengan
keinginan sendiri, Saya melakukan pengambilan keputusan vaksinasi
vaksin Covid-19 tanpa menghiraukan Covid-19 pada ibu menyususi. Hal
pendapat orang di sekitar saya, Saya ini di dukung dari nilai rata-rata skor
dapat mempertanggung jawabkan jawaban responden untuk seluruh
pilihan saya untuk dilakuakan variabel presepsi kontrol prilaku
vaksinasi Covid-19, karna ini terbaik sebesar 14 yang berarti responden
bagi kesehatan saya dan bayi saya, setuju dengan pernyataan peneliti
saya dapat berkonsultasi dengan tentang variabel presepsi kontrol
dokter, jika ada keluhan yang di prilaku. Dalam artian salah satu
rasakan setelah vaksinais Covid-19. faktor dapat mempengaruhi ibu
Dimana setiap pertanyaan saya menyusui dalam pengambilan
memiliki skor 1 (satu) samap 4 keputusan vaksinasi Covid-19 pada
(empat).Di kategorikan baik jika skor ibu menyusui. Dimana kontrol
total jawaban pertanyaan variabel prilaku merupakan kontrol prilaku
presepsi kontrol prilaku lebih dari 14 yang di rasakan di asumsikan
yang artinya bahwa responden didasarkan pada kontrol yang dapat
berkeyakinan kuat terhadap di akses keyakinan. Keyakinan ini
melakukan vaksinasi Covid-19. Di berkaitan dengan adanya faktor-
kategorikan kurang baik jiak skor faktor yang dapat memfasilitasi atau
total jawban pertanyaan kurang dari menghabat kinerja prilaku
14 artinya yang dapat di artikan (Ajzen,2020 dalam (Afdalia et al.,
bahwa responden tidak sepenuhnya 2020). Dimana dalam penelitian ini
yakin terhadap melakukan vaksinasi presepsi kontrol prilaku penerimaan
Covid-19. Dari 114 responden di vaksinasi Covid-19 pada ibu
kategori baik sebanyak 50 orang menyusui kurangnya keyakinan dan
(43,9%) artinya skor total jawaban kepercayaan diri dalam pengambil
responden lebih dari 14. sedangkan keputusan vaksinasi Covid-19 pada
responden yang memiliki presepsi ibu menyusui. Sehingga dalam
kontrol prilaku kategori kurang baik penelitian ini persepsi kontrol prilaku
sebanyak 64 orang (56,1%) yang dalam pengambiilan keputusan
artinya skor jawaban responden vaksinansi Covid-19 kurang baik.
kurang dari 14.yang menyebabkan Dimana presepsi responden dari
sebanyak 64 orang memiliki presepsi kemudahan atau kesulitan dalam
kontrol prilaku kurang baik adalah mengabilan keputusan vaksinasi
bahwa kurangnya keyakinan Covid-19 ada atau tidaknya nya
responden terhadap tersediannya vaksinasi Covid-19 untuk ibu
tersediannya sumberdaya dan menyusui yang pada akhrnya
kesempatan yang di milikinya kurangnya mempunyai kepercayaan
sehungga mampu melakukan untuk mengendalikan prilaku
vaksinasi covid-19 di buktikan sehingga membut ibu kurangnya
dengan jawaban responden mengenai keyakinan dalam pengambilan
pertanyaan “saya melakukan vaksin keputusan vaksinasi Covid-19 pada
Covid-19 karna keinginan sendiri” ibu menyusui.
responden memilih tidak setuju d. Efikasi diri
dengan pertanyaan tersebut. Efikasi diri di kategorikan dua
Hasil pnelitian berdasarkan uji kategori yaitu efikasi diri baik dan
stastistic menggunakan uji Chis- efikasi diri kurang baik. Dalam
Square pada Theory of Planned menentukan pengkategorian efikasi
Behavior (TFB) komponen presepsi diri, ini di lihat dari tiga pertanyaan
kontrol prilaku di peroleh nilai yaitu saya yakin jika saya di
signifikan (P Value) sebesar 0,239 > vaksinasi Covid-19 saya dan bayi

Judul pendek…..(Nama penulis) 112


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

akan terhindar dari Covid-19, jika menyusui dalam pengambilan


saya sudah menerapkan protokol keputusan vaksinasi Covid-19 pada
kesehatan, saya perlu melakukan ibu menyusui. Dimana dalam
vaksinasi Covid-19, Vaksinasi penelitian ini kurangnya keyakinan
Covid-19 aman untuk saya dan bayi ibu menyusui untuk mengatasi
saya. Dimana setiap pertanyaan kesulitan atau hambat yang di
memiliki skor 1 (satu) sampai 4 rasakan dalam pengambilan
(empat). Di kategorikan baik jika keputusan vaksinasi Covid-19. Oleh
skor total jawaban empat pertanyaan karana itu dalam penelitian ini efikasi
variabel efikasi diri lebih dari 10 diri dalam pengambilan keputusan
yang dapat di artikan bahwa vaksiansi Covid-19 kurang baik
responden sangat yakin untuk dengan adanya salah satu faktor
mengatasi kesulitan atau hambatan kurangnya keyakinan dalam
yang di rasakan dalam melakukan menyikapi suatu hambata terkait
tindakan Vaksinasi Covid-19. Di keamanan vaksinasi Covid-19 pada
kategorikan kurang baik jika skor ibu menyusui sehingga membuat ibu
total jawaban empat pertanyaan menyususi mayoritas ragu dalam
variabel efikasi diri >14 yang artinya pengambilan keputusan vaksinai
kurang yakin untuk mengatasi Covid-19.
kesulitan atau hambatan yang di
rsakan dalam melakukan tindakan KESIMPULAN
vaksinasi Covid-19. Dari 114 Berdasarkan hasil penelitian serta
responden kategori baik 48 orang pembahasan yang telah di jelaskan pada bab
(42,1 %) yang artinya sangat yakin sebelumnya tentang faktor-faktor yang
untuk melakukan tindakan Vaksinasi berhubungan dengan pengambilan keputusan
Covid-19 sedangkan responden yang vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui di
memiliki efikasi diri kategori kurang provinsi Banten : survey online tahun 2021
baik 66 orang (57,9%) yang artinya (sosiodemografi,status kesehatan , dan theory
kurang yakin untuk melakukan of planned behavior) maka dapat ditarik
tindakan vaksinasi Covid-19. Yang kesimpulan sebagai berikut:
menyebabkan sebanyak 66 orang 1. Hasil presentase karakteristik responden
yang memiliki efikasi diri kurang mengenai usia, pendidikan , status
baik adalah kurangnya keyakinan ibu pernikahan , status sosial ekonomi , dan
menyusui dalam mengatasi kesulitan jumlah anak kandung ibu menyusi di
atau hambatan yang di rasakan dalam provinsi Banten tahun 2021, di dapatkan
pengambilan kepuusan vaksinasi bahwa sebagian besar responden berusia
Covid-19 pada ibu menyusui. 20-35 tahun ( usia resiko rendah )
Hasil pnelitian berdasarkan uji sebanyak 105 orang (92,1%). Dan
stastistic menggunakan uji Chis- responden yang berusia <20 dan >35tahun
Square pada Theory of Planned (usia resiko tinggi) sebanyak 9 orang
Behavior (TFB) komponen sikap di (7,9%). Sebagian besar ibu menyususi
peroleh nilai signifikan (P Value) yang berpendidikan tinggi (SMA/SMK
sebesar 0,151 > 0,05 yang artinya dan Perguruan tinggi) sebanyak 90 orang
tidak terdapat hubungan yang (78,9%). Sebagian besar ibu menyususi
signifikan antara efikasi diri dengan bersetatus menikah sebanyak 114 orang
pengambilan keputusan vaksinasi (100%). Didapat sebagian besar
Covid-19 pada ibu menyususi. Hal responden yang berssetatus sosial
ini di dukung dari nilai rata-rata skor ekonomi rendah sebanyak 67 orang
jawaban responden untuk seluruh (58,8%) dan responden dengan jumlah
variabel efikasi diri sebesar 10 yang anak 1-2 anak sebanyak 97 orang
berarti responden setuju dengan (85,1%).
pernyataan peneliti tentang variabel 2. Hasil presentase status kesehatan ibu
efikasi diri. Dalam artian salah satu menyusui , riwayat penyakit kronis dan
faktor dapat mempengaruhi ibu riwayat positif Covid-19 ibu menyususi

Judul pendek…..(Nama penulis) 113


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

di provinsi Banten yahun 2021, 19 pada ibu menyusui. Untuk norma


didapatkan bahwa sebagian besar ibu subjektif di peroleh p-value = 0,234 ≥ α =
menyusui memiliki status kesehatan baik 0,05 artinya tidak terdapat hubungan
dengan presentase 76,3%. Hampir seluruh antara norma subjektif dengan
ibu menyusui dalam penelitian ini tidak pengambilan keputusan vaksinasi Covid-
memiliki riwayat penyakit kronis dan 19 pada ibu menyususi. Untuk presepsi
positif Covid-19. kontrol prilaku di peroleh p-value = 0,329
3. Hasil presentase mengenai sikap, norma ≥ α = 0,05 artinya tidak terdapat
subjektif,presepsi kontrol prilaku dan hubungan antara presepsi kontrol prilaku
efikasi diri ibu menyusui di provinsi dengan pengambilan keputusan vaksinasi
Banten tahun 2021, sebagian besar ibu Covid-19 pada ibu menyususi. Untuk
menyusui dalam penelitian ini memiliki efikasi diri di peroleh p-value = 0,151 ≥ α
sikap kategori baik dengan presentase = 0,05 artinya tidak terdapat hubungan
41,2%, ibu menyususi dengan norma antara efikasi diri dengan pengambilan
subjektif kakategori baik sebanyak 44,7%, keputusan vaksiansi Covid-19 pada ibu
ibu menyusui dengan presepsi kontrol menyususi.
prilaku kategori baik sebanyak 43,9%,
dan ibu menyusui dengan efikasi diri DAFTAR PUSTAKA
kategori baik sebanyak 42,1%. Ahdiyana, B., Nursal, A., Paramadina,
4. Hasil uji statistic di peroleh p-value = U., Ekonomi, F., & Manajemen, I.
0,684 ≥ α =0,05 artinya tidak terdapat (2021). Analisis Perilaku eWOM Opini
hubungan antara usia dengan Vaksinasi dengan Pendekatan Theory
pengambilan keputusan vaksinasi Covid- of Planned Behavior Behavioral
19 pada ibu menyusui. Untuk pendidikan Analysis of eWOM Opinion on
diperoleh p-value = 0,401 ≥ α = 0,005 Vaccination with Theory of Planned
artinya tidak terdapat hubungan antara Behavior Approach. Jurnal Manajemen
pendidikan dengan pengambilan Dan Usahawan Indonesia, 44(2), 75–
keputusan vaksinais Covid-19 pada ibu 91.
menyusui. Untuk status pernikahan Argista, Z. L. (2021). Persepsi Masyarakat
diperoleh p-value = 0,114 ≥ α = 0,005 Terhadap Vaksin Covid-19 Di
artinya tidak terdapat hubungan antara Sumatera Selatan: Literature Review. In
status pernikahan dengan pengambilan Jurnal Keperawatan (Vol. 13, Issue 3).
keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu Diskes. (2021). Vaksin Covid-19 Bagi Ibu
menyususi . Untuk status sosial ekonomi hamil dan Menyusui. Diskes.
di peroleh p-value = 0,015 ≤ α = 0,005 Baliprov.Go.Id.
artinya terdapat hubungan antara status https://www.diskes.baliprov.go.id/vaksi
sosial ekonomi dengan pengambilan nasi-covid-19-bagi-ibu-hamil-dan-ibu-
keputusan vaksinasi Covid-19 pada ibu menyusui/
menyusui. Untuk jumlah anak kandung Dr. Mufdlillah, M. S. (2021). vaksin bagi ibu
diperoleh nilai p-value = 0,316 ≥ α = menyusui. Unisayogya.Ac.Id.
0,005 artinya tidak terdapat hubungan https://www.unisayogya.ac.id/opini-
antara jumlah anak kandung dengan vaksin-bagi-ibu-menyusui/
pengambilan keputusan vaksinasi Covid- Jakuszko, K., Kościelska-Kasprzak, K.,
19 pada ibu menyususi. Żabińska, M., Bartoszek, D., Poznański,
5. Hasil uji statistik di peroleh nilai p-value P., Rukasz, D., Kłak, R., Królak-
= 0,119 ≥ α = 0,05 artinya tidak Olejnik, B., & Krajewska, M. (2021).
terdapat hubungan antara statsus Immune response to vaccination against
kesehatan ibu menyususi dengan covid-19 in breastfeeding health
pengambilan keputusan vaksinasi Covid- workers. Vaccines, 9(6), 1–10.
19 pada ibu menyusui. https://doi.org/10.3390/vaccines906066
6. Hasil uji statistic diperoleh nilai p-value = 3
0,639 ≥ α = 0,05artinya tidak terdapat Kemenkes. (2021a). asi eklusif bantu
hubungan antara sikap dengan tingkatkan kekebalan bayi dari paparan
pengambilan keputusan vaksinasi Covid- covid-19. Kemenkes.Go.Id.

Judul pendek…..(Nama penulis) 114


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020

http://www.padk.kemkes.go.id/news/re
ad/2021/08/07/728/asi-eksklusif-bantu-
tingkatkan-kekebalan-bayi-dari-
paparan-covid-19.html
Kemenkes. (2021b). Vaksin COVID-19.
Vaksin.Kemenkes.Go.Id.
https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines
Lukyani, L. (2021). Vaksin Covid-19 untuk
ibu menyusui. Www.Kompas.Com.
https://www.kompas.com/sains/read/20
21/06/23/173500923/vaksin-covid-19-
untuk-ibu-menyusui-apakah-aman-
Margarini, E. (2021). Masyarakat indonesia
sambut baik vaksinasi COBID-19.
Promkes.Kemenkes.Go.Id.
https://promkes.kemkes.go.id/masyarak
at-indonesia-sambut-baik-vaksinasi-
covid-19
Nur Alam Fajar, 1 Dadang Hikmah Purnama,
2 Suci Destriatania, 3 Nurna Ningsih4.
(2018). Hubungan Pemberian ASI
Eklusif Dalam Presepektif Sosial
Budaya Di Kota Palembang. Ilmu
Kesehatan.
Rahmawati, A., & Wahyuningati, N. (2020).
Tipe eksklusifitas pemberian asi
berdasarkan paritas dan usia ibu
menyusui. Jurnal Citra Keperawatan,
08(2), 71–78.
Rinanti, R. Y. (2018). Status Kesehatan Ibu
Denagn Pemberian ASI Eklusif.
Naskah Publikasi.

Judul pendek…..(Nama penulis) 115

Anda mungkin juga menyukai