Diajukan Oleh:
LUCIA EKO MURNIATI, S.S.T.
NIP: 19650201 198410 2005
PUSKESMAS LENDAH 2
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KULON PROGO
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
LUCIA EKO MURNIATI, S.S.T.
NIP: 19650201 198410 2005
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lendah 2
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allat SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat Menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Pelaksanaan Protokol Kesehatan dengan
Kejadian Suspek Covid-19 Pada Ibu Hamil di Puskesmas Lendah 2”. Karya tulis ilmiah
ini disusun sebagai syarat kenaikan pangkat/golongan PNS, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kepala Puskesmas Lendah 2, drg. Iting Mamiri yang telah memberikan ijin dan
memfasilitasi untuk melakukan penelitian
2. Rekan sejawat Bidan dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lendah 2 yang selalu
membantu penulis mengambil data
3. Keluarga dan kerabat penulis yang selalu memberi dukungan, semangat, doa, dan
kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan baik
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penyelesaian karya tulis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya jika karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangatlah penulis
harapkan.
Cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia per tanggal 25 November 2021 adalah 66% dari
seluruh sasaran vaksinasi Covid-19. Di Kabupaten Progo, cakupan vaksinasi Covid-19
mencapai 85,06% untuk dosis 1 dan 73, 08% untuk dosis 2. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat sekitar 15% masyarakat sasaran yang belum pernah mendapatkan vaksin
Covid-19. Studi terdahulu menunjukkan bahwa faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
dan tingkat pengetahuan berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap penerimaan
vaksinasi Covid 19.2.3 BKKBN mengadakan program percepatan penanganan Covid-19
melalui Vaksinasi berbasis kelurga. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah Covid-19
terutama pada ibu hamil dan melahirkan serta remaja. Vaksinasi ini dilakukan di praktik
mandiri bidan salah satunya praktik mandiri bidan Eko Murniati. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan masyarakat terhadap
kegiatan vaksinasi Covid-19 pada program BKKBN dalam rangka percepatan vaksinasi bagi
keluarga di PMB Eko Murniati. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan desain cross sectional. Populasi merupakan masyarakat berusia lebih dari 12 tahun di
wilayah Kepanewonan Galur, Kabupaten Kulon Progo, dengan sampel masyarakat berusia
lebih dari 12 tahun di kelurahan Hargotirto dan Hargowilis yang diambil dengan purposive
sampling. Analisis bivariate menggunakan uji Chi Square dengan nilai p<0,05. Responden
berjumlah 196 yang terdiri dari kelompok usia 12-<18 tahun (9.2%), 18-49 tahun (87.2%),
dan usia >60% (3,6%). Tingkat pendidikan responden terdiri dari SD (13,3%), SMP (19.4%),
SMA (64,3%), dan perguruan tinggi (3.1%).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia per tanggal 25 November 2021 adalah
66% dari seluruh sasaran vaksinasi Covid-19 berjumlah 208.265.720 yang terdiri dari
tenaga kesehatan, lanjut usia, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta remaja usia
12-17 tahun. Cakupan vaksin pada tenaga kesehatan dan petugas public telah mencapai
angka 100%. Cakupan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat rentan dan masyarakat
umum sebesar 65,83% dosis 1 dan 40,92% dosis 2. Pada lanjut usia, cakupan dosis I
sebesar 13,30 % dan dosis 2 sebesar 8,35%. Cakupan vaksinasi Covid-19 pada remaja
usia 12-17 tahun adalah 22,19% dosis 1, dan 15,45 dosis 2. Di Kabupaten Progo,
cakupan vaksinasi Covid-19 mencapai 85,06% untuk dosis 1 dan 73, 08% untuk dosis 2.
Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 15% masyarakat sasaran yang belum
pernah mendapatkan vaksin Covid-19. Studi terdahulu menunjukkan bahwa faktor usia,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pengetahuan berhubungan dengan sikap
masyarakat terhadap penerimaan vaksinasi Covid 19.23
B. Perumusan Masalah
Di Kabupaten Progo, cakupan vaksinasi Covid-19 mencapai 85,06% untuk dosis 1
dan 73, 08% untuk dosis 2.¹ Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 15%
masyarakat sasaran yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19. Studi terdahulu
menunjukkan bahwa faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pengetahuan
berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap penerimaan vaksinasi Covid 19.23
Sehingga rumusan maslah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan usia,
tingkat pendidikan, pekerjan, dan tingkat pengetahuan dengan keikutsertaan masyarakat
terhadap kegiatan vaksiansi Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
keikutsertaan masyarakat terhadap kegiatan aksinasi Covid-19 pada program BKKBN
dalam rangka percepatan vaksinasi bagi keluarga.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu:
a. Bagi tenaga kesehatan di Kecamatan Lendah
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
masyarakat dalam vaksinasi Covid-19 dalam rangka program BKKBN
percepatan vaksinasi bagi keluarga dan sebagai pertimbangan dalam kebijakan
program vaksinasi Covid-19.
b. Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
masyarakat dalam vaksinasi Covid-19 dalam rangka program BKKBN
percepatan vaksinasi bagi keluarga.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, sebagai pembanding penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Covid-19
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Coronavirus adalah kumpulan virus
yang bisa menginfeksi system pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
B. Gejala
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu,
yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara
umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
2. Batuk kering
3. Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona
meskipun lebih jarang, yaitu:
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
e. Ruam di kulit
C. Vaksinasi Covid-19
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan. Pelayanan vaksinasi
COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau milik
masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan, meliputi:
1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu
2. Klinik PMB
3. Rumah Sakit dan/atau
4. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Dalam pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, pemerintah
ketersediaan vaksin terpenuhi mengupayakan setidaknya 208.265.720 penduduk untuk
tercapainya kekebalan kelompok. Upaya- upaya pengadaan vaksin ini dilakukan melalui
perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral seperti COVAX Facility bersama GAVI
dan WHO, ataupun donasi yang diberikan oleh negara-negara sahabat. Badan Pengawas
Obat dan Makanan Indonesia sudah memberikan izin penggunaan darurat pada 10 jenis
vaksin COVID-19, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax,
Sputnik V. Janssen, Convidencia, dan Zifivax. Masing-masing dari jenis vaksin ini
memiliki mekanisme untuk pemberiannya masing, baik dari jumlah dosis, interval
pemberian, hingga platform vaksin yang berbeda-beda, yakni inactivated virus, berbasis
RNA, viral-vector, dan sub-unit protein.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross
sectional.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Praktik Mandiri Bidan Eko Murniati,
Potrowangsan, Tirtorahayu, Galur, Kulon Progo pada bulan November 2021.
Za : tingkat kemaknaan
( Za)2 x p x (1− p)
n= 2
d
2
(1,96) x 0,15 x( 0,85)
n= 2
0,05
n = 195,9
sehingga besar minimal sampel adalah 196 orang.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan sample menggunakan Teknik purposive sampling. Responden
merupakan masyarakat di wilayah Tirtorahayu yang berusia lebih dari 12 tahun yang
berkunjung ke PMB Eko Murniati pada bulan November-Desember 2021 Kriterian
inklusi yaitu masyarakat umum, rentan, kelompok ibu hamil usia kehamilan di atas 13
minggu, ibu menyusui, dan lansia. Kriteria eksklusi yaitu responden yang menolak
berpartisipasi dalam penelitian ini.
F. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini data mengenai variable bebas dan terikat dikumpulkan dalam satu
waktu yang sama.
Var. bebas : Usia, tingkat Pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan
Var. terikat Keikutsertaan vaksin covid-19 : mengikuti dan tidak mengikuti
I. Jalannya Penelitian
Kuesioner hanya ditujukan kepada responden yang berusia 12 tahun ke atas
pengumpulan data dilakukan dengan cara responden mengisi kuesioner yang berisi
data pribadi seperti nama, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, kuesioner, pengetahuan
tentang vaksinasi covid-19 dan kuesioner keikutsertaan masyarakat terhadap
pelayanan vaksinasi covid-19.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Praktik Mandiri Bidan Eko Murniati, S.S.T., Potrowangsan, Tirtorahayu, Galur,
Kulon Progo merupakan fasilitas pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan
Puskesmas Lendah 2 yang memiliki wilayah kerja Kalurahan Tirtorahayu. PMB
Eko Murniati menyediakan pelayanan vaksinasi covid-19 dalam program BKKBN
Percepatan Vaksinasi bagi Keluarga.
Berdasarkan Tabel 1, responden yang tidak ikut serta dalam kegiatan vaksinasi
covid-19 berada pada rentang usia 18-49 tahun. Responden yang ikut dalam kegiatan
vaksinasi covid-19 terbanyak berpendidikan SMA (68,7%). Responden yang tidak
bekerja lebih banyak yang ikut dalam kegiatan vaksinasi covid-19 (67,5%). Sebagian
besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang tentang covid-19.
Berdasarkan Tabel 2, responden usia 18-49 tahun paling banyak ikut serta dalam
vaksinasi covid-19 (85%). Hasil uji statistic menunjukkan bahwa nilai p-value lebih besar
dari 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan usia dengan keikutsertaan vaksonasi covid-19.
Berdasarkan Tabel 4, responden yang tidak ikut vaksinasi covid 19 paling banyak
yang tidak bekerja. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa nilai p-value lebih besar dari 0,05
yang artinya tidak terdapat hubungan pekerjaan dengan keikutsertaan vaksinasi covid-19.
Berdasarkan Tabel 5, responden yang tidak ikut vaksinasi covid 19 paling banyak
dengan tingkat pengetahuan rendah (60%). Responden dengan tingkat pengetahuan sedang
sebanyak 20% yang mengikuti vaksinasi. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa nilai p-value
lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan
keikutsertaan vaksinasi covid-19.
B. Pembahasan
Partisipasi 195 responden menunjukkan kelompok usia 12-18 tahun 9.2%
kelompok usia 18-40 tahun 87.296, kelompok usia 30-30 tahun 0%, dan kelompok usia 60
tahun 30%. Kelompok usia 18-49 tahun yang ikut serta dalam penelitan ini lebih banyak
dibanding kelompok usia yang lain. Pada variabel tingkat pendidikan, responden paling
banyak memiliki tingkat pendidikan SMA (84.3%) dan terendah tingkat pendidikan
perguruan tinggi (3.1%). Responsiden yang tidak bokega lebih banyak dibandingkan
responden yang bekerja. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang
sedang tentang Covid-19. Responden yang ikut dalam kegiatan vaksinasi Covid 19 (84.796)
lebih banyak dibanding dengan yang tidak ikut vaksinasi Covid-19 (15.3%) Berdasarkan
tabel 2. hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-0,075 lebih besar dari 0,05 yang artinya
tidak terdapat hubungan usia dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19. Hasil ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan di Kota Sulawesi yang menunjukkan hasil bahwa usia
memengaruhi keikutsertaan masyarakat dalam program, vaksinasi Covid-19 dengan pale
0.000 dan OR 0.423. Semakin tua usia semakin tinggi kesediaan untuk menerima vaksinasi,
pada kelompok usia yang lebih muda terdapat kecenderungan untuk tidak atau belum
bersedia divaksinasi. Sementara orang yang berusia 65 tahun ke atas biasanya mengalami
penurunan yang signifikan dalam akses lokasi vaksinasi, oleh karena terbatasnya mobilitas.
Berdasarkan tabel 4 hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-0,122 lebih besar dari 0,05
yang artinya tidak terdapat hubungan pekerjaan dengan dengan keikutsertaan vaksinasi
Covid-19. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ichsan (2021) yang menunjukkan bahwa
pekerjaan merupakan faktor yang memengaruhi kesediaan masyarakat dalam menerima
vaksin Covid 19,2. Berdasarkan tabel 3. hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p-0000
lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan dengan
keikutsertaan vaksinasi Covid-19. Tingkat pendidikan mengakan factor yang mempengaruhi
kesediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi Coid-19 Pendidikan adalah suatu usaha
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Berdasarkan tabel 5. hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai
p=0,012 lebih kecil dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan
dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin mudah menentukan dan menerima informasi. Banyaknya informasi yang diperoleh
dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang kesehatan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Surabaya, terdapat kecenderungan semakin rendah pendidikan semakin bersedia
untuk yang menerima vaksinasi dan begitu pula sebaliknya, semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin tidak bersedia untuk divaksinasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan usia dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19 (p-value
0.75)
2. Terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19
(p-value 0.00)
3. Tidak terdapat hubungan pekerjaan dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19 (p
value 0.201)
4. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan keikutsertaan vaksinasi Covid-19
(p value 0.012)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor yang berhubungan dengan
keikutsertaan vaksinasi Covid-19 adalah tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
sehingga diharapkan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
Covid-19 dan tenaga kesehatan diharapkan untuk lebih giat melakukan promosi
kesehatan mengenai Covid-19 agar pengetahuan masyarakat dapat meningkat dan
bersedia ikut dalam kegiatan vaksinasi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA