Peneliti :
A. Latar Belakang
Virus Corona atau yang dikenal dengan COVID-19 menjadi
permasalahan penting di dunia karena sudah menjadi pandemi global
yang memerlukan pemahaman oleh masyarakat umum, termasuk upaya
mengatasi masalah kesehatan yang diakibatkan oleh virus baru tersebut.
Pada 31 Desember 2019, WHO China National Representative Office
melaporkan kasus pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui di
Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada 7 Januari 2020, China
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya sebagai
jenis baru virus korona (penyakit Coronavirus, Covid-19). Pada 30
Januari 2020, WHO menyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) atau Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC).1
Covid-19 saat ini menjadi masalah yang serius di seluruh dunia,
dan jumlah kasusnya meningkat setiap hari, menyerang semua orang,
dianggap sebagai pandemi global. Pandemi global Covid-19 pertama kali
diumumkan pada 11 Maret 2020, menandakan bahwa virus tersebut telah
menginfeksi banyak orang di berbagai negara.2 Pada 15 November 2021,
total 253.163.330 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan, termasuk
5.098.174 kematian (CFR 2,0%), di mana 204 negara telah terjangkit dan
151 negara dengan transmisi komunitas.3
Indonesia adalah salah satu negara yang terkonfirmasi Covid-19.
Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya
mengumumkan bahwa ada dua warga Indonesia terjangkit virus Covid-
19 dan ini adalah yang menjadi kasus positif Covid-19 pertama di
Indonesia.3 Berawal dari kasus tersebut, jumlah kasus masyarakat
Indonesia yang terinfeksi virus corona semakin bertambah setiap harinya.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kasus konfirmasi tertinggi di
Asia Tenggara.4 Sedangkan di Provinsi Kalimantan Barat menyusul pada
pertengahan bulan April 2020.5
Diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang meremehkan
virus corona dan tidak menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan yang
dibuat oleh pemerintah, sehingga risiko penularan Covid-19 masih
mengancam. Oleh sebab itu, tidak hanya perlu dilakukan intervensi
dalam pelaksanaan prosedur kesehatan, tetapi juga perlu segera dilakukan
tindakan intervensi lain yang efektif untuk memutus penyebaran
penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Vaksin tidak hanya melindungi
mereka yang melakukan vaksinasi namun juga melindungi masyarakat
luas dengan mengurangi penyebaran penyakit dalam populasi.
Pengembangan vaksin yang aman dan efektif sangat penting dilakukan
karena diharapkan dapat menghentikan penyebaran dan mencegah
penyebaran penyakit.1
Pemerintah sudah berupaya dengan maksimal untuk mengatasi
tantangan-tantangan selama masa pandemi Covid-19. Diketahui bahwa
Presiden Republik Indonesia (RI) membentuk tim nasional untuk
mempercepat pengembangan vaksin Covid-19. Keputusan Presiden No.
18/2020 yang dikeluarkan pada 3 September 2020 mengatur
pembentukan tim pengembangan vaksin Covid-19 di bawah pengawasan
Menteri Perekonomian. Selain itu, Departemen Riset dan Teknologi
bertanggung jawab untuk melaporkan kepada Presiden tentang pekerjaan
sehari-hari tim. Pada 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan
mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin
dan implementasi rencana vaksin dalam menanggapi pandemi Covid-19.
Perpres menetapkan bahwa pemerintah akan mempersiapkan pengadaan
dan distribusi vaksin serta pelaksanaan vaksin.1
Vaksin Covid-19 merupakan salah satu terobosan pemerintah untuk
melawan dan menangani Covid-19 yang ada di dunia khususnya Negara
Indonesia. Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk mengurangi
penyebaran Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh Covid-19, mencapai kekebalan dan melindungi
masyarakat dari penularan Covid-19.1
Tidak bisa dimungkiri masih banyak kelompok masyarakat yang
menolak vaksinasi Covid-19 yang diberikan pemerintah, masih
banyaknya masyarakat yang memiliki keraguan akan vaksin Covid-19.
Masih banyak dari masyarakat khususnya kelompok lansia yang merasa
ketakutan karena banyaknya berita-berita yang disebarluaskan mengenai
efek samping setelah melakukan vaksinasi Covid-19 dan dengan
berbagai alasan lainnya. Dengan adanya hal seperti ini, dapat
menyebabkan hambatan dalam berlangsungnya vaksinasi Covid-19 yang
dijalankan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemegang program
imunisasi dan program lansia Puskesmas Sungai Betung bahwa angka
sasaran imunisasi vaksin Covid-19 lansia wilayah kerja Puskesmas
Sungai Betung sebanyak 565 orang usia 60-69 tahun, dan 183 orang usia
di atas 70 tahun, total sasaran 748 orang. Angka capaian imunisasi vaksin
Covid-19 lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung masih
rendah, vaksin 1 sebanyak 186 orang dan vaksin 2 sebanyak 85 lansia.
Desa Suka Bangun merupakan desa dengan angka keikutsertaan
vaksinasi Covid-19 yang rendah. Pro dan kontra di masyarakat terhadap
vaksin Covid-19, maraknya penyebaran berbagai informasi yang keliru
menimbulkan keraguan dan penolakan masyarakat terutama kelompok
lansia untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi Covid-19 termasuk
kelompok lansia. Hal tersebut di atas menjadi dasar kajian untuk
mengetahui pengaruh faktor predisposing terhadap keikutsertaan
vaksinasi Covid-19 lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas
Sungai Betung tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pengaruh Faktor Predisposing
Terhadap Keikutsertaan Vaksinasi Covid-19 Lansia di Desa Suka
Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Betung Tahun 2022?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh faktor predisposing terhadap
keikutsertaan vaksinasi Covid-19 lansia di Desa Suka Bangun
wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan lansia tentang
pengertian, manfaat, penularan, screening, cara kerja vaksin,
tempat pelayanan, kelompok prioritas, dan kecukupan vaksinasi
Covid-19 terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19.
b. Untuk mengetahui pengaruh sikap lansia tentang vaksinasi
mencehag Covid-19, partisipasi, upaya pemerintah, mengajak vaksin,
merasa bersalah bila tidak vaksin, risiko tertular dan menularkan,
kelompok berisiko, protokol kesehatan setelah vaksin, perbedaan
antara lansia divaksin dengan yang tidak, dan informasi yang keliru
terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19.
c. Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin lansia laki-laki dan
perempuan terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19.
d. Untuk mengetahui pengaruh usia lansia, usia lanjut dan usia
lanjut berisiko terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19.
e. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan lansia dasar ke bawah
dan menengah ke atas terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-
19.
f. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan, bekerja dan tidak bekerja
terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19 lansia di Desa Suka
Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
kajian hasil dalam program peningkatan mutu pelayanan terutama
tentang pengurangan angka kejadian Covid-19 di Masyarakat
khususnya kelompok lansia dengan menambah informasi mengenai
pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya vaksin Covid-19
dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencapai kekebalan dan melindungi masyarakat khususnya lansia
dari penularan Covid-19.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat Kelompok Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
serta pengetahuan yang dapat menambah wawasan kelompok
lansia tentang pemahaman terhadap vaksin Covid-19.
Meluruskan berbagai penyebaran informasi yang keliru yang
menimbulkan keraguan dan penolakan masyarakat terutama
kelompok lansia untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi
Covid-19, sehingga dengan meningkatnya pemahaman
diharapkan meningkatkan partisipasi lansia dalam program
vaksinasi Covid-19.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi rujukan dan acuan data bagi peneliti
selanjutnya dalam permasalahan yang serupa ataupun penelitian
lain yang berhubungan dengan pengaruh faktor predisposing
terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19 lansia serta
menghasilkan informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
E. Skema Penelitian
Memilih Masalah
Merumuskan Masalah
Memilih Pendekatan
Mengumpulkan Data
Menarik Kesimpulan
Membuat Laporan
Bagan 1.1
Skema Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
F. Konsep Dasar
1. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
a. Definisi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit
ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember
2019.6 Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus
tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian
mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah
Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2
(Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini
berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan
MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-
CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan
MERS-CoV.7 Proses penularan yang cepat membuat WHO
menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal
30 Januari 2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung
negara dan tergantung pada populasi yang terpengaruh,
perkembangan wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan
pemeriksaan laboratorium.
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang
melaporkan adanya kasus COVID-19. Setelah Thailand, negara
berikutnya yang melaporkan kasus pertama COVID-19 adalah
Jepang dan Korea Selatan yang kemudian berkembang ke negara-
negara lain.
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada
tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga
sekarang. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020 Kementerian
Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19
dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang tersebar di 34
provinsi. Sebanyak 51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus
paling banyak terjadi pada rentang usia 45-54 tahun dan paling
sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka kematian tertinggi
ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun.1
b. Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam
family coronavirus. Corona virus merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4
struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S
(spike), protein E (selubung). Corona virus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Corona virus ini dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4
genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus,
gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya
COVID-19, ada 6 jenis corona virus yang dapat menginfeksi
manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43
(betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus) HCoV-HKU1
(betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV
(betacoronavirus). Corona virus yang menjadi etiologi COVID-
19 termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya berbentuk
bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm.
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk
dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang
menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu
Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on
Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab
COVID-19 sebagai SARS-CoV-2. Belum dipastikan berapa lama
virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi
perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.
Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-
kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau
kelembapan lingkungan). Penelitian 8 menunjukkan bahwa SARS-
CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan
stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari
24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-COV-2
sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat
dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter,
etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam
peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin).1
c. Penularan
Corona virus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa
inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan
14 hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi
diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh
konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi
dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum
onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah
onset gejala. Sebuah studi9 melaporkan bahwa 12,6%
menunjukkan penularan presimptomatik. Penting untuk
mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan virus
menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus
konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko
penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil
untuk terjadi penularan.
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini
membuktikan bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang
yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak
dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air
dengan diameter > 5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika
seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau
bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan
hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di
sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus
COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang
yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau
benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
stetoskop atau termometer). Dalam konteks COVID-19, transmisi
melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana
prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol
seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka,
pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi
ventilator, ventilasi tekanan positif noninvasif, trakeostomi, dan
resusitasi kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai transmisi melalui udara.1
d. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan
muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala
COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan
batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan
sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam
kulit. Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal
pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan
mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus
akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami
kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh
setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik,
gagal multiorgan, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut
hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang
dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan
darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker
berisiko lebih besar mengalami keparahan.1
e. Diagnosis
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk
seluruh pasien yang terduga terinfeksi COVID-19. Metode yang
dianjurkan adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RTPCR.1
f. Tatalaksana
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik
untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Pengobatan
ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif. Ada beberapa
kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti melalui uji
klinis.1
2. Lansia
a. Definisi Lansia
Perubahan-perubahan dalam proses “aging” atau penuaan
merupakan masa ketika seorang individu berusaha untuk tetap
menjalani hidup dengan bahagia melalui berbagai perubahan
dalam hidup. Bukan berarti hal ini dikatakan sebagai “perubahan
drastis” atau “kemunduran”. Secara definisi, seorang individu
yang telah melewati usia 45 tahun atau 60 tahun disebut lansia.
Akan tetapi, pelabelan ini dirasa kurang tepat. Hal itu cenderung
pada asumsi bahwa lansia itu lemah, penuh ketergantungan,
minim penghasilan, penyakitan, tidak produktif, dan masih
banyak lagi.10
Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap konsisi
stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual.11
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa lansia adalah proses penurunan fungsi organ tubuh secara
alamiah, tubuh akan mengalami penuaan yang ditandai dengan
terjadinya perubahan bentuk fisik dan penurunan fungsi.
b. Batasan-Batasan Lansia
Di Indonesia lanjut usia adalah usia 60 tahun keatas, hal ini
dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2. 12 Beberapa
pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut :
1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat
tahapan yaitu:
a) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
c) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d) Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun
2) Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia
dikelompokan menjadi usia lanjut(60-69 tahun) dan usia
lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan).
c. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Nugroho (2012)12 :
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
Predisposing factors:
Pengetahuan, sikap, kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, agama,
kepercayaan, keyakinan, ras, sifat
fisik, sifat kepribadian, bakat,
pembawaan
Non Perilaku
Enabling factors:
Ketersediaan, informasi,
Perilaku
kenyamanan, sarana pra sarana, Kesejahteraan
fasilitas Kesehatan
Bagan 2.1
Kerangka Teori
L.W. Green dalam Notoatmodjo (2012)
BAB III
METODE PENELITIAN
J. Alir Penelitian
Identifikasi Masalah
Pengajuan Judul
Ke LPPM
Penyusunan Proposal
Populasi Lansia
Pengumpulan Data
Tabulasi Data
Penyajian Data
Hasil Penelitian
Bagan 3.1
Alir Penelitian
K. Kerangka Konsep Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
rancangan Cross Sectional. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh antara dua atau lebih variabel (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian dengan desain Cross Sectional, peneliti hanya melakukan
observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja.
Pengetahuan
Sikap
Kelamin
Ya
Usia
Keikutsertaan
Pendidikan Vaksin
Covid-19
Pekerjaan
Tidak
Agama, Kepercayaan,
Keyakinan
Ras
Sifat Fisik,
Sifat Kepribadian
Bakat, Pembawaan
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Bagan 3.2
Kerangka Konsep
L. Hipotesis
1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-
19 lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai
Betung tahun 2022.
2. Ada pengaruh sikap terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19
lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung
tahun 2022.
3. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-
19 lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai
Betung tahun 2022.
4. Ada pengaruh usia terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19 lansia
di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung tahun
2022.
5. Ada pengaruh pendidikan terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19
lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung
tahun 2022.
6. Ada pengaruh pekerjaan terhadap keikutsertaan vaksinasi Covid-19
lansia di Desa Suka Bangun wilayah kerja Puskesmas Sungai Betung
tahun 2022.
M. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
N Definisi Cara Alat Skala
Variabel Hasil Ukur
o Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel Terikat
1 Keikutsertaan Jawaban Angket, Panduan/ 1. Ya Ordinal
Vaksin Covid- responden tentang Wawancar lembar Sudah
19 keikutsertaan/ a dan Angket, vaksin
kesediaan vaksin Observasi Wawancar minimal 1
Covid-19 bila ada a kali atau
program dan bila Observasi bersedia
tidak ada kontra mengikuti
indikasi, hasil vaksinasi
observasi peneliti bila ada
terhadap status program
vaksinasi dan bila
responden pada tidak ada
buku register kontra
vaksin Covid-19. indikasi
Score = 1
2. Tidak
Belum
sama sekali
vaksin dan
tidak
bersedia
divaksin
Score = 0
Guttman,
Scale
(Ridwan,
2007).
Variabel Bebas
2 Pengetahuan Jawaban responden Angket, Kuesioner 1. Baik, bila Ordinal
tentang pengertian, Wawancar Persentase
manfaat, penularan, a jawaban
screening, cara benar
kerja vaksin, ≥ 75%
tempat pelayanan, Score = 1
kelompok prioritas, 2. Kurang,
dan kecukupan bila
vaksinasi Covid- Persentase
19. jawaban
benar
< 75%
Score = 0
Guttman,
Scale
(Ridwan,
2007).
3 Sikap Jawaban Angket, Kuesioner 1. Positif, bila Ordinal
responden Wawancara pernyataan
mengenai mendukung
tanggapan tentang ≥ 75%
vaksinasi Score = 1
mencehag Covid- 2. Negatif,
19, partisipasi, bila
upaya pemerintah, pernyataan
mengajak vaksin, mendukung
merasa bersalah < 75%
bila tidak vaksin, Score = 0
risiko tertular dan Guttman,
menularkan, Scale
kelompok (Ridwan,
berisiko, protokol 2007).
kesehatan setelah
vaksin, perbedaan
antara lansia
divaksin dengan
yang tidak, dan
informasi yang
keliru.
4 Kelamin Jawaban Angket Kuesioner 1. Laki-laki Nominal
responden tentang Score = 1
status gender 2. Perempuan
berdasarkan organ Score = 0
reproduksi yang Guttman,
dimiliki. Scale
(Ridwan,
2007).
5 Usia Jawaban Angket Kuesioner 1. Usia Lanjut Ordinal
responden tentang (60-69th)
lama hidup yang Score = 1
dihitung semenjak 2. Usia lanjut
tanggal kelahiran Berisiko
sampai ulang (≥ 70 tahun)
tahun terakir. Kemenkes
RI (2015)
Score = 0
Guttman,
Scale (Ridwan,
2007).
6 Pendidikan Jawaban Angket Kuesioner 1. Menengah Ordin
responden tentang ke atas al
ijazah pendidikan Score = 1
formal tertinggi 2. Dasar ke
yang dimiliki. bawah
Score = 0
Guttman,
Scale
(Ridwan,
2007).
7 Pekerjaan Jawaban Angket Kuesioner 1. Bekerja
responden tentang Score = 1
kegiatan yang 2. Tidak
dilakukan untuk Bekerja
menghasilkan Score = 0
uang. Guttman,
Scale
(Ridwan,
2007).
N. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan desain Cross Sectional, karena pengumpulan data
antara variabel dependen yaitu keikutsertaan vaksin Covid-19 dan
variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, kelamin, umur,
pendidikan, dan pekerjaan melakukan desain penghimpunan data
dilaksanakan pada satu waktu secara bersamaan.
P. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner, dan
panduan observasi.
Keterangan :
n = Jumlah sampel awal
L = Derajat ketepatan yang dipergunakan lazimnya 5%
p = Sifat suatu keadaan dalam persen, jika tidak diketahui
dianggap 50%
Q = 100% - p
n1 = Jumlah sampel sebenarnya
N = Jumlah populasi
Maka sampel yang diperoleh dapat dihitung sebagai berikut :
400
n 1= 400
400 = = 100,50 = 101 responden
1+ 1+ 2,98
134
Tabel 3.2
Tehnik Pengambilan Sampel
Dusun RT
Interval
Nama Populasi Sampel Populasi Sampel Sampel
RT (k)
Dusun Dusun Dusun RT RT
21 x 36
= 15,7 =
RT 1 = 21 48 21/16 = 1,3
48 x 101 16
= 17 x 36
Dusun A = 48 134 = 12,7 = 36
RT 2 = 17 48 17/13 = 1,3
36,1 = 36 13
10 x 36
RT 3 = 10 = 7,5 = 7 10/7 = 1,4
48
19 x 35
= 14,5 =
RT 1 = 19 46 19/15 = 1,2
46 x 101 15
= 16 x 35
Dusun B = 46 134 = 12,1 = 35
RT 2 = 16 46 16/12 = 1,3
34,6 = 35 12
11 x 35
RT 3 = 11 = 8,36 = 8 11/8 = 1,3
46
18 x 30
= 13,5 =
40 x 101 RT 1 = 18 40 11/8 = 1,3
=
Dusun C = 40 134 13
30
22 x 30
= 16,5 =
30,1 = 30 RT 2 = 22 40 11/8 = 1,2
17
134 101 8 RT 134 101 101
Bagan 3.3
Proses Pengumpulan Data
2. Coding
Setelah dilakukan editing, selanjutnya data diberi kode numerik
tertentu pada tiap-tiap data untuk mempermudah pelaksanaan
pengelolahan data. Pemberian kode numerik pada setiap hasil ukur
adalah sebagai berikut :
1) Keikutsertaan/kesediaan mengikuti vaksin Covid-19
Sudah vaksin minimal 1x, atau bersedia mengikuti vaksin bila
ada progran dan bila tidak ada kontra indikasi =1
Belum vaksin dan tidak bersedia divaksin =0
2) Pengetahuan
Jawaban benar =1
Jawaban salah =0
3) Sikap
Positif =1
Negatif =0
4) Kelamin
Laki-laki =1
Perempuan =0
5) Usia
Usial lanjut (60-69 tahun) =1
Usia lanjut berisiko (≥ 70 tahun) =0
6) Pendidikan
Dasar ke bawah =1
Menengah ke atas =0
3. Entry
Memasukkan data ke dalam database komputer dengan bantuan
aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) sesuai
dengan variabel yang diteliti untuk mempermudah proses analisis
hasil penelitian, kemudian data yang telah terkumpul dari hasil
pengisian kuesioner data dimasukkan (di-entry) kedalam komputer
berdasarkan entry data yang telah dibuat sebelumnya.
4. Tabulating
Merupakan langkah memasukan data hasil penelitian kedalam tabel
sesuai kriteria.
5. Cleaning
Setelah dilakukan entry data, maka langkah selanjutnya adalah
cleaning data. Hal ini dimaksudkan karena pada saat entry data
peneliti mungkin melakukan kesalahan dalam pengentrian data yang
disebabkan faktor kelelahan atau kesalahan melihat dan membaca
data koding sehingga perlu dilakukan cleaning data atau perbaikan
sebelum dilakukan analisis data.
6. Analysis
Menganalisisdata yang telah ditabulasi secara bertahap dalam
menganalisis data. Analisis univariat mencakup distribusi
frekuensiresponden, analisis bivariat menghubungkan variabel bebas
dengan variabel terikat.
V. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS). Adapun model analisis data yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat (deskriptif) ini untuk menjelaskan/
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti,
sehubungan dengan keikutsertaan/kesediaan vaksin Covid-19 bila
ada program dan bila tidak ada kontra indikasi, dan melalui distribusi
frekuensi. Variabel yang diteliti tersebut adalah pengetahuan, sikap,
kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan. Analisis univariat dengan
mendeskripsikan variabel dengan cara membuat tabel distribusi
frekuensi dan persentase, memakai rumus :
x
F= X 100 %
N
Keterangan :
F = Frekuensi
x = Jumlah yang didapat
N = Jumlah sampel
Setelah dihitung nilai setiap item pada tabel frekuensi dan persentase
jawaban responden, kemudian menentukan kategori menurut
pedoman interpretasi sebagai berikut:
0% = Tidak seorangpun dari responden
1% - 25% = Sangat sedikit dari responden
26% - 49% = Sebagian kecil / hampir setengah dari responden
50% = Setengah dari responden
51% - 75% = Sebagian besar dari responden
76% - 99% = Hampir seluruh dari responden
100% = Seluruh responden (Arikunto, 2011).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk
mengetahui kemaknaan dan besarnya hubungan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji
statistik Chi Square adapun rumus Chi Square ( x 2 ¿ sebagai berikut :
Keterangan :
X2 = Chi Square
Oi (Observed) = Nilai observasi
ad
¿=
bc
W. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan rekomendasi dari
institusi tempat penelitian. Penelitian menggunakan etika sebagai berikut
(Loiselle et al., (2004) dalam Palestin (2007) :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity)
Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa
tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan
martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir
persetujuan subyek (informed consent).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for
privacy and confidentiality)
Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya
informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi,
sehingga peneliti memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.
3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,
keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan
religius subyek penelitian. Menekankan kebijakan penelitian,
membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut
kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.
Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek
untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama,
maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
(balancing harms and benefits)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi
subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi
(beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi
subyek (nonmaleficence).
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Tabel 4.1
Luaran dan Target Capaian
No Luaran Capaian
1. Publikasi dalam Jurnal Nasional Ber-ISSN 2022
Terakreditasi dan terindek SINTA 4-
5
BAB V
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya
Tabel 5.1
Biaya Yang Dikeluarkan
No JenisPengeluaran Biaya yang Persentase
diusulkan (Rp) (%)
1 Honor peneliti Rp. 1.200.000 24%
2 Bahan penunjang dan habis pakai Rp. 1.200.000 24%
3 Perjalanan Rp. 1.510.000 30,20%
4 Lain-lain; Publikasi dan seminar Rp. 1.090.000 21,80%
Jumlah Rp. 5.000.000 100%
B. Jadwal Penelitian
Tabel 5.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan/Tahun
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Persiapan Penelitian
Pengajuan Judul Penelitian
Studi Pendahuluan
Pembuatan Proposal
Penelitian
Proses Penilaian oleh
Reviewer
Pengumpulan/Submit
Proposal Penelitian ke LPPM
Seminar Proposal Penelitian
Revisi Proposal Penelitian
Ethical Clereance
Pengumpulan Proposal ke
LPPM
Penandatanagan Kontrak
Penelitian
PengurusanSuratIjinPenelitian
Pengurusan Surat Tugas
2. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan Data
Analisis dan Pembahasan
Review Hasil
3. Pelaporan Penelitian
Penyusunan Laporan
Seminar Hasil
Pengunggahan Laporan
4 Publikasi Penelitian
Penerbitan Artikel
Penerbitan Buku ber ISBN
DAFTAR PUSTAKA
11. Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
12. Nugroho, 2012. Keperawatan gerontik & geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC
14. Notoatmodjo, S., 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
16. Winardi, J. 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja
Grafindo perkasa.
23. Nasirotun, S., 2013. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan
Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Pada Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang, 1(2), pp.15-
24.
24. Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan. Jakarta: Prenada Media Group.Green, Lawrence, 1980. Health
Education: A Diagnosis Approach, The John Hopkins University, Mayfield
Publishing Co.Azwar (1995).
26. ARGISTA, ZISI LIONI and Sitorus, Rico Januar, 2021. PERSEPSI
MASYARAKAT TERHADAP VAKSIN COVID-19 DI SUMATERA SELATAN.
Undergraduate thesis, Sriwijaya University.
https://repository.unsri.ac.id/51508/1/RAMA_13201_10011181722093.pdf.
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Akademi Keperawatan
Bethesda Serukam :
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun.
Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan menjadi
responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai
responden dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya
mohon Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan
pada lembar yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Dosen
Akademi Keperawatan Bethesda Serukam Tahun 2022. Demikian lembar
persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Sungai Betung,
Mengetahui Responden,
Peneliti,
No Pertanyaan Jawaban
Apakah ada gejala demam/riwayat demam dan batuk dalam 10
1 Ya Tidak
hari ini?
Apakah mengalami gejala di bawah dalam 10 hari ini? (minimal 3;
mohon di contreng gejala yang dirasakan):
☐ demam/riwayat demam ☐lelah/lemas ☐sakit kepala
2
☐sakit otot ☐ pilek/hidung tersumbat ☐sakit tenggorokan
☐batuk ☐sesak nafas ☐ mual/muntah/makan berkurang
☐gangguan kesadaran ☐diare
Apakah ada bertemu dengan pasien/kelompok orang yang
3
mengalami sakit Covid-19?
Apakah ada gejala tidak bisa merasakan makanan atau mencium
4
bau makanan dalam 10 hari ini?
Notes:
1. Seluruh wilayah Indonesia mulai Juni dan Juli 2021 dalam situs Kemenkes
dinyatakan termasuk transmisi komunitas
(https://infeksiemerging.kemkes.go.id/).
2. Jika pasien jawab Ya untuk minimal salah satu pertanyaan 1 – 4 , hubungi
satgas Covid-19 Puskesmas Sungai Betung segera untuk evaluasi kriteria
sesuai pedoman WHO dan Kemenkes.
(..........................) (..........................)
KUESIONER
(ANGKET DAN WAWANCARA)
No. Responden :
Hari/ Tanggal :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
PERTANYAAN/ PERNYATAAN :
A. Pertanyaan Pengetahuan
1. Vaksinasi adalah:
a. Pemberian vaksin (antigen dari kuman yang telah dilemahkan) yang
dapat merangsang pembentukan kekebalan (antibodi) tubuh
b. Pemberian vaksin (obat/vitamin) yang dapat merangsang
pembentukan kekebalan (antibodi) tubuh
c. Pemberian vaksin (chip) yang dapat merangsang pembentukan
kekebalan (antibodi) tubuh
2. Manfaat bapak/ibu mengikuti vaksinasi Covid-19:
a. Merangsang sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko tertular
b. Mengobati dan menyembuhkan penyakit Covid-19
c. Mudah mendapat bantuan pemerintah
3. Bila anda sudah divaksin, pilih pernyataan yang benar di bawah ini:
a. Pasti tidak tertular Covid-19
b. Masih mungkin tertular dengan risiko angka kesakitan dan kematian
yang rendah
c. Antara di vaksin dan tidak divaksin sama saja
4. Sebelum dilakuan vaksinasi Covid-19, petugas kesehatan melakukan
pemeriksaan kesehatan anda (screening), dan memastikan anda layak
dan aman dilakukan vaksinasi Covid-19:
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Penyakit Covid-19 sangat menular dan mematikan:
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
6. Bagaimana cara kerja vaksin Covid-19 di dalam tubuh:
a. Meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19
b. Membunuh kuman penyakit virus Covid-19
c. Tidak tahu
7. Apakah yang disuntikkan saat vaksin Covid-19:
a. Kuman yang dilemahkan
b. Obat/Vitamin
c. Tidak tahu
8. Dimana anda bisa mendapatkan vaksin Covid-19:
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan/ RS/ Puskesmas
b. Di rumah
c. Tidak tahu
9. Siapa yang menjadi prioritas dalam mendapatkan vaksinasi Covid- 19:
a. Remaja
b. Dewasa
c. Lansia
10. Saat ini pemerintah sudah menyediakan cukup vaksin untuk lansia:
a. Ya
b. Tidak cukup
c. Tidak tahu
B. Pernyataan Sikap
N Jawaban
Pernyataan
o Setuju Tidak
1 Dengan mengikuti vaksinasi Covid-19 akan mencegah saya
terkena penyakit Covid-19
2 Bila ada program vaksinasi saya siap berpartisipasi
3 Upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi Covid-19
sebagai upaya menangani pandemi Covid-19 adalah upaya
yang tepat
4 Saya akan mengajak saudara/ keluarga/ kenalan untuk
melakukan vaksinasi Covid-19
5 Saya merasa bersalah bila saya tidak mengikuti program
vaksinasinasi Covid-19
6 Apabila saya tidak divaksinasi Covid-19, saya berisiko tertular
Covid-19 dan berisiko menularkan ke orang lain
7 Lansia termasuk kelompok yang berisiko tertular Covid-19
dan seharusnya divaksin
8 Setelah divaksin, protokol kesehatan lainnya seperti
menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
tetap dilaksanakan
9 Antara lansia yang divaksin dengan yang tidak divaksin sama
saja
10 Banyak informasi yang keliru dan menyesatkan tentang
pentingnya vaksin Covid-19
WAWANCARA DAN OBSERVASI
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING TERHADAP
KEIKUTSERTAAN VAKSINASI COVID-19 LANSIA
DI DESA SUKA BANGUN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI BETUNG
TAHUN 2022
No. Responden :
Hari/ Tanggal :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
WAWANCARA :
1. Apakah anda sudah di vaksin Covid-19:
a. Sudah
b. Belum
Catatan:
Bila sudah lanjutkan observasi status vaksinasi Covid-19 pada register
Bila belum, lanjutkan ke pertanyaan ke-2
2. Bila ada program vaksinasi Covid-19 dan bila tidak ada kontra indikasi
menurut tenaga kesehatan, apakah anda sebenarnya mau/berniat di vaksin:
a. Ya
b. Tidak
Alasan apabila Anda tidak akan/ tidak bersedia mengikuti/ memperoleh
vaksin Covid-19 :
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Pernah terinfeksi Covid-19
2 Memiliki penyakit komorbid
3 Kurang sehat (bukan komorbid)
4 Sudah berusia/ sudah tua
5 Jauh/ sulit menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan
6 Penyakit Covid-19 tidak terlalu serius, sehingga saya
merasa tidak perlu divaksinansi
7 Takut disuntik/ takut jarum
8 Tidak yakin akan kehalalan vaksin Covid-19
9 Khawatir/ tidak yakin akan efek samping vaksin Covid-19
1 Isu didalam vaksin tertanam chip
0
OBSERVASI STATUS VAKSINASI COVID-19 :
(Beri tanda centang √ pada kotak sesuai status vaksi responden)
1. Vaksin Dosis 1 (Pertama)
Sudah :
Belum :
2. Vaksin Dosis 2 (Kedua)
Sudah :
Belum :
3. Vaksin Dosis 3 (Ketiga) Booster
Sudah :
Belum :
*) Bila sudah mengikuti vaksin minimal 1 kali atau
bersedia mengikuti vaksinasi bila ada program dan
= Score 1
bila tidak ada kontra indikasi