PROPOSAL SKRIPSINV
DISUSUN OLEH :
DINDA SILVIA KHUSNUL KHOTIMAH
1801100578
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu Coronavirus pada
bulan Desember tahun 2019 (Kemenkes, 2020). Coronavirus merupakan virus yang
dapat menyerang hewan dan manusia. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak
langsung dengan droplet saluran pernapasan orang yang terinfeksi (batuk dan bersin)
dan dapat bertahan selama berhari-hari di permukaan benda (Khafaie & Rahim, 2020).
Akibat proses penularan yang cepat, WHO menetapkan Covid-19 sebagai
KKMMD/PHIEC (Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan/ Public
Health Emergency of International Concern) pada tanggal 30 januari 2020 (Kemenkes,
2020.
Tatalaksana virus Covid-19 mendapatkan rekomendasi dari WHO untuk
tindakan pencegahan penyebaran Covid-19 antara lain adalah dengan penggunaan
masker saat keluar rumah, sering mencuci tangan dengan air dan sabun atau
menggunakan handsanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi
mobilisasi dan interaksi (WHO, 2020). Pencegahan Covid-19 juga telah memasuki
tahapan baru yaitu dengan tersedianya vaksin Covid-19 yang telah melalui beberapa
fase uji klinis dan dapat di produksi secara masal, vaksinasi ini diharapkan mampu
menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) pada masyarakat . Sejak bulan
januari salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah adalah pemberian vaksin
secara gratis, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 10 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 untuk semua
masyarakat (Kemenkes, 2021).
Pada tanggal 29 Mei 2021, total infeksi Covid-19 mencapai kurang lebih 173
juta kasus dengan total kematian mencapai 3,71 juta jiwa di tingkat global (WHO,
2021). Di Indonesia, total kasus Covid-19 hingga tanggal 5 Oktober 2021 mencapai
4.221.610 kasus dengan total kematian sebanyak 142.338 jiwa (Kemenkes, 2021).
Dengan total kasus Covid-19 sebanyak 14 juta lebih, pemerintah memiliki target
sasaran vaksinasi sebanyak 181.554.465 jiwa. Hingga Juni 2021 capaian vaksinasi
Indonesia adalah sebesar 22.873.342 jiwa (12,60%) pada dosis 1 dan 12.212.906 jiwa
(6,73) pada dosis 2 (SATGAS COVID-19, 2021).
Disamping usaha pemerintah tersebut, kontroversi mengenai vaksin Covid-19
di masyarakat terus mengalir. Studi tentang potensi penerimaan vaksin Covid-19 pada
13.426 orang yang dipilih secara acak di 19 negara, sebagian besar dengan beban
Covid-19 yang tinggi. Dari jumlah tersebut 71,5% menjawab bahwa mereka akan
mengambil vaksin jika terbukti aman dan efektif, dan 48,1% menjawab bahwa mereka
akan melakukan vaksinasi jika majikan mereka merekomendasikannya. Perbedaan
cakupan vaksin antar negara berpotensi dapat menunda kendali global atas pandemi
serta pemulihan sosial dan ekonomi selanjutnya (Genereux et al, 2020). Dalam survey
daring yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama beberapa organisasi
(UNICEF dan WHO) pada tanggal 19-30 September 2020 dengan melibatkan lebih dari
115.000 responden dari 34 provinsi di Indonesia untuk mengetahui penerimaan public
terhadap vaksin Covid-19, menunjukkan bahwa masih ada sekitar 7,6 persen
masyarakat menolak untuk divaksinasi dan 26,6 persen masyarakat belum memutuskan
dan masih kebingungan (Sukmasih, 2020).
Hal ini diakibatkan karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh
masyarakat terkait manfaat yang diberikan dari vaksin itu sendiri. Selain itu,
penyebaran informasi yang salah melalui berbagai media sosial dapat memberikan
dampak yang besar terhadap penerimaan vaksin Covid-19 (Lushington, 2020).
Maraknya berita hoaks yang beredar di masyarakat juga membuat masyarakat enggan
mengakses kebutuhan akan vaksinasi. Berbagai informasi salah terkait vaksin
menjadikan masyarakat memiliki persepsi negatif terhadap vaksin Covid-19 yang
digunakan. Persepsi negatif yang dimiliki oleh masyarakat menjadikan mereka ragu-
ragu untuk melakukan vaksinasi. Dan hal ini mengakibatkan hambatan besar untuk
mancapai cakupan kekebalan komunitas (herd immunity).
Kabupaten Malang dengan total kasus Covid-19, data 5 Oktober 2021,
sebanyak 14.241 kasus memiliki capaian vaksinasi sebesar 49,96% (SATGAS COVID-
19, 2021). Di jawa timur, kabupaten malang merupakan wilayah dengan mobilitas
masyarakat yang cukup tinggi karena dikenal sebagai kota pendidikan, bukan hanya itu,
kabupaten malang juga menjadi pusat perekonomian dengan akses transportsai yang
relatif mudah. Sejauh ini, belum ada penelitian yang menganalisis tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan persepsi individu terhadap kepatuhan vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Malang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dan persepsi
individu terhadap kepatuhan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Malang.