Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM JANGKA PENDEK IGD RSUD

BERKAH PANDEGLANG
PENDAHULUAN

Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan nasional yang telah
dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini menuntut reformasi total kebijakan pembangunan
dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi total tersebut muncul karena
masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antara daerah dan antara golongan,
derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan dengan Negara-negara
tetangga, dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi kesehatan
diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan, yakni adanya perubahan yang mendasar pada dinamika substansial
dalam ilmu dan teknologi kedokteran yang membuka cakrawala baru dalam memandang proses
hidup, sehat, sakit dan mati ; adanya tantangan global sebagai akibat kebijakan perdagangan
bebas serta pesatnya revolusi dalam bidang informasi, telekomunikasi dan transportasi ;
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat dan upaya kesehatan ; demokrasi
disegala bidang yang menuntut pemberdayaan dan kemitraan dalam pembangunan kesehatan
(Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan)
Sementara

itu

tujuan

pembangunan

kesehatan

menuju

Indonesia

Sehat

2010

adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia
(Profil Kesehatan Indonesia 2000).
Demikian pula dengan pelayanan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (UGD RSUD)
Berkah Pandeglang perlu adanya reformasi dan penataan ulang kembali sistem managemen,
sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat, yakni pelayanan Unit Gawat Darurat yang
professional. Oleh karena hal tersebut perlu kiranya disusun rencana strategis dalam bentuk
rencana jangka pendek pelayanan UGD dengan memperhatikan unsur-unsur managemen pada
umumnya seperti man, money, methode, material, machin, dan market.
LATAR BELAKANG

1.
1.
1.
2.
3.
1.
1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Gambaran Umum Unit Gawat Darurat RS UGD


Sumber Daya Tenaga Perawat
Dokter Jaga 6 orang
Penanggung Jawab UGD (Ka.SMF)
Gambaran Kasus Penyakit UGD bulan Maret 2010
Fasilitas Unit Gawat Darurat

Luas Gedung 325,76 m2 , terdiri dari :


Ruang tunggu 83,52 m2
Gudang penyimpanan alat kesehatan 10,4 m2
Ruang kerja Kepala UGD dan Kepala Ruangan UGD 12,48 m 2
Ruang / kamar jaga perawat 12,48 m2
Ruang tindakan pasien anak 12,48 m2
Ruang tindakan pasien bedah anak 12,48 m2
Ruang tindakan pasien dewasa 109,44 m2
Ruang tindakan pasien kebidanan 12,48 m2
Ruang jaga dokter UGD 12,48 m2
Ruang ganti / loker 12,48 m2
Kamar mandi petugas 10,08 m2
Kamar mandi pasien 24,96 m2
Alat penunjang
Tabung O2 dan Regulator 6 buah
Skope strecer 1 buah
Emergency strecer 10
Gynaekologi bad 1 unit
Examination bad 4 unit
Troli emergency 1 buah
Troli tindakan 2 buah
Kursi Roda 1 unit
Faetal dopler 1 buah
Standar infuse 7 Buah
Suction pump 1 unit
Ultrasoun Nebulizer 1 unit

m. Oksigen konsentrator 2 unit


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Ambu bag dewasa 2 buah


Ambu bag anak 1 buah
Lampu tindakan 2 buah
Sterilisator 1 unit
Drug troli 1 unit
Minor surgery 2 set
EKG 1 unit
EKG monitor 1 unit
USG 1 unit
Haematologi set 1 unit
Mabeler (nuse station,meja kerja, kursi tunggu, tempat tidur perawat, tempat tidur dokter)
Tangga pasien 2 buah
Alat dan prasarana lain terdapat pada daftar inventaris UGD.

TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pengertian UGD

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan
penanganan

awal

bagi pasien yang

menderitasakit dan cedera,

yang

dapat

mengancam

kelangsungan hidupnya (Wikipedia wordpress).


1.
Pengertian Pengertian
1.
Pasien Gawat Darurat : adalah Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2.
Pasien Gawat Tidak Darurat : adalah Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3.
Pasien Darurat Tidak Gawat : adalah Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba,
tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat dangkal.
4.
Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat : adalah pasien yang datang dalam keadaan baik
tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya pasien dengan ulcus tropicum.
5.
Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai
faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik,
mental, social).
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1.

Tempat kejadian :

Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan di lingkungan rumah tangga

Kecelakaan di lingkungan pekerjaan

Kecelakaan di sekolah

Kecelakaan di tempat-tempat umum lain, misalnya rekreasi, perbelanjaan, dan lain-lain.

1.

Mekanisme kejadian :

Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek bahan
kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
1.

Waktu kejadian :

Waktu perjalanan (traveling/transport time).

Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain, dan lain-lain.

1.
2.

Cedera adalah masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
Bencana adalah rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderiataan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadapo

1.

1.

tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
1.
Tujuan :
1.
Mencegah kematian dan cacat (to sve life and limb) pada pemderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
2.
Merujuk penderita gawat darurat melalui system rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3.
Menanggulangi korban bencana.
Prinsip penanggulanagan penderita gawat darurat

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu
system/ organ seperti susunan syaraf pusat, pernafasan, kardiovaskular, hati, ginjal, pancreas.
Kegagalan atau kerusakan system/organ dapat disebabkan oleh trauma/cedera, infeksi, keracunan
(poisioning), degenerasi (failurea), asfiksia, kehilangan cairan, dan lain-lain.
Kegagalan sistem syaraf pusat, kardiovaskular, pernafasan, dan hipoglikemi dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat (4 6 menit).
Dengan demikian keberhasilan penanggulangan ditentukan oleh : kecepatan menemukan korban,
kecepatan meminta pertolongan, kecepatan kualitas pertolongan (di tempat kejadian, perjalanan,
pertolongan tingkat lanjut di puskesmas atau rumah sakit).
1.
1.

1.

Pedoman Pengembangan Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit


Tujuan : Unit Gawat Darurat harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas
tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut. UGD harus mampu mencegah
kematian dan cacat, melakukan rujukan, menanggulangi korban.
Organisasi, Administrasi, Catatan Medis

Unit Gawat Darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan penderita
gawat darurat dan dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin hubungan harmonis dengan unit-unit
dan instalasi-instalasi lain, dengan criteria :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Seorang petugas medis spesialis atau dokter umum yang menjadi penanggung jawab.
Perawat atau dokter yang menjadi penanggung jawab harian.
Kerjasama yang menunjang dengan unit-unit dan / atau instalasi lain, puskesmas, dokter
praktek dan instansi kesehatan lain.
Personalia UGD mengenal dan menghayati system penanggulangan gawat darurat, santun,
menghargai, disiplin kerja tinggi.
Petugas yang masuk harus jelas identitasnya.
Semua penderita harus melalui Triage Officer (seleksi penderita).
Mempunyai sistem rujukan yang jelas.
Penderita mendapatkan pengawasan yang ketat selama di UGD.
Penunjang pelayanan medis seperti alat, obat dan personalia memenuhi kebutuhan 24 jam
(Daftar jaga, radiologi, laboratorium, depot darah, farmasi, alat-alat steril {kasa,
instrument,dll}).

10.

Penderita keluar dari UGD harus jelas (dimana dirawat, pulang {keterangan penyakit,
control}).
11.
Catatan medis yang lengkap untuk penderita (tanggal, jam tiba, resume klinik,
laboratorium, radiologi, catatan tindakan, nama dan tanda tangan petugas)
12.
Medrek 24 jam
1.
Fasilitas Gedung
1.
Lokasi gedung mudah dicapai.
2.
Harus mampu menerima 2 5 ambulan (kelas C mampu menerima 2 3 ambulan).
3.
Ruang triage
1.
Ruang resusitasi berdekatan dengan ruang triage.
2.
Ruang tindakan

Kelas A dan B dipisahkan ruang tindakan bedah dan non bedah

Kelas A, B, C dapat digunakan untuk menangani bedah minor, infeksi dan luka bakar.

1.
2.
3.

Alat komunikasi (tilpon)


Ruang preoperasi, Rauang operasi, dan post operasi.
Ruang X Ray dan farmasi

1.

Alat alat dan obat obatan

Alat-alat dan obat-obatan yang ada adalah untuk tindakan resusitasi dan tindakan stabilitas
penderita (life support), diantaranya :
Alat-alat/obat-obatan yang perlu untuk resusitasi :
1.
Suction manual / otomatik
2.
Oksigen lengkap dengan flow meterdan canule / masker
3.
Respirator manual / otomatik
4.
Magil forcep, pipa endotracheal, pipa nasotracheal, orofaringeal
5.
CVP set, Spuit 10 cc
6.
Morphin, pethidin, adrenalin, glucose 40 %, Meylon, NaCL 0,9 %, Ringer lactate, Plasma
expander, glucose 5 % 10 %, Infus set.
7.
Blood drawing equipment, cricothyroidectomy dan tracheostomy set, jarum intracardiak,
pacemaker.
8.
EKG, EKG monitor dan Defibrilator
Alat-alat/obat-obatan yang perlu untuk stabilitas penderita :
1.
WSD set dan jarum funksi, blood gas kit
2.
Cardiac medication
3.
Bidai, perban, perban luka bakar, sonde lambung, poley cateter
4.
Venasecti set, perikardiosintesis set
Alat-alat tambahan :
1.
THT set, alat periksa mata, lavase peritoneal, traction kit
2.
Obgyn set, minor set, thoracotomy set, laparatomy set, bone set
3.
Benang-benang, gips.
4.
Laboratorium mini
Alat-alat keamanan dan pendidikan :
1.
Pemadam kebakaran
2.
Ember (kick bucket)
3.
Komunikasi keluar / dalam
4.
Buku pedoman, perpustakaan

5.
6.
1.
1.

2.
3.

Boneka latihan
Audiovisual (training aids)
Gambaran Kasus / Masalah Kegawatdaruratan
Menurut survai kesehatan rumah tangga (SKRT) 1986 dan 1992 kematian karena
Jantung / kardiovaskular merupakan kematian nomor 2 di Indonesia, sedangkan kematian
karena kecelakaan merupakan penyebab kematian nomor 4.
SKRT 1986 : 2,5 juta orang Indonesia cedera dan keracunan ; 125.000 dirawat di
rumah sakit, 50.000 orang meninggal, 4000 orang meninggal di rumah sakit.
SKRT 1992 : Trauma adalah penyebab kematian nomor 4, berdasarkan kelompok
umur :
1.
5 14 tahun nomor 4
2.
15 24 tahun nomor 1
3.
25 34 tahun nomor 2 , bersama dengan ibu hamil
4.
35 44 tahun nomor 4
5.
45 tahun keatas baru kematian karena jantung / kardiovaskular

Kelompok umur antara 14 45 adalak kelompok umur produktif


1.
1.
2.
3.
4.
5.

Kematian karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia :


Tahun 1991 sebanyak 10.621 orang
Tahun 1992 sebanyak 9.819 orang
Tahun 1993 sebanyak 10.038 orang
Tahun 1994 sebanyak 11.004 orang
Tahun 1995 sebanyak 9.251 orang

RENCANA JANGKA PENDEK , PEMBAHASAN


DAN USULAN PROGRAM

1.
1.
2.

RENCANA JANGKA PENDEK


Analisa Masalah
Kekuatan (Strenght)
1.
Mayoritas perawat lulusan D III Keperawatan 19 orang (73,08 %), D III
Kebidanan 3 orang (11,54 %)
2.
Sebagian perawat sedang melanjutkan pendidikan program S 1
Keperawatan 3 orang (11,54 %), D III Keperawatan (3,85 %), S 1 Kesehatan Masyarakat
1 Orang (3,85 %), 1 Orang (3,84 %) S 2 Administrasi.
3.
Adanya struktur organisasi

4.
5.
6.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memiliki alat penunjang diagnostic EKG, Haematologi, USG.


Adanya perawat yang telah mengikuti PPGD 50 %
Terdapat dokter penanggung jawab dan plaksana harian, dan satu orang
tenaga administrasi.
Kelemahan (Weakness)
Masih ada perawat yang berbasik SPK
Belum merata skill perawat.
Sebagian perawat belum latihan PPGD.
Belum lengkap fasilitas / alat penunjang pelayanan, dan alat yang sudah rusak.
Belum ada SOP alat dan SOP pelayanan Medis.
Sebagian perawat yang TKK (57,7 %)
Staffing belum berjalan sesuai struktur organisasi (belum optimal).

h. Tidak ada fasilitas alat komunikasi.


1.
2.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
1.
2.
3.
4.
1.
2.

Belum terbina komunikasi dengan institusi dan rumah sakit lain dengan baik.
Belum optimal reward dan vonismen.
Peluang (Opportunity)
Adanya kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan berkelanjutan.
Adanya tuntutan pelayanan berkualitas dari masyarakat.
Adanya rencana untuk naik kelas rumah sakit.
Jumlah pasien rata-rata berkisar antara 700 1000 pasien.
Satu-satu nya rumah sakit di daerah pandeglang.
Tantangan (Treath)
Pasar bebas menuntut pelayanan UGD dan tenaga kesehatan (UGD) professional
dan berkualitas.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi yang pesat.
Alat haematologi belum dioperasionalkan dengan maksimal.
Adanya perkembangan klinik-klinik kesehatan 24 jam dan institusi kesehatan
swasta sebagai competitor.
Visi dan Misi UGD
Visi UGD

Menjadikan perawat kompeten dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan sebagai satusatunya pusat rujukan di wilayah Pandeglang dengan pelayanan yang cepat, tepat, tanggap
melalui sumber daya tenaga yang mandiri dan berkualitas.
1.
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

Misi UGD
Meberikan pelayanan yang berkualitas melalui pelayanan yang professional,
dengan memperhatikan aspek budaya dan privacy penderita.
Meningkatkan kualitas dan kemandirian sumber daya perawat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Mewujudkan kepemimpinan yang berkualitas dan terbuka.
Meningkatkan semangat kebersamaan dan solidaritas untuk memufuk persatuan
dan kesatuan dengan penuh kasih sayang untuk mencapai kesejahteraan perawat dan
kenyamanan pasien/penderita.
Meningkatkan partisifasi aktif, kreatif dan inovatif perawat dalam memberikan
pelayanan kegawatdaruratan yang professional.
Mewujudkan pendidikan berkelanjutan melalui incervice training dan outservice
training.
Mewujudkan lingkungan Unit Gawat Darurat yang bersih dan nyaman.
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan Unit Gawat Darurat.

1.

Falsafah

Melayani Dengan Hati


1.

Motto Unit Gawat Darurat

PERMATTA
(Profesional Ramah Manusiawi Tanggap dan Tepat)
1.
1.
2.
3.

Sasaran
Primer
Sekunder
Tertier

: Penderita/Pasien, keluarga
: Perawat, Penanggung Jawab UGD, Profesi lain
: Direktur, Kepala Bidang Penunjang, Kepala Bidang

Kesekretariatan, Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Bidang Pelayanan Medis


1.

Strategi
1.

2.

3.
4.

1.
1.
2.
3.

Melalui Bidang Keperawatan dan Kepala Seksi yang membawahi UGD dan
Penanggung Jawab UGD serta Kepala UGD ; program (rencana jangka pendek) UGD
disampaikan, serta memohon arahan, pembinaan, dan dukungan baik moril maupun
materil untuk menciptakan perawat yang kompeten, kenyamanan bekerja dan kepuasan
kerja dengan out put pelayanan gawat darurat professional berkualitas.
Dengan profesi lain (medis/dokter,dll) , bidang / departemen lain dan atau instalasi
lain sehingga tercipta kerjasama yang kondusif dengan out put kepuasan bagi pelanggan
interen maupun eksteren.
Dengan teman sejawat (perawat) tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga
tercapai kepuasan kerja.
Dengan pihak luar rumah sakit seperti puskesmas, klinik-klinik atau institusi
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta terjalin hubungan kerjasama /
komunikasi yang baik dan menguntungkan, terutama berkaitan dengan sistem rujukan dan
terpublikasinya pelayanan UGD yang berkualitas melalui dukungan managemen rumah
sakit.
Program Jangka Pendek
Penataan ulang interior UGD dengan merubah posisi ruang tunggu sebagian
dirubah menjadi ruang triage.
Penutupan akses keluar masuk pengunjung rumah sakit melalui UGD, sehingga
gerbang UGD hanya diperuntukan pasien-pasien UGD.
Penataan kebersihan, keindahan dan ketertiban di UGD dengan meningkatkan
koordinasi dengan bagian kebersihan, instalasi pemeliharaan rumah sakit (IPSRS), bagian
keamanan dengan beberapa perbaikan diantaranya :

a. Pengecatan ulang UGD.


b. Perbaikan sarana pembuangan limbah (saluran air limbah).
1.

Perbaikan washtafel (tempat cuci tangan dan cuci alat kesehatan).

d. Perbaikan pintu keluar masuk UGD, dan fasilitas mebeler lainnya.


e. Perbaikan fasilitas lain sesuai kebutuhan.

1.

Perubahan citra UGD kedepan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD) memerlukan unsur
penunjang pelayanan untuk mempercepat pelayanan gawat darurat dengan pelayanan
terintegrasi di UGD (IGD), yakni tersedianya fasilitas :

a. Instalasi Farmasi menyediakan Deppo obat dan alat kesehatan atau apotik UGD (IGD) beserta
tenaganya.
b. Tersedianya alat komunikasi untuk keperluan pelayanan gawat darurat dan sistem rujukan.
1.
2.

Optimalisasi alat pemeriksaan laboratorium sederhana (haematologi) beserta petugas


sesuai kompetensinya.
Pemenuhan standar minimal ketersediaan fasilitas alat kesehatan yang dibutuhkan di UGD
untuk resusitasi penderita, stabilitas penderita, keamanan dan pendidikan (Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat, Depkes RI- Dirjen Yanmedik, 1995) , diantaranya adalah :

a. Tersediannya minor surgery minimal 6 set yang masing-masing ditanggungjawabi oleh kelompok
jaga (shiff).
b. Resusitasi set (otomatik/manual).
1.
2.
3.
4.
5.

dll
Efektifisasi pertemuan rutin (staff meeting) minimal satu bulan sekali.
Penyusunan ulang struktur organisasi sesuai kebutuhan dan sesuai SOTK rumah sakit dan
staffing atau pembagian tugas habis.
Penyusunan daftar jaga sesuai kebutuhan UGD.
Peningkatan kesejahteraan perawat dengan pemberian jasa pelayanan yang layak.

10. Pembagian jasa pelayanan berdasarkan indek prestasi.


11. Program pendidikan berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan (PPGD) dan pelatihan-pelatihan
non formal lainnya (inservice dan outservice training).
12. Menciptakan kerjasama yang harmonis antar rumah sakit, puskesmas, dan atau

institusi

kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta serta instansi lain (lembaga lain) melalui dukungan
managemen rumah sakit.
1.

PEMBAHASAN

Upaya peningkatan pelayanan gawat darurat terutama ditujukan untuk menunjang pelayanan
kesehatan dasar sehingga terdapat rujukan berjenjang antara Puskesmas dan Rumah Sakit, Rumah
Sakit dengan Rumah Sakit, dan atau antara institusi kesehatan swasta dengan rumah sakit.
Oleh karena hal tersebut RSUD Berkah Pandeglang sebagai satu-satunya Rumah Sakit rujukan di
wilayah Pandeglang, harus berbenah diri memperbaiki pelayanan terutama pelayanan gawat
darurat pada Unit Gawat Darurat (UGD), bahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan citra UGD
harus dirubah menjadi sebuah Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan pelayanan penunjang yang
terintegrasi.

UGD merupakan pintu gerbang sebuah rumah sakit. Baik buruknya pelayanan UGD akan
memberikan citra buruk atau baik bagi rumah sakit. Oleh karena hal tersebut pelayanan UGD
harus sebaik mungkin. Pelayanan UGD yang baik atau dinilai berkualitas harus berdasarkan
standar pelayanan (SOP), minimal sesuai standar minimal yang telah digariskan oleh Departemen
Kesehatan.
UGD sebagai pintu gerbang rumah sakit harus dapat melayani perkembangan kasus / masalah
kesehatan yang berhubungan dengan kegawatdaruratan sehingga tujuan dari penanggulangan
penderita gawat darurat dapat tercapai. Dewasa ini sering kita dapati beberapa kasus gawat
darurat tidak dapat diatasi sehubungan dengan keterlambatan pertolongan. Keterlambatan
pertolongan tersebut dapat disebabkan proses pra rumah sakit atau respon time penderita ketika
ditemukan, proses transportasi. Yang menyedihkan jika keterlambatan pertolongan tersebut
disebabkan oleh karena keterbatasan alat atau fasilitas serta kemampuan petugas melakukan
pertolongan. Oleh karena itu perlunya peningkatan ketersediaan fasilitas penunjang dan
peningkatan keterampilan petugas baik medis ataupun paramedis (perawat).
RSUD Berkah Pandeglang dengan gambaran kasus pada bulan Maret 2010, sudah waktunya
mempersiapkan diri untuk meningkatkan pelayanan melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang
memadai, prosedur standar operasional, dan peningkatan kemampuan atau keterampilan petugas
baik medis maupun paramedis (perawat, non perawat), serta petugas lainnya yang menunjang
terhadap peningkatan pelayanan rumah sakit.
Selain itu pula, RSUD Berkah Pandeglang harus berani merubah penampilan dengan penampilan
yang lebih menawan, misalnya dengan menciptakan suasana nyaman bagi pasien, senyum
petugas, gedung yang bersih, akses administrasi yang mudah, dan lain-lain.
1.
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

USULAN PROGRAM JANGKA PENDEK


Penataan ulang interior UGD dengan merubah posisi ruang tunggu sebagian
dirubah menjadi ruang triage. Meja resepsionis UGD dipindah menjadi nurse station dan
area resepsionis dijadikan Ruang Triage dengan penyekatan menggunakan tirai atau
bahan lainnya sesuai kemampuan rumah sakit. Perubahan layout terlampir.
Penutupan pintu dari UGD yang mengarah ke Loket Pendaftaran (dikunci), dan
hanya UGD yang dapat meng-akses (membuka) untuk keperluan dinas.
Pintu belakang UGD dipindah ke ujung gedung UGD dan optimalisasi kamar mandi
untuk ruang cuci alat-alat medis (spoollhook). Perubahan layout terlampir.
Perbaikan kamar mandi pasien dan kamar mandi petugas (rehab berat
mendesak)
Perbaikan washtafel (tempat cuci tangan dan cuci alat kesehatan) mendesak.
Perbaikan sarana pembuangan limbah (saluran air limbah) mendesak.
Pengecatan ulang UGD.
Perbaikan pintu keluar masuk UGD.
Apotik UGD (Deppo obat dan alat kesehatan UGD) beserta tenaganya.

10. Komputer dan printer (1 unit lengkap) untuk keperluan administrasi UGD.
11. Alat komunikasi (Telepone atau Phoncell) untuk keperluan pelayanan gawat darurat dan sistem
rujukan.
12. Optimalisasi alat pemeriksaan laboratorium sederhana (haematologi) beserta petugas
laboratorium sesuai kompetensinya.
13. Glukometer (alat pemeriksaan gula darah) 1 unit.
14. Heckting set minimal 6 set .
15. Kom alcohol bertutup 3 buah.
16. Partus set 2 set.
17. Methlin 2 buah.
18. foetal dopler 1 buah.
19. Charger batrai untuk dopler 1 buah.
20. Suction pump 2 unit.
21. Radian Warmer 1 unit
22. Tensi meter stending 1 buah
23. Tensi meter portable 1 buah.
24. Stetoskop 2 buah.
25. Ambu bag bayi 1 buah
26. Tabung oksigen kecil + Regulator dan dorongannya 2 set.
27. Tempat sampah medis stenlis bertutup dengan pedal 5 buah.
28. Tempat sampai biasa bertutup dan pedal 2 buah.
29. Meja tindakan mobile 4 set.
30. Barak scoort 10 buah.

31. Serumen Haq (THT set) 1 set.


32. ETT set (mandarin ETT) 2 buah.
33. Toples bertutup ukuran sedang 5 buah.
34. Pemberian jasa pelayanan (pasien Jamkesmas) kembali sesuai perhitungan tarif
Perda UGD (Kelas II + 15 %).
Contoh perhitungan jumlah klaim pasien Jamkesmas bulan Maret 2010
Perhitungan Tindakan Perawat Kelas II + 15 %

Perhitungan Tindakan Perawat Kelas III

(Perda UGD)
Rp 27.847.200,-

Rp 13.594.850,-

Jasa pelayanan Jamkesmas dengan kebijakan Direktur Klaim jasa ke RS dihitung dengan
tariff kelas III, kehilangan jumlah jasa sekitar 51,2 % (perhitungan Bulan Maret 2010).
35. Petugas Transportir pasien UGD sejumlah 3 orang selama ini diberikan honor oleh
UGD, mohon menjadi tanggung jawab Rumah Sakit (TKS/TKK) dan dibayarkan honornya
oleh Rumah Sakit.
36. Kebutuhan lain akan disampaikan kemudian jika diperlukan.
KESIMPULAN
Pelayanan Unit Gawat Darurat sebagai ujung tombak pelayanan rumah sakit harus
diupayakan

dengan

pembangunan

optimal.

kesehatan

Penyelenggaraan

tersebut

harus

berdasarkan

nasional yang diselenggarakan seimbang

oleh

kaidah-kaidah

pemerintah

dan

masyarakat sehingga tujuan dari penanggulangan penderita gawat darurat dapat tercapai seperti
mencegah kematian dan cacat (to save and limb) pada penderita gawat darurat hingga dapat
hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya ; merujuk penderita gawat
darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai, oleh karena
itu perlu sumber daya alat dan sumber daya tenaga yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.

Yayasan AGD 118, Basic Trauma And Cardiac Life Support, Jakarta Utara, 2004.
RSHS, Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD), Bandung, 2000.
Wijono, Djoko Haji, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,teori, strategi dan aplikasi
Volume 2, Airlangga University Press, Surabaya, 1999.
Depkes RI, Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, cetakan Kedua, Dirjen Yanmedik Direktorat
Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Jakarta, 1995.
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.

Anda mungkin juga menyukai