BERKAH PANDEGLANG
PENDAHULUAN
Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan nasional yang telah
dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini menuntut reformasi total kebijakan pembangunan
dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi total tersebut muncul karena
masih adanya ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antara daerah dan antara golongan,
derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan dengan Negara-negara
tetangga, dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi kesehatan
diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan, yakni adanya perubahan yang mendasar pada dinamika substansial
dalam ilmu dan teknologi kedokteran yang membuka cakrawala baru dalam memandang proses
hidup, sehat, sakit dan mati ; adanya tantangan global sebagai akibat kebijakan perdagangan
bebas serta pesatnya revolusi dalam bidang informasi, telekomunikasi dan transportasi ;
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat dan upaya kesehatan ; demokrasi
disegala bidang yang menuntut pemberdayaan dan kemitraan dalam pembangunan kesehatan
(Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan)
Sementara
itu
tujuan
pembangunan
kesehatan
menuju
Indonesia
Sehat
2010
adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia
(Profil Kesehatan Indonesia 2000).
Demikian pula dengan pelayanan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (UGD RSUD)
Berkah Pandeglang perlu adanya reformasi dan penataan ulang kembali sistem managemen,
sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat, yakni pelayanan Unit Gawat Darurat yang
professional. Oleh karena hal tersebut perlu kiranya disusun rencana strategis dalam bentuk
rencana jangka pendek pelayanan UGD dengan memperhatikan unsur-unsur managemen pada
umumnya seperti man, money, methode, material, machin, dan market.
LATAR BELAKANG
1.
1.
1.
2.
3.
1.
1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
2)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian UGD
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan
penanganan
awal
yang
dapat
mengancam
Tempat kejadian :
Kecelakaan di sekolah
1.
Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek bahan
kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
1.
Waktu kejadian :
1.
2.
Cedera adalah masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
Bencana adalah rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderiataan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadapo
1.
1.
tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
1.
Tujuan :
1.
Mencegah kematian dan cacat (to sve life and limb) pada pemderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
2.
Merujuk penderita gawat darurat melalui system rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3.
Menanggulangi korban bencana.
Prinsip penanggulanagan penderita gawat darurat
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu
system/ organ seperti susunan syaraf pusat, pernafasan, kardiovaskular, hati, ginjal, pancreas.
Kegagalan atau kerusakan system/organ dapat disebabkan oleh trauma/cedera, infeksi, keracunan
(poisioning), degenerasi (failurea), asfiksia, kehilangan cairan, dan lain-lain.
Kegagalan sistem syaraf pusat, kardiovaskular, pernafasan, dan hipoglikemi dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat (4 6 menit).
Dengan demikian keberhasilan penanggulangan ditentukan oleh : kecepatan menemukan korban,
kecepatan meminta pertolongan, kecepatan kualitas pertolongan (di tempat kejadian, perjalanan,
pertolongan tingkat lanjut di puskesmas atau rumah sakit).
1.
1.
1.
Unit Gawat Darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan penderita
gawat darurat dan dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin hubungan harmonis dengan unit-unit
dan instalasi-instalasi lain, dengan criteria :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Seorang petugas medis spesialis atau dokter umum yang menjadi penanggung jawab.
Perawat atau dokter yang menjadi penanggung jawab harian.
Kerjasama yang menunjang dengan unit-unit dan / atau instalasi lain, puskesmas, dokter
praktek dan instansi kesehatan lain.
Personalia UGD mengenal dan menghayati system penanggulangan gawat darurat, santun,
menghargai, disiplin kerja tinggi.
Petugas yang masuk harus jelas identitasnya.
Semua penderita harus melalui Triage Officer (seleksi penderita).
Mempunyai sistem rujukan yang jelas.
Penderita mendapatkan pengawasan yang ketat selama di UGD.
Penunjang pelayanan medis seperti alat, obat dan personalia memenuhi kebutuhan 24 jam
(Daftar jaga, radiologi, laboratorium, depot darah, farmasi, alat-alat steril {kasa,
instrument,dll}).
10.
Penderita keluar dari UGD harus jelas (dimana dirawat, pulang {keterangan penyakit,
control}).
11.
Catatan medis yang lengkap untuk penderita (tanggal, jam tiba, resume klinik,
laboratorium, radiologi, catatan tindakan, nama dan tanda tangan petugas)
12.
Medrek 24 jam
1.
Fasilitas Gedung
1.
Lokasi gedung mudah dicapai.
2.
Harus mampu menerima 2 5 ambulan (kelas C mampu menerima 2 3 ambulan).
3.
Ruang triage
1.
Ruang resusitasi berdekatan dengan ruang triage.
2.
Ruang tindakan
Kelas A, B, C dapat digunakan untuk menangani bedah minor, infeksi dan luka bakar.
1.
2.
3.
1.
Alat-alat dan obat-obatan yang ada adalah untuk tindakan resusitasi dan tindakan stabilitas
penderita (life support), diantaranya :
Alat-alat/obat-obatan yang perlu untuk resusitasi :
1.
Suction manual / otomatik
2.
Oksigen lengkap dengan flow meterdan canule / masker
3.
Respirator manual / otomatik
4.
Magil forcep, pipa endotracheal, pipa nasotracheal, orofaringeal
5.
CVP set, Spuit 10 cc
6.
Morphin, pethidin, adrenalin, glucose 40 %, Meylon, NaCL 0,9 %, Ringer lactate, Plasma
expander, glucose 5 % 10 %, Infus set.
7.
Blood drawing equipment, cricothyroidectomy dan tracheostomy set, jarum intracardiak,
pacemaker.
8.
EKG, EKG monitor dan Defibrilator
Alat-alat/obat-obatan yang perlu untuk stabilitas penderita :
1.
WSD set dan jarum funksi, blood gas kit
2.
Cardiac medication
3.
Bidai, perban, perban luka bakar, sonde lambung, poley cateter
4.
Venasecti set, perikardiosintesis set
Alat-alat tambahan :
1.
THT set, alat periksa mata, lavase peritoneal, traction kit
2.
Obgyn set, minor set, thoracotomy set, laparatomy set, bone set
3.
Benang-benang, gips.
4.
Laboratorium mini
Alat-alat keamanan dan pendidikan :
1.
Pemadam kebakaran
2.
Ember (kick bucket)
3.
Komunikasi keluar / dalam
4.
Buku pedoman, perpustakaan
5.
6.
1.
1.
2.
3.
Boneka latihan
Audiovisual (training aids)
Gambaran Kasus / Masalah Kegawatdaruratan
Menurut survai kesehatan rumah tangga (SKRT) 1986 dan 1992 kematian karena
Jantung / kardiovaskular merupakan kematian nomor 2 di Indonesia, sedangkan kematian
karena kecelakaan merupakan penyebab kematian nomor 4.
SKRT 1986 : 2,5 juta orang Indonesia cedera dan keracunan ; 125.000 dirawat di
rumah sakit, 50.000 orang meninggal, 4000 orang meninggal di rumah sakit.
SKRT 1992 : Trauma adalah penyebab kematian nomor 4, berdasarkan kelompok
umur :
1.
5 14 tahun nomor 4
2.
15 24 tahun nomor 1
3.
25 34 tahun nomor 2 , bersama dengan ibu hamil
4.
35 44 tahun nomor 4
5.
45 tahun keatas baru kematian karena jantung / kardiovaskular
1.
1.
2.
4.
5.
6.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Belum terbina komunikasi dengan institusi dan rumah sakit lain dengan baik.
Belum optimal reward dan vonismen.
Peluang (Opportunity)
Adanya kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan berkelanjutan.
Adanya tuntutan pelayanan berkualitas dari masyarakat.
Adanya rencana untuk naik kelas rumah sakit.
Jumlah pasien rata-rata berkisar antara 700 1000 pasien.
Satu-satu nya rumah sakit di daerah pandeglang.
Tantangan (Treath)
Pasar bebas menuntut pelayanan UGD dan tenaga kesehatan (UGD) professional
dan berkualitas.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi yang pesat.
Alat haematologi belum dioperasionalkan dengan maksimal.
Adanya perkembangan klinik-klinik kesehatan 24 jam dan institusi kesehatan
swasta sebagai competitor.
Visi dan Misi UGD
Visi UGD
Menjadikan perawat kompeten dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan sebagai satusatunya pusat rujukan di wilayah Pandeglang dengan pelayanan yang cepat, tepat, tanggap
melalui sumber daya tenaga yang mandiri dan berkualitas.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Misi UGD
Meberikan pelayanan yang berkualitas melalui pelayanan yang professional,
dengan memperhatikan aspek budaya dan privacy penderita.
Meningkatkan kualitas dan kemandirian sumber daya perawat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Mewujudkan kepemimpinan yang berkualitas dan terbuka.
Meningkatkan semangat kebersamaan dan solidaritas untuk memufuk persatuan
dan kesatuan dengan penuh kasih sayang untuk mencapai kesejahteraan perawat dan
kenyamanan pasien/penderita.
Meningkatkan partisifasi aktif, kreatif dan inovatif perawat dalam memberikan
pelayanan kegawatdaruratan yang professional.
Mewujudkan pendidikan berkelanjutan melalui incervice training dan outservice
training.
Mewujudkan lingkungan Unit Gawat Darurat yang bersih dan nyaman.
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan Unit Gawat Darurat.
1.
Falsafah
PERMATTA
(Profesional Ramah Manusiawi Tanggap dan Tepat)
1.
1.
2.
3.
Sasaran
Primer
Sekunder
Tertier
: Penderita/Pasien, keluarga
: Perawat, Penanggung Jawab UGD, Profesi lain
: Direktur, Kepala Bidang Penunjang, Kepala Bidang
Strategi
1.
2.
3.
4.
1.
1.
2.
3.
Melalui Bidang Keperawatan dan Kepala Seksi yang membawahi UGD dan
Penanggung Jawab UGD serta Kepala UGD ; program (rencana jangka pendek) UGD
disampaikan, serta memohon arahan, pembinaan, dan dukungan baik moril maupun
materil untuk menciptakan perawat yang kompeten, kenyamanan bekerja dan kepuasan
kerja dengan out put pelayanan gawat darurat professional berkualitas.
Dengan profesi lain (medis/dokter,dll) , bidang / departemen lain dan atau instalasi
lain sehingga tercipta kerjasama yang kondusif dengan out put kepuasan bagi pelanggan
interen maupun eksteren.
Dengan teman sejawat (perawat) tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga
tercapai kepuasan kerja.
Dengan pihak luar rumah sakit seperti puskesmas, klinik-klinik atau institusi
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta terjalin hubungan kerjasama /
komunikasi yang baik dan menguntungkan, terutama berkaitan dengan sistem rujukan dan
terpublikasinya pelayanan UGD yang berkualitas melalui dukungan managemen rumah
sakit.
Program Jangka Pendek
Penataan ulang interior UGD dengan merubah posisi ruang tunggu sebagian
dirubah menjadi ruang triage.
Penutupan akses keluar masuk pengunjung rumah sakit melalui UGD, sehingga
gerbang UGD hanya diperuntukan pasien-pasien UGD.
Penataan kebersihan, keindahan dan ketertiban di UGD dengan meningkatkan
koordinasi dengan bagian kebersihan, instalasi pemeliharaan rumah sakit (IPSRS), bagian
keamanan dengan beberapa perbaikan diantaranya :
1.
Perubahan citra UGD kedepan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD) memerlukan unsur
penunjang pelayanan untuk mempercepat pelayanan gawat darurat dengan pelayanan
terintegrasi di UGD (IGD), yakni tersedianya fasilitas :
a. Instalasi Farmasi menyediakan Deppo obat dan alat kesehatan atau apotik UGD (IGD) beserta
tenaganya.
b. Tersedianya alat komunikasi untuk keperluan pelayanan gawat darurat dan sistem rujukan.
1.
2.
a. Tersediannya minor surgery minimal 6 set yang masing-masing ditanggungjawabi oleh kelompok
jaga (shiff).
b. Resusitasi set (otomatik/manual).
1.
2.
3.
4.
5.
dll
Efektifisasi pertemuan rutin (staff meeting) minimal satu bulan sekali.
Penyusunan ulang struktur organisasi sesuai kebutuhan dan sesuai SOTK rumah sakit dan
staffing atau pembagian tugas habis.
Penyusunan daftar jaga sesuai kebutuhan UGD.
Peningkatan kesejahteraan perawat dengan pemberian jasa pelayanan yang layak.
institusi
kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta serta instansi lain (lembaga lain) melalui dukungan
managemen rumah sakit.
1.
PEMBAHASAN
Upaya peningkatan pelayanan gawat darurat terutama ditujukan untuk menunjang pelayanan
kesehatan dasar sehingga terdapat rujukan berjenjang antara Puskesmas dan Rumah Sakit, Rumah
Sakit dengan Rumah Sakit, dan atau antara institusi kesehatan swasta dengan rumah sakit.
Oleh karena hal tersebut RSUD Berkah Pandeglang sebagai satu-satunya Rumah Sakit rujukan di
wilayah Pandeglang, harus berbenah diri memperbaiki pelayanan terutama pelayanan gawat
darurat pada Unit Gawat Darurat (UGD), bahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan citra UGD
harus dirubah menjadi sebuah Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan pelayanan penunjang yang
terintegrasi.
UGD merupakan pintu gerbang sebuah rumah sakit. Baik buruknya pelayanan UGD akan
memberikan citra buruk atau baik bagi rumah sakit. Oleh karena hal tersebut pelayanan UGD
harus sebaik mungkin. Pelayanan UGD yang baik atau dinilai berkualitas harus berdasarkan
standar pelayanan (SOP), minimal sesuai standar minimal yang telah digariskan oleh Departemen
Kesehatan.
UGD sebagai pintu gerbang rumah sakit harus dapat melayani perkembangan kasus / masalah
kesehatan yang berhubungan dengan kegawatdaruratan sehingga tujuan dari penanggulangan
penderita gawat darurat dapat tercapai. Dewasa ini sering kita dapati beberapa kasus gawat
darurat tidak dapat diatasi sehubungan dengan keterlambatan pertolongan. Keterlambatan
pertolongan tersebut dapat disebabkan proses pra rumah sakit atau respon time penderita ketika
ditemukan, proses transportasi. Yang menyedihkan jika keterlambatan pertolongan tersebut
disebabkan oleh karena keterbatasan alat atau fasilitas serta kemampuan petugas melakukan
pertolongan. Oleh karena itu perlunya peningkatan ketersediaan fasilitas penunjang dan
peningkatan keterampilan petugas baik medis ataupun paramedis (perawat).
RSUD Berkah Pandeglang dengan gambaran kasus pada bulan Maret 2010, sudah waktunya
mempersiapkan diri untuk meningkatkan pelayanan melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang
memadai, prosedur standar operasional, dan peningkatan kemampuan atau keterampilan petugas
baik medis maupun paramedis (perawat, non perawat), serta petugas lainnya yang menunjang
terhadap peningkatan pelayanan rumah sakit.
Selain itu pula, RSUD Berkah Pandeglang harus berani merubah penampilan dengan penampilan
yang lebih menawan, misalnya dengan menciptakan suasana nyaman bagi pasien, senyum
petugas, gedung yang bersih, akses administrasi yang mudah, dan lain-lain.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Komputer dan printer (1 unit lengkap) untuk keperluan administrasi UGD.
11. Alat komunikasi (Telepone atau Phoncell) untuk keperluan pelayanan gawat darurat dan sistem
rujukan.
12. Optimalisasi alat pemeriksaan laboratorium sederhana (haematologi) beserta petugas
laboratorium sesuai kompetensinya.
13. Glukometer (alat pemeriksaan gula darah) 1 unit.
14. Heckting set minimal 6 set .
15. Kom alcohol bertutup 3 buah.
16. Partus set 2 set.
17. Methlin 2 buah.
18. foetal dopler 1 buah.
19. Charger batrai untuk dopler 1 buah.
20. Suction pump 2 unit.
21. Radian Warmer 1 unit
22. Tensi meter stending 1 buah
23. Tensi meter portable 1 buah.
24. Stetoskop 2 buah.
25. Ambu bag bayi 1 buah
26. Tabung oksigen kecil + Regulator dan dorongannya 2 set.
27. Tempat sampah medis stenlis bertutup dengan pedal 5 buah.
28. Tempat sampai biasa bertutup dan pedal 2 buah.
29. Meja tindakan mobile 4 set.
30. Barak scoort 10 buah.
(Perda UGD)
Rp 27.847.200,-
Rp 13.594.850,-
Jasa pelayanan Jamkesmas dengan kebijakan Direktur Klaim jasa ke RS dihitung dengan
tariff kelas III, kehilangan jumlah jasa sekitar 51,2 % (perhitungan Bulan Maret 2010).
35. Petugas Transportir pasien UGD sejumlah 3 orang selama ini diberikan honor oleh
UGD, mohon menjadi tanggung jawab Rumah Sakit (TKS/TKK) dan dibayarkan honornya
oleh Rumah Sakit.
36. Kebutuhan lain akan disampaikan kemudian jika diperlukan.
KESIMPULAN
Pelayanan Unit Gawat Darurat sebagai ujung tombak pelayanan rumah sakit harus
diupayakan
dengan
pembangunan
optimal.
kesehatan
Penyelenggaraan
tersebut
harus
berdasarkan
oleh
kaidah-kaidah
pemerintah
dan
masyarakat sehingga tujuan dari penanggulangan penderita gawat darurat dapat tercapai seperti
mencegah kematian dan cacat (to save and limb) pada penderita gawat darurat hingga dapat
hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya ; merujuk penderita gawat
darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai, oleh karena
itu perlu sumber daya alat dan sumber daya tenaga yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Yayasan AGD 118, Basic Trauma And Cardiac Life Support, Jakarta Utara, 2004.
RSHS, Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD), Bandung, 2000.
Wijono, Djoko Haji, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,teori, strategi dan aplikasi
Volume 2, Airlangga University Press, Surabaya, 1999.
Depkes RI, Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, cetakan Kedua, Dirjen Yanmedik Direktorat
Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Jakarta, 1995.
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.