Berdasarkan kasus diatas berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan sebagai bentuk strategi
penyelesaian konflik :
c. Identifikasi sumber daya yang dapat dioptimalkan dan yang dapat menjadi
penghalang untuk manajemen konflik
Sebelum menentukan strategi penyelesaian konflik, direktur keperawatan harus
melakukan pengkajian factor-faktor yang dapat mempengaruhi penyelesaian konflik,
salah satunya sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksut adalah
pemimpin terkait kemampuan, peran dan fungsi kepemimpinan, serta gaya
kepemimpinanya yang selanjutnya mempengaruhi pilihan strategi manajemen konflik
yang dihadapi.
3. Evaluasi
Setelah strategi –strategi manajemen konflik dilaksanakan pemimpin melakukan evaluasi:
1) Evaluasi proses
Evaluasi terhadap keseluruhan proses manajemen konflik yang terdiri dari :
Bagaiman proses berjalan
Terdapat progress atau tidak
Berapa orang yang terlibat
Apakah option yang ditawarkan diterima oleh pihak yang berkonflik
Bagaimana reaksi pihak yang berkonflik (negative/positif,verbal/nonverbal)
Apakah strategi yang dipilih mengarah pada penyelesaian masalah atau
memunculkanmasalah baru
Apakah terdapat hambatan dalam implementasi strategi yang direncanakan
dalam intervensi
2) Evaluasi hasil
Membandingkan hasil yang didapatkan dengan indicator yang telah direncanakan
dalam intervensi. Hal yang perlu dievaluasi adalah apakah hasil dari manajemen
konflik mengarah pada proses yang konstruktif atau deduktif. Manajemen konflik
yang konstruktif bisa diidentifikasi dari adanya proses kreativitas di dalamnya,
penyelesaian masalah diselesikan bersama-sama dimana konflik dianggap sebagai
masalah yang berkualitas terhadap perkembangan individu atau suatu organisasi
yang harus ditemukan pemecahan masalahnya ( Hendel, 2005). Sedangkan konflik
bersifat destruktif bila berfokus hanya pada satu individu saja, menggunakan emosi
yang bersifat negative dan menurunkan fungsi suatu griup atau organisasi ( Runde
and Flanagan,2007)