Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Indra Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Irayanti Ramma (NH0121047)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2022-2023
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
karunia-nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Review Jurnal Komunikasi Terapeutik”. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Komunikasi Terapeutik”. Dengan itu makalah ini bisa menjadi sarana
pelajaran dan menambahkan wawasan pengetahuan tentang komunikasi
terapeutik

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Indra Dewi,


S.Kep.,Ns.,M.Kes yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambahkan pengetahuan dan wawasan bagi saya. Penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan
penulis juga mengharapkan kritikan serta saran yang membangun
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 28 September 2022

Nurmadani S Rahim
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1...............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A. Definisi..................................................................................................................5
B. Tujuan...................................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................8
REVIEW JURNAL...........................................................................................................8
BAB VI...........................................................................................................................15
PEMBAHASAN.............................................................................................................15
BAB V.............................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi
(Suryani, 2015). Menurut Purwanto yang dikutip oleh (Mundakir, 2010)
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional
yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan klien (Fatmawati, S,
2010)

Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan klien,


namun komunikasi antar perawat dan klien memiliki hubungan terapeutik
yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dalam proses kesembuhan
klien. Adanya motivasi akan mampu mempengaruhi kesembuhan klien,
jika tidak didukung adanya motivasi untuk sembuh dari diri klien tersebut
dipastikan akan menghambat proses kesembuhan. Perawat yang memiliki
keterampilan berkomunikasi terapeutik tidak saja akan mudah membina
hubungan saling percaya dengan klien, tetapi juga dapat mencegah
terjadinya masalah legal etik, serta dapat memeberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan, meningkatkan citra profesi
keperawatan dan citra rumah sakit dalam memberikan pelayanan
(Nurjanah, 2009).

Akibat dari kurangnya komunikasi terapeutik perawat terhadap klien


dapat mempengaruhi motivasi sembuh. Dimana motivasi adalah kekuatan
penggerak yang membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup, dan
menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu
(Rahman & Wahab, 2006).

Untuk meningkatkan motivasi pada klien dengan penyakit stroke dapat


menggunakan terapi non-farmakologi. Salah satu terapi yang bisa
dilakukan ialah komunikasi terapeutik. Pada dasarnya komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan
yaitu penyembuhan dan dapat meningkatkan motivasi klien (Fatmawati, S.
2010
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau
meneruskan makna atau arti. Selain itu komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi, malna atau pemahaman dari pengirim ke
penerima (Musliha & Fatmawati, 2009). Proses penyampaian pesan dari
komunikator ke komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan
efek atau tujuan dengan mengharapkan feedback (umpan balik)
(Setyawan & Budi, 2015).

Perawat merupakan sebuah komponen penting dalam proses


keperawatan yang dituntut mampu berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi dalam suatu proses keperawatan, komunikasi merupakan alat
bagi perawat untuk dapat mempengaruhi tingkah laku dari pasien dalam
pelaksanaan pelaksanaan asuhan keperawatan

(Musliha & Fatmawati, 2009). Dalam memberikan asuhan


keperawatn komunikasi terapeutik dapat berperan penting dalam
pemecahan masalah pasien. Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi yang terjalin dengan baik, komunikaatif dan bertujuan untuk
menyembuhkan atau setidaknya dapat melegakan serta dapat membuat
pasien merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan kepuasa (Yubiliana,
2017).

Komunikasi terapeutik merupakan suatu hubungan perawat


dengan pasien yang dirancang untuk mencapai tujuan therapy dalam
pencapaian tingkat kesembuhan yang optimal dan efektif dengan harapan
lama hari rawat pasien menjadi pendek dan dipersingkat (Muhith & Siyoto,
2018). Menurut Priyoto (2015) perawat dituntut untuk melakukan
komunikasi terapeutik dalam tindakan keperawatan agar pasien dan
keluarga mengetahui tindakan yang akan dilakukan kepada pasien melalui
tahapan-tahapan dalam komunikasi terapeutik. Perawat tidak boleh
bingung dan sebaliknya pasien harus merasa bahwa dia merupakan focus
utama perawat selama melakukan interaksi.
Menurut Indrawati 2003 yang dikutip dalam Musliha & Fatmawati,
(2009) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik termasuk komunikasi
interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar
perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah
adamya saling membutuhkan antar perawat dan pasien, sehingga dapat
dikategorikan kedalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien,
perawat membantu dan pasien menerima bantuan

Menurut Stuart dan Sudeen yang dikutip dalam Musliha &


Fatmawati (2009) menyatakan bahwa tujuan hubungan terapeutik
diarahkan pada pertumbuhan pasien meliputi: realisasi diri, penerimaan
diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri. Rasa identitas personal
yang jelas dan peningkatan integritas diri. Kemampuan untuk membina
hubungan interpersonal yang intim dan saling bergantungdengan
kapasitas untuk mencintai dan dicintai. Peningkatan

B. Tujuan
Tujuan Komunikasi Terapeutik adalah untuk menegakkan
hubungan terapeutik antara petugas kesehatan dengan pasien atau klien.
Mengidentifikasi kebutuhan pasien atau klien yang penting (clien-
conteredgoal) dan menilai persepsi pasien atau klien terhadap
masalahnya. Tujuan komunikasi terapeutik untuk membantu pasien
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran pasien.
Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhu seseorang lingkungan, fisik, dan diri sendiri (Ester,2003)
BAB III

REVIEW JURNAL

NO Peneliti Judul Jenis Hasil Data


. Penelitian Penelitian Penelitian Akse
s
1. Rotua Suriany Pengertian Penelitian yang Pengetahuan Diakse
Simamora, komunikasi digunakan komunikasi s di:
Riris Ocktryna terapeutik adalah perawat Googl
Silitonga, dengan kuantitatif Dinyatakan e
Thyas penerapan dengan sebagian Schola
Agustina komunikasi pendekatan besar baik r
Hutrianingrum terapeutik cross sectional. (91,6 %) dan
oleh populasi adalah penerapan
mahasiswa mahasiswa komunikasi
keperawata akademik stikes perawat
n stikes medistra sebagian
medistra Indonesia besar
Indonesia sebanyak 250 dinyatakan
tahun 2021 mahasiswa.tekni baik
k pengambilan (93,5%).
data dengan Hipotesis
menggunakan menunjukan
simple random H o ditolak,
sampling.Instru dengan chi-
ment penelitian square
menggunakan diperoleh
kuesioner nilai
sedangkan P o,ooo.
analisis secara
bivariate dengan
menggunakan uji
statistic chi-
square

2. Merri Indriana, Optimalisas Penelitian ini Terdapat Diakse


Dasrun i menggunakan komunikasi s di:
Hidayat,Iris komunikasi metode kualitatif tertutup Googl
Fatia terapeutik dengan yang e
Maharani,Garti paramedic pendekatan studi berlangsung Schola
ka Rahnasari dan pasien kasus. singkat r
dengan Menentukan 12 dengan
sistem informan tujuan
protocol meliputi 4 menghindari
kesehatan paramedis dan 8 adanya
covid-19 pasien dilakukan kontak fisik
dengan teknik selama
purposive proses
sampling, yang pelayanan
bedasarkan dengan tatap
kriteria peneliti. muka, selain
itu bahasa
verbal dan
non verbal
penting oleh
paramedic
dan pasien
dalam
berkomunik
asi saat
menjalankan
protocol
kesehatan
covid-19

3. Misi Siti, Komunikas Jenis penilitian Dalam hal Diakse


Zulpahiyana, i terapeutik ini adalah ini perawat s di:
Sofyan perawat komunikasi menjadikan Googl
Indrayana berhubunga terapeutik yang dirina e
n dengan baik terapeutik Schola
pasien menciptakan melalui r
hubungan saling pemanfaatan
percaya antara berbagai
perawat dan teknik
pasien komunikasi
secara
optimal
dengan
tujuan
mengarahka
n perilaku
pasien kea
rah yang
positif
melalui
penguatan
nilai-nilai
agama.
4. Ramlani Lina Komunikas Jenis penelitian Jenis Diakse
Sinaulan i terapeutik ini adalah penelitian s di:
dalam deskriptif ini adalah Googl
perspektif analitik deskriptif e
islam observasional analitik Schola
dengan metode observasiona r
cross sectional, l dengan
jumlah sampel metode
yang digunakan cross
adalah 27 pasien sectional,
suspek covid-19 jumlah
diranap 4A dan sampel yang
ranap 6. digunakan
adalah 27
pasien
suspek
covid-19
diranap 4A
dan ranap 6.

5. Priyo Sasmito, Penerapan Jenis penelitian Dalam hal Diakse


Majdanlipah, teknik deskriptif ini perawat s di:
Raihan, komunikasi analitik menjadikan Googl
ernawati terapeutik korelasional, dirina e
oleh dengan terapeutik Schola
perawat menggunakan melalui r
pada pasien metode pemanfaatan
kuantitatif berbagai
dengan desain teknik
pendekatan komunikasi
cross sectional secara
optimal
dengan
tujuan
mengarahka
n perilaku
pasien kea
rah yang
positif
melalui
penguatan
nilai-nilai
agama.
6. Siti arifah Pengaruh Hal ini perlu Komunikasi Diakse
Ida nuriala pemberian mendapat terapeutik s di:
trise informasi perhatian serius perawat Googl
tentang dari perawat dengan e
persiapan Karena perawat kepuasan Schola
operasi merupakan pasien r
dengan petugas diruang
pendekatan kesehatan yang rawat inap
komunikasi terdekat dan Pringgodani
terapeutik terlama dengan RS Rajawali
terhadap pasien. citra bantul
tingkat yogyakarta
kecemasan
pasien pre
operasi
diruang
bougenville
RSUD
Sleman

7. Levi Tina Sari, Komunikas Desain ini Mengetahui Diakse


Ervi Suminar i trapeutik menggunakan hubungan s di:
dalam desain Analitik antara Googl
hubungan Corelative motivasi e
obat dengan denagn dengan Schola
tingkat pendekatan penerapan r
pasien Cross sectional. teknik
komunikasi
terapeutik
oleh perawat
dari ruang
rawat inap
rumah sakit
umum
YASRI
Pontianak.

8. Mareta Hubungan Kecemasan akan Hasil Diakse


Akhriansyah pelaksanaa dimunculkan penelitian s di:
n sebagai respon ini bertujuan Googl
komunikasi dari stressor, untuk e
terapeutik baik stressor mengetahui Schola
dengan fisik maupun kecemasan r
tingkat stress psikologis klien.desain
kecemasan yang dapat penelitian
akibat menyebabkan ini adalah
hospitalisas tingkat depresi pra-
i pada anak pada anak eksperiment
usia al
sekolah Dengan
yang menggunaka
dirawat di n one-group
RSUD pre-post test
kayuagung desain.
tahun 2017 Jumlah
Pengaruh sample 45
pemberian orang
komunikasi dengan
terapeutik teknik
dan tanpa pemilihan
komunikasi sample
terapeutik dengan cara
terhadap consecutive
rasa takut sampling.
pada
pencabutan Hasil
gigi anak penelitian,
usia 8-11 dari 34
tahun orang
dengan
komunikasi
terapeutik
kurang, 13
pasien
(38,2%)
merasa
kurang puas,
19 pasien
(55,9%)
merasa
cukup puas
dan 2 pasien
(5,9%)
merasa puas
9. Dila, Putri Ada pengaruh Hasil Diakse
Andriana and pemberian penelitian s di:
Wiworo, komunikasi dan menunjukka google
Haryani and tanpa n bahwa Schola
Aryani, komunikasi komunikasi r
Widayati terapeutik terapeutik
(2016) terhadap rasa berpengaruh
takut pada terhadap
pencabutan gigi penurunan
anak usia 8-11 tingkat
tahun kecemasan
anak usia
sekolah
rawat inap
(p=0,006
<a=0,05).

Hasil dari
penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
pemberian
komunikasi
terapeutik da
komunikasi
terapeutik
terhadap
rasa takut
pada
pencabutan
gigi anak
usia 8-11
tahun.
10. Lina Hubungan Jenis penelitian Hasil uji Diakse
Indrawati , komunikasi ini adalah statistic s di:
Emila terapeutik deskriptif diperoleh google
Wahyningsih, Perawat analatik bahwa P Schola
Hilda dengan observasional value r
Meriyandah tingkat dengan metode 0,000<0,05.
Agil kecemasan cross sectional, Sehingga hal
pasien jumlah sampel ini
suspek yang digunakan menunjukka
covid-19 adalah 27 pasien n bahwa H0
suspek covid-19 ditolak
di ranap 4A dan artinya ada
ranap 6. hubungan
antara
komunikasi
terapeutik
perawat
dengan
tingkat
kecemasan
pada pasien
suspek
covid-19
diruang
covid-19
RSU
Cibitung
medical
tahun 2021.
BAB VI

PEMBAHASAN

Komunikasi terapeutik sangat penting dalam tenaga Kesehatan,


komunikasi antar perawat dan pasien memiliki hubungan terapeutik yang
bertujuan untuk krsembuhan pasien. Terciptanya komunikasi terapeutik
yang baik akan menciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien. Dengan demikian, pasien akan merasa puas dan nyaman
terhadap pelayanan yang diberikan perawat sehingga meningkatkan
semangat dan motivasi pasien untuk sembuh.

1. Pada jurnal pertama membahas tentang pengertian komunikasi


terapeutik dengan jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah mahasiswa
akademik medistra Indosesia sebanyak 250 mahasiswa. Dengan hasil
penelitian bahwa komunikasi perawat dinyatakan Sebagian besar baik
(91,6%) dan penerapan komunikasi perawat Sebagian besar
dinyatakan baik (93,5%)
2. Pada jurnal ke dua menggunakan metode kualitatif dengan pendektan
studi kasus. Menetukan 12 informan meliputi 4 paramedis dan 8
pasien, terdapat komunikasi tertutup yang berlangsung singkat
dengan tujuan menghindari adanya kontak fisik selama proses
pelayanan dengan tatap muka.
3. Pada jurnal ke tiga membahas jenis penelitian ini adalah deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional yand dilakukan di
Rumah Sakit Rajawali Citra Bantul, Yogyakarta pada bulan Juni 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di ruang rawat
inap Bangsal PringgodaniRS Rajawali Citra Bantul, Yogyakarta yang
berjumlah rata-rata setiap bulannya 132 orang. Pengambilan sampel
menggunakan Teknik accidental sampling berjumlah 57 pasien yang
diruang rawat inap Pringgodani, bersedia menjadi responden, >24 jam
dirawat, bisa membaca dan bisa menulis. Variabel independent
(bebas) dalam penelitian ini adalah komunikasi terapeutik perawat.
4. Pada jurnal ke empat membahas tentang jenis penelitian nya adalah
jenis mengeksplorasi komunikasi terapeutik dari perspektif Islam.
Dalam hal ini perawat menjadikan dirinya terapeutik melalui
pemanfaatan berbagai Teknik komunikasi secara optimal dengan
tujuan mengarahkan perilaku pasien kearah yang labih posotif.
5. Pada jurnal kelima membahas tentang Jenis penelitian deskriptif
analitik korelasional, dengan menggunakan metode kuantitatif dengan
desain pendekatan cross sectiona penelitian ini adalah deskriptif
analitik observasional dengan metode cross sectional, jumlah sampel
yang digunakan adalah 27 pasien suspek covid-19 diranap 4A dan
ranap 6.
6. Pada jurnal ke enam membahas tentang Pengaruh pemberian
informasi tentang persiapan operasi dengan pendekatan komunikasi
terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi diruang
bougenville RSUD Sleman
7. Pada jurnal ke tujuh membahas tentang Desain ini menggunakan
desain Analitik Corelative denagn pendekatan Cross sectional
Mengetahui hubungan antara motivasi dengan penerapan teknik
komunikasi terapeutik oleh perawat dari ruang rawat inap rumah sakit
umum YASRI Pontianak
8. Pada jurnal ke delapan kali ini membahas tentang Kecemasan akan
dimunculkan sebagai respon dari stressor, baik stressor fisik maupun
stress psikologis yang dapat menyebabkan tingkat depresi pada anak
bertujuan untuk mengetahui kecemasan klien.desain penelitian ini
adalah pra-eksperimental Dengan menggunakan one-group pre-post
test desain. Jumlah sample 45 orang dengan teknik pemilihan sample
dengan cara consecutive sampling.
9. Pada jurnal ke Sembilan membahas pengaruh pemberian komunikasi
dan tanpa komunikasi terapeutik terhadap rasa takut pada
pencabutan gigi anank usia 8-11 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian komunikasi terapeutik da
komunikasi terapeutik terhadap rasa takut pada pencabutan gigi anak
usia 8-11 tahun.
10. Pada jurnal terakhir membahas tentang jenis penelitian deskriptif
analatik observasional dengan metode cross sectional, jumlah
sampel yang digunakan adalah 27 pasien suspek covid-19 di ranap
4A dan ranap 6. Diperoleh bahwa P value 0,000<0,05. Sehingga hal
ini menunjukkan bahwa H0 ditolak artinya ada hubungan antara
komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pada
pasien suspek covid-19 diruang covid-19 RSU Cibitung medical tahun
2021.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui
komunikasi (Suryani, 2015)

B. Saran
Perawat diharapkan akan lebih meningkatkan kemampuan dan
penerapan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan
kesehtan untuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dila, Putri Andriana, Haryani Wiworo, and Widayati Aryani."Pengaruh Pemberian


Komunikasi Terapeutik Dan Tanpa Komunikasi Terapeutik Terhadap Rasa
Takut Pada Pencabutan Gigi Anak Usia 8–11 Tahun." Jurnal Gigi Dan
Mulut 3.1 (2016).

Simamora, Rotua Suriany, Riris Ocktryna Silitonga, and Thyas Agustina Hutrianingrum.
"Pengetahuan Komunikasi Terapeutik Dengan Penerapan Komunikasi
Terapeutik Oleh Mahasiswa Keperawatan STIKes Medistra Indonesia Tahun
2021." Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan 12.2 (2022): 94-98.

Indriana, Merri, et al. "Optimalisasi Komunikasi Terapeutik Paramedis dan Pasien dengan
Sistem Protokol Kesehatan Covid-19." Jurnal Communio: Jurnal Jurusan
Ilmu Komunikasi 11.2 (2022): 250-265.

Indrawati, Lina, Emilia Wahyuningsih, and Hilda Meriyandah Agil. "HUBUNGAN


KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN SUSPEK COVID-19." Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice") 13 (2022).

Sinaulan, Ramlani Lina. "Komunikasi terapeutik dalam perspektif Islam." Jurnal


Komunikasi Islam 6.1 (2016): 129-157.

Siti, Misi, Zulpahiyana Zulpahiyana, and Sofyan Indrayana. "Komunikasi terapeutik


perawat berhubungan dengan kepuasan pasien." JNKI (Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia)(Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) 4.1
(2016): 30-34.

Sasmito, P., Majadanlipah, M., Raihan, R., & Ernawati, E. (2018). Penerapan Teknik
Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat pada Pasien. Jurnal Kesehatan, 11(2),
58-64.

Anda mungkin juga menyukai