Anda di halaman 1dari 11

KARAKTER PERAWAT

KELOMPOK 6
DEMOKRATIS
1. WENNY MAYLATA SARI (P17250201021)
2. ACHMAD MA’RUF ICHSANUDDIN (P17250201022)
3. FARIDHA (P17250201023)
4. PUTRI NUR HIDAYATUL ‘ILMI (P17250201024)
PEMBAHASAN
A Pengertian Karakter Demokratis

B Tujuan Sikap Demokratis Bagi Perawat

C Manfaat Sikap Demokratis

D Karakter Demokratis
A. PENGERTIAN

Demokrasi dalam kesehatan masyarakat adalah dengan


mengamati penyebab kematian orang dewasa di suatu negara.
Termasuk di dalamnya penyakit tidak menular, HIV, penyakit
kardiovaskular, dan kecelakaan transportasi.
B. TUJUAN SIKAP DEMOKRATIS PERAWAT
1 Menyelesaikan permasalahan secara damai dan melembaga

2
Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah

3
Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum

4
Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman

5 Menjamin tegaknya keadilan


C. MANFAAT SIKAP DEMOKRATIS
Instrumental (Utilitarian Function)
Sikap memungkinkan untuk
01 memperoleh atau memaksimalkan Pengetahuan (Knowledge function)
ganjaran (reward) atau persetujuan Sikap membantu dalam memahami
dan meminimalkan hukuman.
02 lingkungan (sebagai skema) dengan
melengkapi ringkasan evaluasi tentang
obyek dan kelompok obyek atau segala
sesuatu yang dijumpai di dunia ini.
Eksperesi Nilai (Value-expressive Function)

Sikap kadang- kadang


03 mengkomunikasikan nilai dan
Perubahan Ego (Ego Defensive Function)
identitas yang dimiliki seseorang
terhadap orang lain. 04 Sikap melindungi diri, menutupi
kesalahan, agresi, dan sebagainya
dalam rangka mempertahankan diri.
D. KARAKTER DEMOKRATIS

Karakter demokratis hendak mempengaruhi terhadap


kinerja staf serta tenaga keperawatan itu sendiri ialah tenaga
profesi yang membagikan pelayanan langsung kepada
warga, perawat sebagai pelaksana ataupun manajer harus
mampu mempergunakan dan mengelola sumber sumber
daya manusia dengan baik, mempraktikkan standar serta
mencapai tujuan pelayanan keperawatan dengan efektif dan
efesiensi.
CONTOH KASUS KARAKTER DEMOKRATIS

Berdasarkan wawancara yang dilakukan diruang rawat inap salah satu Rumah Sakit di Ponorogo ,
didapatkan bahwa masih ada keluhan dari pasien dan keluarganya yaitu perawat sering lupa mengganti
cairan infus yang sudah habis dan perawat kadang tidak memberikan penjelasan kepada pasien sebelum
melakukan tindakan yang akan dilakukan, misalnya dalam pemberian obat-obatan. Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala
ruangan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dari dua variabel yakni gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja
perawat di ruang rawat Inap Rumah Sakit tersebut, didapati nilai signifikan sebesar 1,000 hal ini
menunjukan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit tersebut. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa
gaya kepemimpinan kepala ruangan tidak bisa dipastikan, karena setiap kepala ruangan atau pemimpin
memiliki cara yang berbeda untuk mengatur, dan mengarahkan bawahannya. Hal tersebut dapat dilihat
kembali dengan keadaan dan situasi yang terjadi dimana pemimpin atau kepala ruangan harus
menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, partisipatif atau autokratis.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2011) tentang pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk, sesuai dengan hasil pada
penelitian ini yang mana gaya kepemimpinan tidal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
meskipun gaya kepemimpinan yang digunakan berbeda namun hal tersebut membuktikan bahwa
variabel gaya kepemimpinan dengan kinerja bisa tidak berpengaruh.
ANALISIS KASUS KARAKTER DEMOKRATIS

Menurut kelompok kami, Hasil dari diskusi tentang menganalisis kasus diatas dengan
demikian dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan tidak bisa dipastikan,
karena setiap kepala ruangan atau pemimpin memiliki cara yang berbeda untuk mengatur,
dan mengarahkan bawahannya. Hal tersebut dapat dilihat kembali dengan keadaan dan
situasi yang terjadi dimana pemimpin atau kepala ruangan harus menggunakan gaya
kepemimpinan demokratis, partisipatif atau autokratis.
Lanjutan…

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Isneini (2017) tentang Hubungan Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Kualitas Dokumentasi Keperawatan, terdapat
gaya kepemimpinan intruksi 79.8 % melakukan dokumentasi keperawatan sangat
lengkap, gaya kepemimpinan konsultatif 81,8 % perawat pelaksana melakukan
pendokumentasian sangat lengkap, gaya kepemimpinan partisipasi 85,3 % melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan sangat lengkap, gaya kepemimpinan
delegasi 83,7 % perawat pelaksana melakukan pendokumentasian sangat lengkap
(Isnaeni,2017).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai