Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PRAKTEK KOLABORASI

INTERPROFESI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN


KUALITAS PELAYANAN
“Merangkum Jurnal Komunikasi Efektif Perawat dengan Perawat”

DISUSUN OLEH :
NAMA : WARDATUL ULLYA
NIM : 2012101010055

DOSEN PEMBIMBING :
NAMA : Ns. SYARIFAH ATIKA, M.Kep
NIP : 198306162010012101

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Merangkum
Jurnal Komunikasi Efektif Perawat dengan Perawat”. Dan adapun Jurnal yang dirangkum dalam
makalah berjudul “Komunikasi Efektif dalam Praktek Kolaborasi Interprofesi Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Pelayanan” . Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah wajib Komunikasi Dalam
Keperawatan I. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan Penulis juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet dan journal yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan
ini. Penulis mohon maaf jika di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu ALLAH SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, 27 februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
1.3 Metode Penelitian............................................................................................... 3
1.4 Hasil…………………………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Komunikasi....................................................................................... 4


2.2 Komunikasi Efektif…………………………………………………………..... 4
2.3 Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Perawat…………………………...... 5
2.4 Tujuan Komunikasi Efektif Antara Perawat dengan Perawat…………………. 5
2.5 Sikap Perawat dalam Berkomunikasi…………………………………………….7
2.6 Cara Penerapan Komunikasi Efektif Antara Perawat dengan Perawat……..…...8
2.7 Tugas Perawat pada Fase Hubungan Berkomunikasi dengan Perawat/Klien…...8
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 11
3.2 Saran.................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin lepas dari berkomunikasi.


Komunikasi merupakan segala bentuk pertukaran informasi atau perasaan antar dua orang atau
lebih. Hal tersebut merupakan sebuah komponen dasar dalam hubungan anatar manusia,
termasuk dalam keperawatan. (Kozier,2010). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus
dan berarti dalam hubungan antar manusia. Salah satu kajian ilmu komunikasi adalah
komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa
lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-
program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan


metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk
menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang lebih besar
(Abdalati, 1989). Oleh karena hal tersebut, perawat membutuhkan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang
tercermin dari perilaku kasih sayang dan cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain (Johnson,
1989).

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu mengahasilakan perubahan sikap


( attitude change ) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif
memungkinkan seseorang dapat saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, kepercaayaan, dan
sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Jhonson, Sutton dan
Harris ( 2001: 81 ) menunjukan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut
mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung aktivitas role-playing,
diskusi, aktivitas kelompok kecil, dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun
penelitan mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar mengajar, hal yang dapat
dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan saran
lain agar bias berlangsung mencapai hasil yang efektif.

Komunikasi efektif dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar
dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan
keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien. Dalam
setiap aktivitasnya, perawat menggunakan komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan
komunikasi terapeutik sangat penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan
keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya.

Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara efektif dan terapeutik tidak
saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan pasien juga dengan sesama perawat
dan tenga kesehatan lainnya. Mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta
citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan
pertolongan terhadap sesama manusia.

1.2 Tujuan Penelitian


a. Tujuan umum
1. Memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam keperawatan.
2. Membahas lebih lanjut tentang komunikasi efektif pada perawat

b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kerja sama dan komunikasi yang efektif sesama perawat agar
terciptanya kolaborasi dan kesalamatan pasien.
2. memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan.
1.3 Metode Penelitian :
Metode yang digunakan dalam kajian menggunakan analisis data sekunder yang
dimana kajian bersumber dari jurnal, buku dan referensi dari internet.

1.4 Hasil :

Berdasarkan jurnal yang diambil yang berjudul Komunikasi Efektif dalam Praktek
Kolaborasi Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan, mengatakan
bahwa hasil Kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan yang diperlukan dalam
pengaturan perawatan kesehatan apapun, karena tidak ada profesi tunggal yang dapat
memenuhi kebutuhan semua pasien. Termasuk hubungan komunikasi yang efektif sesama
perawat. Akibatnya, kualitas layanan yang baik tergantung pada profesional yang bekerja
sama dalam tim interprofessional. komunikasi yang efektif antara profesional kesehatan juga
penting untuk memberikan pengobatan yang efisien dan pasien-berorientasi komprehensif
.Selain itu, ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa komunikasi yang
buruk antara profesional kesehatan merugikan pasien. (Matziou1 at al, 2014)

Menurut Anita D (2014) kerja tim dan kolaborasi mengharuskan perawat mampu
berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan, pasien, dan perawat untuk
mengintegrasikan perawatan yang aman dan efektif dalam dan di pengaturan (AACN,
2008; ANA, 2010). profesional kesehatan dan sistem perawatan kesehatan juga harus secara
aktif berkolaborasi dan berkomunikasi untuk memastikan pertukaran informasi yang tepat dan
koordinasi perawatan (IOM, 2001).

The American Nurses Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif


sebagaistandar praktik keperawatan profesional. Kompetensi profesional dalam praktek
keperawatan tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan
dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi. Perawat terdaftar diharapkan untuk
berkomunikasi dalam berbagai format dan di semua bidang praktek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare –communicatiodan


communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.

Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut :

a. Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide,atau


informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
b. Jurgen Ruesch (1972)dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi
adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak
sadar yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang
diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuhsertatanda-tanda
somatik dan simbol-simbol.Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana
komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran,
penyampaian,dan penerimaan berita, ide,atau

2.2 Komunikasi efektif


Yaitu komunikasi yang mampu mengahasilakan perubahan sikap (attitude change ) pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat
saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, kepercaayaan, dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Jhonson, Sutton dan Harris ( 2001: 81 )
menunjukan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi
efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas
kelompok kecil, dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitan mereka
terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar mengajar, hal yang dapat dimengerti
di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan saran lain
agar bias berlangsung mencapai hasil yang efektif.
2.3 Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Perawat
Hubungan terapeutik antara perawat dengan perawat adalah hubungan kerjasama
yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika
membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103. komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan,dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
interpersonal dengan focus adanya saling pengertian antarperawat dengan perawat .
Komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat sehingga dapat
dikategorikan dalam komunikasi pribadi antara perawat. Berdasarkan paparan tersebut,
secara ringkas definisi komunikasi terapeutik sebagai berikut. Komunikasi terapeutik
antara perawat dengan perawat merupakan komunikasi interpersonal yang dilakukan
secara sadar ketika perawat saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama
yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah serta memperbaiki pengalaman
emosional yang pada akhirnya mencapai tujuan bersama.

2.4 Tujuan Komunikasi Efektif Antara Perawat dengan Perawat :


Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas,dapat disimpulkan bahwa secara
umum tujuan komunikasi efektif sebagai berikut :
a. Menyampaikan ide/informasi/berita
Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain,tujuan utamanya
adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran
kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian,ada satu
kesamaan ide antara apa yang ada dalam pikiran komunikator dan
komunikan. Contoh kegiatan keperawatan yang relevansebagai berikut .
Komunikasi perawat kepada perawat saat menjelaskan kondisi
pasien, menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan,
prosedur tindakan,atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah
dilakukan saat ingin pergantian shift.
b. Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari ataupun
tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara
sadar,jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang,kita
berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai
dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari,jika pada saat kita
memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan
bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang
disampaikan kepada dirinya.
c. Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara
dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan
Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat itu akan mengubah
keyakinan dan perilaku pasien yang tidak baik atau bertentangan
dengan kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang mendukung
kesehatannya.
d. Memberikan pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari,banyak komunikasi terjadi dengan
tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan
anaknya, guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya,
dan lain-lain. Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan
bicara (komunikan) memperoleh/mencapai tingkat pengetahuanyang
lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih baik dari
sebelumnya.Contoh kegiatan keperawatan yang relevansebagai
berikut.Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan
pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada pasien tentang
pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang
pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam
berdarah, dan lain-lain yang tujuannya meningkatkan pengetahuan
agar lebih baik dari sebelumnya.
e. Memahami (ide) orang lain
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator
dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling
berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.

2.5 Sikap Perawat dalam Berkomunikasi


Sikap sebagai kehadiran perawat dalam berkomunikasi agar terapeutik klien
mempunyai peran yang penting untuk tercapainya tujuan komunikasi/interaksi
(hubungan). Sikap (kehadiran) yang harus ditunjukkan perawat dalam berkomunikasi
terapeutik ada dua,yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan secara psikologis. Dalam
kehadiran secara psikologis,ada dua dimensi,yaitu dimensi responsdan dimensi
tindakan (Stuart danLaraia, 1998). Untuk dapat memahami bagaimana sikap atau
kehadiran perawat dalam berkomunikasi/berhubungan secara fisik dan psikologis

Komunikasi mencakup berbagai strategi dan tujuan. Baik komunikasi formal


dan informal antara penyedia serta antara penyedia dan pasien dengan keluarga
mereka adalah kunci untuk perawatan pasien kolaboratif. Ada kebutuhan yang
dirasakan untuk lebih jelas dalam menanggapi bagaimana setiap memberikan
kontribusi profesional untuk tim dan untuk lebih efektif mendelegasikan
pekerjaan dan anggota tim langsung. kurangnya komunikasi akan menghambat dalam
pendelegasian. Keterampilan komunikasi yang penting lain yang disebutkan adalah
kemampuan untuk menyesuaikan bahasa untuk target klien. Sementara peran
pemahaman dan komunikasi yang efektif bagi perawat jelas muncul sebagai
kompetensi yang dominan untuk praktek kolaboratif yang efektifakan
meningkatkan kualitas.

2.6 Cara Penerapan Komunikasi Efektif Antara Perawat dengan Perawat


1. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik
2. Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian
3. Menggunakan Bahasa tubuh dan penampilan
4. Memperhatikan kebutuhan dari klien Saling bertukar informasi
5. Penggunaan Bahasa yang tepat dan benar
6. Bersikap jujur
7. Mengembangkan sikap empati dan empati

 2.7 Tugas Perawat pada Setiap Fase Hubungan Berkomunikasi dengan Perawat/Klien :

a. Fase Pra Interaksi


Fase pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan perawat atau klien .
Perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutannya sehingga kesadaran dan
kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien atau perawat dapat
dipertanggungjawabkan. Perawat yang sudah berpengalaman dapat menganalisa diri
sendiri serta nilai tambah pengalamannya berguna agar lebih efektif dalam memberikan
asuhan keperawatan. Ia seharusnya mempunyai konsep diri yang stabil dan harga diri
yang adekuat, mempunyai hubungan yang konstruktif dengan orang lain dan berpegang
pada kenyataan dalam menolong klien (Stuart dan Sundeen, 1987; 105). Pemakaian diri
secara terapeutik berarti memaksimalkan pemakaian kekuatan dan meminimalkan
pengaruh kelemahan diri dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. ·
b. Fase Orientasi
 Fase ini dimulai pada saat pertemuan pertama dengan perawat atau klien. Hal utama
yang perlu dikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang akan mempengaruhi
terbinanya hubungan perawat-klien. Dalam memulai hubungan, tugas utama perawat
adalah membina rasa percaya, penerimaan dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan
perumusan kontrak dengan klien. Diharapkan klien berperan serta secara penuh dalam
kontrak, tetapi pada kondisi tertentu misalnya pada klien dengan gangguan realitas, maka
kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu mengulang kontrak jika kontak relitas klien
meningkat. Tugas perawat adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan, perbuatan klien dan
mengidentifikasi masalah serta merumuskan tujuan bersama klien.

c. Fase Kerja
 Pada fase kerja perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang tepat dan
mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran,
perasaan dan perbuatan klien.  Perawat membantu klien mengatasi kecemasan,
meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri serta mengembangkan
mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan perilaku maladaptif menjadi adaptif
merupakan fokus fase ini.

d. Fase Terminasi
 Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan
terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan berada
pada tingkat optimal. Keduanya (perawat dan perawat/klien) akan merasakan kehilangan.
Terminasi dapat terjadi pada saat  perawat mengakhiri tugas pada unit tertentu atau klien
pulang. Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah menghadapi realitas
perpisahan yang tidak dapat diingkari. Klien dan  perawat bersama-sama meninjau
kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan pencapaian tujuan. Perasaan marah,
sedih, penolakan perlu dieksplorasi dan diekspresikan. Fase terminasi harus diatasi
dengan memakai konsep proses kehilangan. Proses terminasi yang sehat akan memberi
pengalaman  positif dalam membantu klien mengembangkan koping untuk  perpisahan.
Reaksi klien dalam menghadapi terminasi dapat bermacam cara. Klien mungkin
mengingkari perpisahan atau mengingkari manfaat hubungan.

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi efektif perawat dengan perawat merupakan komunikasi yang mampu


mengahasilakan perubahan sikap dan memungkinkan untuk dapat saling bertukar informasi, ide,
kepercayaan, kepercaayaan, dan sikap hasilnya sesuai dengan harapan. Tujuan komunikasi ini
adalah menyampaikan ide, memengaruhi orang lain, mengubah perilaku orang lain, memberikan
pendidikan kesehatan,dan memahami ide orang lain. Adapun tujuan khususnya yaitu agar
terciptanya kolaborasi yang baik dengan sesama perawat. Elemen dalam komunikasi efektif ada
lima, yaitu komunikator, informasi yang disampaikan, komunikan, umpan balik,dan atmosfer.
Kemudian agar komunikasi ini menjadi bisa efektif maka sangat perlu diperhatikan cara
penerapan komunikasi multidisiplin dalam keperawatan.

3.2 Saran

Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya komunikasi efektif
dalam proses keperawatan. Khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat
agar dapat berkomunikasi yang baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan perawat atau
pasien lainnya dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang
terdapat di lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Noor Rokhmah. 2017. Journal ofHealth Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 65-71

Zen, Pribadi.2013.Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan


Profesional.Yogyakarta:D-Medika

Nasir et al. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai