NIM : 2012101010055
BAB IV
Pancasila bersifat terbuka (dinamis) yang mempu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik
zaman maupun pemikiran. Dengan kata lain Pancasila mempunyai keluwesan yang memungkinkan
menerima perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan dirinya, tanpa menghilangkan
hakekat (jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Pentingnya
Pentingnya Pancasila
Pancasila
Sebagai
Sebagai Ideologi
Ideologi
Negara
Negara
Pancasila Sebagai
Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional
Ideologi Nasional
Sikap
Sikap Positif
Positif Terhadap
Terhadap
Pancasila
Pancasila Sebagai
Sebagai Pancasila dan Ideologi
Pancasila dan Ideologi Pancasila sebagai
Pancasila sebagai Pancasila Sebagai
Pancasila Sebagai
Ideologi
Ideologi Terbuka
Terbuka Ideologi
Ideologi Besar
Besar Ideologi Negara
Ideologi Negara Ideologi Terbuka
Ideologi Terbuka
Sebutan ideologi dibentuk dari dua kata, pertama idea yang berarti gagasan, konsep,
penafsiran dasar, serta cita cita, dan kedua kata logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari
kosakata bahasa Yunani ialah eidos, yang berarti wujud. Di samping itu terdapat pula kata idein,
yang maksudnya melihat. Berdasarkan hal tersebut secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang
pengertian-pengertian dasar.
Pandangan mengenai makna ideologi bagi bangsa dan negara pada dasarnya disandarkan
kepada dua acuan yang berbeda bahkan bertentangan, yaitu ideologi dalam pengertian positif
dan negatif. Dalam pengertian positif ideologi merupakan keseluruhan pandangan cita-cita, nilai
dan keyakinan yang ingin diwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkret. Ideologi dalam
pengertian ini sangat dibutuhkan oleh setiap bangsa dan negara, kondisi ini dianggap dapat
membantu bangkitnya kesadaran akan sebuah kemerdekaan, menanamkan sebuah motivasi
dalam perjuangan masyarakat yang dapat berguna untuk bergerak melawan penjajahan.
Fungsi dan peranan ideologi :
a. Struktur kognitif; merupakan keseluruhan pengetahuan yang menjadi landasan dalam
memahami dan menafsirkan dunia, dan kejadian- kejadian di lingkungan sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang dapat memberikan suatu makna serta
dapat menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang dalam melangkah dan
bertindak.
e. Kekuatan yang menyemangati dan mendoröng seseorang dalam kegiatan dan mencapai
tujuan.
Pancasila mempunyai tiga kedudukan yang istimewa secara sekaligus yaitu sebagai ideologi
nasional, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.
ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai
ideologi nasional, Pancasila adalah cita-cita negara Republik Indonesia yang menjadi dasar
bagiteoridan praktek penyelenggaraan negara Republik Indonesia, Oleh karena itu ideologi
Pancasila pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki derajat yang
tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, serta berkedudukan sebagai pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, dan pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan, diperjuangkan, dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
Misalnya program-programpembangunanyangdapatdisesuaikandenganperkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat undang-undang, dan departemen-departemen sebagai
lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan.
c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
dan realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang
dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah sebabnya bahwa ideologi Pancasila
merupakan ideologi yang terbuka.
b. Dimensi normatif
perludijabarkandalamsuatusistem norma,sebagaimana terkandung dalam norma-norma
keagamaan.
c. Dimensi Realitas
Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila memiliki
keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakekat
yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. (Alfian,1992:195)
Selain itu komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
terserah kepada manusia. adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional
dan nyata. Kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia
itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak jadilah ja rongsokan tidak berguna seperti rongsokan
mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak
memperbolehkan la menguasai alat-alat produksi. Ketiga, Komunisme mengajarkan teori
peruano (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Permen
komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1910
1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah
Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, ada beberapa batas- batas keterbukaan
yang tidak boleh dilanggar, (Herdiawanto,2018) yaitu:
b. Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai berikut:
(1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya
diskriminas atas dasar agama sehingga negara harus menjamin kebebasan
beragama dan pluralisme ekspresi keagamaan.
(2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolok ukur
keberadaban serta solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga negara.
(3) Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia
tidak
dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang di luar Indonesia,
tetapi dengan membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan
kedudukan dan tekad untuk menjalin kerjasama yang menjamin kesejahteraan
dan martabat bangsa Indonesia,
(4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan erwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang wajib
disukseskan.
(5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berarti pengentasan
kemiskinan dan diskriminasi terhadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah
perlu dihapus dari bumi Indonesia.
(Mgnis Suseno,2011)
1. Menjadi lebih terbukanya setiap bangsa dan kebudayaan terhadap pengaruh timba balik.
2. Adanya pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai
kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.
3. Tidak ada satupun idelogi yang dominan hal ini disebabkan karena masyarakat yang
memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan bersaing,
4. Kebudayaan global adalah sesuatu yang khas secara utuh, akan tetapi tetap bersifat plural dan
heterogen.
5. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan demokrasi menjadi nilai-nilai yang dihaya
bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001: 26-27) .