Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wardatul Ullya

NIM : 2012101010055

BAB IV

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional


Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan Pancasila
merupakan dasar filsafat Negara Indonesia. Berdasarkan hal ini, Pancasila adalah ideologi, yang
didalamnya memuat norma-norma yang sangat mendasar untuk mengukur serta memastikan
keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan Negara dan kebijakan-kebijakan berarti yang diambil dalam
proses pemerintahan

Pancasila bersifat terbuka (dinamis) yang mempu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik
zaman maupun pemikiran. Dengan kata lain Pancasila mempunyai keluwesan yang memungkinkan
menerima perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan dirinya, tanpa menghilangkan
hakekat (jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Pentingnya
Pentingnya Pancasila
Pancasila
Sebagai
Sebagai Ideologi
Ideologi
Negara
Negara

Pancasila Sebagai
Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional
Ideologi Nasional

Sikap
Sikap Positif
Positif Terhadap
Terhadap
Pancasila
Pancasila Sebagai
Sebagai Pancasila dan Ideologi
Pancasila dan Ideologi Pancasila sebagai
Pancasila sebagai Pancasila Sebagai
Pancasila Sebagai
Ideologi
Ideologi Terbuka
Terbuka Ideologi
Ideologi Besar
Besar Ideologi Negara
Ideologi Negara Ideologi Terbuka
Ideologi Terbuka

Sebutan ideologi dibentuk dari dua kata, pertama idea yang berarti gagasan, konsep,
penafsiran dasar, serta cita cita, dan kedua kata logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari
kosakata bahasa Yunani ialah eidos, yang berarti wujud. Di samping itu terdapat pula kata idein,
yang maksudnya melihat. Berdasarkan hal tersebut secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang
pengertian-pengertian dasar.
Pandangan mengenai makna ideologi bagi bangsa dan negara pada dasarnya disandarkan
kepada dua acuan yang berbeda bahkan bertentangan, yaitu ideologi dalam pengertian positif
dan negatif. Dalam pengertian positif ideologi merupakan keseluruhan pandangan cita-cita, nilai
dan keyakinan yang ingin diwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkret. Ideologi dalam
pengertian ini sangat dibutuhkan oleh setiap bangsa dan negara, kondisi ini dianggap dapat
membantu bangkitnya kesadaran akan sebuah kemerdekaan, menanamkan sebuah motivasi
dalam perjuangan masyarakat yang dapat berguna untuk bergerak melawan penjajahan.
 Fungsi dan peranan ideologi :
a. Struktur kognitif; merupakan keseluruhan pengetahuan yang menjadi landasan dalam
memahami dan menafsirkan dunia, dan kejadian- kejadian di lingkungan sekitarnya.

b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang dapat memberikan suatu makna serta
dapat menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.

c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang dalam melangkah dan
bertindak.

d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya

e. Kekuatan yang menyemangati dan mendoröng seseorang dalam kegiatan dan mencapai
tujuan.

f. Pendidikan bagi seseorang atau menjalankan masyarakat dalam memahami, serta


menghayati tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma norma yang terkandung di
dalamnya (Soerjanto, 1991:48).

 Pancasila mempunyai tiga kedudukan yang istimewa secara sekaligus yaitu sebagai ideologi
nasional, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.

 Hakikat Pancasila sebagai ideologi:


Pancasila pada hakekatnya bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau
kelompok orang seperti halnya ideologi lain di dunia. Akan tetapi, Pancasila diangkat dari nilai nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara. Dengan perkataan lain unsur-unsur yang
menjadi bahan Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri.
Artinya, bangsa Indonesia sendiri merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai
ideologi nasional, Pancasila adalah cita-cita negara Republik Indonesia yang menjadi dasar
bagiteoridan praktek penyelenggaraan negara Republik Indonesia, Oleh karena itu ideologi
Pancasila pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki derajat yang
tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, serta berkedudukan sebagai pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, dan pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan, diperjuangkan, dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

 Makna yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi


a. Ideologi Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun
1. Sebagai sumber motivasi dengan karakteristik sebagai berikut:
a. ideology Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarat,bangsa maupun negara
b. Ideologi Pancasila memandu masyarakat menuju cita-citanya
c. Ideologi Pancasila membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuan
2. Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara, dengan karakteristik seta
melalui berbagai realisasi pembangunan.
a. Ideologi Pancasila akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang benste
berikut: dinamis antara masyarakat dan ideologi Pancasila.
b. Ideologi Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka dan antisipatif.
c. Ideologi Pancasila senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
perubahan sesuai bangsanya dengan aspirasi

 Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup

No Ideologi Terbuka Ideologi Tertutup


.
1 Sistem pemikiran yang terbuka Sistem pemikiran yang tertutup
2 Nilai-nilai dan cita-citanya tidak Cenderung untuk memaksakan mengambil nilai-
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan nilai ideologi dari luar masyarakatnya yang tidak
diambil dari harta kekayaan rohani, moral sesuai dengan keyakinan dan pemikiran
dan budaya masyarakat itu sendiri. masyarakatnya.

3 Dasar pembentukan ideologi bukan Dasar pembentukannya adalah cita-cita atau


keyakinan ideologis sekelompok orang, keyakinan ideologis perseorangan atau satu
melainkan hasil musyawarah dan kelompok orang
kesepakatan dari masyarakat sendiri
4 Tidak diciptakan oleh negara, melainkan Pada dasarnya ideologi tersebut diciptakan oleh
oleh masyarakat itu sendiri sehingga negara, dalam hal ini penguasa negara yang
ideology tersebut adalah milik seluruh mutlak harus diikuti oleh seluruh warga
rakyat atau anggota masyarakat. masyarakat
5 Tidak hanya dibenarkan melainkan Pada hakekatnya ideologi tersebut hanya
dibutuhkan oleh seluruh warga dibutuhkan oleh penguasa negara untuk
masyarakat melanggengkan kekuasaannya cenderung
memiliki nilai kebenaran hanya dari sudut
pandang penguasa saja
6 Isinya tidak bersifat operasional, la baru Isinya terdiri dari tuntutan tuntutan konkret dan
bersifat operasional apabila sudah operasional yang bersitar keras yang wajib ditaati
dijabarkan ke dalam perangkat yang oleh seluruh warga masyarakat
berupa konstitusi atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
7 Senantiasa berkembang seiring dengan Tertutup terhadap pemikiran-pemikiran baru
perkembangan aspirasi, pemikiran serta yang berkembang di masyarakatnya
akselerasi dari masyarakat dalam
mewujudkan cita-citanya untuk hidup
berbangsa.
 keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
a. Nilai Dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan
Kerakyatan, Keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya
terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat
tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai dasar tersebut selanjutnya
dijabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
Misalnya program-programpembangunanyangdapatdisesuaikandenganperkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat undang-undang, dan departemen-departemen sebagai
lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan.

c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
dan realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang
dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah sebabnya bahwa ideologi Pancasila
merupakan ideologi yang terbuka.

 Ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi yaitu:


a. Dimensi idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada filsafat
Pancasila, Karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai filosofis atau sistem filsafat.
Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan harapan,
optimisme serta mampu mendorong motivasi pendukungnya untuk berupaya mewujudkan
cita-citanya.

b. Dimensi normatif
perludijabarkandalamsuatusistem norma,sebagaimana terkandung dalam norma-norma
keagamaan.

c. Dimensi Realitas
Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila memiliki
keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakekat
yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. (Alfian,1992:195)

 Ideologi Pancasila dengan Liberalisme


liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir
bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan khususnya dari pemerintah
dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar
yang mendukung usaha pribadi (private enterprise yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

Liberalisme memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk memeluk agama beribadah


sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Namun liberalisme juga memberikan
kebebasan kepada masyarakatnya untuk tidak percaya kepada Tuhan, bahkan negara negara
yang menganut paham ini memberikan kebebasan kepada warganya untuk menilai dan
mengkritik agama. Dengan demikian, liberalisme bukan merupakan asas kerokhanian negara,
tetapi melahirkan suatu dari urusan-urusan kenegaraan.Sangat bertolak belakang dengan
Pancasila, yang terdiri atas lima sila itu jelas menghormati HAM, yakni dari kebebasan beragama
dan beribadah, kemanusiaan yang adil dan beradab, persaudaraan sesama bangsa, demokrasi
dengan musyawarah, dan akhirnya keadilan sosial.

 Ideologi Pancasila dengan komunisme


Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya.
Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19,yang mana mereka itu
mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Komunisme adalah ideologi yang
digunakan pada komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin
sehingga dae Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai
kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adal milik
rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunie sangat
membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

 Ada beberapa ciri pokok ajaran komunisme:


1. Pertama, sifatnya yang ateis,
2. Tidak mengimani Tuhan.
3. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan idak ada. Akan
tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada.

Selain itu komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
terserah kepada manusia. adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional
dan nyata. Kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia
itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak jadilah ja rongsokan tidak berguna seperti rongsokan
mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak
memperbolehkan la menguasai alat-alat produksi. Ketiga, Komunisme mengajarkan teori
peruano (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Permen
komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1910
1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah

 Komunisme tidak pernah diterima dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

 pancasila sebagai ideologi terbuka timbul karena beberapa faktor,di antaranya:


1. Tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalam
pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya dikarenakan dinamika masyarakat kita berkembang
amat cepat,
2. Adanya kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme-lenimisme komunisme.
Belakangan ini paham komunisme dihadapkan pada pilihan yang berat. antara menjadi
ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya,
3. Pengaruh komunisme menjadikan Pancasila pernah mengalami kemerosotan dan sejenis
dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi dijadikan
sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan
pemerintah di saat itu menjadi absolut. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaan menjadi
alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila;
4. Adanya tekad bersama bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, ada beberapa batas- batas keterbukaan
yang tidak boleh dilanggar, (Herdiawanto,2018) yaitu:

1. Stabilitas nasional yang dinamis

2. Larangan terhadap ideologi lain

3. Mencegah berkembangnya paham liberalisme

4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan

5. Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus

 beberapa unsur penting dalam kedudukan Pancasila sebagai orientasi kehidupan


konstitusional :

a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing, artinya adanya


kesepakatan untuk bersama-sama membangun negara Indonesia, tanpa diskriminasi
sehingga ideologi Pancasila menutup pintu untuk semua ideologi eksklusif yang mau
menyeragamkan masyarakat menurut gagasannya sendiri. Oleh karena itu, pluralisme
adalah nilai dasar Pancasila untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini ben bahwa
Pancasila harus diletakkan sebagai ideologi yang terbuka.

b. Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai berikut:
(1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya
diskriminas atas dasar agama sehingga negara harus menjamin kebebasan
beragama dan pluralisme ekspresi keagamaan.
(2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolok ukur
keberadaban serta solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga negara.
(3) Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia
tidak
dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang di luar Indonesia,
tetapi dengan membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan
kedudukan dan tekad untuk menjalin kerjasama yang menjamin kesejahteraan
dan martabat bangsa Indonesia,
(4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan erwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang wajib
disukseskan.
(5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berarti pengentasan
kemiskinan dan diskriminasi terhadap minoritas dan kelompok-kelompok lemah
perlu dihapus dari bumi Indonesia.
(Mgnis Suseno,2011)

 Berbagai macam kepentingan yang mendekatkan masyarakat duna


Berikut karakteristik kebudayaan global:

1. Menjadi lebih terbukanya setiap bangsa dan kebudayaan terhadap pengaruh timba balik.
2. Adanya pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai
kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.
3. Tidak ada satupun idelogi yang dominan hal ini disebabkan karena masyarakat yang
memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan bersaing,
4. Kebudayaan global adalah sesuatu yang khas secara utuh, akan tetapi tetap bersifat plural dan
heterogen.
5. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan demokrasi menjadi nilai-nilai yang dihaya
bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001: 26-27) .

Anda mungkin juga menyukai