Menampilkan sikap
positif terhadap Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
Kompetensi Dasar
1.1
Mendeskripsikan Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
1.2
Menganalisis Pancasila
sebagai sumber nilai dan
paradigma pembangunan.
1.3
Menampilkan sikap positif
terhadap Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
TERBUKA
logos
yang berarti ilmu, pengetahuan,
dan paham.
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
2. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan
masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
3. Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi
tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
memengaruhi perilaku masyarakat.
4. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
5. Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
6. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi juga tuntutan-tuntutan konkret
dan operasional yang keras, mutlak, dan total.
3. Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka
Dimensi realitas, yaitu ideologi Pancasila mencerminkan realitas yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat.
Dimensi fleksibilitas, ideologi Pancasila harus fleksibel dan terbuka bagi tafsir-tafsir
baru sehingga Pancasila tetap aktual dan fungsional dalam mengantisipasi setiap
tuntutan zaman, dan tidak hanyut ataupun tenggelam dalam arus perubahan.
Beberapa Faktor yang Mendorong Pemikiran Pancasila sebagai
Ideologi Terbuka menurut Moerdiono
1. Pengertian Nilai
Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut.
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Di bidang politik, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik yang dalam
praktiknya menghindarkan praktik-praktik politik tak bermoral dan tak bermartabat
sebagai bangsa yang memiliki cita-cita moral dan budi pekerti yang luhur.
Hukum atau peraturan perundang- undangan yang dibentuk haruslah merupakan cerminan
kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan.