a. Pengertian
Ideologi terdiri atas dua kata berasal dari bahasa Yunani eidos dan logos.
Ideologi berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya
dan merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti luas ideologi digunakan untuk segala
kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar dan keyakinan-keyakinan yang dijunjung tinggi
sebagai pedoman normatif (dalam artian ini disebut ideologi terbuka). Sedangkan
ideologi dalam arti sempit adalah gagasan atau teori menyeluruh tentang makna hidup
dan nilai-nilai yang menentukan bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
(disebut juga sebagai ideologi tertutup).
Ideologi juga diartikan sebagai ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini
kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya
guna menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
48
Dalam perkembangannya Ideologi mempunyai arti yang berbeda.
Ketiga, ideologi diartikan sebagai belief system yang berbeda dengan filsafat yang
secara formal merupakan suatu knowledge system (bersifat refleksif, sistematis dan
kritis).
49
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang dijiwai Pancasila,
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945. Dengan
kata lain, pokok pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu
tidak lain adalah Pancasila, yang kemudian dijabarkan dalam pasaI-pasal dalam
Batang Tubuh UUD 1945.
c. Sifat Ideologi
1) Dimensi Realitas.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Ideologi Pancasila, bersumber dari nilai-
nilai riil (nyata) yang hidup dalam masyarakat, sehingga tertanam dan berakar
kuat di dalam masyarakat (terutama pada saat ideologi itu lahir). Dengan
demikian, masyarakat dapat merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai
dasar itu adalah milik mereka bersama (bangsa Indonesia).
2) Dimensi Idealisme.
Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan
yang masuk akal, dan bukan mimpi yang tidak mungkin dicapai. Oleh karena
itu, dalam ideologi yang tangguh akan terjalin kaitan yang saling mengisi dan
saling memperkuat antara dimensi realitas dan dimensi idealisme.
3) Dimensi Fleksibilitas.
Melalui pemikiran-pemikian baru, ideologi mempersegar, memelihara dan
memperkuat relevansi diri dari waktu ke waktu. Berarti bahwa ideologi
Pancasila terbuka untuk pengembangan sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
mempertahankan negara dan bangsa Indonesia.
50
Pada prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi, yaitu :
1. Ideologi sebagai kesadaran palsu. Hal ini biasanya digunakan oleh para filosof dan
ilmuwan sosial. Ideologi adalah teori teori yang tidak berorientasi pada kebenaran,
tetapi pada kepentingan pihak-pihak yang mempropagandakannya. Ideologi juga
dilihat sebagai sarana kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk melegitimasi
kekuasaannya.
2. Ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah keseluruhan sistem
berpikir, nilai nilai dan sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan
tertentu. Disebut netral karena baik buruknya tergantung pada isi ideologi
tersebut. Ideologi semacam ini banyak ditemukan di negara-negara yang
menganggap penting adanya ideologi negara.
3. Ideologi dalam arti keyakinan yang tidak ilmiah. Digunakan dalam filsafat dan
ilmu ilmu sosial yang positivistic, pemikiran yang tidak dapat dibuktikan secara
ilmiah, logis matematis atau empiris itu disebut ideologi. Segala masalah etis dan
moral, asumsi normatif dan pemikiran pemikiran metafisis termasuk dalam
wilayah ideologi.
Arti ideologi dalam pembahasan ini adalah ideologi yang netral, sebagai sistem
berpikir dan tata nilai dari suatu kelompok. Ideologi tersebut ditemukan wujudnya
dalam ideologi negara atau ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan pembahasan
Pancasila sebagai Ideologi Negara Kesatuan Republik lndonesia.
Selain itu, ideologi juga memiliki peranan sebagai dasar, arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Sebagai Dasar. Ideologi merupakan pangkal tolak atau fondasi dalam kegiatan
masyarakat, bangsa dan negara dibangun berasal dari nilai nilai yang berkembang
dan hidup dalam masyarakat itu sendiri
2. Sebagai Pengarah. Ideologi sebagai pengatur dan pengendali kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara berupa norma atau aturan yang harus dipatuhi agar
arah untuk mencapai tujuan atau cita cita tidak menyimpang Pancasila dalam hal
ini sebagai pengarah, pengendali di dalam setiap gerak tata kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peran pengarah dapat dilihat bahwa
51
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, sumber segala peraturan
hukum dan sumber perundang-undangan yang ada di NKRI
3. Sebagai Tujuan. Ideologi merupakan semua aktivitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akhirnya mengarah pada tujuan dalam
Pembukaan UUD 1945 atau cita cita yang terkandung dalam ideologi yang
dipakai. Pancasila sebagai ideologi Nasional memberikan motivasi dan semangat
untuk melaksanakan pembangunan bangsa secara adil dan seimbang untuk
mencapai tujuan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
52
Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila, yang memandang manusia sebagai
mahluk Tuhan yang mengemban tugas sebagai mahluk pribadi dan sekaligus sebagai
mahluk sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia wajib menyelaraskan
kepentingan pribadinya dengan kepentingan masyarakat. Hak tidak mutlak harus
selalu dikaitkan dengan kewajiban terhadap masyarakat.
b. Ideologi Konservatif
53
c. Ideologi Sosialisme-Komunisme
d. Ideologi Fasisme
54
(masa Francisco Franco). Dewasa ini fasisme cenderung muncul sebagai kekuatan
reaksioner di negara maju seperti Skin Head dan Klu Kluks Klan di Amerika Serikat
yang berusaha mencapai dan mempertahankan supremasi kulit putih.
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-cita bangsa tidak
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik semua
rakyat. Masyarakat dapat menemukan diri di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya
dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan.
Ideologi yang wajar adalah yang bersumber dan berakar dari pandangan dan
falsafah hidup bangsanya. Dengan demikian ideologi akan berkembang sesuai
perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa. Hal ini merupakan
prasyarat bagi ideologi. Berbeda apabila ideologi itu merupakan ideologi impor dari
negara lain, itu merupakan ideologi yang tidak wajar dan memerlukan pemaksaan
dalam penerapannya oleh mereka yang mendatangkan ideologi tersebut kepada
rakyatnya. Ideologi semacam ini disebut ideologi tertutup.
55
tata nilai dimana tata nilai tersebut dapat dirumuskan sebagai hal yang baik atau buruk
atau hal yang di cita-citakan.
Meskipun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batasnya yang tidak boleh
dilanggar, yaitu:
1) Adanya globalisasi di bidang ekonomi dan saat ini sudah merambah ke semua
bidang kehidupan,
2) Matinya ideologi tertutup seperti Marxisme Leninisme / Komunisme di
beberapa negara yang berideologi komunisme,
3) Pemahaman Pancasila sebagai ideologi terbuka pernah merosot, karena
pengaruh paham komunisme. Ideologi Pancasila pernah digunakan sebagai
alat untuk menyerang lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah saat itu
menjadi absolut, dengan konsekuensi, setiap perbedaan pendapat disebut
sebagai anti Pancasila, dan
4) Tekad seluruh bangsa untuk menjadikan Pancasila sebagai satu satunya asas
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
56
didorong untuk mengembangkan nilai-nilai secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan zaman.
57
nilai praksis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai
dasarnya.
58