22
Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas,
dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya,
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir,
sehingga mereka betul-betul merasakan dan
menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi
realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita
yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga
berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan
penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya
dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis,
demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas
karena memelihara, memperkuat relevansinya dari
masa ke masa.
23
Eropa Kuno
Eropa Abad Pertengahan
Eropa Modern
Eropa Kontemporer
Terbaur dengan jenis pengetahuan lain
Fokus inti:
◦ ilmu,
◦ filsafat,
◦ theologi,
◦ teknologi,
◦ ekonomi dan politik
MACAM-MACAM IDEOLOGI
PANCASILA
Pancasila telah lahir bersamaan dengan adanya atau lahirnya
Bangsa Indonesia. Sejak dulu bangsa kita telah mencerminkan
penjiwaan atas sila-sila Pancasila, sebelum tumbuhnya
kerajaan besar di bumi Nusantara, seperti kerajaan Sriwijaya di
Sumatra pada abad VII-XII dan kerajaan Majapahit di Jawa
Timur dalam abad XII-XVI, seperti adanya kepercayaan
manusia terhadap kekuatan gaib, baik berupa pemujaan
terhadap roh-roh halus yang bercirikan animisme dan
dinamisme, maupun kehidupan manusia Indonesia yang
penuh toleransi dan suasana damai, tolong-menolong/gotong
royong, bermusyawarah bagi terwujudnya kondisi kehidupan
yang aman, tenteram sejahtera, dan sebagainya
Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (India), yaitu:
Panca artinya lima
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik
Isi Pancasila nya sebagai berikut:
1.Panatipada Veramani Sikhapadam Samadiyani artinya jangan
mencabut nyawa makhluk hidup
2.Dinna Dana Veramani Sikhapadam Samadiyani artinya
janganlah mengambil barang yang tidak diberikan
3.Kameshu Micchacara Veramani Sikhapadam Samadiyani
artinya janganlah berhubungan kelamin
4.Musawada Veramani Sikhapadam Samadiyani artinya janganlah
berkata palsu
5.Sura Meraya Masjja Pamada Tikana Veramani artinya dilarang
meminum minuman keras
Istilah Pancasila telah dikenal sejak dulu, yaitu digunakan sebagai
acuan moral/etika dalam kehidupan banga Indonesia sehari-
hari. Misal, dari karya-karya pujuangga besar Indonesia semasa
berdirinya kerajaan Majapahit yang dilukiskan dalam tulisan
Empu Prapanca tentang Negara Kertagama, dan Empu Tantular
dalam bukunya Sutasoma. Dalam buku Sutasoma terdapat
istilah Pancasila Krama mempunyai arti.
Lima Dasar Tingkah Laku atau Perintah Kesusilaan yang lima,
yang meliputi :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa)
2. Tidak boleh mencuri (asteya)
3. Tidak boleh berjiwa dengki (indriya nigraha)
4. Tidak boleh berbohong (amrsawada)
5. Tidak boleh mabuk minum-minuman keras (dama)
1. Mateni artinya dilarang membunuh
2. Maling artinya dilarang mencuri
3. Madon artinya dilarang berzina
4. Mabok artinya dilarang meminum
minuman keras
5. Main artinya dilarang berjudi
Selain itu dalam Kitab Sutasoma terdapat
semboyan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Mangrua yang mengandung arti
meskipun agama itu kelihatannya berbeda
bentuk atau sifatnya namun pada hakikatnya satu
juga, yang kemudian menjadi motto lambang
Negara kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Hal
tersebut mencerminkan keluhuran budaya
bangsa Indonesia pada saat itu, yang
dipersepsikan dari adanya toleransi kehidupan
umat beragama antara pemeluk agama Budha
dan agama Hindu
Secara harfiah Pancasila terdiri dari dua
kata, yaitu Panca yang berarti Lima, dan
Sila berarti Dasar. Jadi Pancasila
mempunyai makna Lima Dasar. Istilah
“sila” diartikan juga sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau
bangsa; kelakuan atau perbuatan yang
menurut adab (sopan santun); akhlak dan
moral.
Setelah tenggelam dalam proses penjajahan
yang berkepanjangan, istilah Pancasila
diangkat lagi oleh Bung Karno dalam uraian
pidatonya tanggal 1 Juni 1945 di muka
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Tyoosakai
sebagai bahan dalam merumuskan Dasar
Negara Indonesia Merdeka, sehingga
sering timbul anggapan bahwa tanggal 1
Juni dipandang sebagai lahirnya Pancasila
Menurut Subandi Al Marsudi, Pandangan Hidup
dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip
dasar yang dipegang teguh oleh suatu bangsa
guna memecahkan berbagai persoalan
kehidupan yang dihadapinya. Sedangkan
menurut Padmo Wahjono, Pandangan Hidup
adalah suatu prinsip atau asas yang mendasari
segala jawaban terhadap pertanyaan dasar;
untuk apa seseorang itu hidup.
Pancasila disebut sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia, karena nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-silanya tersebut dari waktu ke waktu dan secara
tetap telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, digunakan sebagai petunjuk
hidup sehari- hari, dan digunakan sebagai penunjuk
arah semua kegiatan didalam segala bidang. Tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma kehidupan,
baik norma agama, norma kesusilaan, norma sopan
santun maupun norma hukum yang berlaku
Kekokohan dan tujuan, setiap bangsa yang ingin berdiri
kokoh dan mengetahui jelas ke arah mana tujuan yang
ingin dicapai memerlukan pandangan hidup
Pemecahan masalah, dengan pandangan hidup suatu
bangsa akan memandang persoalan yang dihadapi dan
menentukan cara bagaimana memecahkan persoalan
Pembangunan diri, dengan pandangan hidup suatu
bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaiman memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial
dan budaya dalam gerak masyarakat yang makin maju
dan akan membangun dirinya
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut
sebagai dasar Falsafah Negara, Philosofische
Gronddslag dari Negara, Ideologi Negara,
Staatsidee. Pancasila sebagai Dasar Negara RI
berarti Pancasila dijadikan dasar dalam
mengatur penyelenggaraan pemerintahan
Negara. Rumusan Pancasila sebagai dasar
Negara RI tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat
Pancasila sebagai tempat menuangkan aturan-
aturan dasar/pokok yang tertulis yang kemudian
dijabarkan lagi kedalam berbagai Ketetapan
MPR, dan aturan yang tidak tertulis terpelihara
dalam konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan.
Pancasila punyai sifat mengikat, keharusan,
imperative artinya norma-norma hukum yang
tidak boleh dikesampingkan namun dilanggar,
sedangkan pelanggaran atasnya dapat
berakibat hukum dikenakannya suatu sanksi
Meskipun sekarang dalam suasana reformasi dan
demokrasi dimana orang bebas mengeluarkan
pendapatnya dan menyampaikan pikiran dan
pandangan-pandanganya, namun tidak boleh
memberikan penafsiran terhadap Pancasila
menurut anggapannya sendiri-sendiri. Dari
aspek hukum ketatanegaraan Indonesia,
Pancasila sebagai dasar Negara pada
hakikatnya mengandung pengertian sebagai
sumber dari segala sumber hukum
Pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum telah melahirkan 4
(empat) buah sumber hukum lain,
yaitu:
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
UUD RI 1945
SP 11 Maret 1966
Kaitan Pancasila dengan keempat sumber hukum
adalah adanya Proklamasi Kemerdekaan RI
menjadi sumber hukum lahirnya Negara RI,
adanya Dekrit Presiden menjadi sumber hukum
bagi berlakunya kembali UUD 1945, UUD RI 1945
menjadi sumber hukum bagi penyelenggaraan
kehidupan konstitusional bangsa dan Negara RI,
sedangkan SP 11 Maret 1966 menjadi sumber
hukum bagi pelaksanaan Pancasila dan UUD RI
1945 secara murni dan konsekuen
TAP MPR No. 3 Tahun 2000 tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan, yaitu:
UUD RI 1945
Ketetapan MPR RI
Undang-Undang RI
Peraturan Pemerintah Pengganti UU
PP
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, yaitu:
UUD RI 1945
Ketetapan MPR
UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara
tidak terlepas dari adanya janji Pemerintah
Jepang di Tokyo yang diucapkan oleh Perdana
Menteri Koiso di hadapan Parlemen Jepang pada
tanggal 7 September 1944 sebagai hadiah dari
Pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia.
Akan tetapi janji itu baru dilakukan setelah tentara
Jepang mengalami kekalahan di semua
pertempuran, yang kemudian Pemerintah Jepang
membentuk BPUPKI atau Dokuritzu Zyunbi
Tyoosakai
Pembentukan BPUPKI baru terwujud pada tanggal
29 April 1945 bertepatan dengan ulang tahun
Kaisar Jepang, Tenno Haika. Pelantikan BPUPKI
dilakukan oleh Gunseikan di Jakarta tanggal 28
Mei 1945 dengan rincian:
Ketua : dr. KRT. Radjiman Wediodingrat
Wakil Ketua 1 : RP. Soeroso
Wakil Ketua 2 : Yoshio Ichibangase
Anggota berjumlah 64 orang.
dunia.
Kaum liberal adalah mereka yang idealis
yang cepat
Pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli
Rakyat berhadapan dengan tekanan dan
kekerasan.
Rakyat diperintah dengan cara-cara yang