Anda di halaman 1dari 40

Mata Kuliah

JURUSAN
HTN/SIYASAH
JINAYAH
HUKUM ACARA MK

KEDUDUKAN, FUNGSI, &


KEWENANGAN
MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
HAYATUN NAIMAH
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
CONSTITUTIONAL COURT OF REPUBLIC OF INDONESIA

Jl. Medan Merdeka Barat 6 Jakarta 10110


19/12/2018 2
SEJARAH PEMBENTUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Sejarah berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi (MK)


diawali dengan diadopsinya ide MK (Constitutional Court)
dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2),
Pasal 24C, dan Pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945 hasil
Perubahan Ketiga yang disahkan pada 9 Nopember 2001.
Ide pembentukan MK merupakan salah satu perkembangan
pemikiran hukum dan kenegaraan modern yang muncul di
abad ke-20.
MK RI merupakan yang ke – 78 di dunia

19/12/2018 3
BATAS WAKTU PEMBENTUKAN
MAHKAMAH KONSTITUSI
(Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 Perubahan keempat)

* MK paling lambat terbentuk tanggal 18


Agustus 2003.
* Sebelum terbentuk kewenangannya
dilakukan oleh MA.
* MA telah mengeluarkan PERMA No. 02
Tahun 2002 tanggal 16 Oktober 2002
tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Wewenang Mahkamah Konstitusi oleh
Mahkamah Agung

19/12/2018 4
 DPR dan Pemerintah kemudian membuat
Rancangan Undang-Undang mengenai
Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui
pembahasan mendalam, DPR dan Pemerintah
menyetujui secara bersama UU Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada
13 Agustus 2003 (Lembaran Negara Nomor 98
dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316)
 Tanggal 15 Agustus 2003, Presiden melalui
Keputusan Presiden Nomor 147/M Tahun 2003
hakim konstitusi untuk pertama kalinya
dibentuk yang dilanjutkan dengan pengucapan
sumpah jabatan para hakim konstitusi di Istana
Negara pada tanggal 16 Agustus 2003
19/12/2018 5
PELIMPAHAN KEWENANGAN DARI MA
KE MK
Ketentuan Peralihan Pasal 87 UU MK:
“Pada saat undang-undang ini berlaku, seluruh permohonan
dan/atau gugatan yang diterima Mahkamah Agung dan belum
diputus berdasarkan ketentuan Pasal III Aturan Peralihan UUD
1945, dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi dalam waktu paling
lambat 60 (enam puluh) hari kerja sejak Mahkamah Konstitusi
dibentuk”

Tanggal 15 Oktober 2003 MK menerima pelimpahan


kewenangan/perkara dari MA, menandai mulai
beroperasinya kegiatan MK sebagai salah satu cabang
kekuasaan kehakiman menurut ketentuan UUD 1945
KEBERADAAN & KEDUDUKAN
MAHKAMAH KONSTITUSI
DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
* Keberadaan : - Diatur dalam UUD 1945 Perubahan Ketiga dan Keempat :
Pasal 7B, 24 ayat (2), 24C ayat (1) s.d. (5), Pasal III Aturan
Peralihan.
- UU No. 24 Tahun 2003 LN Th. 2003 No. 98 tentang Mahkamah
Konstitusi.
- UU No. 08 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang Undang
tentang Mahkamah Konstitusi

* Kedudukan : - Sebagai bagian dari Kekuasaan Kehakiman yang posisinya


sejajar dengan Mahkamah Agung (MA) (Pasal 24 ayat 2).
- Merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
Kekuasaan Kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan (Pasal 2 Undang-undang MK).
- MK berkedudukan di Ibukota Negara RI (Ps. 3 UU MK).
19/12/2018 7
PERINTAH ADANYA UU ORGANIK MK
(Pasal 24C Ayat 6)

Mengatur :
a. Prosedur pengangkatan dan pemberhentian hakim
konstitusi.
b. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.
c. Ketentuan lainnya tentang MK.

UU NO. 24 TAHUN 2003 / LN. TAHUN 2003 NO. 98


TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI (MK)
TANGGAL 13 AGUSTUS 2003
19/12/2018 8
UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN
2003
TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

 Bab I : Ketentuan Umum


 Bab II : Kedudukan dan Susunan
 Bab III : Kekuasaan Mahkamah Konstitusi
 Bab IV : Pengangkatan dan Pemberhentian
Hakim Konstitusi
 Bab V : Hukum Acara
 Bab VI : Lain-lain
 Bab VII : Ketentuan Peralihan
 Bab VIII : Ketentuan Penutup

9
Fungsi Mahkamah Konstitusi

 Mekanisme Judicial Control berdasarkan


Norma Dasar (Basic Norm) dalam UUD
NRI 1945;
 Peradilan dengan kewenangan untuk
mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir;
 Putusan bersifat Final dan Mengikat, tidak
ada upaya Hukum
 PERAN
 MENJAGA TERSELENGGARANYA PEMERINTAHAN
NEGARA YANG STABIL (THE GUARDIAN OF THE
CONSTITUTION)
 MELAKUKAN KOREKSI TERHADAP PENGALAMAN
KEHIDUPAN KETATANEGARAAN AKIBAT PENAFSIRAN
GANDA TERHADAP KONSTITUSI (THE JUDICIAL
INTERPRETER OF THE CONSTITUTION)
 MELAKSANAKAN PRINSIP CHECK AND BALANCES
(MELALUI MEKANISME PERADILAN
KONSTITUSIONAL)
Pasal 24, 24C UUD 1945 – Pasal 1, 2, dan Penjelasan Umum UU
No. 24 /2003 tentang Mahkamah Konstitusi

19/12/2018 11
TANGGUNG JAWAB DAN
AKUNTABILITAS
MENGUMUMKAN LAPORAN BERKALA
KEPADA MASYARAKAT, DIMUAT DALAM
BERITA MAHKAMAH KONSTITUSI
 PERKARA YANG TERDAFTAR, DIPERIKSA DAN
DIPUTUS
 PENGELOLAAN KEUANGAN DAN TUGAS
ADMINISTRASI
MASYARAKAT MEMPUNYAI AKSES
TERHADAP PUTUSAN
(PASAL 13 DAN 14 UU MK)
19/12/2018 12
WEWENANG DAN KEWAJIBAN MKRI
(CONSTITUTIONAL CASES)

Wewenang MK
Pasal 24C ayat (1) UUD 1945
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili The Guardian of The Constitution
pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:

1. Menguji UU terhadap UUD 1945. The Final Interpreter of The


2. Memutus sengketa kewenangan lembaga Constitution
negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD.
3. Memutus pembubaran parpol.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu. The Guardian of The Democracy
Kewajiban MK
Pasal 24C ayat (2) UUD 1945
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan The Protector of The Citizen’s
putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Constitutional Rights
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.

Wewenang Tambahan
The Protector of The Human Rights
Pasal 236C UU No. 12 Tahun 2008 Perubahan
Kedua UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Penanganan sengketa hasil perolehan
suara Pemilukada
PENGUJIAN UU TERHADAP UUD 1945
[PASAL 50 s.d. Pasal 60 UU No. 24 Tahun 2003]

• PEMOHON:
 Subyek Hukum :
1. Perorangan WNI (termasuk kelompok orang)
2. Kesatuan masyarakat hukum adat
3. Badan hukum publik atau privat
4. Lembaga Negara
 Anggapan bahwa hak/kewenangan konstitusional subyek hukum
tersebut dirugikan oleh UU yang bersangkutan.

• JENIS PENGUJIAN
1.Pengujian Formil (prosedur pembentukan UU bertentangan
dengan UUD 1945)
2. Pengujian Materiil : Isi UU bertentangan dengan UUD 1945.
Perlunya Pengujian UU di Indonesia
Moh. Mahfud MD :
Pertama, DPR dan Presiden sebagai lembaga legislatif yang
membentuk UU,adalah lembaga politik yang sangat mungkin
membuat UU atas dasar kepentingan politik mereka sendiri
atau kelompok yang dominan di dalamnya.UU sebagai produk
politik yang tidak lain dari kristalisasi dari kehendak-kehendak
politik yang saling bersaing,bisa saja membentuk UU yang
tidak sejalan dengan UUD,sehingga diperlukan adanya
pengujian UU terhadap UUD.
Kedua, DPR dan Pemerintah sebagai lembaga politik,kenyataannya
lebih banyak berisi orang-orang yang bukan ahli hukum atau
kurang biasa berpikir menurut logika hukum. Perekrutan
mereka atas dasar ketokohan yang berhasil memperoleh
dukungan politik,tanpa pertimbangan keahlian mereka di
bidang hukum.Fakta demikian ini menyebabkan kemungkinan
mambentuk UU yang tidak selaras dengan UUD,dan oleh
karena itu diperlukan adanya pengujian undang-undang
terhadap UUD demi menjaga tidak adanya UU yang
bertentangan dengan UUD. 15
SENGKETA KEWENANGAN KONSTITUSIONAL
LEMBAGA NEGARA
[PASL 61 S.D. 67 UU MK]

• LEMBAGA NEGARA :
1. MPR 5. KPU
2. PRESIDEN 6. KOMISI YUDISIAL
3. DPR 7. BANK SENTRAL
4. DPD 8. PEMERINTAH DAERAH
9. BPK
• PEMOHON : Lembaga Negara yang kewenangannya diambil
Lembaga Negara lain
• TERMOHON : Lembaga Negara yang mengambil kewenangan
Lembaga Negara lain
• OBYEK SENGKETA : Kewenangan yang diberi UUD 1945
Sengketa Kewenangan Konstitusional Antar Lembaga Negara

Kewenangan memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang


kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, misalnya kalau
terjadi sengketa kewenangan DPR dan DPD, karena kedua lembaga
tersebut kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar.

Perlu dicermati bahwa sengketa kewenangan pengawasan hakim yang


pernah mencuat antara Mahkamah Agung dan Komisisi Yudisial, yang
kemudian diadili oleh Mahkamah Konstitusi, itu adalah sengketa antara
beberapa hakim agung dengan Komisi Yudisial oleh karena Pasal 65
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
tidak memungkinkan Mahkamah Agung menjadi pihak dalam sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenanganya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar.

17
PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
[PASAL 68 s.d.PASAL 73 UUMK]

• PEMOHON : Pemerintah
• TERMOHON : Parpol yang dimohon dibubarkan
• Alasan : Ideologi, Asas, Tujuan, Program, dan
Kegiatan bertentangan dengan UUD 1945
• Bentuk : Pembatalan pendaftaran pada pemerintah
Pembubaran Parpol harus dimohonkan oleh
Pemerintah ke Mahkamah Konstitusi untuk
disidangkan demi membuktikan benar tidaknya
permohonan Pemerintah tentang ideologi , asas,
tujuan, program dan kegiatan partai politik yang
bersangkutan yang dianggap bertentangan
dengan UUD 1945.
Jikalau terbukti, permohonan Pemerintah
dikabulkan dan apabila tidak terbukti,
permohonan Pemerintah ditolak.
Dengan ketentuan seperti ini, maka adagium
politik sebagai panglima sudah berubah menjadi
supremasi hukum.
19
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Perselisihan tentang hasil pemilihan umum calon
Anggota DPR, DPD, dan DPRD, begitu pula hasil
pemilihan umum calon Presiden dan Wakil Presiden
sudah pernah masuk ke MK dimulai sejak tahun 2004.

Perselisihan hasil pemilihan umum Kepala Daerah yang


semula merupakan kewenangan Mahkamah Agung
berdasarkan ketentuan Pasal 106 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
kemudian dialihkan menjadi kewenangan Mahkamah
Konstitusi, secara efektif beralih ke Mahkamah Konstitusi
pada tanggal 1 November 2008.

20
PERSELISIHAN HASIL PEMILU
[PASAL 74 s.d. PASAL 79 UUMK]

• PEMOHON : 1. Perorangan peserta pemilu DPD


2. Parpol peserta pemilu
3. Pasangan capres/cawapres peserta pilpres
• TERMOHON : KPU
• OBYEK PERSELISIHAN : Penetapan hasil pemilu oleh
KPU secara nasional
PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH & WAKIL KEPALA DAERAH
[Pasal 236C UU No. 12 Tahun 2008 jo. PMK No. 15 Tahun 2008]

• PEMOHON : Pasangan Calon Kepala Daerah & Wkl Kepala Daerah


• TERMOHON : KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota
• OBYEK PERSELISIHAN : Penetapan hasil Pemilu Kepala Daerah &
Wakil Kepala Daerah oleh KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota
IMPEACHMENT DPR TERHADAP
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN
[PASAL 80 s.d. 85 UUMK]

• PEMOHON : DPR (disetujui minimal 2//3 dari 2/3 anggota yang


hadir)
• TERMOHON : Presiden dan/atu Wapres
• ALASAN :
1. Presiden dan/atau Wapres melanggar hukum:
a. Pengkhianatan terhadap negara
b. Korupsi
c. Penyuapan
d. Tindak pidana berat lainnya
e. Perbuatan tercela
2. Presiden/Wapres tak lagi memenuhi syarat berdasarkan UUD 1945
• PUTUSAN : Pendapat DPR benar/salah
Mengenai kewajiban Mahkamah Konstitusi untuk memberikan putusan
atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar, yang biasa
disebut impeachment, hingga sekarang belum pernah dilakukan oleh
Mahkamah Konstitusi, karena belum pernah ada permohonan seperti itu.

Keharusan penyidangan oleh Mahkamah Konstitusi atas dakwaan DPR


terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden mengenai dugaan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela, dan/atau
pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Pressiden dan/atau Wakil Presiden, sesuai ketentuan Pasal
7B ayat (1) UUD 1945, mengukuhkan Republik Indonesia sebagai negara
hukum, bukan negara kekuasaan.

Harus diingat, bahwa dahulu, tanpa melalui proses peradilan, semata-


mata berdasarkan kekuasaan politik, Presiden Soekarno, Soeharto, dan
Abdurrahman Wahid dijatuhkan dari kedudukannya sebagai Presiden.

24
PERKARA KONSTITUSI/KETATANEGARAAN
YANG BUKAN WEWENANG MKRI

• Constitutional complaint: ultimum remidium


• Impeachment DPRD terhadap Kepala/Wakil Kepala Daerah
VISI MAHKAMAH KONSTITUSI

TERKAWALNYA KONSTITUSI DALAM


RANGKA MEWUJUDKAN CITA
NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI,
DEMI KEHIDUPAN BANGSA YANG
BERMARTABAT

19/12/2018 26
MISI MAHKAMAH KONSTITUSI

 MEWUJUDKAN MAHKAMAH KONSTITUSI

SEBAGAI SALAH SATU PELAKU KEKUASAAN


KEHAKIMAN YANG TERPERCAYA
 MEMBANGUN KONSTITUSIONALITAS
INDONESIA DAN BUDAYA SADAR KONSTITUSI

19/12/2018 27
KOMPOSISI HAKIM MK
* Mempunyai 9 (sembilan) hakim konstitusi
* Ditetapkan oleh Presiden berdasarkan usulan dari:
- MA : tiga orang
- DPR : tiga orang
- Presiden : tiga orang
* Ketua dan Wakil Ketua MK dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi
(Pasal 24C ayat 3 dan ayat 4)

19/12/2018 28
Komposisi Hakim MK.................

Ketiga lembaga negara yaitu


Mahkamah Agung sebagai lembaga
yudikatif, DPR sebagai lembaga
legislatif dan Presiden sebgai lembaga
eksekutif, yang ketiganya bisa disebut
tri praja (trias politica). Jadi
kesembilan hakim konstitusi mewakili
unsur-unsur tri praja atau trias politica.
29
SUMPAH HAKIM
KONSTITUSI
“DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA SAYA AKAN
 MEMENUHI KEWAJIBAN HAKIM KONSTITUSI DENGAN
SEBAIK-BAIKNYA DAN SEADIL-ADILNYA,
 MEMEGANG TEGUH UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, DAN
 MENJALANKAN SEGALA PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN DENGAN SELURUS-LURUSNYA MENURUT
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945, SERTA BERBAKTI KEPADA
NUSA DAN BANGSA”

19/12/2018 30
Hakim Konstitusi
MOCH. MAHFUD MD ACHMAD SODIKI
Ketua

HARJONO ANWAR USMAN


Hakim Konstitusi Hakim Konstitusi

HM. AKIL MOCHTAR. HAMDAN ZOELVA


Hakim Konstitusi Hakim Konstitusi

MARIA FARIDA INDRATI AHMAD FADLIL SUMADI


Hakim Konstitusi Hakim Konstitusi

MUHAMMAD ALIM
Hakim Konstitusi
31
STRUKTUR ORGANISASI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

19/12/2018 32
PERSYARATAN HAKIM KONSTITUSI
A. Menurut UUD 1945 Pasal 24C ayat 5:
a. Memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela
b. Adil
c. Negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan
d. Tidak merangkap sebagai pejabat negara
B. Menurut UU No. 24 Tahun 2003 tentang MK (Pasal 16):
a. WNI
b. Pendidikan sarjana hukum
c. Usia minimal 40 thn
d. Tidak pernah dipidana penjara yang ancaman hukuman
 5 tahun
e. Tidak sedang dinyatakan pailit oleh putusan pengadilan
f. Punya pengalaman kerja di bidang hukum minimal 10thn
g. Wajib membuat surat pernyataan kesediaan
19/12/2018 33
MASA JABATAN DAN BATAS USIA
•Masa Jabatan Hakim Konstitusi 5 (lima) tahun dan hanya dapat
dipilih kembali satu periode lagi (Pasal 22)
•Batas usia Hakim Konstitusi 67 tahun (Pasal 23 huruf C)

LARANGAN HAKIM KONSTITUSI


(Pasal 7)
• Merangkap pejabat negara lainnya (DPR, DPD, DPRD, MA,
Menteri, dll)
• Merangkap anggota partai politik
• Merangkap pengusaha (direksi atau komisaris)
• Merangkap advokat (tak boleh praktek)
• Merangkap
19/12/2018 PNS (statusnya diberhentikan
MKRI sementara) 34
Daya Mengikat Putusan Pengadilan :

Putusan MK berlaku umum, erga omnes.

Putusan MA dan peradilan di bawahnya


berlaku khusus bagi para pihak yang
berperkara, partij acte

35
Kebenaran materiil :

Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24


Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
menegaskan, “Mahkamah Konstitusi
memutus perkara berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sesuai dengan
alat bukti dan keyakinan hakim.”

36
Keadilan hukum (legal justice) menurut Majid
Khadduri terdiri atas :

1. Keadilan Substantif (substantive justice)

2. Keadilan Prosedural, keadilan formal,


(procedural justice).

37
Keadilan substantif itu adalah keadilan materiil,
keadilan sejati.

Sebagai contoh : keadilan substantif, adalah


penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak
pidana korupsi. Koruptor yang melakukan
korupsi dengan maksud untuk memperkaya
diri sendiri, atau orang lain atau suatu
korporasi, harus dijatuhi pidana lebih berat
daripada koruptor yang menguntungkan diri
sendiri karena desakan keadaan, misalnya
untuk ongkos pembuatan skripsi atau
pembayaran uang kuliah anaknya.

38
Dalam hukum Islam, keadilan substantif
menggunakan kata al qist, artinya bagian
yang wajar, proporsional.

Keadilan prosedural, atau keadilan


formal, yakni keadilan dalam hukum acara,
berupa perlakuan yang sama kepada para
pihak. Diberikan kesempatan yang sama
mengajukan alasan, mengajukan bukti-
bukti, menggunakan upaya hukum dan
sebagainya.
39
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

40

Anda mungkin juga menyukai