Anda di halaman 1dari 73

LEMBAGA NEGARA

PENGERTIAN LEMBAGA NEGARA

Lembaga Negara adalah lembaga


pemerintahan atau "Civilizated
Organization" dimana lembaga tersebut
dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk
negara dimana bertujuan untuk
membangun negara itu sendiri.
 
PEMIKIRAN PEMBAGIAN KEKUASAAN

Pembagian kekuasaan sebagaimana ditetapkan


dalam undang-undang dasar 1945 merupakan
bagian intergral dari hakekat hidup berbangsa dan
bernegara yang berdasarkan demokrasi.
Pembagian tersebut meliputi dengan
mengedepankan prinsip checks and balances
system. Di bidang legislatif terdapat DPR dan DPD;
di bidang eksekutif terdapat Presiden dan Wakil
Presiden yang dipilih oleh rakyat; di bidang
yudikatif terdapat Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial; dan di bidang
pengawasan keuangan ada BPK.
TUGAS LEMBAGA NEGARA

Tugas umum lembaga negara antara lain :


 Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif,
aman, dan harmonis.
 Menjadi badan penghubung antara Negara dan
rakyatnya.
 Menjadi sumber insipirator dan aspirator
rakyat.
 Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi,
maupun nepotisme.
 Membantu menjalankan roda pemerintahan
negara.
Hal yang mempengaruhi dibentuknya
lembaga negara yg baru :

 Tiadanya kredibilitas lembaga yang telah


ada akibat suatu asumsi dan bukti
mengenai kasus korupsi yang sistemik dan
mengakar yang sulit untuk diberantas
 Tidak independennya lembaga-lembaga
negara yang ada , karena satu atau lain
hal tunduk di bawah pengaruh satu
kekuasaan negara atau kekuasaan lain

6
…lanjutan
 Ketidakmampuan lembaga-lembaga negara
yang telah ada untuk melakukan tugas
yang urgen dalam masa transisi demokrasi
karena persoalan birokrasi dan KKN
 Adanya pengaruh global dengan
pembentukan lembaga negara baru di
banyak negara menuju demokrasi
 Tekanan lembaga-lembaga internasional

7
Prinsip-prinsip Pembentukan
lembaga
 Penegasan prinsip konstitusionalisme,
yaitu gagasan yang menghendaki agar
kekuasaan para pemimpin dan badan-
badan pemerintah yang ada dibatasi.
Pembatasan tersebut dapat diperkuat
sehaingga menjadi suatu mekanisme
atau prosedur yang tetap, sehingga hak-
hak dasar warga negara semakin
terjamin dan demokrasi dapat terjaga.
8
Prinsip checks and balance

 Prinsip checks and balance (mengawasi


dan mengimbangi), yang menjadi roh
bagi pembangunan dan pengembangan
demokrasi. Untuk itu pembentukan
organ kelembagaan negara harus
bertolak dari kerangka dasar sistem
UUD 1945 yang mengarah ke separation
of power ( pemisahan kekuasaan)

9
Prinsip integrasi
 Prinsip integrasi, dalam arti bahwa
pembentukan lembaga negara tidak bisa
dilakukan secara parsial, keberadaannya
harus dikaitkan dengan lembaga lain yang
telah ada dan eksis. Pembentukan lembaga
negara harus disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi satu kesatuan proses yang
saling mengisi dan memperkuat, serta harus
jelas kepada siapa lembaga tersebut haarus
bertanggung jawab.

10
Prinsip kemanfaatan bagi
masyarakat
 Prinsip kemanfaatan bagi
masyarakat, yaitu pembentukan
lembaga negara bertujuan untuk
memenuhi kesejahteraan warganya
dan menjamin hak-hak dasar yang
dijamin konstitusi.

11
ESENSI PEMBAGIAN
KEKUASAAN
Berdasarkan Undang-undang 1945, Indonesia
adalah penganut sistem pembagian kekuasaan
(division of power) bukan pemisahan
kekuasaan (separation of power)
sebagaiamana sistem pemisahan kekuasaan
yang dianut oleh Amerika Serikat. Adapun
esensi pembagian kekuasaan itu dalam Negara
adalah untuk mencegah menumpuknya
kekuasaan di tangan satu orang sehingga bisa
menimbulkan kecenderungan terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
ASAS-ASAS PEMBAGIAN KEKUASAAN

Dimuka sudah disinggung tentang pembagian


kekuasaan Negara yaitu eksekutif, legislative dan
eksekutif yang biasa di sebut “trichotomy” atau
yang lebih dikenal trias politica. Teory ini sering
dihubungkan dengan Montesque, yang memang
penggagas awal sistem ini. Menurutnya, dalam
setiap pemerintahan terdapat tiga jenis
kekuasaan yaitu Legislatif, eksekutif, dan
Yudikatif, dimana ketiga jenis kekuasaan itu
mesti terpisah satu sama lainya, baik mengenai
tugas (Fuctie) maupun mengenai alat
perlengkapan (organ ) yang melakukanya.
Lanjutan..
Dalam konteks kelembagaan Negara, salah
satu tujuan utama amandemen UUD 1945
adalah untuk menata keseimbangan (check
and balans) antar lembaga Negara.
Perubahan yang mendasar hasil
amandemen UUD 1945 adalah perbedaan
yang substansial tentang kelembagaan
Negara, kedudukan, tugas, wewenang,
hubungan kerja dan cara lembaga uang
bersangkutan .
Tiga jalur pembentuk
lembaga negara
Berdasar UUD 1945 terdiri dari : MPR, DPR,
DPD, Presiden, MA,BPK,Kementerian
Negara, Pemerintah Daerah Propinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota,
DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten dan
Kota, KPU, KY, MK,bank sentral, TNI,
Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Dewan Pertimbangan Presiden

15
Lanjutan

Berdasar UU terdiri dari :Komnas


HAM, KPK, KPI, Komisi
Pengawas Persaingan Usaha,
Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi, Komnas Anak,
Komisi Kepolisian, Komisi
Kejaksaan, Dewan Pers, dan
Dewan Pendidikan.
16
Lanjutan
Berdasar Keputusan Presiden terdiri
dari: Komisi Ombudsman Nasional,
Komisi Hukum Nasional, Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap
Permpuan,Komisi Pengawas Kekayaan
Penyelenggara Negara, Dewan
Maritim, Dewan Ekonomi Nasional,
Dewan Industri Strategis, Dewan
Pengembangan Usaha Nasional, dan
Dewan Buku Nasional.
17
Lembaga Negara yg kedudukan dan
kewenangannya setara dlm UUD 1945

 Presiden dan Wakil Presiden,


 DPR,
 DPD,
 MPR,
 BPK,
 MA,
 MK,
 KY.
18
PRESIDEN & WAKIL
 Berbeda dengan sistem pemilihan Presiden
dan Wapres sebelumnya yang dipilih oleh
MPR; UUD 1945 sekarang menentukan
bahwa mereka dipilih secara langsung oleh
rakyat. Pasangan calon Presiden dan
Wapres diusulkan oleh parpol atau
gabungan parpol peserta pemilu.
Konsekuensinya karena pasangan Presiden
dan Wapres dipilih oleh rakyat, mereka
mempunyai legitimasi yang sangat kuat.

19
Kekuasaan Presiden RI
Berdasarkan UUD 1945

Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima


tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan
yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945
hasil amendemen).
Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:
• Presiden sebagai Kepala Negara
• Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
TUGAS PRESIDEN SEBAGAI
KEPALA NEGARA
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10 UUD 1945).
2. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan
perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
(pasal 11 UUD 1945).
3. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12 UUD
1945).
4. Mengangkat duta dan konsul serta menerima penempatan
duta negara dengan memperhatikan pertimbangan DPR
pasal 13
5. Memberi grasi, amnesti, dan rehabilitasi, abolisi, gelar,
tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
undang-undang. (pasal 14, 15)
Grasi

Grasi adalah pengampunan berupa


perubahan, peringanan, pengurangan, atau
penghapusan pelaksanaan pidana kepada
terpidana yang diberikan oleh Presiden.
Grasi hanya diberikan setelah terpidana
dijatuhi hukuman yang inkrah dan
mengajukan permohonan kepada presiden.
Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat
(1) UU 5/2010.
Amnesti

Amnesti adalah sebuah tindakan hukum yang


mengembalikan status tak bersalah kepada orang yang
sudah dinyatakan bersalah secara hukum sebelumnya.
Presiden memberikan amnesti dengan mempertimbangkan
DPR. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), amnesti
berasal dari bahasa Yunani, yakni amnesia. Amnesti
biasanya diberikan untuk kejahatan politik terhadap
negara, seperti penghianatan, penghasutan, atau
pemberontakan.
Abolisi

Abolisi merupakan suatu keputusan untuk


menghentikan pengusutan dan pemeriksaan
suatu perkara. Di mana pengadilan belum
menjatuhkan keputusan terhadap perkara
tersebut. Dalam pemberian abolisi, presiden
harus memperhatikan pertimbangan DPR.
Abolisi diatur dalam Pasal 14 Ayat (2) UUD
1945.
Rehabilitasi
Rehabilitasi dapat diartikan sebagai tindakan pemenuhan
hak seseorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam
kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya
yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau
peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun
diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang
atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum
yang diterapkan. Rehabilitasi diberikan kepada terpidana
yang telah mendapatkan kepastian hukuman dan
menjalani masa pidana, tetapi ternyata kemudian
dinyatakan tidak bersalah. Rehabilitasi diatur di dalam
Pasal 14 Ayat (2) UUD 1945. Presiden harus
memperhatikan pertimbangan DPR dalam pemberian
rehabilitasi.
Remisi
remisi diberikan melalui menteri Hukum dan HAM atas
dasar pertimbangan keamanan, kepentingan umum dan
rasa keadilan. Adapun pengertian remisi tersebut adalah
pengurangan masa menjalani pidana yang diberikan
kepada narapidana dan anak dimana telah memenuhi
syarat – syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang – undangan. Adapun dasar hukum pemberian
resmisi tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan
Hak Warga Binaaan Pemasyarakatan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2012 dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3
Tahun 2018.
Lanjut

Remisi dapat dibedakan atas remisi


umum dan remisi khusus. Remisi
umum diberikan bertepatan dengan
hari peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia, yakni setiap tanggal 17
Agustus. Sedangkan remisi khusus
diberikan pada perayaan hari besar
keagamaan.
TUGAS PRESIDEN SEBAGAI
KEPALA PEMERINTAHAN

1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut


UUD Pasal 4
2. Mengajukan RUU (Rancangan Undang-Undang)
kepada DPR pasal 20
3. Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk
menjalankan undang-undang. ( pasal 17)
4. Mengangkat dan memberhentikan menteri-
menteri Pasal 17
Lanjutan
 Hal ini diatur dalam pasal 7A UUD 1945 :
Presiden dan/ atau Wakil Presiden hanya
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya
apabila terbukti telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan
tercela maupun apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan
/atau Wakil Presiden.

29
TUGAS WAKIL PRESIDEN

1. mendampingi sang presiden jika


presiden menjalankan tugas-tugas
kenegaraan di negara lain.
2. membantu dan/ atau mewakili
tugas presiden di bidang
kenegaraan dan pemerintahan
WEWENANG WAKIL PRESIDEN

1. melaksanakan tugas teknis pemerintahan


sehari-hari
2. menyusun agenda kerja kabinet dan
menetapkan fokus atau prioritas kegiatan
pemerintahan yang pelaksanaannya
dipertanggungjawabkan kepada presiden.
3. memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD 1945
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Melalui perubahan UUD 1945,


kekuasaan DPR diperkuat dan
dikukuhkan keberadaannya
terutama diberikannya
kekuasaan membentuk UU yang
memang merupakan karakteristik
sebuah lembaga legislatif.
32
Pimpinan DPR RI
KETUA  : Dr. (H.C.) PUAN MAHARANI     
 Mempunyai tugas bersifat umum dan mencakup semua Bidang
Koordinasi.
WAKIL KETUA : DR. AZIS SYAMSUDDIN
Bidang Politik dan Keamanan ( KORPOLKAM ) yang
membidangi ruang lingkup tugas Komisi I, Komisi II dan
Komisi III, Badan Kerjasama Antar Parlemen, dan Badan
Legislasi.
WAKIL KETUA  : Ir. SUFMI DASCO
AHMAD, SH, MH

Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan ( KOREKKU )


yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi XI, Badan
Anggaran dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara.
WAKIL KETUA  : RACHMAD GOBEL
 Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (KORINBANG)
yang membidangi ruang lingkup tugas Komisi IV, Komisi V,
Komisi VI dan Komsi VII.
WAKIL KETUA : Drs. A. MUHAIMIN
ISKANDAR, M.Si

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ( KORKESRA ) yang


membidangi ruang lingkup tugas Komisi VIII, Komisi IX, Komisi X,
Badan Urusan Rumah Tangga dan Mahkamah Kehormatan Dewan.
Hak DPR
 Interpelasi: hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas
 Angket: hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu uu dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal
penting, strategis, dan berdampak luas……yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan
 Menyatakan pendapat, atas:

- kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di


tanah air atau di dunia internasional
- tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket
- dugaan bahwa Presiden dan/atau Wapres melakukan pelanggaran
hukum, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden/Wapres tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
Fungsi DPR

Anggota DPR memiliki beberapa fungsi. Hal ini


tercantum dalam Pasal 20A ayat (1) Undang-
Undang Dasar 1945, antara lain :
1) Fungsi legislasi => membentuk undang-
undang.
2) Fungsi anggaran => menyusun dan
menetapkan anggaran pendapatan belanja
negara (APBN)
3) Fungsi pengawasan => pengawasan terhadap
pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945
Kewenangan DPR
1. pemegang kekuasaan membentuk undang-undang Pasal
20
2. memberikan persetujuan kepada Presiden sehubungan
dengan peraturan pemerintah yang ditetapkan
Presiden sebagai pengganti undang-undang Pasal 22
3. memberikan persetujuan kepada Presiden untuk
menyatakan perang, perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain Pasal 11
4. memberikan pertimbangan kepada Presiden terkait
dengan pengangkatan duta dan penempatan duta
negara lain, memberi amnesti dan abolisi, Rancangan
undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara Pasal 13 ayat (2), (3), Pasal 14 ayat (2), Pasal
23 ayat (2), (3)
Lanjutan
5. menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK
Pasal 23 E ayat (2)
6. memilih anggota BPK Pasal 23F ayat (1)
7. memberikan persetujuan terhadap calon Hakim Agung
yang diusulkan Komisi Yudisial Pasal 24A ayat (3)
8. memberikan persetujuan kepada Presiden terkait
dengan pengangkatan dan pemberhentian anggota
yudisial Pasal 24 B ayat (3)
9. mengajukan tiga orang hakim konstitusi Pasal 24C***
ayat (3)
10. mengusulkan pemberhentian Presiden dan/ Wakil
Presiden dan ketentuannya Pasal 7A, Pasal 7B
DEWAN PERWAKILAN DAERAH

 Jika DPR merupakan lembaga perwakilan yang


mencerminkan perwakilan politik (political
representation), maka DPD merupakan lembaga
perwakilan yang mencerminkan perwakilan
daerah (territorial reprentation). Keberadaan
DPD terkait erat dengan aspirasi dan kepentingan
daerah agar perumusan dan pengambilan
keputusan nasional mengenai daerah, dapat
mengakomodir kepentingan daerah selain karena
mendorong percepatan demokrasi,
pembangunan, dan kemajuan daerah.

42
Pimpinan DPD

1. La Nyalla Mattalitti - Ketua DPD RI 2019-2024


2. Nono Sampono - Wakil Ketua DPD RI 2019-2024
3. Mahyudin - Wakil Ketua DPD RI 2019-2024
4. Sultan Bachtiar Najamudin - Wakil Ketua DPD RI 2019-
2024
Fungsi DPD

Mengajukan, membahas, dan melakukan


pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah
Anggota DPD dari setiap provinsi adalah 4
orang. Dengan demikian jumlah anggota DPD
saat ini adalah 128 orang. Masa jabatan anggota
DPD adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan
pada saat anggota DPD yang baru mengucapkan
sumpah/janji.
Tugas dan Wewenang DPD
1. mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah dan mengawasi pelaksanaannya
Pasal 22D
2. memberikan pertimbangan kepada Presiden terhadap RUU
APBN Pasal 23
3. menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK
Pasal 23 E
4. memberikan pertimbangan kepada DPR untuk memilih
anggota BPK Pasal 23F
MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
 Keberadaan MPR pasca perubahan UUD
1945 telah sangat jauh berbeda
dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak
lagi melaksanakan sepenuhnya
kedaulatan rakyat dan tidak lagi
berkedudukan sebagai Lembaga
Tertinggi Negara dengan kekuasaan
yang sangat besar, termasuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden.
46
Pimpinan MPR Periode 2019-
2024
Ketua Bambang Soesatyo, mewakili Golkar
Wakil 1. Ahmad Basarah, mewakili PDI-P
2. Ahmad Muzani, mewakili Gerindra
3. Lestari Moerdijat, mewakili Nasdem
4. Jazilul Fawaid, mewakili PKB
5. Syarief Hasan, mewakili Demokrat
6. Hidayat Nur Wahid, mewakili PKS
7. Zulkifli Hasan, mewakili PAN
8. Arsul Sani, mewakili PPP
9. Fadel Muhammad, mewakili DPD
Lanjutan

Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR


amandemen mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Mengubah dan menetapkan undang-undang
dasar
2. Melantik presiden dan wakil presiden;
3. Memberhentikan presiden dan wakil
presiden dalam masa jabatannya menurut
undang-undang dasar.
Kewajiban dan Wewenang Anggota MPR

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu


kota negara. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya,
anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang
dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan
keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas;
6. protokoler;
7. keuangan dan administratif.
Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan
pasal-pasal UUD, menentukan sikap dan pilihan dalam
pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak protokoler (Ps. 9
UU 27/ 2009)

Yang dimaksud dengan “hak imunitas” adalah hak anggota


MPR untuk tidak bisa dituntut terhadap apa yang ia sampaikan
di dalam maupun di luar persidangan sepanjang dalam
melaksanakan fungsinya

Yang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggota


MPR untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan
jabatannya baik dalam acara kenegaraan atau dalam acara
resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya
Lanjutan
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai
berikut:
1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan
perundang- undangan;
3. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan kerukunan nasional;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
5. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat
dan wakil daerah
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
 Melalui perubahan konstitusi keberadaan BPK
diperkukuh, antara lain ditegaskan tentang
kebebasan dan kemandirian BPK, suatu hal
yang mutlak ada untuk sebuah lembaga negara
yang melaksanakan tugas memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara. Hasil kerja BPK diserahkan
kepada DPR, DPD, dan DPRD serta
ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan
atauu badan sesuai dengan UU. Untuk
memperkuat jangkauan wilayah pemeriksaan,
BPK memiliki perwakilan di setiap Propinsi.
52
Pimpinan BPK

Dr. Agung Firman Sampurna,S.E., M.Si., CSFA (Periode 2017 - 2022)- Ketua
Dr. Agus Joko Pramono, S.ST., M.Acc., Ak., CA., CPA, CSFA (Periode 2018 -
2023) - Wakil Ketua
Dr. Hendra Susanto, M. Eng., M.H., CSFA, CFrA (Periode 2019 - 2024) -
Anggota I
Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CSFA (Periode 2019 - 2024) - Anggota II
Dr. Achsanul Qosasi, CSFA (Periode 2019 - 2024) - Anggota III
Ir. Isma Yatun, M.T., CSFA (Periode 2017 - 2022) - Anggota IV
Prof Dr. Bahrullah Akbar, M.B.A., CPA, CSFA (Periode 2016 - 2021) -
Anggota V
Prof. Harry Azhar Azis, M.A., Ph.D., CSFA (Periode 2019 - 2024) - Anggota VI
Ir. Daniel Lumban Tobing, CSFA (Periode 2019 - 2024) - Anggota VII
Lanjutan

BPK merupakan badan yang bebas dan


mandiri.
1. Dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD dan
peresmiannya Pasal 23F
2. BPK sebagai badan inspeksi bertugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara.
TUGAS DAN
WEWENANG BPK
BPK mempunyai tugas dan wewenang yang
sangat strategis, karena menyangkut aspek
yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan
anggaran serata keuangan negara yaitu :
1. Memeriksa tanggung jawab keuangan negara
dan memberitahukan hasil pemeriksaan
kepada DPR, DPRD, dan DPD.
2. Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
3. Memeriksa tanggung jawab pemerintah
tentang keuangan negara. Pasal 23
Fungsi BPK
BPK mempunyai tiga fungsi pokok, yakni :
1. Fungsi Operatif : yaitu melakukan pemeriksaan ,
pengawasan, dan penelitian atas penguasaan dan
pengurusan keuanga negara.
2. Fungsi Yudikatif : yaitu melakukan tuntutan
perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap
pegawai negeri yang perbuatannya melanggar
hukum atau melalaikan kewajibannya, serta
menimbulkan kerugian bagi negara.
3. Fungsi Rekomendatif : yaitu memberikan
pertimbangan kepada pemerintah tentang
pengurusan keuangan negara
MAHKAMAH AGUNG
TUGAS DAN WEWENANG MA
1. mengadili pada tingkat kasasi dan menguji
peraturan perundang-undangan (Pasal 24C
ayat 1 )
2. memberikan pertimbangan kepada Presiden
terkait dengan pemberian grasi dan
rehabilitas (Pasal 14 ayat 5)
3. mengajukan tiga anggota hakim konstitusi
(Pasal 24C ayat 3)

57
Pimpinan MA

Ketua:Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H, M.H.


Wakil Ketua Bidang Yudisial: Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H., M.H
Wakil Ketua Bidang Nonyudisial: Dr. H. Sunarto, S.H., M.H.
KOMISI YUDISIAL

Merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri


dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari
campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya.
1. Memiliki 7 orang anggota yang terdiri atas
ketua dan wakil ketua yang merangkap anggota
serta 5 anggota.
2. Dipilih oleh presiden dengan persetujuan DPR
untuk masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

59
Pimpinan KY
Profil Anggota Komisi Yudisial Paruh I Periode Juli 2018-Desember 2020

Jabatan Nama
Ketua Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum.
Wakil Ketua Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H.
Ketua Bidang Bidang Rekrutmen Hakim Dr. Aidul Fitriciada Azhari, S.H.,
M.Hum.
Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Sukma Violetta, S.H., LL.M.
Bidang Sumber Daya Manusia, Advokasi, Hukum, Penelitian dan
Pengembangan Dr. Sumartoyo, S.H., M.Hum.
Bidang Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas HakimDr. Joko Sasmito,
S.H., M.H.
Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Dr. Farid
Wajdi, S.H., M.Hum.
Tugas KY
1. Mengusulkan Pengangkatan Hakim
Agung, dengan tugas utama:
a) Melakukan pendaftaran calon Hakim
Agung;
b) Melakukan seleksi terhadap calon
Hakim Agung;
c) Menetapkan calon Hakim Agung; dan
d) Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.
Lanjutan
2. Menjaga dan Menegakkan Kehormatan,
Keluhuran Martabat Serta Perilaku Hakim,
dengan tugas utama:
a) Menerima laporan pengaduan masyarakat
tentang perilaku hakim,
b) Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan
pelanggaran perilaku hakim, dan
c) Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa
rekomendasi yang disampaikan kepada
Mahkamah Agung dan tindakannya disampaikan
kepada Presiden dan DPR.
Wewenang KY

1. wewenang KY mengusulkan calon


Hakim Agung Pasal 24A ayat 3
2. Wewenang KY terkait dengan
pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lainnya Pasal
24 B ayat 4
MAHKAMAH KONSTITUSI
Salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. MK mempunyai 9 orang anggota
hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas
seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil
ketua merangkap anggota, dan 7 orang anggota
hakim konstitusi. Ketua dan wakil ketua dipilih dari
dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan 3
tahun. Hakim konstitusi selama 5 tahun dan dapat
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
64
TUGAS DAN WEWENANG MK
1. mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap UUD ( Pasal 24C ayat 1 )
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD;
3. memutuskan pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
5. wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia menurut UUD. ( Pasal 24C
2)
6. menerima pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/
Wakil Presiden dari DPR untuk ditindak lanjut ( Pasal 7B
ayat 5)
Hubungaan Antar Lembaga Negara Pasca
Amandemen UUD 1945

 Hubungan yang bersifat Fungsional


 Hubungan yang bersifat Pengawasan
 Hubungan yang berkaitan dengan
Penyelesaian Sengketa
 Hubungan yang bersifat Pelaporan
atau Pertanggungjawaban

66
Hubungan yang bersifat Fungsional

 Hubungan antara DPR/DPD dengan Presiden


dalam membuat UU dan APBN, juga untuk
menyampaikan usul, pendapat, serta imunitas
 Hubungan antara DPR dengan DPD dalam
membuat peraturan atau kebijakan yang
berhubungan dengan otonomi daerah
 Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam
pengangkatan hakim (dalam konteks
memberikan rekomendasi)
 BPK dengan lembaga negara lain (terutama
Presiden dan Menteri-menteri) dalam
penyelenggaraan keuangan lembaga-lembaga
tersebut
67
Lanjutan

 KPU dengan Pemerintah dalam


penyelenggaraan Pemilu
 Komisi Hukum Nasional (KHN) dengan
Presiden untuk memberikan pendapat
tentang kebijakan hukum dan masalah-
masalah hukum serta membantu Presiden
sebagai penitia pengarah dalam
mendesain pembaruan hukum
 KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan
Agung dalam melakukan penyelidikan atas
adanya dugaan korupsi
68
Hubungan yang bersifat Pengawasan

 Hubungan antara Presiden dengan DPR


dalam melaksanakan pemerintahan
 Hubungan antara DPD dengan Pemerintah
Pusat dan Daerah, khususnya dalam
pelaksanaan otonomi daerah
 MA dengan Presiden, untuk menguji
peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-undang
 MK dengan DPR/DPD dan Presiden (sebagai
pembentuk UU), untuk menguji
konstitusionalitas UU
69
Lanjutan

 KPK dengan Pemerintah


 Komisi Ombudsman Nasional dengan
Pemerintah dan Aparatur Pemerintah,
Aparat Lembaga Negara serta lembaga
penegak hukum dan peradilan, dalam
pelaksanaan pelayanan umum agar
sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik ( good
governance)

70
Hubungan yang berkaitan dengan
Penyelesaian Sengketa

MK dengan lembaga-lembaga


negara lain, untuk menyelesaiakn
sengketa kewenangan antar
lembaga negara
MK dengan penyelenggara pemilu
untuk menyelesaikan perselisihan
hasil pemilu
71
Hubungan yang bersifat Pelaporan atau
Pertanggungjawaban

 DPR/DPD dalam lembaga MPR dengan


Presiden
 DPR dengan komisi-komisi negara seperti
Komnas HAM, Komisi Ombudsman Nasional,
KPK, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi,
Komisi Anti Kekerasan terhadap Perempuan
 Presiden dengan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia

72
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai