Anda di halaman 1dari 2

KONSTITUSI DAN KETATANEGARAAN INDONESIA

Pada zaman modern ini pada umumnya setiap negara mempunyai konstitusi, salah satu
fungsinya mencegah terjadinya penumpukan kekuasaan pada satu orang atau lembaga/badan.
Penumpukan dapat menimbulkan kekuasaan yang bersifat absolut, sehingga menimbulkan
kecenderungan tindakan sewenang-wenang oleh pemegang kekuasaan. Konstitusi pada
prinsipnya adalah suatu aturan yang mengandung norma-norma pokok, yang yang berkaitan
kehidupan negara. Konstitusi dapat mengalami perubahan sesuai dinamika kehidupan
masyarakat. Perubahan meliputi hal-hal berkaitan dengan aturan tentang anatomi struktur
kekuasaan, pembatasan kekuasaan, jaminan perlindungan hak asasi manusia, kekuasaan
kehakiman, dan pertanggungjawaban kekuasaan kepada rakyat, dan sebagainya. Sampai saat ini,
konstitusi yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945, telah mengalami empat
kali perubahan. Perubahan tersebut membawa pengaruh terhadap struktur dan fungsi lembaga
negara Republik Indonesia.
Tujuan Konstitusi
adanya konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan pemerintah dalam menjamin
hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi, secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu:
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik;
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri;
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.
Pentingnya Konstitusi dalam Suatu Negara
Konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan sesuatu hal yang sangat
penting, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara. Undang-undang
Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas,
sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus
dijalankan.Selain itu, adanya konstitusi juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
menjamin hak-hak asasi warga negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan
sewenang-wenang dari pemerintah.

Konstitusi Demokratis
konstitusi yang dapat dikatakan demokratis mengandung prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam
kehidupan bernegara, yaitu:
1. Menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan;
2. Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas;
3. Pembatasan pemerintahan;
4. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang meliputi:
a. Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias politika;
b. Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan;
c. Proses hukum; dan
d. Adanya pemilihan umum sebagai mekanisme peralihan kekuasaan.
Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia
Sebagai negara yang berdasarkan hukum, Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan
Undang-undang Dasar 1945. Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia
mengalami sejarah yang sangat panjang. Dalam sejarahnya, Undang-undang Dasar 1945
dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) . Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945)
bermula dari janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian
hari. Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama
menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia.. Setelah Jepang menyerah tanpa syarat
kepada sekutu, rakyat Indonesia langsung membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Setelah kemerdekaan diraih, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari Rancangan
Undang-Undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni 1945;
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya diambil dari RUU yang disusun
oleh Panitia Perancang UUD tanggal 16 Juni 1945;
3. Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai Presiden dan wakil
ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil Presiden;
4. Tugas Presiden dibantu oleh PPKI yang kemudian menjadi Komite Nasional;

Perubahan Konstitusi di Indonesia


UUD 1945 diubah sebnayak 4 kali. UUD tersebut diubah karena Lemahnya checks and balances
pada institusiinstitusi ketatanegaraan, executive heavy yakni kekuasaan dominan berada di
tangan Presiden dengan hak prerogatif dan kekuasaan legislatif, pengaturan yang terlampau
fleksibel (pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen), terbatasnya pengaturan hak-hak asasi
manusia yang dijamin dalam konstitusi.
Perubahan Pertama, disahkan 19 Oktober 1999 Inti perubahan: Pergeseran kekuasaan Presiden
yang dipandang terlampau kuat (executive heavy). Perubahan Kedua, disahkan 18 Agustus 2000
Inti Perubahan: Pemerintah Daerah, DPR dan Kewenangannya, Hak Asasi Manusia, Lambang
Negara dan Lagu Kebangsaan. Perubahan Ketiga, disahkan 10 November 2001 Inti Perubahan:
Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan
Negara, Kekuasaan Kehakiman. Perubahan Keempat, disahkan 10 Agustus 2002 Inti Perubahan:
DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan perang, perdamaian dan perjanjian,
mata uang, bank sentral, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan
sosial, perubahan UUD.
DAFTAR PUSTAKA
http://sukabumikota.kemenag.go.id/file/dokumen/D001189.pdf diakses 21 Oktober 2016 pukul
19.50
file:///C:/Users/USER/Downloads/bab-10-konstitusi-dan-ketatanegaraan-indonesia.pdf diakses
21 Oktober 2016 pukul 21. 07
Anomin. 2003. UUD 1945 dan Perubahannya.Penabur Ilmu.Jakarta diakses 21 Oktober 2016 pukul 21. 45

Anda mungkin juga menyukai