Anda di halaman 1dari 38

ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

ASAS-ASAS HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
UTS — 2019
*dibikin dengan sangat terburu-buru, semakin akhir semakin halu, kalau bingung baca buku!

ruang lingkup hukum administrasi negara

“negara hukum”

This is essentially ilmu negara.

Teori-teori regarding to NEGARA HUKUM:

Ahli Pendapat

Freidrich Julius Stahl Konsep ‘rechtsstaat’ [Continental Europe]

a. Perlindungan hak-hak asasi manusia

b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin


hak-hak tersebut.

c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-


undangan.

d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.


A. V. Dicey Konsep ‘rule of law’ [Anglo-Saxon]

a. Supremacy of law

b. Equality before the law

c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang.


Plato Penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didaarkan
pada pengaturan hukum yang baik. (Nomoi, Plato)
Aristotle Suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan
konstitusi dan berkedaulatan hukum.

Ada tiga unsur pemerintahan yang berkonstitusi:

1. Pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum

2. Pemrintahan dilaksanakan menurut hukum yang


berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan
hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang
menyampingkan konvensi dan konstitusi.

3. Pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang


dilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan berupa
paksaan/tekanan yang dilaksanakan pemerintahan
despotik.

1
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

Aristotle Konstitusi itself, according to Aristotle, adalah penyusunan


jabatan dalam suatu negara dan menentukan apa yang
dimaksudkan dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari
setiap masyarakat, konstitusi merupakan aturan-aturan dan
penguasa harus mengatur negara menurut aturan-aturan
tersebut.
F. R. Bothlingk Negara di mana kebebasan kehendak pemegang kekuasaan
dibatasi oleh ketentuan hukum. Pembatasan pemegang
kekuasaan diwujudkan dengan di satu sisi, keterikatan hakim
dan pemerintah terhadap undang-undang dan di sisi lain
pembatasan kewenangan oleh pembuat undang-undang.
A. Hamid S. Attamimi Negara hukum (rechtsstaat) secara sederhana adalah negara
(quoting Burkens) yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara
dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala
bentuknya dilakukan di bawah kekuasaan hukum.
Philipus M. Hadjon Gagasan negara hukum (rechtsstaat) cenderung ke arah
positivisme hukum yang membawa konsekuensi bahwa
hukum harus dibentuk secara sadar oleh badan pembentuk
undang-undang. Everything must be done according to law.
Penyempurnaan Konsep a. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas
Negara Hukum
keadulatan rakyat.

(Sri Soemantri, 1992) b. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan


kewajibannya harus berdasar atas hukum atau peraturan
perundang-undangan.

c. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia.

d. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.

e. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan yang


bebas dan mandiri.

f. Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota


masyarakat atu warga negara untuk turut serta
mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan
yang dilakukan oleh pemerintah.

g. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin


pembagian yang merata sumber daya yang diperlukan
bagi kemakmuran warga negara.

2
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Meanwhile, there’s also a “DEMOCRATISCHE RECHTSSTAAT” (negara hukum


demokrasi):

Ahli Pendapat

J. B. J. M. ten Berge Prinsip-prinsip negara hukum:

1. Asas legalitas

2. Perlindungan hak-hak asasi

3. Pemerintah terikat pada hukum.

4. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin


penegakan hukum.

5. Pengawasan oleh hakim yang merdeka.

Prinsip-prinsip demokrasi:

1. Perwakilan politik.

2. Pertanggungjawaban politik.

3. Pemencaran kewenangan

4. Pengawasan dan kontrol.

5. Kejujuran dan keterbukaan pemerintahan untuk umum.

6. Rakyat diperikan kemungkinan untuk mengajukan


keberatan.
H. D. van Wijk / Willem Prinsip-prinsip rechtsstaat:

Konijnenbelt 1. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.

2. Hak-hak asasi.

3. Pembagian kekuasaan.

4. Pengawasan lembaga kehakiman.

Prinsip-prinsip demokrasi:

1. Keputusan-keputusan penting diambil bersama-sama


dengan perwakilan rakyat yang dipilih.

2. Hasil dari pemilihan umum untuk mengisi dewan


perwakilan rakyat dan pejabat-pejabat pemerintahan.

3. Keterbukaan pemerintahan.

4. Siapapun yang memiliki kepentingan yang dilanggar oleh


tindakan penguasa, harus diberi kesempatan untuk
membela kepentingannya.

5. Setiap keputusan harus melindungi berbagia kepentingan


minoritas dan harus seminimal mungkin menghindari
ketidakbenaran dan kekeliruan.

TUGAS-TUGAS PEMERINTAH dalam negara hukum modern:

Ahli Pendapat

John Locke Pemisahan kekuasaan negara:

a. Kekuasaan legislatif — membuat undang-undang;

b. Kekuasaan eksekutif — melaksanakan undang-undang;

c. Kekuasaan federatif — keamanan dan hubungan luar


negeri.

3
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

Montesquieu “L’esprit des Lois” (The Spirit of the Law):

a. Legislatif

b. Eksekutif

c. Yudisial
Presthus a. Policy making — penentuan haluan negara

b. Task executing — pelaksanaan tugas menurut haluan


yang telah ditetapkan oleh negara
E. Utrecht / A. M. Donner 1. Lapangan yang menentukan tujuan atau tugas

2. Lapangan merelaisasi tujuan atau tugas yang telah


ditentukan.
Hans Kelsen a. Politik sebagai etik — menentukan tujuan
kemasyarakatan

b. Politik sebagai teknik — realisasi tujuan


Logemann a. Menentukan tujuan yang tepat

b. Melaksanakan tujuan tsb. dengan tepat


Van Vollenhoven a. Membuat peraturan dalam bentuk undang-undang, baik
dalam arti formal atau materil (“regeling”);

b. Pemerintahan dalam arti secara nyata memelihara


kepentingan umum (“bestuur”);

c. Penyelesaian sengekta dalam peradilan perdata


(“yustitusi”);

d. Mempertahankan ketertiban umum baik preventif atau


represif (“politie”).
Lemaire a. Perundang-undangan;

b. Pelaksanaan yaitu pembuatan aturan-aturan hukum oleh


penguasa sendiri;

c. Pemerintahan;

d. Kepolisian;

e. Pengadilan.

WELFARE STATE:

Ciri utama welfare state adalah adanya kewajiban pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan umum bagi warganya. It’s a concrete implementation a shift from of
staatsonthouding principle: limiting government’s involvement in economy and society to
staatsbemoeienis that lets the state and government to actively get involved in economy
and society. Dalam negara kesatuan, ada dua kemungkinan penyelenggaraan tugas-
tugas pemerintahan; sentralisasi atau desentralisasi.

4
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

E. Utrecht Lapangan pekerjaan pemerintah meluas sejak negara turut


serta secara aktif dalam pergaulan kemasyarakatan.
Administrasi negara diserahi kewajiban untuk
menyelenggarakan kesejahteraan umum (bestuurszorg).
Administrasi negara butuh kemerdekaan untuk dapat
bertindak atas inisiatif sendiri, terutama dalam penyelesaian
soal-soal genting yang tiba-tiba muncul dan tanpa peraturan
penyelenggaraan. Pemberian kewenangan kepada
administrasi negara untuk bertindak atas insiatif sendiri
disebut sebagai discretionary power/freies ermessen.

Kekuasaan administrasi dalam bidang legislasi meliputi:

1. Kewenangan untuk membuat peraturan atas inisiatif


sendiri, terutama dalam menghadapi soal-soal genting
yang belum ada peraturannya tanpa bergantung pada
pembuat undang-undang pusat.

2. Kekuasaan administrasi negara untuk membuat peraturan


atas dasar delegasi

3. “Droit function,” yaitu kekuasaan administrasi negara


untuk menafsirkan sendiri berbagai peraturan.
Nata Saputra Freies ermessen adalah suatu kebebasan yang diberikan
kepada alat administrasi, yaitu kebebasan yang pada
asasnya memperkenankan alat administrasi negara
mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan
daripada berpegang teguh kepada ketentuan hukum.

NEGARA HUKUM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA:

Dalam negara hukum, everything must be done according to


law. Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus Administrative law deals
tunduk pada hukum, bukan hukum yang tunduk pada with one aspect of the
pemerintah. Tujuan hukum itu untuk menata masyarakat yang problem of power.
(H. W. R. Wae)
damai, adil, dan berkmana; jadi sasaran dari negara hukum
adalah terciptanya kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan
kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian dan kemanfaatan atau
kebermaknaan. Eksistensi hukum dalam negara hukum menjadi instrumen dalam menata
kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

Hukum tata negara sebagai penyelenggara tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan


tidak dapat secara efektif melakukan tugasnya. Jadi, HTN membutuhkan hukum lain yang
bersifat lebih teknis: Hukum Administrasi Negara.

J. B. J. M. ten Berge: Hukum administrasi negara adalah perpanjangan dari hukum tata
negara sebagai hukum sekunder yang berkenaan dengan keanekaragaman lebih
5
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

mendalam dari tatanan hukum publik sebagai akibat pelaksanaan tugas oleh penguasa.
Hukum administrasi negara berkaitan erat dengan kekuasaan dan kegiatan penguasa,
karena lahir dari kekuasaan dan kegiatan penguasa tersebut.

pengertian han

Hukum administrasi negara merupakan fenomena kenegaraan dan pemerintahan yang


keberadaannya setua dengan konsepsi negara hukum atau muncul bersamaan dengan
diselenggarakannya kekuasaan negara dan pemerintahan berdasarkan aturan hukum
tertentu. However, administrative law—in continental europe law system—is a new
concept. As said before, it used to be an integral part in constitutional law.

Ahli Pendapat

C. J. N. Versteden Hukum administrasi negara merupakan bagian dari hukum


publik; dapat dijelaskan sebagai peraturan-peraturan dari
hukum publik yang berkenaan dengan pemerintahan umum.
R. J. H. M. Huisman Hukum administrasi negara memuat keseluruhan peraturan
yang berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan
melaksanakan tugasnya; berisi aturan main yang berkenaan
dengan fungsi organ-organ pemerintahan
Van Poelje Hukum administrasi negara memuat peraturan-peraturan
hukum yang menentukan tugas-tugas yang dipercayakan
kepada organ-organ pemerintahan itu, menentukan
tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan terhadap
warga negara, dan peraturan-peraturan hukum yang
mengatur tindakan-tindakan organ pemerintahan itu.
P. de Haan Hukum administrasi negara berkenaan dengan organisasi
dan fungsionalisasi pemerintahan umum dalam hubungannya
dengan masyarakat.
H. D. van Wijk / Hukum administrasi negara adalah keseluruhan hukum yang
Willem Konijnenbelt berkaitan dengan mengatur administrasi, pemerintah, dan
pemerintahan.
A. D. Belinfante Hukum administrasi negara meliputi peraturan-peraturan
yang berkenaan dengan administrasi.
Algemene Bepalingen van Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan
Administratief Recht berisi peraturan yang berkenaan dengan pemerintahan
umum.
Sjachran Basah Hukum administrasi negara adalah seperangkat peraturan
yang memungkinkan administrasi negara menjalankan
fungsinya, sekaligus melindungi warga terhadap sikap tindak
administrasi negara dan melindungi administrasi negara itu
sendiri.

6
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

E. Utrecht Hukum administrasi negara sebagai menguji hubungan


hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para
pejabat administrasi melakukan tugas mereka yang khusus.

Jadi, terdapat dua aspek dalam hukum administrasi negara; pertama, aturan-aturan
hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara itu
melakukan tugasnya dan kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintah dengan para warga
negaranya.

Hukum administrasi negara adalah hukum dan peraturan-peraturan yang berkenaan


dengan pemerintah dalam arti sempit atau administrasi negara, peraturan-peraturan
tersebut dibentuk oleh lembaga legislatif untuk mengatur tindakan pemerintahan dalam
hubungannya dengan warga negara, dan sebagian peraturan-peraturan tersebut dibentuk
pula oleh administrasi negara: “Recht voor, van, en tegen het overheidsbestuur.”

ruang lingkup han

Kekuasaan pemerintahan yang menjadi objek kajian hukum adminstrasi negara itu luas,
jadi tidak mudah untuk menentukan ruang lingkup HAN. Hal ini disebabkan oleh:

1. HAN berkaitan dengan tindakan pemerintah yang tidak semuanya dapat ditentukan
secara tertulis dalam peraturan perundang-undangan, seiring dengan perkembangan
kemasyarakatan yang memerlukan pelayanan pemerintahan dan masing-masing
masyarakat di suatu daerah atau negara berbeda tuntutan dan kebutuhan;

2. Pembuatan peraturan-peraturan, keputusan-keputusan, dan instrumen yuridis bidang


administrasi lainnya tidak hanya terletak pada satu tangan atau lembaga;

3. Hukum administrasi negara berkembang sejalan dengan perkembangan tugas-tugas


pemerintahan dan kemasyarakatan, yang menyebabkan pertumbuhan bidang HAN
tertentu berjalan secara sektoral.

E. Utrecht (quoting A. M. Donner) agrees, saying that HAN susah dikodifikasi karena
peraturan-peraturannya berubah lebih cepat dan sering secara mendadak, serta
pembuatan peraturan-peraturan tersebut bukan dalam satu tangan. Karena tidak dapat
dikodifikasi inilah HAN sukar menentukan ruang lingkupnya.

Theories regarding to the scope of administrative law:

Ahli Pendapat

Prajudi Atmosudirdjo 1. HAN Heteronom: bersumber pada UUD, Tap MPR, dan
UU sebagai hukum yang mengatur seluk-beluk organisasi
dan fungsi administrasi negara.

2. HAN Otonom: hukum opreasional yang diciptakan


pemeirntah dan administrasi negara.
7
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

H. D. van Wijk / 1. HAN Umum (algemeen deel): berkenaan dengan


Willem Konijnenbelt peraturan-peraturan umum mengenai tindakan hukum
dan hubungan HAN atau peraturan-peraturan dan
prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang HAN,
dalam arti tidak terikat pada bidang tertentu. [A. D.
Belifante/P. Nicolai]

2. HAN Khusus (bijzonder deel): peraturan-peraturan yang


berkaitan dengan bidang-bidang tertentu seperti
peraturan tentang tata ruang, peraturan tentang
kepegawaian, pertanahan, perpajakan, pendidikan,
pertambangan, dst.
P. de Haan 1. Hukum ketertiban dan keamanan umum

2. HAN tata ruang

3. HAN ekonomi

4. HAN sosial

5. HAN kebudayaan

6. HAN kesehatan

7. HAN keuangan
C. J. N. Versteden a. Peraturan mengenai penegakan ketertiban dan
keamanan, kesehatan, dan kesopanan;

b. peraturan yang ditujukan untuk memberikan jaminan


sosial bagi rakyat;

c. peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang


ditetapkan pemerintah;

d. peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas


pemeliharaan dari pemerintah termasuk bantuan
terhadap aktivitas swasta dalam rangka pelayanan
umum;

e. peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan


pajak;

f. peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan


kepentingan warga negara terhadap pemerintah;

g. peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakan


hukum administrasi;

h. peraturan-peraturan mengenai pengawasan organ


pemerintahan yang lebih tinggi terhadap organ yang lebih
rendah; dan

i. peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum


pegawai pemerintahan.

Versteden refuses to acknowledge the idea of HAN umum &


khusus, karena menurutnya tidak dapat dibagi menjadi
bagian umum dan khusus, terlalu luas, muncul di semua
sektor.

8
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

Philipus M. Hadjon a. Sarana-sarana/instrumen bagi penguasa untuk mengatur,


menyeimbangakan, dan mengendalikan berbagai
kepentingan masyarakat;

b. Mengatur cara-cara partisipasi warga masyarakat dalam


proses penyusunand an pengendalian tersebut,t ermasuk
proses penentuan kebijaksanaan;

c. Perlindungan hukum bagi warga masyarakat;

d. Menyusun dasar-dasdar bagi pelaksanaan pemerintahan


yang baik.

JADI, HAN adalah hukum yang berkenaan dengan pemerintahan, yaitu hukum yang
cakupannya secara garis besar sebagai berikut:

a. Perbuatan pemerintah dalam bidang publik;

b. Kewenangan pemerintahan dalam melaksanakan perbuatan dalam bidang publik


tersebut;

c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan


pemerintahan itu;

d. Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan.

Keberadaan dan sasaran dari HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur
tentang tugas dan kewenagnan pemeirntahan dalam berbagai dimensinya sehingga
tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan yang baik dalam suatu
negara hukum. Keberadaan HAN dalam suatu negara hukum merupakan conditio sine
qua non.

hubungan htn dan han

Ahli Pendapat

Van Vollenhoven Badan pemerintah tanpa aturan hukum negara akan lumpuh,
oleh karena badan ini tidak mempunyai wewenang apa pun
atau wewenangnya tidak berketentuan, dan badan
pemerintah tanpa hukum administrasi negara akan bebas
sepenuhnya, oleh karena badan ini dapat menjalankan
wewenangnya menurut kehendaknya sendiri.

HTN merupakan hukum tentang distribusi kekuasaan-


kekuasaan negara serta strukturnya.

HAN merupakan hukum mengenai pelaksanaan atau


penggunaan dari apda kekuasaan-kekuasaan atau
kewenanga-kewenangan tersebut.

9
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

J. B. J. M. ten Berge Hukum administrasi negara adalah sebagai perpanjangan


dari hukum tata negara atau hukum sekunder dari HTN.

This is most likely influenced by 19th century belief that HAN


is an addition/secondary to HTN.

Kebanyakan hukum administrasi negara dapat dipahami


sebagai keseluruhan hubungan hukum antara pemerintahan
dengan warga negara secara individual.

Hukum adminstrasi negara memiliki fungsi jaminan


(waarborg) dan fungsi perlindungan hukum
(rechtsbescherming). Hukum administrasi negara juga
mengakomodir partisipasi warga negara, terutama dalam
rangka pengaduan (inspraak) dan keterbukaan pemerintahan
(openbaarheid van bestuur).
Bahsan Mustafa Hukum tata negara dan hukum administrasi negara
merupakan dua jenis hukum yang dapat dibedakan akan
tetapi tidak dapat dipisahkan yang satu dari yang lainnya.
W. F. Prins Tidak mungkin untuk menarik garis batas yang tegas antara
kedua jenis hukum ini karena memiliki keterkaitan yang erat.

HTN menentukan aparatur negara yang fundamental yang


langusng berhubungan dengan masyarakat.

HAN mengatur peraturan-peraturan teknis yang hanya


dirasakan oleh anggota masyarakat yang berhubungan
dengan organ-organ yang ditentukan.

Batas antara hukum administrasi negara dengan hukum tata


negara sebagaimana dijelaskan oleh beberapa pengarang,
satupun tidak sama. Akan tetapi, bila diteliti dalam
pembatasan tersebut, dapat diambil dasar pikiran bahwa
hukum tata negara membahas mengenai hal pokok; dasar
susuan negara, yang langsung mengenai setiap warga
negara, sedangkan jika hukum administrasi negara yang
dihadapi, maka yang muncul dalam pikiran ialah peraturan
teknis.

10
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

Kranenburg Tidak mungkin mempelajari hukum administrasi negara tanpa


didahului dengan pelajaran hukum tata negara; akin to
hukum dagang and hukum perdata.

Kranenburg dan Vegting

Hukum tata negara berkenaan dengan struktur umum dari


negara, undang-undang dasar dan undang-undang organik
(provinsi, kota, perairan) sedangkan hukum tata
pemerintahan mempelajari undang-undang khusus
(kepegawaian, pengelajaran, perumahan, perburuhan).
F. A. M. Stroink & J. G. Susunan dan kegiatan organ pemerintahan dan kenegaraan
Steenbeek diatur dalam konstitusi yang merupakan hukum tertulis.

Di samping peraturan perundang-undangan (UUD) tertulis,


ada peraturan-peraturan tidak tertulis yang melengkapi
konstitusi tertulis. Keseluruhan dari peraturan tertulis dan
peraturan tidak tertulis ini dinamakan hukum konstitusi.
Istilah ini sinonim dengan Hukum Tata Negara (dalam arti
sempit). HTN dalam arti sempit dan bersama-sama [dengan]
Hukum Administrasi Negara dinamakan HTN secara luas.

Membedakan antara HTN (arti sempit) dengan HAN tidak


menimbulkantidak menimbulkan akibat-akibat hukum
tertentu. Kedua bagian hukum [HTN dan HAN] saling
berhubungan erat. Hukum negara (dalam arti sempit) tanpa
bantuan hukum administrasi tidak dapat dipahami, begitu
pula sebaliknya.
Oppenheim Hukum tata negara mempelajari negara dalam keadaan diam
dan hukum administrasi negara mempelajari negara dalam
keadaan bergerak.

As time goes, pendapat Oppenheim ditentang oleh sarjana-


sarjana lain, terutama karena sukarnya menentukan
kualifikasi kapan negara itu dalam keadaan diam dan kapan
negara dalam keadaan bergerak.
C. J. N. Versteden Terdapat perbedaan antara HTN dan HAN yang dapat dicatat
dengan cara yang berbeda. Hal ini berjalan seiring dengan
perkembangan teori. Kita cukup dengan penuturan kembali
cara pandang Oppenheim. Ia menggunakan perumpamaan
mengenai negara dalam keadaan diam dan negara dalam
keadaan bergerak. HTN dibentuk melalui peraturan hukum di
mana organ-organ itu dibentuk dan diberi kewenangan. HAN
berkenaan dengan negara dalam keadaan bergerak. HAN
memuat peraturan-peraturan hukum yang mengikat organ-
organ dan kapan organ-organ ini menggunakan
wewenangnya.

11
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Ahli Pendapat

Logemann Hukum tata negara mempelajari:

a. Jabatan-jabatan apa yang ada dalam susunan suatu


negara

b. Siapakah yang mengadakan jabatan-jabatan itu

c. Cara bagaimanakah jabatan-jabatan itu ditempati oleh


pejabat

d. Fungsi jabatan-jabatan itu

e. Kekuasaan hukum jabatan-jabatan itu

f. Hubungan antara masing-masing jabatan itu

g. Dalam batas manakah organisasi kenegaraan dapat


melakukan tugasnya.

HTN: pembagian kekuasaan dan kewenagan

Hukum administrasi negara mempelajari sifat, bentuk, dan


akibat perbuatan hukum istimewa sekaliannya yang
dilakukan para pejabat dalam menjalankan tugas mereka.
Jadi:

a. Perbuatan-perbuatan hukum,

b. Hubungan-hubungan hukum, dan

c. Status dari pada pejabat administrasi.

[Although in reality, hukum administrasi negara juga


mempelajari tentang jabatan, khususnya jabatan
pemeirntahan, berikut mempelajari kedudukan hukum
jabatan, kekuasaan hukum jabatan, pengisian jabatan,
pembatasan jabatan, dan sebagainya.]
E. M. H. Hirsch Ballin Initial opinion: Hukum tata negara dan hukum adminstrasi
negara merupakan satu kesatuan dan HAN dianggap sebagai
bagian atau tambahan dari HTN.

Eventually,

Hukum administrasi bagi Hirsch Ballin dianggap sebagai


keseluruhan norma yang berasal dari HTN yang mengatur
hubungan hukum di antara aparat negara, mengatur
prosedur pembentukan keputusan yang mengikat
pemerintahan, dan memuat ketentuan mengenai hubungan
dengan subjek hukum lain.
Bagir Manan Secara keilmuan hukum yang mengatur tingkah laku negara
(alat perlengkapan negara) dimasukkan ke dalam kelompok
hukum tata negara, sedangkan hukum yang mengatur
tingkah laku pemerintah (dalam arti administrasi negara)
masuk ke dalam kelompok hukum administrasi negara.
Prajudi Atmosudirdjo HTN mengatur keseluruhan aspek konstitusi, sementara HAN
mengatur satu aspek konstitusi yaitu administrasi negara.

12
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

sumber-sumber han

P. J. P Tak menyatakan pernyataan mengenai sumber-sumber hukum tidak dapat dijawab


dengan sederhana karena pengertian sumber hukum ini digunakan dalam beberapa arti.

Bagir Manan mengutip George Whitecross Paton menyatakan, “The term sources of
law has many meanings and is a frequent cause of error unless we scrutinize carefully the
particular meaning given to it in any particular text.”

Sudikno Mertokusumo mengartikan sumber hukum sebagai:

a. Asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum.

b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang


sekarang berlaku.

c. Sumber berlaku yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan
hukum.

d. Sumber dari mana kita dapat mengenal hukum.

e. Sumber terjadinya hukum.

Generally speaking, sumber hukum dipakai jadi dua arti: “mengapa hukum itu mengikat?”
(also known as arti materiil) dan “di manakah kita dapatkan atau temukan aturan-aturan
hukum hukum yang mengatur kehidupan kita itu?” (also known as arti materiil).

MACAM-MACAM SUMBER HAN

Macam-Macam Sumber HAN

Sumber Hukum Materiil Faktor-faktor masyarakat yang memegnaruhi pembentukan


hukuma tau faktor-faktor yang ikut memengaruhi materi dari
aturan-aturan hukum atau tempat dari mana materi hukum itu
diambil. Sumebr hukum materiil dibagi menjadi tiga:

1. Sumber hukum historis

Pertama, sebagai sumber pengenalan/tempat


menemukan hukum, such as undang-undang, putusan
hakim, atau tulisan ahli hukum. Kedua, sebagai sumber di
mana pembuat undang-undang mengambil bahan dalam
membentuk peraturan perundang-undangan, such as
sistem hukum masa lalu seperti Romawi atau Prancis
Napoleon.

2. Sumber hukum sosiologis

Peraturan hukum tertentu mencerminkan kenyataan yang


hidup dalam masyarakat. Pembuatan peraturan
perundang-undangan harus pula memerhatikan situasi
sosial ekonomi, hubungan sosial, situasi dan
perkembangan politik, serta perkembangan internasional.
Hukum berubah seiring dengan perubahan masyarakat
atau tergantung pada perubahan sosial.

13
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Macam-Macam Sumber HAN

Sumber Hukum Materiil 3. Sumber hukum filosofis

Pertama, sebagai sumber untuk isi hukum yang adil.


Kedua, sebagai sumber untuk menaati kewajiban
terhadap hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo,
mengenai sumber isi hukum; di sini ditanyakan isi hukum
itu asalnya dari mana. Ada tiga pandangan yang
menjawab: (1) pandangan teokratis — Tuhan; (2)
pandangan hukum kodrat — akal manusia; dan (3)
pandangan mazhab historis — kesadaran hukum.
Sumber Hukum Formal Fakta ini kita namakan sumber hukum dalam arti formal
karena kita hanya memandang mengenai cara dan bentuk
yang melahirkan hukum positif, tanpa mempersoalkan dari
mana isi peraturan hukum itu.

1. Peraturan perundang-undangan

Suatu peraturan adalah peraturan hukum bilamana


peraturan itu mengikat setiap orang dan karena itu
ketaatannya dapat dipaksakan oleh hakim. Untuk
mengetahui peraturan itu sebagai peraturan hukum
digunakan kriteria formal, yaitu sumber dari peraturan itu.
Bagir Manan: peraturan perundang-undangan sebagai
hukum positif tertulis yang dibuat, ditetapkan, atau
dibentuk pejabat atau lingkungan jabatan yang
berwenang atau berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tertentu dalam bentuk tertulis.
Pasal 1 angka 2 UU No. 5 Tahun 1986 (“UU PTUN”)
memberikan definisi peraturan perundang-undangan.

C. J. N. Versteden: undang-undang secara pasti


merupakan sumber hukum paling penting HAN. P. J. P.
Tak: undang-undang adalah produk dari pembuat
undang-undang dan sebagai sumber hukum dalam arti
formal yang beraku umum.

2. Praktik administrasi negara/Hukum tidak tertulis

Bagir Manan: peraturan perundang-undangan


mempunyai jangkauan terbatas, karena itu mudah sekali
out of date bila dibandingkan dengan perubahan
masyarakat yang semakin cepat. L. J. van Appeldoorn:
undang-undang tidak akan pernah lengkap, kehidupan
masyarakat cepat berubah dan legislator tidak mungkin
memuat persoalan hukum yang muncul dalam
masyarakat. Dalam HAN, hukum tidak tertulis ini dikenal
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
(“AUPB”).

14
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Macam-Macam Sumber HAN

Sumber Hukum Formal 3. Yurisprudensi

Yurisprudensi itu dimaksudkan sebagai putusan hakim


yang diikuti secara berulang-ulang dalam kasus yang
sama oleh para hakim lainnya (“rechtersrecht”). Hadjon:
secara umum yang dimaksud dengan yurisprudensi dan
dalam peradilan. Yurisprudensi juga diartikan sebagai
himpunan putusan-putusan pengadilan yang disusun
secara sistematik. Algra dan Janssen: yurisprudensi
secara khusus begitu penting untuk pembentukan
hukum. A. M. Donner: HAN memuat peraturan yang
dibentuk oleh pembuat undang-undang dan hakim. Jean
Rivero: HAN sebagian besar bersifat yurisprudensial. Hal
ini merupakan karya yang fundamental.”

4. Doktrin

Ajaran hukum atau pendapat para pakar hukum yang


berpengaruh. Communis opinio doctorum = orang tidak
boleh menyimpang dari pendapat umum para ahli hukum.
Teori-teori yang dilahirkannya menjadi sumber inspirasi
bagi pembentuk peraturan perundang-undangan dan
putusan para hakim.

kekuasaan dan kewenangan hukum administrasi negara

kekuasaan hukum pemerintah

Kekuasaan dalam hal ini diartikan oleh Prajudi Atmosudirdjo sebagai badan eksekutif
atau penguasa eksekutif atau pemerintah. Kita mengenal pembedaan kekuasaan politik/
kenegaraan dan kekuasaan pemerintahan serta kekuasaan administratif.

Macam-macam kekuasaan itu disebabkan oleh pemecahan kedaulana secara mendatar/


horizontal yang dinamakan pemisahan kekuasaan atau separation of powers dan secara
membawah/vertikal yang dinamakan pembagian kekuasaan atau distribution of powers.

Undang-Undang 1945 tidak mengenal separation of powers, tapi menggunakan


distribution of powers. Alokasinya berbeda dengan negara sosialis. Pembagian
kekuasaan negara itu menimbulkan adanya:

a. Kekuasaan konstitutif

b. Kekuasaan legislatif

c. Kekuasaan eksekutif

d. Kekuasaan yudikatif

e. Kekuasaan pemberian nasihat atau konsultatif

f. Kekuasaan pengawasan keuangan negara

15
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

kedudukan hukum pemerintah

Ulpianus: hukum publik adalah hukum yang berkenaan dengan kesejahteraan negara

Romawi, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan kekeluargaan.

Pemerintah sering tampil dengan dua kepala, yakni sebagai wakil dari jabatan (ambt)
yang tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang
tunduk pada hukum privat. Untuk tahu kapan pemerintah tampil dengan kepala yang
mana, harus dilihat lembaga yang diwakili pemerintah.

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan.

• Logemann: Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang


berkenaan dengan berbagai fungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah lingkungan
kerja yang terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini
dinamakan jabatan; negara adalah organisasi jabatan. Jabatan adalah suatu lembaga
dengan lingkup pekerjaans endiri yang dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya
diberikan tugas dan wewenang.

• Bagir Manan: Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang berisi fungis-fungsi
tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi.
Negara berisi berbagai jabatan atau lingkungan kerja tetap dengan berbagai fungsi
untuk mencapai tujuan negara. Dengan kata lain, jabatan adalah suatu lingkungan
pekerjaan tetap yang diadakan dan dilakukan guna kepentingan negara.

• F. C. M. A. Michiels: Jabatan itu tetap, para pejabat berganti-ganti (sebagai akibat


pemilihan atau pengangkatan).

16
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Berdasarkan ajaran hukum keperdataan dikenal “subjek hukum” yaitu pendukung hak
dan kewajiban yang terdiri dari manusia (natuurlijk persoon) dan badan hukum
(rechtspersoon). Badan hukum dibagi lagi menjadi badan hukum privat dan publik.

• Chidir Ali: Ada tiga kriteria untuk mementukan stataus badan hukum publik, yaitu: 

Pertama, dilihat dari pendiriannya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi
hukum publik yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undanga tau peraturan-
peraturan lainnya.

Kedua, lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik; dan

Ketiga, badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan atau
peraturan yang mengikat umum.

Pada saat badan hukum publik melakukan perbuatan publik seperti membuat peraturan
(regeling), mengeluarkan kebijakan (beleid), menetapkan rencana (het plan), dan
keputusan (beschikking), kedudukannya adalah sebagai jabatan atau organisasi
jabatan (ambtenorganisatie). Sebagai jabatan, ia diserahi kewenangan publik
(publiekbevoegdheid) yang diatur dan tunduk pada hukum publik. Pada saat badan
hukum publik terlibat dalam lalu lintas atau perbuatan keperdataan (privaat rechtsverkeer),
ia dilekati dengan kecakapan (bekwaam) hukum yang tunduk dan mengikatkan diri
pada hukum privat.

kewenangan hukum pemerintah

Prajudi Atmosudirdjo: Harus dibedakan antara kewenangan (EN: authority, NL: gezag)
dan wewenang (EN: competence, NL: bevoegdheid), walaupun dalam praktik
sebenernya nggak terlalu signifikan. “Kewenangan” adalah apa yang disebut sebagai
“kekuasaan formal” yang berasal dari kekuasaan legislatif atau kekuasaan eksekutif
administratif. Kewenangan, yang biasanya terdiri atas beberapa wewenang, adalah
kekuasaan terhadap segolongan orang-orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu
bidang pemerintahan (atau bidang urusan) tertentu yang bulat, sedangkan wewenang
hanya mengenai suatu onderdil tertentu saja. “Kewenangan” di bidang kehakiman
biasanya disebut kompetensi atau yurisdiksi.

Di dalam kewenangan ada beberapa wewenang. Wewenang adalah kekuasaan untuk


melakukan suatu tindakan hukum publik, i.e. menandatangani surat izin dari seorang
pejabat atas nama menteri, tetapi wewenang masih di tangan menteri (delegasi
wewenang). “Hak” adalah kekuasaan untuk melakukan suatu tindak hukum privat.

Philippus Hadjon:

• Wewenang digunakan dalam bentuk kata benda, yang disamakan dengan


bevoegdheid.

17
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

• Padahal, bevoegdheid digunakan dalam ranah publik dan perdata. Sedangkan dalam
hukum kita, istilah wewenang atau kewenangan hanya dipakai dalam konsep hukum
publik.

• Objek HAN adalah wewenang pemerintah (bestuur bevoegdheid).

F. A. M. Stroink: Wewenang merupakan suatu konsep inti dalam HTN dan HAN.

WEWENANG PUBLIK
Terdiri dari dua kekuasaan yang luar biasa (Prajudi Atmosudirdjo):

a. Wewenang preleabel

Wewenang untuk mengambil keputusan tanpa harus meminta pendapat dari pihak
ketiga terlebih dahulu

b. Wewenang ex officio

Wewenang pengambilan keputusan, yang karena jabatannya mengikat masyarakat
secara sah, sehingga tidak dapat dilawan oleh siapapun.

Oleh karena itu, penggunaan wewenang harus dibatasi.

Dari makna wewenang itu sendiri sudah membatasi, yaitu:

1. Wewenang dibatasi oleh waktu berlakunya kewenangan (tempus);

2. Wewenang dibatasi oleh tempat berlakunya kewenangan (locus);

3. Wewenang dibatasi oleh ruang linkup materi kewenangan itu sendiri (substance).

Pembatasan Wewenang:

Generally speaking:

1. Doelmatigheid
2. Rechtmatigheid
3. Wetmatigheid
4. Algemeen beginselen van behoorlijk bestuur

a) Asas mengenai prosedur atau proses pengambilan keputusan

b) Asas kebenaran fakta yang dijadikan dasar pengambilan keputusan

1) Asas larangan kesewenang-wenangan;

2) Asas larangan detournement de pouvoir (penyalahgunaan wewenang);

3) Asas kepastian hukum;

4) Asas larangan melakukan diskriminasi hukum;

5) Asas batal karena kecerobohan pejabat.

Kuntjoro Purbopranoto:

• Tindakan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan


atau kepentingan umum;

• Tidak boleh melawan hukum (onrechtmatig) baik formil maupun materil;

• Tidak boleh melampaui/menyelewengkan kewenangannya menurut kompetensinya.

18
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Prajudi Atmosudirdjo:

1. Asas yuridiktas (rechtmatigheid), mensyaratkan setiap tindakan pejabat administrasi


negara tidak boleh melanggar hukum (harus sesuai dengan rasa keadilan dan
kepatuhan).

2. Asas legalitas (wetmatigheid), menuntut setiap tindakan pejabat administrasi negara


harus ada dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang melandasinya).

3. Asas diskresi (freies ermessen), yaitu kebebasan dari seorang pejabat adminstrasi
negara untuk mengambil keputusan/kebijakan berdasarkan pendapatnya sendiri,
tetapi tidak bertentangan dengan legalitas.

a. Diskresi terikat, yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan, yaitu dengan menentukan pilihan yang telah ditentukan
peraturan perundang-undangan.

b. Diskresi bebas, yaitu kebebasan dari soerang pejabat administrasi negara untuk
mengambil keputusan dengan membentuk keputusan baru karena tidak diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Keputusan yang diambil dapat bersifat positif (permohonan dikabulkan), bisa juga bersifat
negatif (permohonan ditolak).

CARA MEMPEROLEH WEWENANG

Ada dua pendapat tentang penggolongan cara memperoleh wewenang:

• Prajudi A., Van Wijk/Konijnenbelt, dan Indroharto: ada tiga cara, yaitu atribusi, delegasi,
dan mandat.

• Hadjon, Stroink/Steenbeek: ada dua, atribusi dan delagasi, mandat hanya penugasan
kepada bawahan.

Dalam buku Hadjon et. al.:

• Atribusi adalah wewenang yang melekat pada suatu jabatan; Pasal 1 angka 6 UU
PTUN menyebutnya: wewenang yang ada pada badan atau pejabat ta usaha negara
yang dilawankan dengan wewenang yang dilimpahkan. Dalam hal ini, delegasi dalam
hal ada pemindahan/pengalihan suatu kewenagnan yang ada.

• Pengertian atribusi dan delagasi adalah alat membantu unutk memeriksa apakah suatu
badan berwenang atau tidak. Apabila penguasa ingin meletakkan kewajiban di atas
para warga, maka kewenagnan itu harus ditemukan dalam suatu undang-undang. Jadi,
untuk atribusi dan delegasi kewenangan membuat keputusan harus didasarkan pada
suatu undang-undang formal, at the very least kalau itu berpengaruh pada pemberian
kewajiban terhadap warga.

• Mandat tidak ada sama sekali pengakuan kewenangan atau pengalihtanganan


kewenangan, karena pegawai memeroleh kewenangan atas nama penguasa, tapi
tanggung jawabnya sendiri tetap ada pada penguasanya itu.

Algemeene Bepalingen van Administratief Recht mengartikan:

19
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

• Atribusi: Bilamana undang-undang (dalam arti materiil) menyerahkan wewenang


tertentu kepada organ tertentu.

• Delegasi: Pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan yang telah diberi


wewenang, kepada oragan lainnya, yang akan melaksanakan wewenang yang telah
dilimpahkan itu sebagai wewenangnya sendiri.

Algemeene Wet Bestuursrecht mengartikan:

• Mandat: Pemberian wewenang oleh organ pemerintahan kepada organ lainnya untu
mengambil keputusan atas namanya.

• Delegasi: Pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan kepada organ lain untuk
mengambil keputusan dengan tanggung jawab sendiri. (Ps 10:3)

UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU Administrasi


Pemerintahan”):
Pasal 1
22. Atribusi adalah pemberian kewenangan kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan 

oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Undang- 

Undang.

23. Delegasi adalah pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan 

yang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima
delegasi.

24. Mandat adalah pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan
yang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. 


Breaking it down:

Atribusi

• Pemberian wewenang pembaru oleh suatu peraturan perundang-undangan untuk


melaksanakan pemerintahan secara penuh. (Prof Safri et.al.)

• Dalam pengertian kewenangan atribusi, juga melekat kewenangan untuk membentuk


kebijakan yang dapat dituangkan dalam suatu bentuk peraturan perundang-undangan
dalam rangka menjalankan undang-undang.

• Sebagai cara normal untuk memperoleh wewenang pemerintah. (Van Wijk/Konijnenbelt)

• Wewenang untuk membuat keputusan (besluit) yang langsung bersumber kepada


undang-undang dalam arti materiil.

• Pembentukan wewenang dan distribusi wewenang, utamanya ditetapkan dalam UUD.


Pasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945, Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD.

• Pembentukan wewenang pemerintahan didasarkan pada wewenang yang ditetapkan


oleh peraturan perundang-undangan.

20
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- Pasal 25 UU No. 32 Tahun 2004: Kepala Daerah mempunyai tugas dan wewenang:
Memimpin…

- Dalam Perda: dilarang tanpa izin Bupati untuk mendirikan bangunan di wilayah…

Delegasi

• Suatu pelimpahan wewenang dari wewenang yang telah ada sebelumnya, kepada
pejabat administrasi negara untuk menjalankan tugas pemerintahan.

• Dalam pengertian kewenangan, delegasi di sini tidak termasuk kewenangan untuk


membentuk kebijakan yang berbentuk peraturan perundang-undangan.

• Algemeene Wet Bestuursrecht Ps 10 ayat (3), already mentioned above.

• Pelimpah: delegans, penerima: delegataris.


Syarat Delegasi (Ten Berge):

1) Delegasi harus deninitif, artinya delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri
wewenang yang telah dilimpahkan.

2) Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, artinya


delegasi hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam peraturan
perundang-undangan.

3) Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki kepegawaian


tidak diperkenankan adanya delegasi.

4) Kewajiban memberikan keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang untuk


meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut.

5) Adanya peraturan kebijakan (beleidsregel) untuk memberikan petunjuk tentang


penggunaan wewenang tersebut.

Prajudi Atmosudirdjo:

Perlu ada ketegasan mengenai pelimpahan dalam membuat peraturan oleh pejabat
administrasi negara:

a) UU harus menetapkan asas yang tidak dapat dijabarkan atau diinterpretasikan


lebih lanjut;

b) Pendelegasian dilakukan secara tegas dengan menetapkan dalam pasal yang


bersangkutan hal yang dapat didelegasikan serta suatu pedomannya;

c) Menysaratkan dengan UU agar sebelumnya diadakan penelitian yang cukup;

d) UU menetapkan jenis dan beratnya sanksi hukum bagi pelanggaran peraturan;

e) Pelimpahan hanya dapat dilakukan kepada pejabat administrasi negara;

f) UU menetapkan diadakannya badan untuk menampung keluhan, pengaduan, atau


gugatan.

Kewenangan yang didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemeirntahan tidak


dapat didelegasikan lebih lanjut kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan (berbentuk sub-delegasi). Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
memberikan delegasi dapat menggunakan sendiri wewenang yang telah diberikan melalui
delegasi, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
hak pelaksanaan wewenang berdasarkan delegasi menimbulkan ketidakefektifan dalam
21
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

penyelenggaraan pemerintahan, wewenang yang telah didelegasikan itu dapat ditarik


kembali.

Mandat

• Mandat adalah pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat pemerintahan


yang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat.
(Pasal 1 angka 24 UU Administrasi Pemerintahan)

• Mandat merupakan suatu penugasan kepada bawahan, e.g. untuk membuat


keputusan.

• Keputusan tersebut merupakan keputusan pemberi mandat, tidak ada peralihan


tanggung jawab jabatan.

• Penerima mandat tidak dapat dijadikan tergugat dalam sengketa TUN (Pasal 1 angka
12 UU PTUN, UU 9/2004 (Perubahan thd UU PTUN), dan UU 51/2009 (Perubahan thd
Perubahan thd UU PTUN).

• Pemberi mandat tidak bertanggung jawab atas maladministrasi yang dilakukan


penerima mandat.

• Asas vicarious liability (superior respondeat) tidak berlaku.

tindakan hukum administrasi negara

pengertian

Tindakan administrasi pemerintahan adalah perbuatan pejabat pemerintahan atau


penyelenggara negara lainnya untuk melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan
konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. (Pasal 1 angka 8 UU Administrasi
Pemerintahan)

Sebagai subjek hukum, pemeirntah atau administrasi negara/administrasi pemerintahan


melakukan berbagai tindakan:

1. Tindakan nyata (feitelijkehandelingen)



Tindakan nyata tidak ada relevansinya dengan hukum.

2. Tindakan hukum (rechtshandelingen)



TIndakan hukum sifatnya dapat menimbulkan akibat hukum tertentu, atau tindakan
hukum adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban (R.
J. H. M. Huisman).

22
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

skema tindakan hukum pemerintah/administrasi negara

TINDAKAN KEPERDATAAN PEMEIRNTAH

Diwakili oleh BUMN/BUMD

TINDAKAN BEBERAPA PIHAK DAN SEPIHAK

Beberapa Pihak Sepihak

Arah Dua arah, pemerintah dan pihak lain/ Satu arah, ke bawah, dari pemerintah ke
para pihak. masyarakat (dianggap “swasta”)
Derajat Sama Tidak sederajat

Peristiwa Keperdataan (tunduk pd hukum Publik


Hukum perdata)

• Pemerintah mendapatkan kewenangan dari peraturan perundang-undangan.

• Ridwan HR: “Para pihak” itu kayak bupati ketemu sama gubernur, tapi kalau doktrin
yang dipakai FH UI “para pihak” refers to peristiwa hukum perdata.

• Pandangan “publik”: gak ada urusan keperdataan, yang ada publik yang ada unsur
perdata.

• Pandangan “perdata”: tetep kontrak, tapi ada dimensi publiknya.



—> ini yang dipakai FH UI (I think)

PRODUK TINDAKAN HUKUM


- Umum Abstrak = undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya, karena
dituju ke siapa aja, ke semua orang.

23
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- Umum Konkret = “kendaraan bermotor tidak boleh berputar/u-turn”, cuma kendaraan


bermotor aja yang terikat. Bahkan motor yang mesinnya mati terus dituntun technically
boleh. “Umum konkret”nya itu untuk semua kendaraan bermotor, dari motor 2 tak
sampe truk. “Umum” semua kendaraan bermotor, “konkret” di titik itu tidak boleh u-
turn.

- Individual Abstrak = “individual” itu umumnya izin. Ada izin-izin (mulai dihapus) yang
dianggap abstrak, cth: izin hinder ordonantie (HO), sebuah larangan untuk berbuat
sesuatu karena bahaya. “Abstrak” = bisa saja suatu hari ada izin tambahan, karena
tiba-tiba butuh.

- Individual Konkret = keputusan. e.g.: SIM

keputusan

pengertian

Keputusan pertama kali diperkenalkan oleh W. F. Prins, sebagai suatu tindakan hukum
yang besifat sepihak dalam bidang pemerintahan yang dilakukan oleh suatu badan
pemerintah berdasarkan wewenangnya yang luar biasa.

Menurut Van Vugt dan De Waard, keputusan adalah suatu tindakan hukum publik yang
ditujukan kepada seseorang tentang objek tertentu.

Van Wijk/Willem Konijnenbelt: keputusan merupakan hal yang bersifat konkret dan
individual (tidak ditujukan untuk umum) dan sejak dulu telah dijadikan instrumen yuridis
pemerintahan yang utama. 


Stroink/Steenbeek: menganggap sebagai konsep inti dalam HAN.

Pemerintah melaksanakan pemerintahan dengan keputusan, thus keputusan jadi “nyawa


terbesar” suatu pemerintahan/administrasi negara.

Prajudi Atmosudirdjo: perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi negara


dilakukan oleh pejabat atau instansi penguasa yang berwenang dan berwajib khusus
untuk itu.

unsur keputusan

W.F. Prins:
1. Adanya tindakan hukum

Sebagai tindakan hukum, keputusan melahirkan hak dan atau kewajiban atau disebut
keputusan positif.

24
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

2. Bersifat sepihak

Tindakan bersifat hukum publik yang memaksa.

3. Dalam bidang pemerintahan



Berkaitan dengan trias politika, dapat dibedakan secara fungsional dalam
menjalankan tugas pemerintahan dalam arti luas pada masing-masing lapangan
sehingga keputusan berfungsi untuk merealisasi peraturan perundang-undangan ke
dalam suatu peristiwa yang konkrit.

4. Dilakukan oleh badan pemerintah



Membuat keputusan yang melaksankan perundang-undangan merupakan fungsi dari
pemerintah. Keputusan merupakan perbuatan pemerintah yang khusus dilakukan oleh
organ pemerintah.

5. Wewenang luar biasa



Kekuasaan yang diperoleh dari undang-undang yang diberikan khusus kepada
pemerintah tidak diberikan kepada badan swasta.

(Gatau dari mana, tapi dari kuliah):

• Pernyataan kehendak sepihak (atas ke bawah, pemerintah ke masyarakat/swasta)

• Dikeluarkan oleh organ pemerintah

• Didasarkan pada kewenangan hukum yang bersifat publik, karena ada pada ranah
publik (rechtshandelingen)

• Ditujukan untuk hal khusus atau peristiwa konkret dan individual



e.g. UMR Jakarta baru dari 3,94 jt jadi 4,3jt, itu meskipun buat semuanya kena 4,3jt,
kan application-nya individual.

• Dengan maksud untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang administrasi

• Donner:

• Ketetapan merupakan tindakan pemerintah dalam jabatan



- jabatan

- kewenangan

• Memuat pernyataan kehendak secara sepihak

• Berkenaan dengan hal tertentu

• Menimbulkan akibat hukum

Algemene Wet Bestuur (AWB) Pasal 2


(Peraturan Administraasi Belanda/“Undang-Undang Administrasi Umum”)

- Suatu pernyataan kehendak tertulis diberikan berdasarkan kewajiban atau kewenagnan


dari hukum tata negara atua administrasi negara besifat sepihak dengan
mengecualikan keputusan yang bersifat umum, dimaksudkan untuk:

• penentuan,

• penghapusan, atau

• pengakhiran hubungan hukum yang sudah ada, atau

• menciptakan hubungan hukum baru,

• yang memuat penolakan sehingga terjadi,

25
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

• penetapan,

• perubahan,

• penghapusan, atau

• penciptaan

- Berasal dari organ pemerintah.

Belanda masih pake pernyataan jelas, harus tertulis.

asas praesumptia iustea causa

Keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh badan dan/atau
pejabat pemerintahan yang berwenang bersifat mengikat dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

Keputusan dan/atau tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh badan dan/atau
pejabat pemerintahan yang berwenang tetap berlaku hingga berakhir atau dicabutnya
keputusan atau dihentikannya tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan yang
berwenang.

Pencabutan keputusan atau penghentian tindakan wajib dilakukan oleh:

1. Badan dan/atau pejabat pemerintahan yang mengeluarkan keputusan dan/atau


tindakan, atau

2. Atasan badan dan/atau atasan pejabat yang mengeluarkan keputusan dan/atau


tindakan bila pada upaya administratif.

Berakhirnya keputusan tercantum dalam Pasal 68 UU Administrasi Pemerintahan:

1. Habis masa berlakunya;

2. Dicabut oleh pejabat pemerintahan yang berwenang;

3. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang atau berdasarkan peraturan pengadilan;

4. Diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

26
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

dalam peraturan perundang-undangan indonesia

UU 5/1986 UU 30/2014
(UU PTUN) (UU Administrasi Pemerintahan)
Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) adalah Keputusan Administrasi Pemerintahan yang
suatu
juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara
1. penetapan tertulis yang
atau Keputusan Administrasi yang disebut
2. dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Keputusan adalah

Tata Usaha Negara yang berisi


1. ketetapan tertulis yang

3. tindakan hukum tata usaha negara yang 2. dikeluarkan oleh badan dan/atau pejabat
berdasarkan peraturan perundang- pemerintahan dalam

undangan yang beraku, yang


3. penyelenggaraan pemerintahan.

4. bersifat konkret, individual, dan final,


yang

5. menimbulkan akibat hukum bagi (Ps 1 angka 7 UU 30/2014)


seseorang atau badan hukum perdata.

(UU 5/86, 9/04, 51/09; PTUN)

Yang berubah dari definisi dalam UU Administrasi pemerintahan: sifat konkret,


individual, dan final; dampak/akibat dari keputusan tsb tidak disebutkan

Pasal 87 UU Administrasi Pemerintahan


Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN sebagaimana telah diubah denagn
UU No. 9 Tahun 2004 dan UU No. 51 tahun 2009 harus dimaknai sebagai:

a. penetapan tertulis juga mencakup tindakan faktual;

b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata usaha Negara di lingkungan eksekutif,


legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;

c. berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;

d. besrifat final dalam arti lebih luas

e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau

f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.

UU Administrasi Pemerintahan meluaskan definisi di UU PTUN.


a. Tindakan nyata jadi termasuk

b. Keberadaan “legislatif” malah mengakibatkan blunder, karena mereka ngeluarin


undang-undang/produk legislasi, bukan keputusan. “Yudikatif” juga, mereka juga
produknya putusan atau vonis. Yang dibuat pemerintah (“eksekutif”) itu keputusan
atau beschikking. Ini malah bikin rancu.

c. AUPB — below.

d. Bisa saja sebelum final digugat.

e. Potensi akibat hukum aja udah bisa digugat. (any possible violation is a violation in
itself)

27
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

f. Keputusannya tidak individual sederhana lagi, tapi ke warga masyarakat.



Konteks pemerintah: serem, bisa digugat semua orang

Konteks masyarakat: untung, karena aman, terlindungi

Menurut Pak Harsanto:


• UU ini (30/2014) untuk aparatur pemerintah, bukan pengadilan. Pemerintah tunduk di
definisi yang diluaskan, karena sebuah perlindungan kepada masyarakat.

• Kalau hakim dalam PTUN: tergantung dia, karena UU PTUN nya ngga dicabut. si pasal
yang ada di 5/1986 itu masih berlaku, cuma dimaknai. kalo dia mau pake yang 5/1986,
silakan.

• Bisa menganggap hapus total, bisa menganggap cuma buat aparatur pemerintah.
sebagai hakim PTUN bisa milih.

• PTUN tuh kan lebih ke acaranya. Administrasi Pemerintahan tuh ya menjalankan


pemerintahan.

“Individual”

- secara sederhana: ke satu orang aja/satu kelompok asal ada daftar namanya.

Tap MPR: kenapa bukan keputusan, tapi ketetapan?

• Ketetapan kan termasuk beschikking tapi secara luas.

• Ada Tap MPR yang individual (i.e. “menetapkan Soeharto dan kroni2nya”), itu salah.

• MPR gaboleh individual. Peraturan umum aja.

Besok pas presiden ngelantik, gaada “ketetapan MPR melantik presiden”.

syarat sah keputusan

Pasal 52 ayat (1) dan (2) UU Administrasi Pemerintahan

Pasal 52
UU Administrasi Ayat 1 Ayat 2
Pemerintahan
Syarat sahnya Keputusan Sahnya Keputusan
meliputi:
sebagaimana dimaksud pada
1. Ditetapkan oleh pejabat ayat (1)

Keputusan yang berwenang


1. Didasarkan pada
2. Dibuat sesuai prosedur
ketentuan peraturan
3. Substansi ayng sesuai perundang-undangan, dan

dengan objek keputusan 2. AUPB

macam-macam keputusan

Prajudi Atmosudirdjo:

28
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Positif Negatif

Menciptakan keadaan hukum baru pada Pernyataan tidak berwenang (onbevoeg


umumnya (slapende regeling) verklaring)

Berkait:

- Rationae materiae (materi)

- Rationae locus (tempat)

- Rationae temporis (waktu)


Menciptakan keadaan hukum baru hanya pada Pernyataan tidak berdasar (niet ontvankelijk
objek tertentu verklaring)
Membentuk dan/atau membubarkan badan Penolakan total (een algehele afwijzing)
hukum, baik publik maupun perdata
Membebani warga masyarakat

Menguntungkan warga masyarakat dan badan


swasta (hlm. 97)

- Dispensasi

- Izin

- Lisensi

- Konsesi
*Bevoegd = kewenangan

Macam Keputusan
1. Deklatoir dan konstitutif

Deklatoir = tidak mengubah hak dan kewajiban; hanya menyatakan; to declare;
dipahami sebagai “final dalam arti luas”.

Konstitutif = menghapuskan/menimbulkan hubungan/hak hukum baru; ini “final” yang
dimaksud di UU PTUN tadi.

2. Menguntungkan dan memberi beban



Menguntungkan = memberi hak baru: Izin, Dispensi, Konsesi.

Memberi beban = mensyaratkan sesuatu, penetapan pajak (i.e. naiknya BPJS).

3. Eenmalig dan Permanen



Eenmalig = berlaku sekali/kilat/cepat; IMB, rapat umum, keramaian, pernyataan dapat
dilaksanakan (semacam persetujuan).

Permanen = berlaku lama.

4. Bebas dan terikat



Bebas = berdasarkan asas vreijbestuur; tergantung interpretasi, sebuah
kebijaksanaan.

Terikat = banyak batasan-batasan, harus berdasarkan persyaratan tertentu.

5. Positif dan negatif



Positif = menimbulkan hak dan kewajiban: 1. keadaan hukum baru 2. keadaan hukum
baru bagi objek tertentu 3. berdiri sendiri atau bubarnya badan hukum 4. kewajiban/
beban baru 5. menguntungkan


29
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Negatif = tidak mengubah status hukum; 1. tidak berkuasa 2. tidak diterima (NO) 3.
penolakan (afwizjing)

Macam-Macam Keputusan Tertulis


Ahli Pendapat

Prajudi Atmosudirdjo a. Keputusan negatif

- Penyataan tidak berwenang (onbevoeg


verklaring) -> rationae materiae, rationae locus,
rationae temporis

- pernyataan tidak berdasar (niet ontvankelijk


verkalring)

- penolakan total (een algehele afwijzing)

- Keputusan hanya berlaku sekali


b. Keputusan positif :

- Menciptakan keadaan hukum baru pada


umumnya

- Menciptakan keadaan hukum baru hanya pada


objek tertentu

- Membentuk membubarkan badan hukum

- Memberi beban/kewajiban

- Memberikan keuntungan kepada instansi


perusahaan atau orang
W. F. Prins a. Keputusan baik dan keputusan lain

b. Declaratoir dan konstitutif

c. Keputusan sepintas dan tetap

d. Dispensasi, ijin, lisensi dan konsesi

e. Keputusan yang pada umumnya menimbulkan keadaan


hukum baru

f. Keputusan yang berhubungan dengan objek tertentu

g. Keputusan yang menguntungkan

h. Keputusan yang tidak diberitahukan

i. Keputusan bersyarat

j. Keputusan kekuatan hukum lemah dan kuat


E. Utrecht a. Ketetapan positif dan negatif

b. Deklaratoir dan konstitutif

c. Kilat dan tetap


Philippus Hadjon a. Dilihat dari dampak keputusan terhadpa orang yang
dituju

b. Dilihat dari keterkaitan dengan akibat hukum tertentu

Tahap Keputusan
1. Tahap mulai berlaku

- Validitas: ditandatangani oleh yang berwenang, dicap, distempel, ditetapkan


tanggal mulai berlakunya.

- Opposabilitas: terbukanya hak perlawanan pasca ditetapkannya keputusan itu.


adanya daluwarsa ini untuk kepastian hukum, kalo gaada ntar gak pasti.

2. Tahap penerapan

30
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- Wewenang mendahului: ada kewenangan yang lebih dahulu. i.e. dosen boleh
memberi nilai, tapi dosen diangkat dulu.

- Hak ex officio: melekat pada jabatannya.

3. Tahap berakhir

- Ekspirasi: berakhirnya keputusan karena diatur dalam keputusan itu sendiri.

- Disparisi: berakhirnya keputusan karena berubahnya sebab hukum yang menjadi


dasar keputusan.

- Annulasi: berakhirnya keputusan karena sebab ilegal sebelum keputusan dibuat.

- Abrogasi: pencabutan/penggantian/membatalkan suatu UU dan diganti dengan


yang baru sesuai kebutuhan.

Keputusan Konstitutif & Deklaratif

Keputusan Konstitutif

Van der Pot:

• Keputusan-keputusan yang meletakkan ekwajiban untuk melakukan sesuatu, tidak


melakukan sesuatu, atau memperkenankan sesuatu.

• Keputusan yang memberikan status pada seseorang, lembaga, atau perusahaan, dan
oleh karena itu seseorang atau perusahaan itu dapat menetapkan aturan hukum
tertentu.

• Keputusan yang meletakkan rpestasi atau harapan pada perbuatan pemerintah, e.g.
subsidi atau bantuan.

• Keputusan yang mengizinkan sesuatu yang sebelumnya tidak diizinkan.

• Keputusan yang menyetujui atau membatalkan beralkunya keputusan organ yang lebih
rendah = pengesahan atau pembatalan.

Keputusan yang bersifat konstitutif adalah keputusan yang bersifat penetapan mandiri
oleh pejabat pemerintahan. (Penjelasan Pasal 54 ayat (1) huruf a UU Administrasi
Pemerintahan)

Keputusan Deklaratif
• Keputusan deklaratoir yang tidak mengubah hak dan kewajiban yang telah ada, tetapi
sekedar menyatakan hak dan kewajiban tersebut.

• Berupa keputusan tentang mengikatnya suatu hubungan hukum.

Keputusan yang bersifat deklaratif adalah keputusan yang bersifat pengesahan setelah
melalui proses pembahasan di tingkat pejabat pemerintahan yang menetapkan
keputusan yang bersifat konstitutif. (Penjelasan Pasal 54 ayat (1) huruf b UU Administrasi
Pemerintahan)

Diskresi
- Diskresi dibuat kalau ada kekosongan hukum

- Bisa juga saat ada pilihan

- Pejabat bikin keputusan —> ada beberapa hal yang harus di-consider, e.g. AUPB

31
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

asas-asas umum pemerintahan yang baik (aupb)

asas vs norma

- Asas kalau dilanggar gaada sanksi, sedangkan norma dilanggar ada sanksi

peristilahan dan pengertian AUPB

Menurut Bahasa

- Algemeene beginselen van behoorlijkbestuur

- beginsel = dasar, asas prinsip

- bestuur = hukum

kedudukan AUPB dalam hukum

SEBAGAI ASAS
- Asas etis normatif = mengatur kadar etis di dalam penyelenggaraan pemerintahan,
misalnya asas persamaan, kepastian hukum, asas kepercayaan

- Asas yang menjelaskan = asas yang menjadi petunjuk/menjelaskan suatu perbuatan,


misalnya asas motivasi

SEBAGAI KECENDERUNGAN MORAL/ETIS


- Wiarda: AUPB emmiliki tendensi etik yang mendasari hukum administrasi yang baik

- Komisi de Monchy: menganggap AUPB sebagai ekcenderungan moral pemerintahan


umum

- Etik vs moral

- Sama aja, karena dianggap terkait dengan adat/kebiasaan yang baik

- Berbeda:

- Etik berhubungan dengan kajian mengenai nilai yang dianut manusia, termasuk hukum

- moral memfokuskan pada karakter dan sifat manusia

- APUB sebagai tendensi etik berarti fokusnya adalah nilai yang termuat di dalam
hukum, sedangkan AUPB sebagai tendensi moral berarti fokusnya pada karakter/sifat
dan sikap batin dari individu pejabat administrasi

BOLEH GAK BIROKRASI BERCAMPUR DENGAN POLITIK?


- Weber = gaboleh, harus ada sekat yang jelas antara politik dan birokrasi. Birokrasi itu
ga memandang golongan, menjalankan fungsi pemerintah

- AUPB = secara moral, pas pejabat pemerintah melakukan tindakan, harus punya
motivasi yang jelas

Dworkin
Pembedaan antara aturan hukum dan asas hukum

- aturan bekerja menurut all or nothing (dalam kasus tertentu berlaku aturan A atau tidak)

32
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- asas hukum berfungsi untuk memberikan bobot —> pengakuan atas sebuah asas
dapat dibandingkan dengan asas lain yang bertentangan sebelum asas tersebut
memiliki pengaruh dalam sebuah keputusan

- Asas sebagai latar belakang yang imlisit dari sistem hukum

Ridwan HR
- Asas = prinsip = ide = konsep, atau pemikiran yang abstrak dan umum, serta tidak
memiliki sanksi

- Norma = aturan konkret, penjabaran dari ide, memiliki sanksi

fungsi AUPB

- Komisi de Monchy: AUPB berperan untuk peningkatan perlindungan hukum bagi


rakyat dari tindakan administrasi negara yang menyimpang

pergeseran/perkembangan fungsi AUPB

- Haan: AUPB sebagai dasar penilaian bagi peradilan atau upaya administrasi, norma
hukum tidak tertulis bagi tindakan pemerintahan

- Ten Berge: AUPB sebagai dasar penilaian bagi para hakim, norma pengarah bagi
tindakan pemerintah

- Marbun:

- bagi adm negara, AUPB sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan
penerapan peratuarn perundang2an, sekaligus membatasi dan menghindari
kemungkinan penyimpangan dalam penggunaan freies ermessen

- bagi warga masyarakat, AUPB dapat digunakan sebagai dasar gugatan

- bagi hakim TUN, AUPB dapat digunakan sebagai alat untuk menguji dan membatalkan
keputusan yang idkeluarkan pejabat TUN

- Bagi legislatif, AUPB berguna sebagai pedoman dalam penyusunan suatu undang2

Preleable = pemerintah bikin kebijakan sepihak tanpa ngasih tau org lain dulu

AUPB dalam undang-undang

UU No. 5 Tahun 1986 ttg PTUN


Pasal 53 ayat (2): alasan2 yang dapat digunakan dalam gugatan adalah:

- keputusan bertentangan dengan peraturan perundang2an yang berlaku

- badan atau pejabat tata usaha negara pada waktu mengeluarkan keputusan telah
menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang
tsb

- badan atau pejabat tata usaha negara pada waktu mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan keputusan seteleah mempertimbangkan semua kepentingan seharusnya
tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan tsb

UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986


33
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- Pasal 53 ayat (2): keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan
asas2 umum pemerintahan yang baik

- Penjelasan Pasal 53 ayat (2): yang dimaksud dengan AUPB adalah meleiputi asas
kepastian hukum, tertib penyelenggaraa negara, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, dan akuntabilitas sebagaimana dimaksud dengan UU no. 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan beabs dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme

Kalau mau gugat keputusan atas dasar AUPB, pake UU AP atau PTUN?
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

- Pasal 1 angka 6

- Pasal something yang jelasin AUPB

UU AP

- Pasal 1 angka 17

- Pasal 5

- Pasal 7 ayat (1)

- Pasal 8 ayat (2)

- Pasal 9 ayat (1)

- Pasal 10 ayat (1) dan (2) —> ayat (2) membuat asas2 AUPB diluar UU AP aman2 aja
dipake

AUPB dalam UU AP asas yang terbuka.

penjelasan AUPB

Indroharto:

- AUPB formil: asas tenatng prosedur/tata cara pengambilan keputusan. Mis.


kecermatan, asas fair play, motivasi

- AUPB mateirl: asas tentaeng isi dari keputusan, mis. asas kepastian hukum, asas
persamaan, larangan penyalahgunaan wewenang, larangan sewenang2

-
Prajudi A.

- Asas mengenai prosedur pengambilan keputusan

a. pembuatan keputusan tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi

b. keputusan yang merugikan amsyarakat terlebih dahulu dimintakan pendapat


masyarakat

c. keputusan memperitmbangkan kondisi nyata

- Asas mengenai kebenaran fakta yang dijadikan pembuatan keputusan

a. asas larangan kesewenang2an

b. asas penyalahgunaan dan pelampauan wewenang

c. asas kepastian hukum

d. asas alrangan melakukan diskriinasi

34
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

e. asas batal karena kecerobohan pejabat ybs

Crince le Roy (1978)

1. Asas kepastian hukum (princ. of legal security)

2. Asas keseimbagnan (princ. of proportionality)

3. Asas bertindak cermat (princ. of carefulness)

4. Asas motivasi untuk setiap keputusan badan pemerintah (princ. of motivation)

5. Asas tidak boleh mencampur adukkan kewenangan

6. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan

7. Asas permainan yang layak

8. Asas keadilan atau kewajaran

9. Asas menanggapi pengharapan yang wajar

10. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal

11. Asas perlindungan atas pandangan hidup/cara hidup pribadi

12. Asas kebijaksanaan

13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum

(Koentjoro Purbopranoto)

Reformatio in pieus — perubahan kebijakan gaboleh lebih merugikan

- tidak berlaku di pajak dan banding nilai ke dosen

AUPB menurut Ridwan HR

1. Kepastian Hukum

- Presumptio justae causa: sebuah keputusan TU dianggap beanr sampai dibuktikan


sebaliknya —> semua keputusan yang idkeluarkan pemerintah tidak boleh dicabut
lagi (meskipun keputusan tsb salah) sampai ada putusan pengaidlan yang
memabtalkan keputusan tersebut

- Mengutamakan landasan peratuarn per-UU-an, kepatutan, dan keadilan dalam


pengambilan keputusan (UU No. 28 Tahun 1999)

2. Asas keseimbangan

- Menghendaki adanya keseimbangan antar hbungan jabatan dan kelalaian atau


kealpaan seorang pegawai.

- Diatur dalam Pasal 7 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai.

- Mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban sesuau UU No. 28 Tahun


1999.

3. Kesamaan dalam mengambil keputusan

- perlakuan yang sama atas kassus yang sama dan larangan perlakuan yang sama
untuk kasus yang berbeda

- bagaimana dengan affirmatve aciton atau perbedaan yang ditujukan untuk


melindungi pihak yan glemah/minoritas?

- Dworkin membedakan antara:

35
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- hak atas perlakuan yang sama yaitu hak untuk distribusi yang sama atas barang
dan kesempatan

- hak untuk diperlakukan seabgai sesuatu yang setara adalah hak terkat untuk
memperoleh perhatian dan penghormatan yang sama dalam pengambilan
keputusan politik terkait distribusi barang dan kesempatan tersebut

- hak atas peralkuan yang sama merupakan turunan dari hak untuk diperlakukan
seabgai sesuatu yang setara

- cth: A memiliki dua orang anak yang sakit. A memiliki obat atas penyakit. Satu
orang anak sedang sekarat dan hanya akan tertolong jika anak ini diberikan seluruh
obat. Apakah A harus memberikan obat ini secara rata, atau haruskah seluruh obat
diberikankepada anak yang sedang sekarat?

- John Warls: ketidaksamaan hanya diizinkan jika hal itu ditujukan untuk
menguntungkan mereka yang paling tidak beruntung

4. Bertindak cermat

- mempertimbangkan semua faktor dan keadaan

- mendengara dan memperitmbangkan pendapat para pihak

- memperitmbangkan akibat hukum

- meneliti semua fakta yang relevan

- Contoh: sertifikat tanah yang dikeluarkan atas nama orang yang sebenarnya bukan
pemilik dari tanah tersebut

5. Motivasi untuk setiap keputusan

- setiap keputusan memiliki motivasi atau alasan yang cukup yang sedapat mungkin
tercantum dalam keputusan tersebut —> memudahkan mereka yang
berkepentingan untuk mengetahui pertimbangan2 yang digunakan oleh pembuat
keputusan

- keputusan didasari pada fakat yang kuat

- keputusan didasari masuk akal/common sense

6. Larangan mencampuradukkan kewenagnan

a. larangan penyalahgunaan wewenang (menggunakan wewenang untuk tujuan lain


dari maksud diberikannya wewenang tersebut)

b. larangan sewenang-wenang/willekeur (setelah memperitmbangkan semua


kepentingan, seharusnya pejabat TUN tidak sampai pada diambilnya atu tidak
diambilnya keputusan tersebut)

7. Asas permainan yang baik

- terkait dengan keterbukaan yang memiliki fungsi

a. fungsi partisipasi

b. akuntabilitas (pertanggungjawaban umum) —> alat pertanggungjawaban


penguasa terhadap rakyat dan alat rakyat unutk menguasai penguasa

c. fungsi kepastian hukum

d. fungsi hak dasar: hak dipilih, memilih, menyatakan pendapat

- audi et alteram partem — kesaksian harus didengar di pengadilan dulu

36
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

- asas keterbukaan UU 28/1999: “asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dant idak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara”

8. Asas kewajaran dan keadilan

- keadilan: setiap keputusan harus memperhatikan aspek proporsionalitas,


kesesuaian, keserasian, dan keseimbangan

- Kewajaran: setiap keputusan harus memperhatikan nilai yang berlaku di


masyarakat

9. Asas kepercayaan dan meannggapi pengharapan yang wajar

- harapan yang ditimbulkan akrena tindakan pemerintah, termasuk pembiaran atas


perbuatan yang sebenarnya ilegal

- Harapan yang menggerakkan orang untuk berbuat sesuatu (tanpa harapan


tersebut, seseorang tidak akan melakukan perbuatan tertentu)

10. Asas meniadakan akibat dari keputusan yang batal

- batal: akibat dari pembatalan keputusan berlaku surut (keputusan dianggap tidak
pernah ada)

- dapat dibatalkan: akibat pembatalan tidak berlaku surut (akibat keputusan


dianggap ada sampai dibatalkan)

11. Perlindungan asas atas pandangan atau cara hidup pribadi

12. Kebijaksanaan

- kebebasan atau keleluasaan untuk mengerapkan kebijaksanaan tanpa terlalu


terpaku pada peraturan perundang-undangan

- Kuntjoro Purbopranoto memberi 3 unsur kebijaksanaan:

- pengetahuan yang tandas dan analisis terhaadap sitausi yang dihadapi

- rancangan penyelesaian atas dasar “staatsidee” atau “rechtsidee” yang disepakati


bersama

- mewujudkan rancangan penyelesaian untuk mengatasi situasi dengan tindakan dan


penjelasan yang tepat

13. Penyelenggaraan kepentingan umum

- mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan


selektif

- Menurut Ridwan HR, kepentingan umum dapat berwujud:

• Kepentingan umum yang khusus mengenai kepentingan negara, mis. hankam


• Kepentingan umum dalam arti kepentingan bersama oleh WN secara sendiri-
sendiri, mis. persedian pangan, perumahan —> public goods
• memelihara kepentingan bersama WN yang tidak seluruhnya dapat dilakukan
oleh WN, mis. pendidikan
• memeilihara kepentingan perorangan warga yang tidak seluruhnya dapat
dilakukan oleh warga tsb, mis. pemeliharaan fakir miskin dan anak terlantar
• mememilihara keamanan, ketertiban, dan kemakmuran setempat, mis. peraturan
lalu lintas, pembangunan.

37
ASAS HAN Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)

Raisya Tjahyaningtyas (FH UI 2018)

Keberadaan affirmative action = menyamai posisi start

good governance

- merujuk pada tugas pelaksanaan pemerintah/organisasi

- world development report 1983 menyebutkan bahwa kegagalan ekonomi diakibatkan


oleh terlalu banyaknya campur tangan negara

- governance = sistem, tata kelolanya. cara bagaiman akekuasaan dijalankan dalam


rangka pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial sebuah negara untuk
pembangunan. tadinya terfokus pada ekonominya saja, jadi ke akuntabilitas

Kaki GG:

- kaki politik: fokus pada persoalan legitimasi, responsitivitas pemerintah, dana


kuntabilitas

- kaki ekonomi/teknis: fokus apda pengelolaan sektor publik, temrasuk did alamnya
program2 yang terkait dengan pengembangan kapasitas apartur negara, efisiensi, dan
efektivitas

4 pilar GG (Laporan World Bank 1992)

1. Pengelolaan sektor publik

2. Kerangka hukum

3. Akuntabilitas

4. Transparansi dan informasi untuk membangun pasar yang kompetitif

Robert Hass Karakteristik

Good Governance - melaksanakan HAM

- masyarakat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik

- melaksanakan hukum untuk melindungi kepentingan masyarakat

- mengemabngkan ekonomi pasar atas dasar tanggung jawab


kepada masyarakat

- orientasi politik menuju pembangunan


Bad Governance - tidak jelas peredaan antara hal-hal yang bersifat publik dan
privat, baik dalam tata alksana amupun kepemilikan

- terlalu banyak regulasi apda birokrasi sehingga menghalangi


berfungsinya mekanisme pasar

- berbagia epraturan tiadk mendukung terciptanya iklim kondusif


bagi pembangunan

- prioritas tidak sesuau kebutuhan pembangunan

- pemngambilan keputusan tidak transapran dan kurang


partisipasi mereka

- kurangnya perhatian pada ham

-
Kritik Terhadap GG
- Bandyopadhyay: GG adalah simbol rekolonialisasi dan imperalisme baru

- Jayal: GG mengandung ketidakkonsistenan akren adi satu sisi menginginkan adanya


kapasitas negara yang lebih besar dalam governance, di sisi lain konsep ini disertai
dengan keinganan untuk mereudksi peran negara
38

Anda mungkin juga menyukai