Anda di halaman 1dari 53

H U K U M

PEMERINTAHAN DAERAH

Jo h ny Koy n j a , S H . , M H
ALASAN PENTINGNYA PEMERINTAHAN DAERAH
DI INDONESIA
1. ALASAN SEJARAH :
SECARA HISTORIS, EKSISTENSI PEM.AN
DRH SDH DIKENAL SEJAK ZAMAN KERAJAAN
SEBLM PENJAJAHAN SAMPAI PD SISTEM YG
DIBERLKKAN OLEH PENJAJAH.
SETLH KEMERDEKAAN SEMUA UU TTG
PEM.AN DRH YG DIKELUARKAN OLEH PEM.
MERPKAN HSL DR PERTIMBANGAN TTG
SEJARAH PEM.AN DIMASA KERAJAAN-
KERAJAAN SERTA PD MASA PENJAJAHAN.
2. ALASAN SITUASI DAN KONDISI WILAYAH

SECARA GEOGRAFIS, WIL. NEG INDO. MERPKAN


GUGUSAN KEP. YG TERDR DR RIBUAN PULAU BSR
DAN KECIL DG BERBAGAI SUKU, ADAT ISTIADAT,
KEBIASAAN,KEBUD, DAN RAGAM BHS DRH SERTA
KEADAAN KEKAYAAN ALAM DAN POTENSI
PERMSLHAN YG SATU SAMA LAIN MEMILIKI
KEKHUSUSAN TERSENDR, SHG AKAN LBH EFISIEN
DAN EFEKTIF JK DIBTK PEM.AN DRH YG AKAN
MENGELOLA URS-URS YG ADA DIDRH.
3. ALASAN KETERBATASAN PEMERINTAH

TDK MUNGKIN PEM. DPT


MENANGANI SEMUA URS PEM.AN
YG DMK LUAS DAN KOMPLEKS
PERMSLHANNYA. SHG PERLU ADA
PENDELEGASIAN KPD PEM.AN DRH
4. ALASAN POLITIS DAN PSIKOLOGIS
UTK MENJAGA KEKOMPAKAN SEMUA
TOKOH DAN KEUTUHAN MASY. DAN WIL,
PERLU DIBTK PEM.AN DRH DLM
KERANGKA NKRI.

DISAMPING ITU UTK MEMBRKAN RASA


TANGGUNG JWB KPD DRH UTK BERPERAN
SERTA DLM PEM.AN SBG WUJUD
DEMOKRASI
ASAS-ASAS DLM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH:

1. ASAS DEKONSENTRASI
2. ASAS DESENTRALISASI
3. ASAS MEDE BEWIND (TUGAS PEMBANTUAN )
1. ASAS DEKONSENTRASI
Menurut UU NO. 23 Tahun 2014 Tentang
PEMERINTAHAN DAERAH

DEKONSENTRASI adalah pelimpahan sebagian


urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu,
dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali
kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum
UNSUR PELAKSANA ASAS
DEKONSENTRASI ADLH TERUTAMA
INSTANSI-INSTANSI VERTIKAL YG
DIKOODINASIKAN OLEH KEP.DA
DLM KEDDKANNYA SBG
PERANGKAT PST, TTP KEBIJAKAN
TERHDP PELAKS. URS DEKONST.
TSB SEPENUHNYA DITTKAN OLEH
PEM.PST
INSTANSI VERTIKAL adalah
perangkat kementerian dan/atau
lembaga pemerintah
nonkementerian yang mengurus
Urusan Pemerintahan yang tidak
diserahkan kepada daerah otonom
dalam wilayah tertentu dalam
rangka Dekonsentrasi
Pelaksanaan asas dekonsentrasi
diletakkan pada wilayah provinsi
dalam kedudukannya sebagai
wilayah administrasi untuk
melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan
kepada Gubenur sebagai wakil
Pemerintah di
wilayah provinsi.
Dasar pertimbangan dan tujuan
diselenggarakannya
asas dekonsentrasi, yaitu:
1. terpeliharanya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
2. terwujudnya pelaksanaan kebijakan
nasional dalam mengurangi kesenjangan
antar daerah;
3. terwujudnya keserasian hubungan
antar susunan pemerintahan dan
antar pemerintahan di daerah;
4. teridentifikasinya potensi dan
terpeliharanya keanekaragaman sosial
budaya daerah;
5. tercapainya efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan, serta
pengelolaan pembangunan dan pelayanan
terhadap kepentingan umum masyarakat;
dan
6. terciptanya komunikasi sosial
kemasyarakatan dan sosial budaya dalam
system administrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Instansi Vertikal adalah
lembaga Pemerintah yang
merupakan cabang dari
kementrian pusat yang
berada di wilayah
administrasi sebagai
kepanjangan tangan dari
departemen pusat
PELAKS.AN ASAS DEKONSENTRASI MELAHIRKAN
PEM.AN ADMF YG DIBR TUGAS ATAU WWNG
MENYELENG. URS-URS PEM. PST YG ADA DI DRH.

JADI ASAS DEKONST. DPT DILAKS. JK TERDPT


ORGAN BWHAN YG SEC. ORGANISATORIS DAN
HIERARHIS BERKDDKAN SBG BWHAN YG SEC.
LANGSUNG DPT DIKOMANDO DR ATAS.

OLEH KRN ITU TDK DIPERLUKAN DPRD YG


MENAMPUNG ASPIRASI RAKY. DRH YBS, SEBAB SGL
KEBUTUHANNYA DIURUS OLEH PEM. PST ATAU
PEM. ATASANNYA.
Kelebihan Dekonsentrasi
1. Secara politis, eksistensi
dekonsentrasi akan dapat
mengurangi keluhan-keluhan
daerah, protes-protes daerah
terhadap kebijakan
Pemerintah Pusat
2. Secara ekonomis, aparat dekonsentrasi dapat
membantu Pemerintah dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran
informasi yang intensif yang disampaikan dari
daerah ke pusat.

Mereka dapat diharapkan melindungi rakyat


daerah dari eksploitasi ekonomi yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang memanfaatkan
ketidakacuhan masyarakat akan ketidakmampuan
masyarakat menyesuaikan diri dengan kondisi
ekonomi modern
3. Dekonsentrasi memungkinkan terjadinya kontak
secara langsung antara Pemerintah dengan yang
diperintah/rakyat.

4. Kehadiran perangkat dekonsentrasi di daerah


dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan
pemerintah pusat atau kebijakan nasional.

5. Di bidang politik, ekonomi, dan administrasi


dapat menjadi alat yang efektif untuk menjamin
persatuan dan kesatuan nasional
Pelaksanaan asas dekonsentrasi ,
diantaranya :
- tugas dan peran seorang
Gubernur sebagai perwakilan
Pemerintah Pusat di daerah.
- penyelenggaraan Dinas
Perhubungan
- penyelenggaraan Dinas Pekerjaan
Umum
2. Asas Desentralisasi
• SECARA ETIMOLOGIS, ISTILAH DESENTR.
BERASAL DR BHS LATIN YG BERARTI DE =
LEPAS DAN CENTRUM = PUSAT

DESENTR. SBG ST SISTEM YG


DIGUNAKAN DLM BDG PEM.AN
MERPKAN KEBALIKAN DR SENTRALISASI.
DLM SISTEM SENTRALISASI , KEWNG
PEM. BAIK DI PST MAUPUN DIDRH
DIPSTKAN PD PEM.PST.

PEJBT-PEJBT DI DRH HNY MELAKS.


KEHDK PEM. PST.

DLM SISTEM DESENTR., SEBGN


KEWNG PEM.PST DILIMPAHKAN KPD
PHK LAIN UTK DILAKS.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah:

DESENTRALISASI adalah
penyerahan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom
berdasarkan Asas Otonomi.
DAERAH OTONOM adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus Urusan
Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Asas OTONOMI adalah prinsip dasar
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan Otonomi Daerah

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang,


dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Asas Dekonsentrasi adalah
pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil
pemerintah dan/atau kepada
instansi vertikal di wilayah
tertentu.
Oleh karena itu tidak seluruh
urusan pemerintahan diserahkan
kepada daerah menurut asas
desentralisasi, maka
penyelengaraan urusan-urusan
pemerinahan lainnya didaerah
didasarkan atas pada asas
dekonsentrasi.
Urusan-urusan yang dilimpahkan oleh
pemerintah tetap menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat baik perencanaan,
pelaksanaan maupun pembiayaannya.

Pada prinsipnya, urusan pemerintahan


yang didekonsentrasikan adalah sisa
urusan yang tidak di serahkan kepada
daerah,sehingga pengertian ini lazim
disebut teori residua atau sisa.
Pelaksanaan asas dekonsentarsi
menilik pada sifat dari masing-
masing kewenangan pemerintahan
pusat, memang ada hal-hal yang
tidak dilimpahkan sehingga diurus
secara dekonsentrasi yaitu urusan
pertanahan, peradilan, monoter
fiscal, kepolisian dan hubungan
luar negeri.
Secara garis besar, dalam rangka melihat
dampak atau kaitannya dengan layanan
publik, DESENTRALISASI bisa dibedakan
atas 3 jenis (Litvack, 1999) :
PERTAMA, Desentralisasi Politik,
melimpahkan kepada daerah
kewenangan yang lebih besar
menyangkut berbagai aspek
pengambilan keputusan, termasuk
penetapan standar dan berbagai
peraturan.
KEDUA, Desentralisasi Administrasi,
berupa redistribusi kewenangan,
tanggung jawab dan sumber daya di
antara berbagai tingkat
pemerintahan.

Kapasitas yang memadai disertai


kelembagaan yang cukup baik di
setiap tingkat merupakan syarat
agar hal ini bisa efektif.
KETIGA, Desentralisasi fiskal,
menyangkut kewenangan
menggali sumber-sumber
pendapatan, hak untuk
menerima transfer dari
pemerintahan yang lebih tinggi,
dan menentukan belanja rutin
maupun investasi.
Ketiga jenis desentralisasi di
atas, saling berkaitan dan
untuk melihat dampaknya
kepada berbagai hal, tidak
bisa dilakukan evaluasi
secara terpisah
3. ASAS MEDEBEWIND
(TUGAS PEMBANTUAN )
ISTILAH MEDEBEWIND BERASAL DR KATA : MEDE =
TURUT SERTA
BEWIND = BERKUASA,MEMERINTAH

UU NO. 32 TH 2004 TENTANG PEMDA


• TUGAS PEMBANTUAN , ADLH PENUGASAN DR
PEM. KPD DRH DAN/ATAU DESA, DR PEMPROV.
KPD KAB./KOTA DAN /ATAU DESA, SERTA DR
PEMKAB./KOTA KPD DESA UTK MELAKS. TUGAS
TERTENTU.
Penugasan disertai
dengan pembiayaan,
sarana dan prasarana
serta sumber daya
manusia.
Lahirnya tugas pembantuan
didasarkan pada adanya
pertimbangan spesifik terhadap suatu
tugas yang akan lebih baik jika
dilaksanakan oleh aparat pemerintah
daerah, untuk meningkatkan
kapasitas daerah dalam pelaksanaan
otonomi secara lebih nyata dan
bertanggung jawab
Asas Tugas Pembantuan
pada umumnya di
posisikan sebagai asas
komplementer atau
pelengkap dari asas
desentralisasi dan
dekonsentrasi
DIGUNAKANNYA ASAS PEMBANTUAN
INI KRN TDK SEMUA URS PEM. DPT
DISERAHKAN KPD DRH OTONOM UTK
MENJADI URUSAN RUMAH TANGGA
DAERAH.

DMK JUGA UTK DIJADIKAN URS


DEKONSENTR. MENGINGAT
TERBATASNYA KEMAMPUAN
PERANGKAT PEM PST DI DRH.
DITINJAU DR DAYA GUNA DAN
HASIL GUNA ADLH KURANG DPT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN APBL
SEMUA URS PEM. PST DIDRH HRS
DILAKS. SENDR OLEH
PERANGKATNYA YG ADA DIDRH
KRN HAL ITU AKAN
MEMBUTUHKAN TENAGA
DAN BIAYA
Tujuan diberikannya Tugas
Pembantuan adalah untuk
lebih meningkatkan
efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan
pembangunan serta
pelayanan umum kepada
masyarakat.
Asas tugas pembantuan
dapat dilaksanakan di
Daerah Provinsi, Daerah
Kabupaten, Kota dan Desa
Implementasi Asas Tugas Pembantuan
dalam pengaturan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah di
Kabupaten yaitu Tugas Pembantuan
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat
kepada Kabupaten , Tugas Pembantuan
yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi
Kepada Pemerintah Kabupaten dan
Tugas Pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten kepada Desa
Latar belakang diberikannya Tugas
Pembantuan di dalam Pemerintahan adalah :
1. Adanya peraturan perundang-
undangan yang membuka peluang
dilakukannya pemberian tugas pembantuan
(pasal 18A UUD 1945, UU no 32 Tahun 2004
dan UU no 33 Tahun 2004),
2. Adanya political will untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik ke
masyarakat secara lebih murah, lebih cepat,
lebih mudah dan lebih akurat(close to the
customer)
3. Adanya political will untuk
menyelenggarakan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat
secara lebih ekonomis, efisien dan efektif,
transparan serta akuntabel (value for
money),
4. Adanya perubahan paradigma dimana
keberadaan daerah dan desa yang kuat akan
menjadikan negara kuat,
5. Citra Pemerintah Pusat akan dengan
mudah diukur oleh masyarakat melalui maju
dan mundurnya Desa atau Daerah.
Penyelenggaran Tugas Pembantuan
mencakup :
a. Tugas Pembantuan Dari
Pemerintah Pusat kepada Kepala
Daerah dan Desa (APBN)
b. Tugas Pembantuan dari Provinsi
kepada Kab/Kota dan Desa (APBD)
c. Tugas Pembantuan dari
Kabupaten/Kota ke Desa
Pelaksanaan ketiga asas tersebut
(Dekonsentrasi, Desentralisasi,
Medebewind) dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah melahirkan
konsekuensi-konsekuensi sbb :
a. Otonomi Daerah, yaitu akibat adanya
desentralisasi lalu diadakan daerah
otonomi yang diberikan hak wewenang
dan kewajiban untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Daerah Otonom yaitu kesatuan
masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah tertentu
yang berwenang dan
berkewajiban mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
c. Wilayah Administratif,
yaitu akibat dari adanya
asas dekonsentrasi.
Daerah yang dibentuk
berdasarkan asas
desentralisasi dan
dekonsentrasi adalah
Daerah Provinsi.
Artinya, Daerah PROVINSI
adalah daerah yang
berkedudukan sebagai
daerah otonom dan
sekaligus daerah
administrative
Daerah yang dibentuk berdasarkan
asas desentralisasi secara utuh dan
bulat adalah Daerah Kabupaten dan
Kota.

Daerah yang dibentuk dengan asas


desentralisasi ini berwenang untuk
menentukan dan melaksanakan
kebijakan atas prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
JENIS-JENIS PEM.AN DAERAH

1. LOCAL STATE GOVERNMENT (PEM.AN


WILAYAH ADMF) :
MERPKAN KONSEKWENSI PENERAPAN
ASAS DEKONSENTRASI UTK MENYELENG.
URS-URS PEM. DIDRH SBG WKL DR PEM.
PST.
PEM.WIL. ADMF HNY MENYELENG.
PERINTAH-PERINTAH ATAU PETUNJUK-
PETUNJUK DR PEM.PST
2. LOCAL SELF GOVERNMENT
( PEM.AN DRH YG MENGURUS RMH
TANGGA SENDR) :
MERPKAN KONSEKWENSI PELAKS. ASAS
DESENTR

CIRI-CIRI LOCAL SELF GOVERNMENT :


a. SGL URS YG DISELENG. MERPKAN URS
YG SDH DIJADIKAN URS-URS RT SENDR
OLEH SEBAB ITU URS-URSNYA PERLU
DITEGASKAN SECARA TERPERINCI.
b. PENYELENG. PEM.AN DILAKS.
OLEH ALAT-ALAT PERLENGK. YG
SELRHNYA BKN TERDR DR PEJBT
PST, TTP PEGAWAI PEMDA.

c. PENANGANAN SGL URS ITU


SELRHNYA DISELENG. ATAS DSR
INISIATIF ATAU KEBIJAKS. SENDR.
d. HUB. PEM.PST DG PEMDA YG
MENGURUS RTNYA SENDR
ADLH HUB. PENGAWASAN
SAJA.

e. SELH PENYELENG.NYA PD
DSRNYA DIBIAYAI DR SUMBER
KEU. SENDR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai