Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“BESCHIKKING”

DI SUSUN OLEH :
SILVY MARTA PERMADANY
(172020100023)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Hukum Administrasi Negara adalah Peraturan hukum mengenai administrasi


dalam suatu negara, dimana hubungan antar warga negara dan pemerintahannya dapat
berjalan dengan baik dan aman.Hukum Administrasi Negara adalah peraturan-peraturan
mengenai segala hal ihwal penyelenggaran negara yang dilakukan oleh aparatur negara
guna mencapai tujuan negara.

Tindakan pemerintah dalam hukum publik bersifat unilateral. Dalam hal ini
Pemerintah berwenang mengeluarkan ketetapan (beschikking). Salah satu jenis ketetapan
adalah Vergunning. Untuk mengetahui secara lebih rinci dapat dibedakan antara
Dispensasi, Izin dan Konsesi.

Konsistensi pemakaian peristilahan ini penting untuk diikuti, untuk menghindari


kesalahan pemahaman dari subyek pemakainya. Masing-masing memiliki kandungan
maksud dan batasan pengertian secara definitif menurut hukum.

Perbedaan antara ketiganya adalah tentang bagaimana sikap pembuat aturan


hukum abstrak terhadap tingkah laku yang diatur. Pengertian sikap pembentuk aturan
hukum abstrak (regeling) bukan pembentuk aturan hukum konkret (beschikking).

Hal ini semisal di tingkat Kabupaten/Kota yakni DPRD dan Bupati/Walikota


terhadap tingkah laku yang perlu diatur. Dengan demikian bukan sikap Bupati/Walikota
sebagai pembentuk ketetapan.

Perbuatan pemerintah yang menjadi obyek kajian dalam HAN adalah perbuatan
pemerintah yang merupakan perbuatan hukum (Rechthandelingen). Perbuatan pemerintah
yang berupa keputusan dan peraturan lebih mendominasi dari perbuatan pemerintah yang
lain, dan ekef untuk masyarakat juga lebih besar maka dari itu sangat sayang jka kita tidak
mengupas lebih jauh tentang keputusan (beschikking) dan peraturan (regeling).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Beschikking

Beschikking merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pemerintah dalam


menjalankan peranannya yang tergolong di dalam perbuatan hukum pemerintah
(Rechtshandelingen). Istilah beschikking berasal dari Belanda, acte administrative
(Prancis), verwaltunngsakt (Jerman).

Adapun menurut para ahli :

1. Menurut E.UTRECHT, Beschikking adalah suatu perbuatan berdasarkan hukum


publik yang bersegi satu, ialah dilakukan oleh alat-alat pemerintah berdasarkan
sesuatu kekuasaan istimewa.

2. VAN DER POT menyatakan bahwa Beschikking adalah perbuatan hukum yang
dilakukan alat-alat pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hal khusus, dengan
maksud mengadakan perubahan dalam lapangan bidang hukum.

3. W.F PRINS menyatakan bahwa Beschikking adalah suatu tindakan hukum


sepihak dibidang pemerintahan, dilakukan olehpenguasa berdasarkan kewenangan
khusus.

4. VAN POELJE menyatakan bahwa Beschikking adalah pernyataan tertulis


kehendak suatu alat perlengkapan pemerintah daripenguasa pusat yang sifatnya
sepihak yang ditujukan keluar, berdasarkan kewenangan atas dasar suatu peraturan
HTN atau hukum Tata Pemerintahan dan yang tujuannya ialah perubahan atau
suatu pembatalan suatu hubungan hukum yang ada atau penetapan sesuatu
hubungan hukum yang baru ataupun yang memuat suatu penolakan
pemerintahpenguasa terhadap hal-hal tersebut.
5. Adapun menurut UU NO . 5 TAHUN 1986 tentang PERADILAN TATA
USAHA NEGARA bahwa Keputusan Tata Usaha Negara merupakan suatu
penetapan yang tertulis dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berdasarkan atas perundang-undangan yang berlaku yang memiliki sifat :
Bersifat konkrit yang artinya obyek yang diputuskan dalam Keputusan
Tata Usaha Negara itu tidak abstrak namun dapat ditentukan
Bersifat individual yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara tidak
ditunjuk untuk umum tetapi terbentuk alamat yang dituju.
Bersifat final yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara sudah definitif
dan dapat menimbulkan hukum.
BAB III

PERMASALAHAN

3.1 RUMUSAN MASALAH


Dari penjelasan diatas maka bisa disimpulkan rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Beschikking ?
2. Apa saja unsur-unsur dari Beschikking ?
3. Apa perbedaan keputusan (beschikking) dan peraturan (regeling) ?

3.2 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan Beschikking.
2. Menjelaskan mengenai apa saja unsur-unsur dari Beschikking.
3. Menjelaskan mengenai apa perbedaan keputusan (beschikking) dan
peraturan (regeling).

3.3 MANFAAT PENELITIAN

Dari judul Makalah Beschikking penulis berharap makalah ini dapat


memberikan manfaat, berikut manfaat yang diharapkan penulis:

1. Secara Praktis
Makalah ini diharapkan mampu memberi manfaat melalui hasil makalah
yang dipaparkan dan juga memperluas wawasan bagi pembaca atupun
penulisanya.
2. Secara Teoris
Makalah ini dapat dijadikan kajian analisis dan penelitian-penelitian yang
akan dilakukan selanjutnya untuk pengembangan ilmu berkaitan dengan
Beschikking.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Beschikking.

Beschikking merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pemerintah dalam


menjalankan peranannya yang tergolong dalam perbuatan hukum pemerintah
(Rechtshandelingen). Istilah beschikking berasal dari Belanda, acte administrative
(Prancis), verwaltunngsakt (Jerman).

Adapun menurut para ahli :


1. VAN DER POT menyatakan bahwa Beschikking adalah perbuatan hukum yang
dilakukan alat-alat pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hal khusus, dengan
maksud mengadakan perubahan dalam lapangan bidang hukum.

2. W.F PRINS menyatakan bahwa Beschikking adalah suatu tindakan hukum


sepihak dibidang pemerintahan, dilakukan oleh penguasa berdasarkan kewenangan
khusus.

3. Adapun menurut UU NO . 5 TAHUN 1986 mengenai PERADILAN TATA


USAHA NEGARA bahwa Keputusan Tata Usaha Negara merupakan suatu
penetapan yang tertulis dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berdasarkan atas perundang-undangan yang berlaku yang memiliki sifat :
Bersifat konkrit yang artinya obyek yang diputuskan dalam Keputusan
Tata Usaha Negara itu tidak abstrak namun dapat ditentukan
Bersifat individual yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara tidak
ditunjuk untuk umum tetapi terbentuk alamat yang dituju.
Bersifat final yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara sudah definitif
dan dapat menimbulkan hukum.
4.2 Unsur-Unsur Beschikking.

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1986 dapat dirumuskan bahwa unsur-unsur


keputusan sebagai berikut, yaitu;

1. Suatu Pernyataan Kehendak Yang Tertulis


Suatu pernyataan kehendak yang tertulis ini berdasarkan dari penjelasan
Undang-undang Pasal 1 Angka 3 No.5 Tahun 1986 yaitu bahwa istilah penetapan
tertulis menunjuk pada isi dan bukan pada bentuk keputusan yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat TUN.
Menurut Undang Undang ini yang di syaratkan harus tertulis bukan
formatnya seperti Surat keputusan untuk kemudahan dalam segi pembuktian.
Oleh karena itu, memo atau nota dapat memenuhi syarat tertulis dan akan
mendapat keputusan badan atau pejabat TUN menurut undang-undang ini apabila
sudah jelas :
a. Badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkannya.
b. Maksud serta mengenai hal apa saja isi tulisan itu.
c. Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan di dalamnya.

2. Dikeluarkan Oleh Pemerintah

Sebuah Keputusan (Beschikking) harus dikeluarkan oleh pemerintah selaku


sebagai administrasi negara. Adanya berbagai macam Lembaga maupun organ
pemerintah menunjukkan bahwa pejabat Tata Usaha Negara memiliki cakupan
yang sangat luas sehingga pihak yang diberikan sebuah kewenangan pemerintah
dalam membuat serta mengeluarkan keputusan juga sangatlah luas dan banyak.

3. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku


Sebuah keputusan (Beschikking) harus berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau berdasarkan pada wewenang pemerintah
yang telah diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Tanpa berdasarkan
dasar tersebut maka pemerintah tidak akan dapat membuat sebuah keputusan.
4. Bersifat Konkret, Individual, dan Final

A. Bersifat konkrit yang artinya obyek yang diputuskan dalam Keputusan Tata
Usaha Negara itu tidak abstrak namun dapat ditentukan
B. Bersifat individual yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara tidak ditunjuk
untuk umum tetapi terbentuk alamat yang dituju.
C. Bersifat final yang artinya Keputusan Tata Usaha Negara sudah definitif dan
dapat menimbulkan hukum.

5. Menimbulkan Akibat Hukum

Keputusan merupakan sebuah instrument yang dapat digunakan oleh


pemerintah dalam sebuah bidang public dan juga dapat digunakan dalam
menimbulkan akibat suatu hukum tertentu

6. Seseorang atau Badan Hukum Perdata

Seseorang maupun lembaga hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti


seseorang yang berada di dalam pengampunan atau sebuah perusahaan yang
dinyatakan pailit tidak dapat dikualifikasi sebagai subyek hukum ini.
4.3 Perbedaan Keputusan (Beschikking) dan Peraturan (Regeling)

KEPUTUSAN (BESCHIKKING) PERATURAN (REGELING)

Selalu bersifat general (umum) and


Selalu bersifat individual and concerte
abstract.

Pengujiannya melalui gugatan di Pengujiannya untuk peraturan di bawah


peradilan tata usaha negara undang-undang (judicial review) ke MA

Selalu berlaku terus-menerus


Bersifat sekali-selesai (enmahlig)
(deuerhafiq)

Bersumber dari kekuasaan eksekutif Bersumber dari kekuasaan legislative

Kadangkala formatnya tidak baku Mempunyai bentuk format tertentu


BAB V
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dari Makalah ini maka penulis menarik
kesimpulan bahwa Keputusan (Beschikking) merupakan suatu perbuatan atau tindakan
hukum yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga Tata Usaha Negara berdasarkan
kewenangan yang khusus.

Beschikking juga merupakan sebuah pernyataan tertulis kehendak suatu alat


perlengkapan pemerintah daripenguasa pusat yang sifatnya sepihak yang ditujukan
keluar, berdasarkan kewenangan atas dasar suatu peraturan HTN atau hukum Tata
Pemerintahan dan yang tujuannya ialah perubahan atau suatu pembatalan suatu hubungan
hukum yang ada atau penetapan sesuatu hubungan hukum yang baru ataupun yang
memuat suatu penolakan pemerintahpenguasa terhadap hal-hal tersebut.

Unsur-unsur dari keputusan (Beschikking) sebagai berikut, yaitu;


1. Suatu Pernyataan Kehendak Yang Tertulis
2. Dikeluarkan Oleh Pemerintah
3. Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku
4. Bersifat Konkret, Individual, dan Final
5. Menimbulkan Akibat Hukum
6. Seseorang atau Badan Hukum Perdata
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan


2. Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
3. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, 1993, yogyakarta: gajahmada
university press
4. http://eprints.ums.ac.id/28635/2/04._BAB_I_PENDAHULUAN.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai