Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

KUALIFIKASI DALAM HPI

KUALIFIKASI
Kualifikasi adalah penggolongan atau hubungan-hubungan hukum yang sedang
dihadapi dalam sistem kaidah-kaidah HPI dan hukum materil. KUalifikasi berfungsi untuk
menggolongkan/ menempatkan fakta fakta dari suatu peristiwa dalam kategori hukum yang
tersedia. Tindakan kualifikasi dalam HPI dilakukan untuk menemukan hukum dan memilih
antara sistem hukum yang satu dengan sistem hukum yang lain.
MACAM KUALIFIKASI
1. Kualifikasi Hukum
Penggolongan atau pembagian semua kaidah-kaidah hukum yang ada, contohnya
masuk dalam hukum perjanjain, hukum waris.
2. Kualifikasi Fakta
Proses kualifikasi yang dilakukan terhadap sekumpulan fakta yang dihadapi untuk
ditetapkan menjadi satu atau lebih peristiwa hukum yang sesuai dengan klasifikasi
kaidah hukum yang berlaku dalam suatu sistem hukum tertentu.
3. Kualifikasi sekumpulan fakta yang telah dikualifikasikan tadi ke dalam kaidah-kaidah
hukum yang dianggap harus berlaku
JENIS TEORI KUALIFIKASI
1. Teori Kualifikasi Lex Fori, yaitu berdasarkan hukum materil hakim
2. Teori Kualifikasi Lex Causae (Lex Fori yang diperluas), dijalankan sesuai dengan
sistem serta ukuran dari keseluruhan sistem hukum yang berkaitan dengan perkara
3. Teori Kualifikasi Analitik/otonom, yaitu menggunakan metode perbandingan hukum
4. Teori Kualifikasi bertahap, dilakukan dengan bertahap
5. Teori Kualifikasi HPI, kualifikasi dilakukan tergantung dari tujuan-tujuan yang ingin
dicapai melakui HPI.

CONTOH KASUS TEORI KUALIFIKASI


Kasus Anton V. Bartolo
Ringakasan perkara
Sepasang suami istri warga negara Inggris berdomisili di Malta (Inggris) dan melangsungkan
pernikahan di Malta. Setelah pernikahan mereka pindah tetao dan berdomisili di Aljazair
(jajahan Prancis) serta memperoleh kewarganegaraan Prancis. Semasa hidupnya suami sudah
membeli sebidang tanah produktif di Prancis. Lalu suami meninggal dan sang istri menuntut
seperempat hasil produksi tanah. Perkara tersebut diajukan di pengadilan Prancis.
 Titik taut dari perkara diatas :
o Inggris : tempat dilakukannya pernikahan (lex loci celebratonis)
o Prancis : domisili setelah perkawinan merupakan kewarganegaraan dari pasangan
suami isteri tersebut, tempat dimana benda sengketa berada dan tempat dimana
perkara hukum tersebut diajukan.
 Proses perkara penyelesaian:
o Perkara adalah perkara HPI karena adanya unsur asing antara fakta-faktaperkara
dan karena itu hakim harus menetapkan hukum apa yang harusdiberlakukan (lex
cause)
o Hakim melihat, baik dalam hukum Inggris maupun hukum Prancis adanyadua
kaidah HPI yang pada dasarnya sama, yaitu bahwa 1) Masalah pewarisan tanah
harus tunduk pada hukum dimana tanahterletak, bedasarkan asas lex rei sitae.,
2) Masalah tuntutan janda atas hak-haknya terhadap harta
perkawinan(matrimonial right) harus diatur oleh hukum dimana para pihak
 Penyelesaian :
o Fakta -fakta dalam kasus diatas dalam hukum Prancis masuk dalam kualifikasi
hukum pewarisan tanah, sedangkan dalam hukum Inggris masuk dalam
kualifikasi perkara hak-hak janda atas harta perkawinan (martimonial right).
o Jika perkara dikualifikasikan sebagai perkara pewarisan tanah (lex fori Prancis)
maka dalam hukumnya seorang janda tidak berhak mendapatkan bagian dari harta
warisan, oleh karena itu tuntutan akan ditolak
o Jika perkara dikualifikasikan sebagai perkara matrimonial right berdasarkan
hukum Inggris, kaidah hukum Prancis akan menunjuk ke hukum intern Inggris
dan tuntutan janda akan dikabulkan.
 Dalam putusannya hakim Pengadilan Prancis menetapkan bahwa perkara
dikualifikasikan sebagai masalah harta perkawinan, dengan dasar lex loci
celebrationis sehingga hukum Inggris yang digunakan dalam perkara ini dan
mengabulkan tuntutan janda.

Anda mungkin juga menyukai