Anda di halaman 1dari 3

1)Coba saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan kualifikasi dalam HPI dan coba saudara buatkan

kasus terkait kualifikasi yang berhubungan dalam HPI indonesia!

KUALIFIKASI DALAM HPI

Kualifikasi fakta (classification of facts) adalah melalukan translation atau penyalinan dari pada fakta-
fakta sehari-hari dalam istilah-istilah hukum. Fakta-fakta itu dimasukkan dalam kotak-kotak hkum,
kelas-kelas, ruang-ruang atau kamar-kamar atau bagian-bagian hukum yang tersedia.

Kualifikasi hukum (classification of rules of law) adalah ketika dalam bidang Hukum Perdata
Internasional (selanjutna disingkat HPI), fakta-fakta harus ditempatkan dalam kategori-kategori
yurisdiksi tertentu, dan bukan hanya fakta-fakta saja, kaidah-kaidah hukum juga memerlukan
kualifikasi karena hukum asing dalam persoalan HPI kadang-kadang memerlukan kualifikasi yang
berlainan daripada hukum kita sendiri.

Contoh Kasus Yang Menggunakan Langkah-Langkah Kualifikasi Terkait HPI

Kasus antara Andre Smith v. Basketball Club Krasnye Krylya Samara di Basketball Arbitral Tribunal
(BAT), 1 Desember 2014

- Para Pihak : Penggugat adalah Andre Smith, seorang pemain basket professional di
klub Krasnye Krylya Samara.

Tergugat adalah Club Krasnye Krylya Samara.

- Duduk Perkara : Penggugat mengajukan gugatan terhadap Rusia Klub Basket Klub Krasnye
Krylya Samara untuk pembayaran gaji yang telat dibayar, bonus, dan bunga. Juga memohon bahwa
klub gagal melakukan pembayaran angsuran gaji terakhir dan bonus.

- Kualifikasi Fakta : Menurut arbitrase, kualifikasi faktanya adalah kontrak kerja antara
penggugat dan tergugat dimana penggugat merasa tergugat telah wanprestasi dan menginginkan
pertanggung jawaban.

- Kualifikasi Hukum : Kedua belah pihak menyeyujui agar BAT memutus perkara dengan ex
aequo et bono yang tidak memihak pada hukum nasional maupun internasional tertapi berdasarkan
keadilan karena dalam perjanjian tidak disebutkan pilihan hukum oleh para pihak.

- Putusan : BAT memutuskan terguggat harus membayar gaji penggugat beserta


bunga dan bonus karena keterlambatannya dan juga membayar biaya perkara sebesar 3000 Euro.

Tambahan pemahaman HATAH materi 6 : Kualifikasi dalam Hukum Perdata Internasional ada dua
macam yaitu kualifikasi fakta dan kualifikasi hukum. Kualifikasi fakta adalah kualifikasi yang
dilakukan terhadap sekumpulan fakta dalam suatu peristiwa hukum untuk ditetapkan menjadi satu
atau lebih peristiwa hukum berdasarkan kategori hukum dan kaidah-kaidah hukum dari sistem
hukum yang dianggap seharusnya berlaku, atau kegiatan mengkualifikasikan sekumpulan fakta suatu
perkara HPI ke dalam kategori yang ada. Sedangkan kualifikasi hukum yaitu penggolongan atau
pembagian seluruh kaidah hukum kedalam pengelompokan, pembidangan kategori hukum tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya, atau mengkualifikasikan sekumpulan fakta ke dalam kaidah-
kaidah atau ketentuan-ketentuan hukum yang seharusnya berlaku (Lex Causae). Contoh kasus
kualifikasi: Kasus IPB dan Amerika Serikat, serta kasus Anton dan Bartolo melibatkan dua sistim
hukum Perancis & ketentuan HPI Inggris

2)Coba saudara buatkan analisis terkait contoh dalam materi kuliah ini yang berhubungan dengan
kualifikasi HPI. (perkara Rosa Anton dan Almarhum suami Rosa Anton, yaitu Bartholo yang
melakukan gugatan)

Dalam bidang HPI fakta-fakta harus ditaruh dalam kategori yuridis tertentu. Fakta-Fakta
dikarakteristikan, juga kaidah-kaidah hukum memerlukan kualifikasi ini (education of rules law) HPI
Indonesia lebih itensif harus melakukan kualifikasi. Hal ini disebabkan karena hukum asing dalam
persoalan HPI kadang-kadang melakukan kualifikasi yang berlainan dari pada hukum yang berlaku di
indonesia.

Istilah hukum seringkali memiliki pemahaman yang sama, tetapi isinya tidak sama. Sebagai contoh
adalah tentang kadaluwarsa atau campuran waktu (verjaring) menurut sistem hukum materil negara
negara hukm eropa kontinental kadaluwarsa dikualifikasikan sebagai hukum materil, tetapi menurut
sistem hukum negara negara anglo saxon (common law) kadaluwarsa dikualifikasikan sebagai
prosedur ( jurancedural law ) akibatnya terjadi salah penafsiran.

Begitu juga dalam kontrak internasional Pernah diketemukan sebagai titik pertalian sekuder (TPS)
titik taut penentu yaitu azas lex loci contract tempat dimana kontrak dibuat atau ditanda tangani
atau yang berlakunya hukumnya apabila dalam kontrak ini para pihak tidak hadir dalam temuan
tertentu atau jika kontrak tidak terjadi dalam surat menyurat atau melalui media elektronik maka
timbul persoalan sebenarnya harus dianggap tempat terjadinya kontrak itu

Dari fakta perkara Rosa Anton dan Almarhum suami Rosa Anton, yaitu Bartholo terlihat titik taut
( connecting factors ) antara lain

1. Inggris ( malta ) adalah Locus Celebrationis ( tempat diresmikannya perkawinan dengan demikian
hukum yang berlaku adalah hukum dimana perkawinan itu diresmikan ) sehingga hukum inggris
relevan ( sesuai ) = ( tptdupas ) sebagai lex loci celebrationis (

menjadi hukum dari tempat diresmikanya suatu perkawinan )

2. Perancis ( aljasair ) adalah hukumnya relevan sebagai


– Domisilli ( lex domicilli )

adalah hukum dari tempat kediaman seseorang

– Nasionalitas ( lex patriae ) pasal 16 AB

Hukum dari tempat seseorang menjadi warga negara

– Situs benda ( lex situs ) pasal 17 AB

Hukum dari tempta dimana suatu benda berada

– Locus Forum ( Lex Fori )

Hukum dari tempat kejadian yang menyelesaikan perkara

Cara Penyelesaian Perkara

Anda mungkin juga menyukai