PERTEMUAN KE 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian Hukum Antar Tempat (HAT),
Hukum Antar Golongan (HAG) sehingga mampu :
1. Menjelaskan perumusan HAT, Skema HAT serta contoh kasus yang berkaitan dengan
HAT.
2. Menjelaskan perumusan HAG, Skema HAG serta contoh kasus yang berkaitan
dengan HAG.
3. Menjelaskan perumusan HATAH INTERN dan Skema HATAH INTERN.
B. URAIAN MATERI
Semua persoalan-persoalan ini timbul karena adanya aneka ragam Hukum adat,
hal ini tidak ( ) biasa, terjadi juga di Negara-negara lain, lihat di Negara Amerika
Serikat disana terdpat lebih dari lima puluh Negara bagian, semua dengan Hukum
perdata yang berlainan. Karena orang-orang dari Negara bagian yang berlainan
dengan masing-masing mempunyai perdatanya yang berbeda, maka tindak masalah
HAT yang dalam ruang lingkup yang besar menyerupai masalah-masalah Hukum
Perdata Internasional (HPI). Begitu juga kalau di Indonesia kalau sembilan belas
macam Hukum adat yang dikaitkan pada tempat-tempat wilayah tertentu mengadakan
hubungan satu dengan yang lainnya, timbul persoalan tentang Hukum mana yang
akan diberlakukan ini merupakan persoalan HATAH.
Diantara Hukum-hukum yang bertemu ini ada suatu tata Hukum yang mengatur
mengenai persoalan, Hukum manakah yang berlaku apakah yang merupakan Hukum,
jika sistem itu bertemu pada suatu peristiwa Hukum perdata ini terjadi di dalam
Negara sendiri, Indonesia.
Persoalan-persoalan HAT atau ( ) Recht. Jika dikeluarkan dari batas-batas
Negara, ada hubungan yang dinamakan Hukum Antar Regional (HAR). HAR ini
timbul pada waktu dulu antara sistem-sistem Hukum antar Negara-negara bagian
kerajaan belanda. Jika dari keterangan tersebut, maka perumusan HAT yaitu sebagai
berikut:
“ Hukum Antar Waktu adalah keseluruhan Hukum peraturan dan keputusan Hukum
yang menunjukan Hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan
Hukum, jika hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga negara dalam
satu negara dan satu waktu tertentu merupakan memperlihatkan titik-titik pertalian
dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah hukum yang berbeda dalam lingkungan
kuasa tempat dan soal ”
2. SKEMA HAT
Skema HAT adalah sama dengan skema Hukum Perdata Internasional, yang
berbeda hanya dalam HAT persoalannya terjadi dalam lingkungan satu Negara, yaitu
NKRI. Kedua kaidah yang bertemu adalah kaidah dalam satu Negara sedangkan di
dalam HPI kaidah yang bertemu adalah kaidah-kaidah dari dua atau lebih Negara,
misalnya Negara Indonesia dan Negara singapura sedangkan dalam HAT termasuk
HATAH INTERN. INTERN artinya nasional di dalam satu Negara. Sedangkan
EXTERN artinya internasional, jadi kalau skema dari HAT itu dapat disimpulkan
waktunya bersamaan, tempatnya berbeda, pribadinya berbeda dan soal-soalnya
berbeda, dengan skema sebagai berikut :
SKEMA HAT
WW
T T
P p
S S
Persoalan Hukum Antar Golongan (HAG) adalah khas untuk Indonesia, tidak
banyak terdapat cabang Ilmu Hukum ini di Negara-negara yang sudah merdeka di
nefara-negara jajahan dan di Negara-negara bekas jajahan, Negara yang termasuk
Negara-negara yang sedang berkembang, kita saksikan adanya persoalan-persoalan
HAG ini.
Jika orang-orang dari golongan rakyat yang satu mengadakan hubungan dengan
orang dari golongan-golongan rakyat eropa mengadakan jual-beli dengan seorang
dari golongan rakyat bumiputera (Kini Indonesia atau Pribumi) yang sehari-hari
hidup dibawah Hukum adat, maka timbul persoalan apakah Hukum dari orang eropa,
yaitu Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW) atau Hukum Dagang (Wetboek Van
Koophandel) yang harus berlaku atau Hukum dari orang bumiputera, yaitu Hukum
adat dan Hukum Islam, atau seorang Bumiputera nikah dengan seorang timur asing
yang sehari-hari hadir di bawah BW dan WVK.
Disamping Hukum Antar Golongan (HAG). Juga persoalan Hukum Antar Agama
(HAG) dilanggar sebagai bagian dari Hukum Antar Golongan (HAG). Karena HAG
ini dikaitkan dengan person (Pribadi) seseorang. Agama pun harus diartikan dalam
segi-segi sosialnya dan tidak melulu dari segi keragaman belaka. Dengan demikian
perlaihan agama (Overging Van Godsdienst) yang mengakibatkan berubahnya hukum
baru dianggap telah terlaksana jika telah terjadi suatu peralihan sosial orang yang
bersangkutan dari golongan agama yang satu kepada golongan agama lain.
Tegasnya bukan dititik beratkan kepada peralihan secara agama saja, tetapi
ditekankan kepada peralihan sosial. Dengan demikian maka apa yang diperkenalkan
sebagai HAA, merupakan pula seperti halnya dengan HAG, Hukum yang bersifat
Inter Racial, Inter Social atau dengan istilah Sosiologi Hukum Inter ( ) yang
selamanya bersifat Hukum Antar Golongan.
4. SKEMA HAG
Jadi pada HAG mengedepankan golongan rakyat sebagai pembagian antara warga
Negara. Sedangkan cita-ita sekarang mengedepankan kesatua Hukum, maka
bergeserlah sekarang eksisntensi dari problem-problem HATAH. Persoalan-persoalan
yang tadinya bersifat HAG berpindah sekarang menjadi persoalan-persoalan Hukum
Perdata Internasional. Soalnya tetap ada, tetapi digeserkan dari taraf intern-nasional
menjadi taraf Intenasional hingga menjadi taraf internasional, hingga menjadi
masalah HPI. Jadi skema dari HAG, yaitu waktunya bersamaan, tempatnya
bersamaan, pribadi dan soal-soalnya berbeda.
SKEMA HAG
WW
TT
P P
S S
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. HAT dan HAG merupakan babagian dari HATAH INTERN, coba saudara jelaskan
perumusan HAT dan HAG dan buatkan masing-masing skemanya.
2. Coba saudara berikan contoh kasus terkait dengan HAT dan HAG.
3. Berikan analisisnya terkait dengan kasus dari HAT dan HAG tersebut.
D. DAFTAR PUSTAKA
Sudargo Gautama. 2010. Hukum Antar Tata Hukum. Bandung, PT. Alumni. 2010.