INTERNASIONAL DAN
PENYELESAIANNYA SERTA ASAS-ASAS
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Enjoy it !!! matematika adalah sesuatu yg memusingkan, hukumpun tak kalah demikian, akan tetapi
hukum itu lebih menyenangkan –enzoabymanyu-
Hukum Perdata Internasional : Kasus penunjukan lebih jauh (renvoi)
Fakta
Fakta
Jawab
Dalam kasus ini, titik taut sekunder untuk klasifikasi perjanjian karena
dalam perjanjian yang dibuat oleh IPB dengan amerika serikat tidak
ada pilihan hokum maupun pilihan forum, maka yang menjadi titik
taut sekundernya bisa ada beberapa antara lain
Fakta:
Miss Georgia Babcock dengan kawan-kawannya yaitu Mr. dan Mrs William
Jackson pergi untuk week end ke Canada pada tanggal 16 september tahun
1960,dengan memakai mobil Jackson. Mereka semua penduduk Rochester
(New York). Waktu melewati propinsi Ontario. Mereka mengalami
kecelakaan yang menyebabkan Miss Babcock luka berat…
Sekembalinya ke New York, Miss Babcock melakukan tuntutan ganti rugi
terhadap Jackson berdasarkan “negligence”.
Pada waktu kecelakaan terjadi, di Ontario berlaku suatu “Guest Statue” yang
pada pokoknya menentukan bahwa orang-orang yang hanya merupakan Guest
tanpa bayaran tidak dapat menuntut konpensasi apapun jika terjadi
kecelakaan. Ketentuan sedemikian tidak ada dalam perundang-undangan
Negara bagian New York.
Jawaban
Berdasarkan prinsip forum rei (Actor sequitor forum rei) yaitu gugatan
diajukan ke pengadilan tempat dimana tergugat bertempat tinggal,
maka forum yang berwenang adalah PN New York karena Jackson
(tergugat) bertempat tinggal di new York
1. TITIK TAUT PRIMER
1. Kualifikasi
Dalam kasus ini yang menjadi titik taut sekundernya adalah loci delicti
(Hukum yang dipakai adalah hokum dari tempat dimana perbuatan melanggar
hokum dilakukan
Gugatan diajukan oleh seorang newyork guest terhadap new York host.
Surat izin mengemudi dan asuransi mobilnya di new York
Perjalanan week end ini dimulai dan diharapkan berakhir di new York
Jadi memang new York yang memiliki “superior Claim” untuk pemakaian hokum
dan juga the Strongest interest dalam perkara ini.
Persoalan pendahuluan, Keputusan terakhir dari suatu persoalan HPI yang diajukan di
hadapan hakim suatu Negara tergantung dari pemecahan terlebih dahulu daripada
suatu persoalan lain.
Contoh
Hak-hak yang diperoleh datap dijabarkan seperti ini,Hukum yang baru pada
umumnya tidak mempunyai kekuatan berlaku surut. Dirasakan perlu untuk
memberikan perlindungan kepada hak-hak yang telah diperoleh
Misal
Pilihan Hukum berarti, Para pihak dalam suatu kontrak bebas untuk melakukan
pilihan, mereka dapat memilih sendiri hokum yang harus dipakai untuk kontrak
mereka. Para pihak dapat memilih hokum tertentu. Mereka hanya bebas untuk
memilih ,tetapi mereka tidak bebas untuk menentukan sendiri perundang-undangan
nya.
Pilihan hokum sudah diterima secara luas, yang menjadi persoalan adalah batas-batas
daripada wewenang untuk memilih hokum ini,Pilihan hokum hanya boleh dilakukan
sepanjang tidak melanggar apa yang dikenal sebagai “ketertiban Umum. Pembatasan
pilihan hokum ialah bahwa pilihan hokum hanya boleh dilangsungkan mengenai
bidang hokum kontrak dan juga di sini tidak semua bidang kontrak dapat dilakukan,
tetapi ada pengecualian nya seperti misalnya kontrak kerja.
Kita dapat menyimpulkan maksud para pihak ini mengenai hokum yang
mereka kehendaki dari sikap mereka dari isi dan bentuk perjanjian, misalnya
jika para pihak memilih domisili di kantor pengadilan negri suatu Negara,
maka dapat ditarik kesimpulan dari hal ini bahwa yang dikehendaki oleh para
pihak secara diam-diam adalah supaya hokum dari Negara tersebut yang
diberlakukan
Ketertiban Umum, Jika oleh HPI kita telah ditentukan bahwa hokum asing harus
diperlukan hal ini tidak berarti bahwa selalu dan dalam semua hal harus dipergunakan
hokum asing ini. Jika pemakaiandari hokum asing berarti suatu pelanggaran yang
sangat daripada sendi-sendi azasi hokum nasional hakim. Maka dalam hal-hal
pengecualian, hakim dapat menyampingkan hokum asing ini. Tapi tentun ketertiban
umum ini hanya dipakai dalam hal yang urgent saja karena bila selalu dipakai maka
HPI tidak akan berkembang dan percuma kita mempelajari nya berjam-jam dan tentu
kita terjatuh dalam hal chauvinist hokum sendiri.
Contoh
Penyelundupan Hukum, kita saksikan hokum nasional tetap berlaku itu dan
dianggap tepat pada suatu peristiwa tertentu saja, yakni karena kini ada seorang yang
untuk mendapatkan berlaku nya hokum asing telah melakukan suatu tindakan yang
bersifat mengindarkan pemakaian hokum nasional itu, Jadi hokum asing yang
dikesampingkan karena pemyelundupan hokum, akan mengakibatkan bahwa untuk
hal-hal lainnya akan selalu boleh dipergunakan hokum asing itu
Contoh:
Macam-macam kwalifikasi
1. Kwalifikasi menurut lex fori ( yaitu menurut hokum hakim) “yang kita pakai
dalam membedah kasus”
2. Kwalifikasi menurut lex causae (yaitu hokum yang dipergunakan untuk
menyelesaikan persoalan HPI bersangkutan)
3. Kwalifikasi secara otonom, berdasarkan comparative method atau analytical
jurisprudence.
1. Lex Rei Sitae ( Lex Situs ): hukum yang berlaku atas suatu benda adalah hukum
dari tempat dimana benda itu terletak atau berada → bias benda bergerak, berwujud,
atau tak berwujud.
2. Lex Loci Contractus: terhadap perjanjian yang bersifat HPI berlaku kaidah hukum
dari tempat pembuatan perjanjian/ tempat dimana perjanjian ditandatangani.
3. Lex Loci Solutionis: hukum yang berlaku adalah tempat dimana isi perjanjian
dilaksanakan.
4. Lex Loci Celebrationis: hukum yang berlaku bagi sebuah perkawinan adalah sesuai
dengan hukum tempat perkawinan itu dilangsungkan.
5. Lex Domicile: hukum yang berlaku adalah tempat seseorang berkediaman tetap/
permanent home.
8.Lex Loci delicti commisi tator:Hukum dari tempat dimana perbuatan melanggar
hukum dilakukan
9. Asas choice of law ( pilihan hukum ): hukum yang berlaku adalah hukum yang
dipilih berdasarkan para pihak.
10. DLL