Anda di halaman 1dari 3

METODE PENELITIAN HUKUM

“PERBANDINGAN METODE PENELITIAN NORMATIF DAN EMPIRIS”

 Pertimbangan
Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang meletakkan hukum sebagai
sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai
asas-asas, kaidah, peraturan perundangan, putusan pengadilan, perjanjian, serta
doktrin.
Menurut Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum normatif merupakan
suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun
doktrin-doktrin hukum guna menjawab permasalahan hukum yang dikemukakan,
dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (statute
approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach).
Sedangkan penelitian hukum empiris adalah meneliti secara langsung
penerapan perundang-undangan atau aturan hukum yang terkait dengan
penegakan hukum. Penelitian hukum empiris menurut Syahruddin Nawi adalah
penelitian hukum yang memfokuskan perhatian pada isu hukum sebagai masalah
tentang adanya kesenjangan antara perintah atau larangan yang termuat dalam
berbagai perundang-undangan.
Amiruddin dan Zainal Asikin menjelaskan jika pada penilitian hukum
normatif yang hanya menggunakan bahan keputusan sebagai data sekundernya,
maka penelitian hukum empiris juga menggunakan data sekunder sebagai data
awalnya, kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan.
 Perbedaan dan Persamaan
Menurut Prof. Dr. Irwansyah, SH., MH. dalam bukunya “Penelitian Hukum;
Pilihan Metode dan Praktik Penulisan Artikel”. Ada lima perbedaan penelitian
hukum normatif dan penelitian hukum empiris yaitu sebagai berikut:
1. Perbedaan konsepsi tentang hukum
Pada penelitian hukum normatif, hukum dikonsepsikan sebagai gejala
normatif yang bersifat otonon dan tidak dikaitkan dengan variable-variabel sosial
lainnya, baik dalam pembentukan maupun proses bekerjanya hukum. Sedangkan
dalam penelitian hukum empiris, hukum dikonsepsikan sebagai sebuah gejala
sosial yang dipengaruhi oleh variable-variabel sosial lainnya.
2. Perbedaan bentuk analisis
Penelitian hukum normatif lebih mengarah pada rangkaian langkah-langkah
spekulatif/kontemplatif dengan model analisis kualitatif. Sedangkan penelitian
hukum empiris lebih menekankan pada langkah-langkah observasi dengan model
analisis kuantitatif.
3. Perbedaan data dasar
Penelitian hukum normatif umumnya lebih mengutamakan data sekunder
khususnya bahan hukum primer, sebagai data dasar penelitian. Sedangkan
penelitian hukum empiris lebih menjadikan data primer sebagai data dasar
penelitian.
4. Perbedaan teknik pengumpulan data
Penelitian hukum normatif lebih mengutamakan data sekunder, maka tipe
penelitian ini lebih mengutamkan teknik pengumpulan data dalam bentuk studi
literatur atau studi pustaka. Sedangkan penelitian hukum empiris lebih
mengutamakan data primer sebagai data dasar, maka teknik pengumpulan data
lebih mengutamakan teknik pengumpulan data lapangan, seperti observasi, survei,
angket atau kuesioner dan wawancara.
5. Perbedaan metode penelitian
Perbedaan ini juga berkaitan dengan metode analisis data. Penelitian hukum
normatif yang menggunakan metode analisis kualitatif memiliki bentuk metode
penelitian yang lebih fleksibel. Metode yang mengizinkan perubahan bentuk
penelitian di tengah perjalanan penelitian, apabila peneliti menemukan adanya
hal-hal yang spesifik dan lebih penting dari perkiraan yang disusun dalam bentuk
awal awal. Metode ini juga memungkinkan bahwa penumpulan data dan analisi
dilakukan secara bersamaan sepanjang penelitian.
Dengan perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian hukum
normatif ialah penelitian yang memandang hukum sebagai norma atau kaidah
yang terlepas dari hubungan hukum dengan masyarakat. Sementara penelitian
hukum empiris jika dipandang dan dikaitkan dengan masyarakat ialah sebagai
sebuah gejala sosial. Akan tetapi, penelitian hukum normatif dan empiris sama-
sama meneliti gejala hukum, peristiwa hukum yang ada dimasyarakat dan juga
klasifikasi penelitian hukum pada cara pandangan peneliti terhadap hukum.

Anda mungkin juga menyukai