Anda di halaman 1dari 15

z

Teori Lembaga Negara


z
Teori Hans Kelsen

Hans Kelsen dalam Teori Organ


Who ever fulfills a function determined by the legal order is an organ Artinya, organ tidak
hanya organik tetapi bisa individual. Misal dalam Pemilu, warga memilih dan dipilih.

• Organ dalam arti luas (Formil): dikatakan organ asalkan fungsi-fungsinya itu bersifat
menciptakan norma (norm creating) atau bersifat menjalankan norma (norm applying).
• Organ dalam arti sempit (material): apabila orang tersebut menempati kedudukan hukum
tertentu (he personally has a specific legal position).
z
Teori Logemann

Logeman menempatkan “jabatan“ dari aspek negara sebagai organisasi otoritas yang

mempunyai fungsi yang saling berhubungan dalam suatu totalitas lingkungan kerja tertentu,

sehingga negara disebut sebagai suatu perikatan fungsi-fungsi. Negara sebagai organisasi

jabatan yang melahirkan otoritas dan wewenang, dan jabatan adalah bagian dari fungsi atau

aktivitas pemerintahan yang bersifat tetap atau berkelanjutan.


z
Teori Robert B. Seidman

Dikemukakan oleh Robert R. Seidmann, Ann Seidmann dan Nalin Abeyserkere


dalam teorinya yang disebut dengan Teori “Rule,Opportunity, Capacity,
Communication, Interest, Process, Ideology” (Peraturan, Kesempatan,
Kemampuan, Komunikasi, Kepentingan, Proses, dan Ideologi).

Dari teori di atas, dapat di bagi menjadi dua faktor:


- Faktor subjektif; Perilaku Masyarakat
- Faktor Objektif; Perilaku Lembaga (Pemerintah)
zTeori Lembaga Negara Dalam
Sistem Politik Hukum Di Indonesia
zSuprastruktur Politik
& Insprastruktur Politik

Suprastruktur politik diartikan sebagai lembaga-lembaga pembuat keputusan politik yang sah.
lembaga-lembaga tersebut memiliki tugas mengkonversi input yang terdiri dari tuntutan dan
dukungan yang menghasilkan suatu kebijakan publik. Selain itu suprastruktur politik sebagai
pusat kekuasaan formal negara yang memiliki kewenangan untuk mengatur kehidupan politik
rakyat.
Dalam buku Literasi Politik karya Gun
Heryanto, dijelaskan lembaga-lembaga negara
Lembaga-lembaga tersebutlah yang akan yang termaksud dalam suprastruktur politik
mengatur kehidupan politik rakyat dan Indonesia, yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden,
membuat keputusan serta kebijakan yang MK, MA, KY, dan BPK.
berhubungaan dengan kepentingan umum
dan kepentingan negara Indonesia
z
Lanjut....

Pengertian sistem politik berdasarkan Sri Soemantri bahwa sistem politik adalah
pelembagaan dari hubungan antara manusia yang dilembagakan dalam bermacam macam
badan politik, baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik. Suprastruktur politik adalah
lembaga lembaga negara yang bersangkutan, yang pada umumnya berupa lembaga
legislatif dengan kekuasaan legislatif (the legislature with legislative power), lembaga
eksekutif dengan kekuasaan eksekutif (the executive with the executive power) serta
lembaga yudisiil dengan kekuasaan yudikatif (judiciary with judicial powers).

Infrastruktur politik adalah suatu negara pada umumnya memiliki 5 komponen yaitu partai
politik, kelompok, kepentingan (interest group), kelompok penekan (pressure group), alat
komunikasi politik (media of political communication), dan tokoh politik (political figure).
z
Lembaga Negara
B
 Lembaga Negara dalam keputusan inggris, digunakan istilah political instution.
 Dalam bahasa belanda disebut dengan istilah staat organen
 Sementara di bahsa Indonesia menggunakan istilah lembaga negara, badan negara, atau
organ negara.
 Organ Menurut kamus hukum fokema andrea disebut dengan “Alat kelengkapan”
 Alat kelengkapan adalah orang atau majelis yang terdiri dari org-orang berdasarkan UU dan
anggaran Dasar berwewenang mengemukakan dan merealisasikan kehendak badan hukum.

Istikah di atas sering digunakan dalam konteks yang sama, yaitu yang membedakan

dengan Lembaga swasta atau masyarakan. Lembaga negara juga bisa disebut dengan istilah

Lembaga pemerintahan, atau Lembaga negara.


z
Lanjut.......

Organ negara yaitu Siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang ditentukan oleh suatu tatanan

Hukum. Seorang disebut sebagai organ karena bila dia melakukan fungsi membuat atau menerapkan

hukum.

Hans Kelsen membagi Lembaga atau organ negara ke dalam dua bagian (Luas dan sempit), meliputi
• setiap individu, org, ataupun Lembaga dapat disebut sebagai suatu organ negara bila berfungsi untuk menciptakn
norma (norm creating) dan menjalankan norma.
• Setiap individu dapat dikatakan sebaai organ negara bila secara pribadi ia memiliki kedudukan hukum tertentu.
Ciri-ciri organ negara dalam pengertian kedua ini adalah:
* Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabatan atau fungsi tertentu.
* Fungsi dijalankan sebagai profesi utama atau bahkan sekaligus hukum bersifat ekskludif.
* Karena fungsinya itu, ia berhak untuk mendapatkan imbalan gaji dari negara.
z Prof Jimly

Menurut Prof Jimly : konsepsi organ atau lembaga negara tidak bisa dibatasi pada pandangan trias
prolitica Montesquieu yaitu legislatif, eksekutif ataupn yudisial saja.
Pada umumnya ketiga cabag kekuasaan diatas, telah bersentuhan dan saling mengendalikan satu
dengan yang lainya sesuai dengan prinsip ” cheks and balances”.

Ada 5 lapisan lembaga negara (Prof Jimly)


 Dalam arti yang paling luas, lembaga negara mencakup setiap individu yang menjalankan
fungsi menciptakan hukum (law creating) dan fungsi menerapkan hukum (law applying).
Artinya apa bahwa yang luas ini adalah kata-kata setiap individu. Individu bisa siapa saja
(baik rakyat atau pun ketiga cabang kekuasaan; ekskutif, legislatif, dan yudikatif.) dalam
konteks law creating dan law applying. Misalnya, pemilihan umum yang dilaksanakan oleh
seluruh rakyat.
z

 Dalam arti luas namun sempit, lembaga negara mencakup fungsi diatas dan juga
mempunyai posisi sebagai atau berada dalam struktur jabatan kenegaraan (jabatan
pemerintahan). Dari pengertian lembaga negara dari kedua ini terletak pada kata-kata
individu yang menjabat posisi tertentu di pemerintahan atau kenegaraan, jadi warga
negara atau rakyat sudah tidak masuk dalam lembaga negara.
 Dalam arti sempit, lembaga negara adalah badan atau organisasi yang menjalankan
fungsi menciptakan hukum dan fungsi menerapkan hukum dalam kerangka struktur dan
sistem kenegaraan (pemerintah). Lembaga negara mencakup badan-badan yang dibentuk
berdasarkan konstitusi ataupun peraturan perundang-undangan lain dibawahnya yang
berlaku di suatu negara.
z

 Dalam arti yang lebih sempit, lembaga negara hanya terbatas pada pengertian lembaga-
lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau peraturan yang lebih rendah.
Misalnya, Keputusan-keputusan di tingkat pusat atau daerah dalam hal ini Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

 Dalam arti kekhususan, yaitu lembaga-lembaga negara yang berada di tingkat pusat yang
pembentukanya diatur dan ditentukan oleh UUD 1945 yang meliputi; Majelis
Permusyawaratan (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkama Agung (MA),
Mahkama Konstitusi (MK), dan BPK, yang biasa juga disebut semabagi lembaga tinggi
negara.
z Partisipasi Warga Negara Dalam Sistem Politik
Indonesia

Menurut Miriam Budiarjo, Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau

kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain

dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung atau tidak langsung,

mempengaruhi kebijakan pemerintah (publicy policy)

Sedangkan Menurut Surbakti (2010: 180) Partisipasi politik ialah keikutsertaan

warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi

proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.


z

Menurut Mas‟oed dan MacAndrews partisipasi politik masyarakat secara umum dapat
dikategorikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
 Electroral activity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan pemilihan.
 Lobbying, yaitu tindakan dari seseorang atau sekelompok orang untuk menghubungi pejabat
pemerintah ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk mempengaruhinya menyangkut masalah
tertentu.
 Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam organisasi sosial dan
politik, apakah ia sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai anggota biasa.
 Contacting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan secara langsung pejabat
pemerintah atau tokoh politik, baik dilakukan secara individu maupun kelompok orang yang
kecil jumlahnya.
 Violance, yaitu dengan cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintah, yaitu dengan
cara kekerasan, pengacauan, dan pengrusakan.
z
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai