Anda di halaman 1dari 17

ANGLO NORWAY

FISHERIES CASE
NAMA KELOMPOK
1. Ferry Chandra Kusuma (D1A020184)
2. Hambali Surya Dirgantara (D1A020198)
3. I Gde Mahezha Asthawa (D1A020210)
4. I Gde Deevindra Anarghya Priyatnadi
(D1A020213)
5. Lalu Wiryan (D1A020288)
6. Muhammad Nuhidayat (D1A017208)
01.
Request to the Court
Request to the Court
1. Prinsip hukum internasional yang  terdapat dalam kasus “Anglo-
Norway Fisheries Case” ini adalah mengenai penetapan base
line zona perikanan Norwegia.
2. Inggris menganggap penetapan garis pangkal oleh Norwegia tidak
sesuai dengan hukum internasional. Dikarenakan Norwegia
menetapkan garis pangkalnya dari skjaergaard.
3. Inggris membawa kasus ini ke mahkamah internasional dengan
alasan utama bahwa Inggris merasa dirugikan dalam penetapan garis
pangkal zona perikanan tersebut.
02.
Proses acara dalam putusan ICJ
Proses acara dalam putusan ICJ
Pada proses pengadilan, kedua pihak sama-sama berpegang
teguh pada prinsip masing-masing. Namun Norwegia
mengungkapkan dalam argumentasi-argumentasi mereka
bahwa faktor sejarah dari zona perikanan tersebut telah
disepakati oleh kedua belah pihak sejak berabad-abad yang
lalu.
Pertimbangan mahkamah internasional adalah ;
1. Sudah menjadi hukum kebiasaan pada Norwegia sejak
abad ke-17 daerah tersebut milik Norwegia.
Proses acara dalam putusan ICJ
2. Bahwa skaejgaard yang dimaksud masih memiliki hubungan teritorial
dengan daratan Norwegia, sehingga secara yurisdiksi masih menjadi
wilayah kedaulatan Norwegia.
3. bahwa wilayah tersebut memiliki kepentingan ekonomi dari penduduk
lokal Norwegia, dimana wilayah yang kaya akan sumber perikanan
tersebut dijadikan sumber matapencaharian bagi nelayan-nelayan
Norwegia, sejak abad ke 17.
4. melihat kondisi geografis dari Norwegia sendiri yang memang relief
negaranya merupakan gugusan pegunungan dan pantai-pantainya yang
berkarang sehingga skaejgaard juga dianggap sebagai daratan.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut yang diambil oleh mahkamah
internasional untuk memutus bahwa kasus ini dimenangkan oleh Norwegia.
Proses acara dalam putusan ICJ
Dari kasus ini general principles yang dapat diambil adalah bahwa penetapan baseline atau
garis pangkal laut territorial sebuah Negara pantai dapat pula diambil dari gugusan pulau-
pulau kecil yang masih mempunyai hubungan teritorial dengan daratan. Kasus ini juga
dianggap sebagai sebagai salah satu landmark dalam hukum kebiasaan internasional
sehingga melahirkan Konvensi Jenewa.

Konvensi I Jenewa tahun 1958 mengenai laut teritorial dan jalur tambahan (Convention on
the Territoal Sea and Contiguous Zone) menetapkan bahwa apabila penarikan garis
pangkal dari ujung ke ujung diberlakukan maka tadinya laut yang merupakan laut lepas
menjadi laut pedalaman di mana harus ada hak lalu-lintas damai (right of innocent
passage).
03.
Latar Belakang
Latar Belakang
Kasus ini dilatar belakangi dengan semenjak berakhirnya perang dunia
II, hukum laut yang merupakan cabang hukum internasional telah
mengalami perubahan-perubahan yang mendalam. Bahkan, dapat
dikatakan telah mengalami revolusi sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman.
Dua perkembangan penting setelah berakhirnya perang dunia II adalah :
1. Penerimaan umum atas dokrin landas kontinen dan zona
ekonomi eksklusif.
2. Keputusan-keputusan international Court Of Justice dalam
perkara Anglo Norwegian Fisheries Case.
04.
Sumber Hukum Mahkamah
Internasional
Sumber Hukum Mahkamah Internasional
1. Mahkamah telah melakukan metode penafsiran sejarah atau
penafsiran interprestasi Historis. dimana dalam ketentuan Statuta
Roma Pasal 38 ayat 1 kebiasan-kebiasaan internasional dijadikan
salah satu sumber hukum internasional.
2. The Principle Of Effektiveneess,yang telah diterapkan oleh
mahkamah dalam memutus perkara ini dimana decrit raja mengenai
penarikan garis pangkal lurus tersebut diterapkan oleh norwegia
secara sungguh-sungguh sehingga penarikangaris pangkal lurus ini
lebih evektif dan bermanfaat karena secara geografis deretan pulau-
pulau yang berada di sepanjang pantai norwegia menjadi kesatuan
dari wilayah perairan Norwegia.
Sumber Hukum Mahkamah Internasional
3. Teleological Schoolpenarikan garis pangkal yang termuat dalam
Decrtit raja ini harus diartikan secara luas untuk kepentingan
negara-negara yang memiliki deretan pulau sepanjang pantainya
selama penarikan garis pangkal  ini tidak bertentangan dengan
kebiasan-kebiasaan internasional yang dijadikan sebagai sumber
hukum internasional boleh berbeda selama itu untuk menyatukan
keutuhan wilayah Negara.
05.
Putusan Analisis Penerapan Hukum
oleh Hakim
Sumber Hukum Mahkamah Internasional
Putusan ICJ antara lain bahwa hak perikanan tradisional
Norwegia diakui di daerah tersebut dan Norwegian secara
sah dapat menarik garis pangkal baru (straight base line)
untuk klaim wilayah lautnya. Hasil putusan ICJ merupakan
preseden baru dalam hukum laut yang kemudian dipakai
untuk negara-negara lainnya, tetapi cara penarikan garis
tersebut khusus untuk negara Pantai (coastal state).
Sedangkan untuk negara kepulauan belum ada metode
penarikan garis pangkal.
Sumber Hukum Mahkamah Internasional
1. Dalam kasus ini peran Mahkamah Internasional sangat relevan karena menurut dasar
Pertimbangan Mahkamah Internasional :
a) Dari gugatan yang telah dilakukan oleh inggris terhadap Norwegia, maka
Mahkamah Internasional berpendapat bahwa sistem mengukur dengan garis lurus
mengikuti garis pantai telah diterapkan secara sungguh-sungguh oleh Norwegia dan
tidak ditentang oleh negara-negara lain, Mahkamah Internasional kemudian
menunjuk bahwa karena tidak adanya protes negara lain, dan keadaan demikian
telah merupakan praktek yang telah lama dilaksanakan maka Mahkamah
Internasional berpendapat bahwa sistem garis pangkal Norwegia adalah sesuai
dengan hukum internasional.
b) Pertimbangan Mahkamah Internasional berdasarkan atas bentuk geografis negara
Norwegia yang mempunyai corak yang khas, yaitu pantainya berliku-liku (fjord)
dan didepan pantai terdapat deretan pulau yang dalam bahasa Norwegia disebut
“skjaergaard” yang patut termasuk wilayah Norwegia atau menurut sejarahnya
dianggap demikian.
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai