Istilah-istilah HPI Pola Berpikir HPI Tradisional Contoh-contoh Kasus HPI Masalah-masalah Pokok HPI
Istilah-istilah HPI
1. Hukum Perdata Internasional Seperangkat kaidah hukum nasional yang mengatur peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsur-unsur transnasional.
2. Kaidah
HPI Seperangkat kaidah hukum yang menunjuk pada sistem hukum tertentu untuk menyelesaikan suatu sengketa HPI.
3. Kaidah Intern Seperangkat kaidah hukum yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara materiil.
7. Lex Cause Sistem hukum yang digunakan untuk menyelesaikan suatu perkara HPI.
Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap. Asas Lex Domicili. Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian. Lex Loci Contractus.
Penyelesaian mengenai perkara-perkara yang timbul dari perjanjian tunduk pada hukum dari tempat pelaksanaan perjanjian. Lex Loci Solutionis. Penentuan kualitas suatu perbuatan sebagai perbuatan melawan hukum (atau tidak) harus dilakukan berdasarkan hukum dari tempat perbuatan itu dilakukan. Lex Loci Delicti.
Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Bukan Kaidah HPI
Keabsahan suatu perkawinan harus ditetapkan berdasarkan kaidah hukum dari tempat dimana perkawinan diresmikan / dilangsungkan. Lex Loci Selebrationis.
Kaidah HPI
Tuntutan-tuntutan Perdata haruslah dimasukkan kepada Ketua Pengadilan Negeri di mana terletak tempat tinggal si Tergugat. Actor Sequituur Forum Rei.
TTP : Kewarganegaraan
Seorang WN Inggris berdomisili di negara Jerman melangsungkan perkawinan dengan WN Inggris yang berdomisili di negara Jepang. Dilihat dari sudut pandang Forum Inggris, titik taut primernya adalah domisili.
Dua pengusahan WNI mengadakan perjanjian jual beli di Jakarta. Dalam perjanjian yang dibuat, dinyatakan bahwa perjanjian jual beli diatur oleh hukum Inggris. Dilihat dari sudut padang Forum Indonesia, Titik Taut Primernya adalah Pilihan Hukum
3. Menentukan Lex Cause bagi perkara yang bersangkutan. -> Kualifikasikan Perkara -> Lihat Kaidah HPI Lex Fori (TTS) -> Tentukan Lex Cause
Kaidah-kaidah Hukum : - Kaidah HPI Jerman : Gugatan mengenai pembatalan perkawinan tunduk pada hukum kewarganegaraan suami.
- Kaidah HPI Indonesia : Keabsahan suatu perkawinan harus ditetapkan berdasarkan kaidah hukum dari tempat dimana perkawinan diresmikan / dilangsungkan (Lex Loci Selebrationis).
Kaidah Intern Jerman : Seorang suami hanya boleh memiliki seorang istri, dan demikian pula sebaliknya. Ketentuan ini merupakan ketentuan yang mutlak.
Kaidah Intern Indonesia : Pada asasnya suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri, dan seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami, kecuali untuk pria yang beragama Islam.
Tuan X, seorang Warga Negara Indonesia, keturunan Perancis, mengadakan perjanjian export import dengan Nyonya W, Warga Negara Belanda, berdomisili di India. Dalam perjanjian yang dibuat dalam bahasa Cina tersebut diatur bahwa Tuan X harus mengirimkan barang ke suatu tempat yang ditunjuk oleh Nyonya W di Jepang. Penandatangan perjanjian diadakan di Malaysia. Tuan X kemudian mengirimkan barang tersebut dengan perusahaan pengangkutan yang berbendera Inggris. Ternyata di tengah perjalanan, kapal yang mengangkut barang tersebut tenggelam sehingga barang gagal untuk sampai di tempat tujuan. Nyonya W merasa dirugikan atas hal ini, dan menggugat Tuan X di Negara India.
Pertanyaan : Apakah Pengadilan India dapat mengabulkan gugatan Nyonya W ?
Kaidah-kaidah Hukum :
Kaidah HPI India : Terhadap gugatan perdata atas gagalnya suatu perjanjian, maka gugatan tersebut tunduk pada hukum tempat domisili Penggugat. Kaidah HPI Indonesia : Penyelesaian mengenai perkara-perkara yang timbul dari perjanjian tunduk pada hukum dari tempat pelaksanaan perjanjian.(Lex Loci Solutionis)
Kaidah HPI Malaysia : Tuntutan mengenai ganti kerugian atas pelaksanaan suatu kerugian tunduk pada hukum kewarganegaraan Tergugat.
Kaidah HPI Jepang : Terhadap perjanjian-perjanjian berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian (Lex Loci Contractus).
Kaidah Intern Malaysia : Dalam hal tidak diatur ketentuan mengenai tanggung jawab para pihak dalam pengiriman barang, maka pihak yang bertanggung jawab adalah pihak Pengirim.
Kaidah Intern Jepang : Perusahaan pengangkutan bertanggung jawab secara penuh atas barang-barang yang dikirimkannya, sejak penyerahan barang di pelabuhan awal sampai ke tempat tujuan.
Kaidah Intern Indonesia : Dalam hal kegagalan suatu perjanjian karena keadaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka kerugian atas kegagalan tersebut haruslah dibebankan kepada masing-masing pihak.
Kaidah Intern India : Peralihan kepemilikan atas suatu barang dalam perjanjian eksport import terjadi pada saat pengiriman barang di pelabuhan pengirim.
Bilamana / sejauh mana suatu pengadilan harus memperhatikan dan mengakui putusan-putusan hukum asing atau mengakui hak-hak yang terbit berdasarkan hukum atau Putusan Pengadilan Asing.