REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 17/PUU-XX/2022
PERIHAL
ACARA PENDAHULUAN
DAN
ACARA PEMERIKSAAN
JAKARTA
RABU, 10 NOVEMBER 2022
MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 17/PUU-XX/2022
PERIHAL
PEMOHON
ACARA
SUSUNAN PERSIDANGAN
Panitera Pengganti
Farida Hamdatul
Pihak yang Hadir:
A. Pemohon
1. Febriyani Putri Anugrah
2. Azzaky Al Faiq Agma
B. Kuasa hukum pemohon
1. Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H.
2. Chlarissa Dwi Komala, S.H., M.H.
3. Ravika Jannah, S.H., M.H.
Panitera : hadirin dimohon berdiri, yang mulia majelis hakim konstitusi memasuki ruang
persidangan. Hadirin disilahkan duduk kembali
HK (AZRA) : Baik, kepada saudara pemohon, saya persilahkan kepada saudara untuk
memperkenalkan siapa-siapa saja yang hadir dalam persidangan ini!
P (YANI) : Terima kasih, assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.
Kenalkan nama saya Febriyani Putri Anugrah selaku Pemohon I, disamping saya Azzaky Al
Faiq Agma Selaku Pemohon II, dan dalam hal ini kami hadir bersama advokat kami yang
jumlahnya 3 orang yaitu Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H., Chlarissa Dwi Komala, S.H.,
M.H., dan Ravika Jannah, S.H., M.H.
HK (AZRA) : Terima kasih. Baik, kepada saudara pemohon saya persilahkan untuk
menyampaikan pokok-pokok permohonan saudara, tidak perlu dibacakan secara keseluruhan,
karena panel sudah membaca berkas permohonan saudara. Silahkan!
HA 1 (VINO) : Terimakasih, yang mulia, ketua majelis panel dan pemohon. Saya akan
menyampaikan beberapa catatan yang disebut sebagai penasehatan yang mungkin nanti dapat
menjadi bahan pertimbangan pemohon dan kuasanya untuk menyempurnakan atau juga lebih
melihat bagaimana sistematika dari permohonan ini. Secara umum pertama kepada pemohon
untuk ditegaskan bahwa ini permohonan pengujian UU terhadap UUD jadi bukan
Penggugatan, tidak ada tergugat bahkan tidak ada termohon, jadi posisi dari pemohon adalah
mengajukan permohonan dan pengujian UU terhadap UUD, jadi tidak ada penggugat,
tergugat dan lain sebagainya untuk dipahami secara umum. Dan yang kedua untuk uraian
pasal, yang bertentangannya itu apa? Masih kurang jelas, nah itu saya kira yang harus
dipertajam lagi. Itu saja dari saya, terimakasih ketua majelis.
HA 2 (BILLA) : Ya, yang mulia. Baiklah kepada pemohon maupun kuasa pemohon dalam
permohonan ini saya akan menyampaikan beberapa nasihat. Dilihat dari permohonan ini,
secara keseluruhan tidak banyak kesalahan yang ditemukan. Sebelumnya saya mau bertanya,
apakah kuasa pemohon sudah pernah beracara di MK?
KP 1 (DENI) : Dalam perkara pengujian undang-undang juga yang mulia. Tahun 2014 dan
2018 yang mulia.
HK (AZRA) : baik, untuk sidang berikutnya, itu kita belum tentukan, karena saudara
diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, 14 hari sejak sidang hari ini, nah setelah
perbaikan itu masuk, kita baru bisa menentukan jadwal sidang berikutnya, sehingga sekalipun
belum sempat 14 hari, kalau perbaikan permohonannya sudah masuk kalau memang saudara
menganggap perlu diperbaiki mahkamah juga bisa lebih awal mengagendakan sidang
perbaikan, tapi kalau saudara maunya tanggal 14 baru dimasukkan, itu haknya bapak,
termasuk haknya pemohon memperbaiki atau tidak, kalau tidak diperbaiki, maka permohonan
yang sekarang yang akan panel laporkan pada rapat permusyawaratan hakim, karena yang
menentukan bukan panel, yang menentukan nanti rapat permusyawaratan hakim, setelah kita
sidang perbaikan segera panel akan melaporkan pada rapat permusyawaratan hakim, jelas ya
pak, terimakasih atas perhatiannya. baik, sidang PANEL dengan nomor regestrasi 17/PUU-
XX/2022. saya nyatakan ditutup. ( KETUK PALU 3X ).
Panitera : hadirin dimohon berdiri, yang mulia majelis hakim konstitusi meninggalkan ruang
persidangan. Hadirin disilahkan duduk kembali. Hadirin yg kami hormati, demikianlah
persidangan hari rabu tanggal 10 november 2022 untuk perkara nomor 17/PUU-XX/2022
telah selesai. Terimakasih selamat siang.
SIDANG 2 (PLENO) :
Acara sidang: Mendengarkan keterangan DPR dan Pemerintah dan keterangan saksi
ahli
Panitera : (mengecek kehadiran para pihak dengan ceklis) hadirin dimohon berdiri, yang
mulia majelis hakim konstitusi memasuki ruang persidangan. Hadirin disilahkan duduk
kembali
HK (AZRA) : Ass Wr Wb. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Seperti biasa
Saudara-saudara, sebelum kita mulai saya persilakan lebih dulu semua pihak yang hadir
dalam sidang ini untuk memperkenalkan diri siapa saja yang hadir, mulai dari Pemohon saya
persilakan.
P (AZZAKY) : Terima kasih, assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.
Kenalkan nama saya Azzaky Al Faiq Agma Selaku Pemohon II, disamping saya Febriyani
Putri Anugrah selaku Pemohon I, dan dalam hal ini kami hadir bersama advokat kami yang
jumlahnya 3 orang yaitu Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H., Chlarissa Dwi Komala, S.H.,
M.H., dan Ravika Jannah, S.H., M.H.
Pemerintah : Yang Mulia, nama saya Masyair Muqadhasah, mewakili Pemerintah, status
Menteri Hukum dan HAM. Demikian yang mulia. Terima kasih
DPR (AIDUL) : Para Hakim Konstitusi yang saya muliakan, saya Muhammad Aidul Ma’ruf,
S.H., M.H. dan Dr. Dirya Kinta Ayada, S.H. selaku Tim Kuasa DPR RI, demikian yang
mulia, terimakasih
HK (AZRA) : Baik, selanjutnya langsung saja saya persilakan dari DPR untuk
menyampaikan keterangan resmi mengenai latar belakang pembentukan Undang-undang
tentang Perkawinan ini khususnya mengenai pasal-pasal yang dipersoalkan. Silahkan!
DPR (AIDUL) : Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahterah bagi kita semua. Yang saya
muliakan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, para Pemohon yang saya hormati, para
Saksi/Ahli, Pihak Terkait dan pihak Pemerintah. Pertama-tama kami mewakili Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia perlu menjelaskan secara singkat mengenai
kronologis lahirnya UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG
PERKAWINAN. Bahwa dalam hal perubahan tersebut yang diubah adalah pembatasan usia
kawin yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak konstitusional warga negara untuk
membentuk keluarga. Hal ini sesuai dengan Pasal 28B ayat (1) UUD 1945 dalam konteks
pelaksanaan hak untuk membentuk keluarga. Dalam hal ini dasar hukumnya ialah bahwa
negara menjamin hak warga negara untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah, menjamin hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Demikian, untuk sementara kami akhiri keterangan kami ini. terima kasih.
Pemerintah : Salam sejahterah bagi kita semua. Yang mulia Majelis Hakim Mahkamah
Konstitusi, para Pemohon yang saya hormati, para Saksi/Ahli, Pihak Terkait dan pihak
Pemerintah. (lanjutkan sesuai dengan dokumen yg dibuat : POIN2 saja) Demikian
keterangan dari kami, terimakasih yg mulia.
HK (AZRA) : Baik, terima kasih. Dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah. Yang
tertulisnya juga sudah ada ya. Pak Petugas, tolong. Apa sudah 12 rangkap? Alhamdulillah.
Beri Dewan Perwakilan Rakyat satu, dari Pemerintah. Pemohon juga. Pemohon, dan Pihak
Terkait juga kasih satu. Pemohon satu saja, fotokopi saja nanti. Baik, Saudara-saudara
sekalian, kita telah mendengarkan keterangan resmi, nanti tinggal dibaca, Silakan, yang
tertulis di bawa ke sini. Saya persilakan, kalau ada yang mau mengajukan pertanyaan baik
kepada Pemerintah maupun kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Dari Pemohon ada yang ingin
ditanyakan?
KP 2 (CHLARISSA) : izin bertanya yang mulia hakim, mengenai keterangan DPR tadi yang
mulia. Pemerintah mendalilkan dalam keterangannya bahwa "dalil pemohon tidak jelas". Yg
ingin saya tanyakan coba jelaskan lagi di persidangan ini mengapa dalil pemohon tidak jelas
menurut DPR sendiri?
HK : silahkan ditanggapi dari pihak DPR terkait pertanyaan dari pihak pemohon.
DPR (DIRYA) : baik yang mulia, (BACA POIN-POIN) sekian terima kasih yang mulia.
HK (AZRA) : silahkan.