Anda di halaman 1dari 8

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 17/PUU-XX/2022

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG


PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG
PERKAWINAN

TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA


TAHUN 1945

ACARA PENDAHULUAN
DAN
ACARA PEMERIKSAAN

JAKARTA
RABU, 10 NOVEMBER 2022

MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 17/PUU-XX/2022
PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Pasal Terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

PEMOHON

1. Febriyani Putri Anugrah(17/PUU-XX/2022)


2. Azzaky Al Faiq Agma(17/PUU-XX/2022)

ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Rabu, 10 November 2022, Pukul 10.00 – 11.25 WIB

Ruang Sidang Panel, Gedung Mahkamah Konstitusi RI,

Jl. Medan Merdeka Barat No. 6,Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Azra Nur Zanira (Hakim Ketua)

2) M. Alvino (Hakim Anggota)

3) Syahbilla Putri Azzahara (Hakim Anggota)

Panitera Pengganti

Farida Hamdatul
Pihak yang Hadir:
A. Pemohon
1. Febriyani Putri Anugrah
2. Azzaky Al Faiq Agma
B. Kuasa hukum pemohon
1. Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H.
2. Chlarissa Dwi Komala, S.H., M.H.
3. Ravika Jannah, S.H., M.H.

SIDANG PANEL (DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)


Acara Sidang : Pemeriksaan Pendahuluan Perkara

Panitera : hadirin dimohon berdiri, yang mulia majelis hakim konstitusi memasuki ruang
persidangan. Hadirin disilahkan duduk kembali

HK (AZRA) : Baik. Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb. Selamat Siang,


Salam Sejahtera bagi kita semua. Baiklah kita akan memulai sidang PANEL. Sidang Perkara
dengan nomor register 17/PUU-XX/2022 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.
(KETUK PALU 3X).

HK (AZRA) : Baik, kepada saudara pemohon, saya persilahkan kepada saudara untuk
memperkenalkan siapa-siapa saja yang hadir dalam persidangan ini!

P (YANI) : Terima kasih, assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.
Kenalkan nama saya Febriyani Putri Anugrah selaku Pemohon I, disamping saya Azzaky Al
Faiq Agma Selaku Pemohon II, dan dalam hal ini kami hadir bersama advokat kami yang
jumlahnya 3 orang yaitu Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H., Chlarissa Dwi Komala, S.H.,
M.H., dan Ravika Jannah, S.H., M.H.

HK (AZRA) : Terima kasih. Baik, kepada saudara pemohon saya persilahkan untuk
menyampaikan pokok-pokok permohonan saudara, tidak perlu dibacakan secara keseluruhan,
karena panel sudah membaca berkas permohonan saudara. Silahkan!

KP 1 (DENI) : Baik, terimakasih yang muliah. (Di lanjutkan Pembacaan Pokok-pokok


permohonan, legal standing, dan petitum) demikian yang mulia, terimakasih.

HK (AZRA) : baik, terimakasih. Sesuai dengan norma Pasal 39 UU MK pada sidang


pendahuluan, panel hakim wajib memberikan nasehat dalam rangka penyempurnaan
permohonan, tapi tentu nasehat yang kami berikan tidak ke materi atau subtansi permohonan
tetapi ke persyaratan persyaratan formil. Sebelumnya saya juga ingin mengingatkan kepada
pemohon untuk mempersiapkan bukti-bukti nanti, sehingga bisa disahkan pada sidang
selanjutnya. Baik sekarang giliran kami panel untuk memberikan nasehat. Yang pertama saya
persilahkan kepada bapak M. Alvino

HA 1 (VINO) : Terimakasih, yang mulia, ketua majelis panel dan pemohon. Saya akan
menyampaikan beberapa catatan yang disebut sebagai penasehatan yang mungkin nanti dapat
menjadi bahan pertimbangan pemohon dan kuasanya untuk menyempurnakan atau juga lebih
melihat bagaimana sistematika dari permohonan ini. Secara umum pertama kepada pemohon
untuk ditegaskan bahwa ini permohonan pengujian UU terhadap UUD jadi bukan
Penggugatan, tidak ada tergugat bahkan tidak ada termohon, jadi posisi dari pemohon adalah
mengajukan permohonan dan pengujian UU terhadap UUD, jadi tidak ada penggugat,
tergugat dan lain sebagainya untuk dipahami secara umum. Dan yang kedua untuk uraian
pasal, yang bertentangannya itu apa? Masih kurang jelas, nah itu saya kira yang harus
dipertajam lagi. Itu saja dari saya, terimakasih ketua majelis.

HK (AZRA) : Baik, selanjutnya saya persilahkan kepada Ibu Syahbilla, silakan.

HA 2 (BILLA) : Ya, yang mulia. Baiklah kepada pemohon maupun kuasa pemohon dalam
permohonan ini saya akan menyampaikan beberapa nasihat. Dilihat dari permohonan ini,
secara keseluruhan tidak banyak kesalahan yang ditemukan. Sebelumnya saya mau bertanya,
apakah kuasa pemohon sudah pernah beracara di MK?

KP 1 (DENI) : Sudah yang mulia

HA 2 (BILLA) : Dalam perkara apa, dan tahun berapa?

KP 1 (DENI) : Dalam perkara pengujian undang-undang juga yang mulia. Tahun 2014 dan
2018 yang mulia.

HA 2 (BILLA) : Baiklah. Tidak banyak kesalahan yang ditermukan, sepertinya kuasa


hukum pemohon sudah berpengalaman sebelumnya dalam perkara pengujian undang-undang
terhadap UUD. Untuk legal standing pemohon sudah benar dimana pemohon bertindak
sebagai Lembaga negara yang merasa hak konstitusionalnya dirugikan dengan berlakunya
undang-undang miberba tersebut. Dan mahkamah konstitusi berwenang untuk memeriksa dan
mengadili pengujian undang-undang terhadap UUD 1945. Terhadap alasan-alasan pemohon
sudah dijelaskan apa saja hak pemohon yang dirugikan. Namun ini perlu digaris bawahi,
bahwa dalam penulisan Pasal UUD, UU atau peraturan perundang-undangan lainnya
konsisten dalam pemakaian huruf kapitas di awal kata. Cukup yang mulia.

HK (AZRA) : baik, untuk sidang berikutnya, itu kita belum tentukan, karena saudara
diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan, 14 hari sejak sidang hari ini, nah setelah
perbaikan itu masuk, kita baru bisa menentukan jadwal sidang berikutnya, sehingga sekalipun
belum sempat 14 hari, kalau perbaikan permohonannya sudah masuk kalau memang saudara
menganggap perlu diperbaiki mahkamah juga bisa lebih awal mengagendakan sidang
perbaikan, tapi kalau saudara maunya tanggal 14 baru dimasukkan, itu haknya bapak,
termasuk haknya pemohon memperbaiki atau tidak, kalau tidak diperbaiki, maka permohonan
yang sekarang yang akan panel laporkan pada rapat permusyawaratan hakim, karena yang
menentukan bukan panel, yang menentukan nanti rapat permusyawaratan hakim, setelah kita
sidang perbaikan segera panel akan melaporkan pada rapat permusyawaratan hakim, jelas ya
pak, terimakasih atas perhatiannya. baik, sidang PANEL dengan nomor regestrasi 17/PUU-
XX/2022. saya nyatakan ditutup. ( KETUK PALU 3X ).

Panitera : hadirin dimohon berdiri, yang mulia majelis hakim konstitusi meninggalkan ruang
persidangan. Hadirin disilahkan duduk kembali. Hadirin yg kami hormati, demikianlah
persidangan hari rabu tanggal 10 november 2022 untuk perkara nomor 17/PUU-XX/2022
telah selesai. Terimakasih selamat siang.
SIDANG 2 (PLENO) :

Acara sidang: Mendengarkan keterangan DPR dan Pemerintah dan keterangan saksi
ahli

Panitera : (mengecek kehadiran para pihak dengan ceklis) hadirin dimohon berdiri, yang
mulia majelis hakim konstitusi memasuki ruang persidangan. Hadirin disilahkan duduk
kembali

HK (AZRA) : Baik Saudara-saudara sekalian, sidang Mahkamah Konstitusi dalam rangka


pemeriksaan persidangan atas Perkara 17/PUU-XX/2022 saya nyatakan dibuka dan terbuka
untuk umum. (KETUK PALU 3X ).

HK (AZRA) : Ass Wr Wb. Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Seperti biasa
Saudara-saudara, sebelum kita mulai saya persilakan lebih dulu semua pihak yang hadir
dalam sidang ini untuk memperkenalkan diri siapa saja yang hadir, mulai dari Pemohon saya
persilakan.

P (AZZAKY) : Terima kasih, assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.
Kenalkan nama saya Azzaky Al Faiq Agma Selaku Pemohon II, disamping saya Febriyani
Putri Anugrah selaku Pemohon I, dan dalam hal ini kami hadir bersama advokat kami yang
jumlahnya 3 orang yaitu Deni Hendra Sitorus, S.H., M.H., Chlarissa Dwi Komala, S.H.,
M.H., dan Ravika Jannah, S.H., M.H.

HK (AZRA) : Kemudian selanjutnya saya persilakan Pihak Pemerintah.

Pemerintah : Yang Mulia, nama saya Masyair Muqadhasah, mewakili Pemerintah, status
Menteri Hukum dan HAM. Demikian yang mulia. Terima kasih

HK (AZRA) : Baik, selanjutnya dari DPR

DPR (AIDUL) : Para Hakim Konstitusi yang saya muliakan, saya Muhammad Aidul Ma’ruf,
S.H., M.H. dan Dr. Dirya Kinta Ayada, S.H. selaku Tim Kuasa DPR RI, demikian yang
mulia, terimakasih

HK (AZRA) : Baik, selanjutnya langsung saja saya persilakan dari DPR untuk
menyampaikan keterangan resmi mengenai latar belakang pembentukan Undang-undang
tentang Perkawinan ini khususnya mengenai pasal-pasal yang dipersoalkan. Silahkan!

DPR (AIDUL) : Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahterah bagi kita semua. Yang saya
muliakan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, para Pemohon yang saya hormati, para
Saksi/Ahli, Pihak Terkait dan pihak Pemerintah. Pertama-tama kami mewakili Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia perlu menjelaskan secara singkat mengenai
kronologis lahirnya UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG
PERKAWINAN. Bahwa dalam hal perubahan tersebut yang diubah adalah pembatasan usia
kawin yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak konstitusional warga negara untuk
membentuk keluarga. Hal ini sesuai dengan Pasal 28B ayat (1) UUD 1945 dalam konteks
pelaksanaan hak untuk membentuk keluarga. Dalam hal ini dasar hukumnya ialah bahwa
negara menjamin hak warga negara untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah, menjamin hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Demikian, untuk sementara kami akhiri keterangan kami ini. terima kasih.

HK (AZRA) : Terimakasih, selanjutnya saya persilahkan dari pemerintah.

Pemerintah : Salam sejahterah bagi kita semua. Yang mulia Majelis Hakim Mahkamah
Konstitusi, para Pemohon yang saya hormati, para Saksi/Ahli, Pihak Terkait dan pihak
Pemerintah. (lanjutkan sesuai dengan dokumen yg dibuat : POIN2 saja) Demikian
keterangan dari kami, terimakasih yg mulia.

HK (AZRA) : Baik, terima kasih. Dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah. Yang
tertulisnya juga sudah ada ya. Pak Petugas, tolong. Apa sudah 12 rangkap? Alhamdulillah.
Beri Dewan Perwakilan Rakyat satu, dari Pemerintah. Pemohon juga. Pemohon, dan Pihak
Terkait juga kasih satu. Pemohon satu saja, fotokopi saja nanti. Baik, Saudara-saudara
sekalian, kita telah mendengarkan keterangan resmi, nanti tinggal dibaca, Silakan, yang
tertulis di bawa ke sini. Saya persilakan, kalau ada yang mau mengajukan pertanyaan baik
kepada Pemerintah maupun kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Dari Pemohon ada yang ingin
ditanyakan?

KP 2 (CHLARISSA) : izin Yang mulia,

HK (AZRA) : ya, silahkan kuasa hukum pemohon.

KP 2 (CHLARISSA) : izin bertanya yang mulia hakim, mengenai keterangan DPR tadi yang
mulia. Pemerintah mendalilkan dalam keterangannya bahwa "dalil pemohon tidak jelas". Yg
ingin saya tanyakan coba jelaskan lagi di persidangan ini mengapa dalil pemohon tidak jelas
menurut DPR sendiri?

HK : silahkan ditanggapi dari pihak DPR terkait pertanyaan dari pihak pemohon.

DPR (DIRYA) : baik yang mulia, (BACA POIN-POIN) sekian terima kasih yang mulia.

HK : baik. Apakah ada pertanyaan lagi dari pihak pemohon?

KP 3 (RAVIKA): ada yang mulia,

HK (AZRA) : silahkan.

Anda mungkin juga menyukai