Anda di halaman 1dari 21

Panitera (Tania) : Sidang Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta akan segera dimulai, Majelis

Hakim akan memasuki ruang sidang, hadirin dimohon berdiri, hadirin


dipersilahkan duduk.

Hakim Ketua (Valen) : Sidang Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan
mengadili sengketa Tata Usaha Negara No 230/TF/2019/PtunJakarta antara
aliansi jurnalis independent dan pembela kebebasan berekspresi Asia
Tenggara melawan menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
dan Presiden Republik Indonesia sidang terbuka dan terbuka untuk umum.
(Ketuk Palu 3x)

Hakim Ketua (Valen) : Pada para Penggugat dan Tergugat serta Kuasa Hukumnya dipanggil masuk
ke ruang sidang, kepada Panitera apakah Penggugat dan Tergugat sudah
hadir?

Panitera (tania) : Penggugat dan Tergugat sudah hadir yang mulia.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, Silahkan pihak untuk menghadapkan muka persidangan

Panitera (Tania) : Baik yang mulia, para pihak dipersilahkan memasuki ruang sidang dan
menempati ruang sidang yang sudah disediakan .

Hakim Ketua (Valen) : Baik, apakah benar Saudari sebagai Penggugat dalam persidangan kali ini?

Penggugat (tania) : Benar yang mulia Hakim Ketua, saya perwakilan penggugat dalam perkara
ini

Hakim Ketua (Valen) : Baik, apakah anda telah dipanggil secara patut ?

Penggugat (tania) : Saya sudah dipanggil secara patut yang mulia

Hakim Ketua (Valen) : Baik, silahkan perwakilan penggugat memperlihatkan Surat Panggilan
tersebut.

Penggugat (Tania) : Dapat yang Mulia (Menunjukkan Surat Panggilan)

Hakim Ketua (Valen) : Pada Saudari Penggugat, sebutkan Identitas Saudari, Nama ?

Penggugat (Tania) : Nama saya, Tania Sekar Ayu , saya mewakili Aliansi Jurnalis Independen
dan Pembela Kebebasan Berekpresi Asia Tenggara atau SAFEnet yang Mulia.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, selanjutnya saat ini anda bekerja sebagai apa?

Penggugat (Tania) : Saya bekerja sebagai Jurnalis dan Ketua umum Aliansi Jurnalis Independen
yang Mulia.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, apakah Saudari dapat menunjukkan identitas Saudari?

Penggugat (Tania) : Dapat yang Mulia. (Menunjukkan Identitas)

Hakim Ketua (Valen) : Baik, Saudari Penggugat apakah dalam hal ini anda didampingi oleh Kuasa
Hukum Saudari?

Penggugat (Tania) : Iya yang Mulia, saya didampingi oleh Diyan Pebi Melisa Ninda, S.H., M.H.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, kepada sauadari Kuasa Hukum, benarkah saudari sebagai Kuasa
Hukum Penggugat dalam perkara ini?
KHP (Melisa) : Benar yang Mulia, saya Diyan Pebi Melisa Ninda sebagai Kuasa Hukum dari
Saudari Tania Sekar Ayu, Advokat dari Kantor Hukum Melisa Ninda, S.H.,
M.H. and Partners’s di jalan Pegangsaan Utara No.12, RT01/ RW05,
Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat. yang menerima kuasa dari
penggugat sebagai pemberi kuasa menangani kasus ini berdasarkan surat
kuasa Nomor 001/SKK-PTUN/ADV/X/2019

Hakim Ketua (Valen) : Jika benar, silahkan tunjukkan Surat Kuasa Saudari.

KHP (Melisa) : (Menunjukkan Surat Kuasa)

Hakim Ketua (Valen) : Saudara wahyu apakah benar saudara sebagai pihak tergugat dalam
perkara ini?

KHT (Wahyu) : Benar yang mulia, pada kesempatan ini tergugat tidak hadir dan diwakili
oleh Kuasa Hukumnya, saya Wahyu Dwi Prasetyo, S.H., M.H, advokat dari
Kantor Hukum Prasetyo, S.H., M.H and Partners’s yang berkantor di Jalan
Sultan Hasanudin No.1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. yang menerima
kuasa dari Tergugat sebagai pemberi kuasa menangani kasus ini berdasarkan
surat kuasa Nomor 001/SKK-PTUN/ADV-WDP/X/2019

Hakim Ketua (Valen) : Baik jika benar demikian, tolong tunjukkan surat Kuasa Saudara.

KHT (Wahyu) : (Menunjukkan Surat Kuasa)

Hakim Ketua (Valen) : Baik, Kuasa Hukum Tergugat apakah perlu dibacakan surat gugatan
Kembali?

KHT(Wahyu) : Iya yang mulia, kami mohon dengan sangat agar gugatan tersebut dapat
dibacakan Kembali

Hakim Ketua (Valen) : Baik, kepada pihak Penggugat, apakah Saudari siap untuk bacakan surat
gugatan Saudari? Apakah anda akan membaca secara keseluruhan atau
sebagaian atau hanya pokok gugatannya saja?

Penggugat (tania) : Kami sudah siap membacakan gugatannya yang mulia, kami hanya akan
membacakan pokok gugatannya saja.

Hakim Ketua (Valen) : Baik kepada pihak tergugat agar mendengar dan menyimak dengan baik,
kepada Kuasa Hukum Penggugat silahkan dibacakan gugatannya.

Penggugat (tania) : Baik yang Mulia. Terimakasih (Membacakan Surat Gugatan)

Penggugat (tania) : Demikian pembacaan gugatan kami yang mulia, untuk selanjutnya saya
serahkan kepada kuasa hukum saya yang mulia

Hakim Ketua (Valen) : Baik, kepada Tergugat dan Kuasa Hukumnya apakah Saudara sudah
memahami dan mengerti isi gugatan tersebut?

KHT (Wahyu) : Kami sudah memahami isi gugatan tersebut yang Mulia.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, selanjutnya kepada Kuasa Hukum Tergugat, apakah saudara akan
mengajukan jawaban atau eksepsi atas gugatan yang telah disampaikan oleh
Penggugat atau kuasanya tersebut?
KHT(Wahyu) : Iya yang mulia, kami akan membrikan eksepsi atas gugatan yang telah
disampaikan pihak penggugat

Hakim Ketua (Valen) : Apakah Saudara sudah menyiapkan Eksepsi tersebut?

KHT (Wahyu) : Sudah yang mulia, kami sudah menyiapkan Eksepsi atas gugatan Penggugat
secara tertulis.

Hakim Ketua (Valen) : Baiklah, apakah Saudara siap untuk membacakan Eksepsi Saudara, apakah
Suadara akan membacakan secara keseluruhan, atau Sebagian, atau hanya
pokoknya saja?

KHT (Wahyu) : Kami sudah siap membacakan Eksepsi kami yang Mulia, kami hanya akan
membacakan pokoknya saja.

Hakim Ketua (Valen) : Baik, kepada pihak penggugat dan Kuasa Hukumnya diharapkan agar
mendengar dan menyimak dengan baik Eksepsi dari pihak tergugat.
Selanjutnya kepada pihak Kuasa Hukum tergugat silahkan dibacakan pokok
Eksepsinya

KHT ( Wahyu) : Baiklah yang Mulia. Terimakasih (Membacakan Eksepsi)

Hakim Ketua (Valen) : baik terima kasih kepada kuasa hukum tergugat. Selanjutnya kepada
penggugat atau kuasa hukumnya, apakah saudari sudah memahami eksepsi
tersebut ?

KHP (diyan) : Kami sudah memahami dan memahami eksespsi tersebut yang mulia.

HK (valen) : terhadap eksespsi tersebut apakah saudari akan mengajukan jawaban ?

KHP (diyan) : tidak yang mulia

HK (valen) : baik. Kalau begitu langsung saja pemeriksaan alat-alat bukti berupa surat-
surat, dokumen, saksi. Kepada penggugat dan tergugat agar menyerahkan
alat bukti berupa surat surat atau dokumen. Silahkan dimulai dari pihak
penggugat, dilanjutkan oleh tergugat.

KHP (diyan) : (menyerahkan dokumen)

KHT (wahyu) : (menyerahkan dokumen)

HK (valen) : baik dengan demikian pemeriksaan alat bukti berupa surat surat, dan
dokumen dari kedua pihak dianggap selesai. Selanjutnya sidang dilanjutkan
dengan pemeriksaan saksi-saksi. Yaitu mendengar keterangan saksi yang
diajukan dalam persidangan ini. Saudari kuasa hukum penggugat, apakah
sudah menyiapkan saksi-saksinya.

KHP (diyan) : kami sudah menyiapkannya yang mulia, kami akan menghadirkan satu
orang saksi untuk memberikan keterangan dalam persidangan ini.

HK (valen) : baik apakah saksinya sudah hadir ?

Penggugat (tania) : sudah hadir yang mulia.

HK (valen) : baik, kepada panitera agar memanggil masuk saksi ke ruang sidang.
Panitera (tania) : kepada andre cahya pratama dipersilahkan memasuki ruang sidang.

SP (andre) : (masuk ruang sidang)

HK (valen) : baik silahkan saudara duduk. Saudara saksi apakah saudara dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani ?

SP (andre) : sehat yang mulia.

HK (valen) : baik. Sebelum saudari saksi memberi keterangan, terlebih dahulu kami
akan menanyakan identitas saudara, nama ?

SP (andre) : Nama : Andre Cahya Pratama

Usia : 23 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : jurnalis CNN indonesia sejak bulan november 2017 sampai


sekarang, dan ditempatkan di koordinator liputan.

HK (valen) : saudara saksi apakah saudara kenal dengan pihak penggugat ?

SP (andre) : kenal yang mulia, karena sebagai sesama jurnalis.

HK (valen) : baik saudara saksi apakah saudara bersedia untuk memberikan keterangan
dalam persidangan hari ini ?

SP (andre) : bersedia yang mulia

HK (valen) : apakah saudara memiliki hubungan saudara dengan penggugat ?

SP (andre) : tidak yang mulia

HK (valen) : baik sebelum saksi memberikan keterangan, saudara akan disumpah


terlebih dahulu. Apakah saudara bersedia ?

SP (andre) : bersedia yang mulia.

HK (valen) : hakim anggota 1 untuk tempat saya persilahkan

HA 1 (widia) : saudara saksi ikuti kata kata saya. Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya
sebagai saksi telah atau akan menerangkan dengan sesungguh nya dan
sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. Jika saya berdusta, saya akan
mendapat hukuman dari Tuhan semoga Allah menolong saya.

HK (valen) : saudara saksi telah bersumpah menurut agama saudara. Untu itu dimohon
saudara memberikan keterangan yang sebenarnya. Baik apakah saudara
tahu mengapa saudara saksi dihadirkan dalam persidangan hari ini ?

SP (andre) : saya tahu yang mulia. Saya dihadirkan untuk dimintai keterangan
sehubungan dengan perkara penggugat aliansi jurnalis independen dengan
pembela kebebasan berekspresi asia tenggara (SAFEnet).

HK (valen) : baik. Selanjutnya saudara tahu dalam sengketa apa hari ini ?
SP (andre) : tahu yang mulia. Yaitu dalam sengketa Gugatan sengketa Siaran Pers No.
154/HM/KOMINFO/08/2019 Throttling atau pelambatan akses/bandwidth di
beberapa wilayah Provinsi Papua pada 19 Agustus 2019.

HK (valen) :baik. Saudara saat terjadi pemblokiran internet saudara saksi ada dimana ?

SP (andre) : saat terjadi pemblokiran internet dari tanggal 3-8 september 2019 saya
sedang ditugaskan oleh kantor untuk meliput kerusuhan yang ada di papua
khususnya di jayapura.

HK (valen) : darimana kah saudara saksi tahu bahwa ada pemblokiran internet di papua
?

SP (andre) : saya hanya mendengar isu-isu dari teman teman jurnalis serta kru yang ada
di jayapura.

HK (valen) : baik untuk hakim anggota 1 apakah ada pertanyaan untuk saksi ?

HA 1 (widia) : ada yang mulia. Kepada saudara saksi apakah ada dampak yang saudara
saksi alami terhadap pemblokiran internet di papua ?

SP (andre) : pada saat melakukan rekaman hasil rekaman tersebut akan dikirimkan ke
jkt. Tapi pengiriman ke jakarta tidak lancar. Maka pengiriman tertunda
sampai 12 jam

HA 1 (widia) : cukup yang mulia

HK (valen) : hakim anggota 2 apakah ada yang ingin ditanyakan ?

HA 2 (vika) : ada yang mulia. Saudara saksi, ketika sedang bertugas meliput di jayapura,
anda beserta tim ada berapa orang yang ikut dalam tugas meliput ?

SP (andre) : dalam 1 tim ada 3 orang, ada koresponden atau reporter, kameramen, dan
saya sebagai produser lapangan

HA 2 (vika) : cukup yang mulia

HK (valen) : baik untuk KHP apakah ada pertanyaan untuk saksi ?

KHP (diyan) : ada yang mulia. Saudara saksi, apakah anda tetap dapat melakukan live
report sedangkan masih terdapat pemutusan internet di papua ?

SP (andre) : saya kesulitan dalam melakukan live report yang menggunakan gambar
karena tidak ada jaringan internet live report dapat dilakukan dengan dua
cara yang pertama menggunakan mobile satelit yaitu langsung
menggunakan jaringan internet satelit dan yang kedua menggunakan
stringbox yaitu dengan menggunakan jaringan internet data (simcard).

KHP (diyan) : apakah pemblokiran internet ini mempengaruhi kinerja saudara sebagai
jurnalis yang akan memberikan informasi kepada masyarakat ?

SP (andre) : sebagai anggota pers, pemblokiran ini sangat mempengaruhi kinerja saya.
Mengingat adanya pemblokiran ini mempersulit akses penyaluran berita ke
masyarakat.

KHP (diyan) : Cukup yang mulia


HK (valen) : baik terima kasih, selanjutnya kepada pihak tergugat untuk mengajukan
pertanyaannya

KHT (wahyu) : ada yang mulia, terima kasih. Apakah pada saat itu saudara tetap bisa
melakukan live report?

SP (andre) : pada saat itu terjadi hambatan dari tanggal 3 sampai 8 September 2019 live
report yang harus Tayang ada 19 ada yang tidak terpenuhi ada 5 Life report
internet masih bisa diakses melalui hotel tetapi saksi mengalami kendala
internet Hotel karena limitnya tidak cukup untuk memadai untuk mengirim
file gambar dan suara, beda dengan wartawan lain yang mengirim teks dan
foto. Saya menunggu hingga Tengah malam saat internet sepi dan itu pun
berkali-kali gagal jadi materi liputan yang saya liput setiap hari yang
semestinya dikirim Im cerpen 2 sampai 12 jam atau 1 hari karena perawatan
internet dari tanggal 3 sampai 8 September 2019 Saya tidak memenuhi 5
Life report para wartawan yang bekerja untuk memenuhi Informasi Publik
dan jika target dari kantor tidak tercapai maka saya Sebagai wartawan tidak
bisa melakukan Real Time pada saat itu.

KHT (wahyu) : Apakah pemerintah setempat tidak memberikan bantuan kepada pihak
pers?

SP (andre) : karena kesulitan internet saya dan tim pers kehilangan koordinasi dengan
pemerintah, bahkan saya tidak mengetahui bahwa pada tanggal 5
September 2019 pemerintah telah menyediakan akses internet kepada pers
di kantor pintal Jayapura dan di kantor Telkom Manokwari.

KHT (wahyu) : Baiklah pertanyaan yang saya ajukan sudah cukup yang mulia

HK (valen) : kepada saudara saksi keterangan ada sudah dianggap cukup, dan bilamana
pengadilan masih membutuhkan keterangan kami akan memanggil kembali
saudara saksi Untuk itu saudara saksi dipersilakan meninggalkan ruang
sidang.

HK (valen) : baik dengan demikian pemeriksaan saksi penggugat dianggap cukup, dan
dipersilahkan kepada pihak tergugat untuk menghadirkan saksinya ,
Siapakah pihak tergugat sudah siap dengan saudari saksinya?

KHT ( wahyu) : majelis hakim yang mulia kami sudah siap dengan saksi kami

HK (valen) : Oke, Berapa orang saksi akan dihadirkan dan saksi atas nama siapa?

KHT (wahyu) : kami akan menghadirkan 1 orang saksi atas nama Jefri

HK (valen) : baik kepada petugas ruang sidang agar memanggil masuk ke ruang sidang
saksi atas nama Jefri

Panitera (tania) : kepada saudara jefri dipersilakan memasuki ruang sidang

HK (valen) : baik, silakan saudara saksi duduk. Saudara saksi apakah saudara dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani?

Saksi tergugat (jefri) : Iya Yang Mulia


HK (VALEN) : baik, saudara saksi Apakah anda bersedia memberikan keterangan dalam
persidangan hari ini?

ST (JEFRI) : Saya bersedia yang belia

HK (VALEN) : baik, sebelum saudara saksi memberikan keterangan, saudara saksi silakan
perkenalkan diri

ST (JEFRI) : Nama saya Jefri arianto berumur 56 tahun, beragama islam Saya bekerja di
kominfo sejak Oktober 2016 sampai sekarang dengan jabatan sebagai
Direktur Jenderal aplikasi Informatika sebelum bertugas di kominfo saya
juga pernah menjabat sebagai ketua Asosiasi penyelenggara jasa internet
Indonesia.

HK (Valen) : sebelum memberiketerangan, sebelumnya apakah saudara ada hubungan


keluarga dengan tergugat ?

ST (JEFRI) : Tidak ada yang mulia

HK (VALEN) : baik, saudara saksi sebelum saudara saksi memberikan kesaksian terlebih
dahulu akan diambil Sumpah dan janjinya, Apakah saudara saksi bersumpah
dan berjanji?

ST (JEFRI) : saya akan berjanji yang mulia

HK (VALEN) : baik, kepada HA 2 silakan mengambil tempat dan untuk saudara saksi
silakan maju dan berdiri, hakim anggota silakan bacakan sumpahnya

HA 2 (NOVI) : saudara saksi ikuti kata-kata Saya demi Allah saya bersumpah bahwa saya
sebagai saksi telah atau akan menerangkan dengan sesungguhnya dan
sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya jika saya berdusta saya akan
mendapatkan hukuman dari Tuhan. Semoga Allah menolong saya

HK (VALEN) : baik, HA2 silakan kembali ke tempatnya dan saudara saksi Silakan duduk
kembali. Ya Saudara saksi sudah berjanji menurut agama dan kepercayaan
Anda diharapkan sudah saksi memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya
dan sepanjang sepengetahuan saudari saja, dan apabila saudara
memberikan kesaksian atau keterangan palsu dalam persidangan hari ini
saudara diancam dengan ancaman pidana sesuai dengan ketentuan pasal
242 kitab undang-undang hukum pidana.

HK (VALEN) : baik, Apakah saudara tahu Apa maksud saksi dihadirkan dalam persidangan
hari ini?

ST (JEFRI) : saya tahu yang mulia, saya dihadirkan untuk dimintai keterangan
sehubungan dengan perkara penggugat aliansi jurnalis independen dan
pembela kebebasan berekspresi Asia Tenggara

Hakim ketua : saudara saksi tahu, saudara saksi dihadirkan dalam sengketa apa?

ST (JEFRI) : Iya Yang Mulia dalam sengketa berkaitan dengan Gugatan sengketa Siaran
Pers No. 154/HM/KOMINFO/08/2019 Throttling atau pelambatan
akses/bandwidth di beberapa wilayah Provinsi Papua pada 19 Agustus 2019.
HK (VALEN) : Terima kasih hakim ketua, saudara saksi Apakah Anda mengetahui
mengenai perlambatan internet di Papua?

ST (JEFRI) : iya yang mulia saya mengetahuinya

HK (VALEN) : dapat anda jelaskan kronologi nya?

ST (JEFRI) : pada tanggal 19 Agustus 2019 pagi ada pertemuan terlebih dahulu di
tingkat publik lalu dilanjutkan pada pertemuan di WA grup yang akhirnya
diputuskan untuk dilakukan perlambatan internet pada tanggal 19 Agustus
2019 dan melakukan penutupan terbatas pada tanggal 21 Agustus 2019 atas
intruksi dari pemerintah, pertemuan di WA grup tersebut dihadiri oleh
menteri kominfo Dirjen sumber daya perangkat pos dan Informatika, Irjen
informatika dan dan saya sendiri Dirjen aplikasi Informatika. A saat itu juga
ada CEO dari operator seluler dan CEO dari Telkom.

HK (VALEN) : baik, hakim anggota dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada saksi

HA 2 (NOVI) : terima kasih yang mulia . kepada saksi Siapa yang memberikan keputusan
atas tindakan tersebut serta Apakah anda tahu siapa yang memberikan
perintah bisa anda jelaskan beserta alasannya?

ST (JEFRI) : keputusan yang diambil Melalui rapat dalam wa grup tersebut didasarkan
pada undang-undang ite pasal 40 ayat 2 bahwa pemerintah wajib
melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat
penyalahgunaan iptek yang mengganggu ketertiban umum menurut kami
cara yang paling efektif dalam hal ini adalah dengan melakukan perlambatan
internet dan berdasarkan laporan di lapangan dibutuhkan penutupan
terbatas titik kebijakan ini dipilih karena berdasarkan informasi dari aparat
keamanan di lapangan dan laporan dari intelijen penyebaran hoax yang
pada saat itu tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilakukan dengan cara
normal, sedangkan yang memerintahkan operator untuk memutus internet
adalah menteri, kemudian secara lisan dihubungkan kepada publik karena
keterbukaan kepada publik wajib hukumnya pemutusan akses dikarenakan
hoax berdasarkan data-data dan dari kondisi terverifikasi dari kondisi di
lapangan dan otoritas dari pihak yang berwenang terhadap hal itu.

HA 2 (NOVI) : terima kasih, pertanyaan sudah cukup yang mulia

HK (VALEN) : baik terima kasih, baik kepada HA1 apakah ada yg ingin ditanyakan kepada
saksi ?

HA 1 (WIDIA) : Tidak ada yang mulia

HK (VALEN) : selajutnya kepada saudara kuasa hukum penggugat apakah ada yang ingin
ditanyakan kepada saksi?

KHP (DIYAN) : ada yang mulia, Apakah tidak ada pilihan lain selain pembatasan atau
perlambatan?

ST (JEFRI) : sebenarnya dapat dilakukan pemblokiran konten tapi itu membutuhkan


waktu yang lama sedangkan pada saat itu kondisinya mendesak dimana
banyak beredar berita hoax dandannya dis informasi di mahasiswa papua
dan berlanjut ke Papua informasi tersebut menyebar cepat sehingga
menimbulkan konflik di papua maka diputuskan untuk melakukan
perlambatan, semua yang kita lakukan terbuka dan ada check and balance
nya dikarenakan kondisinya tidak normal maka cara cepat adalah melakukan
perlambatan dan penutupan internet karena jika dibiarkan maka resikonya
menjadi lebih besar.

KHP (DIYAN) : Apakah ada ketentuan atau unsur yang harus dipenuhi jika ingin melakukan
pemblokiran?

ST (JEFRI) : semua berita yang tidak benar itu bisa diblokir selama itu menyangkut dan
meresahkan masyarakat yang memenuhi dua unsur yaitu meresahkan dan
mengganggu ketertiban umum Sesuai dengan undang-undang keputusan
untuk memperlambat dan menutup akses dilakukan setelah melakukan
verifikasi data di majas Apakah kejadian benar atau tidak, kominfo telah
memiliki MoU dan payung hukum maka kami tidak perlu lagi surat-menyurat
kepada aparat, karena situasi tidak terkendali maka kita Tenangkan dulu
masyarakat yang di Papua barang lainnya kami proses, jika keadaan normal
kontennya Akan kami cari lalu dilakukan upaya hukum untuk menutup
konten, tetapi hal tersebut tidak mungkin kami lakukan karena prosesnya
yang lama dalam undang-undang pemerintah wajib untuk menindak dan jika
kami tidak melakukan apa-apa saya bisa digugat di saat situasi seperti itu
diperlukan pertemuan bersifat terbuka dengan panglima ABRI yang bersifat
tertutup demi keamanan negara.

KHP (DIYAN) : baik kami sudah selesai mengajukan pertanyaan yang Mulya

HK (VALEN) : baik terima kasih, selanjutnya pada pihak tergugat silakan mengajukan
pertanyaannya

KHT (WAHYU) : baik yang mulia, saudara saksi Apakah bisa anda jelaskan mekanisme
perlambatan tersebut?

ST (JEFRI) : setelah dilakukan perlambatan dan penutupan terbatas yang dilakukan


pada tanggal 21 Agustus 2019 kami pantau hari per hari, jam perjam dan
secara mekanisme pastinya menteri kominfo sudah melaporkan kepada
presiden terkait dengan tindakan ini , setelah dilakukan tindakan tersebut
saya dipanggil oleh komisi 1 DPR dan terdapat pertemuan dengan kantor
staf kementerian presiden untuk membahas dengan komisi 1.

KHT (WAHYU) : apakah perlambatan tersebut dilakukan secara menyeluruh?

ST (JEFRI) : perlambatan dan pemutusan akses dilakukan terhadap internet jaringan


seluler karena adanya pendistribusian informasi yang tidak
dipertanggungjawabkan dan pembatasannya menggunakan seluler pada fix
internet yang adalah layanan internet kabel untuk kantor-kantor atau
dirumah tidak dapat dilakukan pembatasan selain itu pembatasan tidak
dilakukan terhadap konten konten karena jika dilakukan penutupan konten
maka kami harus terlebih dahulu mengurus surat pada penyedia layanan
kemudian mereka akan mereviewnya untuk memerintahkan sebuah konten
diturunkan dimana penyedia layanan konten seperti facebook twiter, maka
kami tenangkan terlebih dahulu selain itu kami tetap menyediakan internet
untuk media dan pers agar media bisa mengirim berita dan pers agar media
bisa mentransfer dan mengirim berita yang disediakan dikantor wintal
Jayapura dan dikantor telkom Manokwari.

KHT (WAHYU) : baiklah apakah terdapat dasar dari tindakan yang dilakukan kominfo
tersebut?

ST (JERFI) : kami menggunakan undang-undang ITE pasal 42 ayat 2a dan 2b dimana


pemerintah wajib mengendalikan dan harus ada tindakan jadi kewajiban
dulu dilakukan baru ada baru asa kewenangannya berita penyebaran hoax
dalam kejadian ini adalah yang kedua kalinya , yang pertama terjadi pada
bulan Mei namun situasi masih dapat dikendalikan.

KHT (WAHYU) : baik, sebenarnya apa tujuan dilakukannya pembatasan tersebut?

ST (JEFRI) : untuk mengembalikan pada situasi normal serta menenangkan masyarakat


pada tanggal 5 September 2019 kami dipanggil DPR dan melakukan
pembukaan secara terbatas berdasarkan fakta lapangan yang disertai
laporan dari polda dan gubernur Papua barat yang mengirim surat untuk
dilakukan pembukaan yang disesuaikan oleh kondisi lapangan

KHT (WAHYU) : baik, pertanyaan sudah kami ajukan yang mulia

HK (VALEN) : baik terima kasih , selanjutnya pada saudara saksi keterangan saudara
sudah dianggap cukup dan bilamana pengadilan masih membutuhkan
keterangan kami akan memanggil kembali saudari. Untuk itu saudari saksi
dipersilahkan meninggalkan ruang sidang .

HK (VALEN) : baik selanjutnya adalah mendengar keterangan ahli, kepada panitera


apakah ahli sudah hadir?

Panitera (TANIA) : sudah yang mulia,

HK (VALEN) : baik kepada petugas sidang silakan hadapkan kemukah sidang saksi ahli
yang pertama

Panitera (TANIA) : baik yang mulia saudara ahli atas nama .... silakan masuk

HK (VALEN) : baik saudara ahli, bisa Sebutkan identitas saudara?

AP 1 (ANJAS) : nama Anjas Bagus Mahendra SH MH, umur 37 tahun, Agama Islam, saya
sebagai ketua pusat kajian anti korupsi fakultas UGM dan deputi sekjen
Indonesia network for education, saya hadir dalam persidangan ini di
sebagai ahli hukum ITE

HK (VALEN) : Apakah Anda bersedia bersumpah dalam memberikan kesaksian saudara?

Saksi ahli : Bersedia yang mulia

HK (VALEN) : baik, kepada HA1 silakan mengambil tempat dan untuk saudara saksi
silakan maju dan berdiri, hakim anggota silakan bacakan sumpahnya.
HA1 (WIDIA) : saudara ahli ikuti kata-kata saya, demi Allah saya bersumpah bahwa saya
telah atau akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari
yang sebenarnya bila saya berdusta saya akan mendapat kutukan dari
tuhan.

HK (VALEN) :Saudara saksi sudah berjanji menurut agama dan kepercayaan Anda
diharapkan sudah saksi memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya dan
sepanjang sepengetahuan saudari saja.

HK (VALEN) : menurut saudara ahli Apakah tindakan pemblokiran internet yang


dilakukan pemerintah tersebut memang dilandaskan berdasarkan
kewenangannya ?
AP 1(ANJAS) : pemblokiran internet sendiri memang dijelaskan dalam UU No 19
Tahun 2016 tentang ITE isi pasal 40 ayat 2 sendiri menyatakan secara
tegas bahwa pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala
jenis gangguan akibat penyalahgunaan informasi dan transaksi
elektronik yang mengganggu ketertiban umum dimana sudah menjadi
kewajiban bagi pemerintah untuk menjaga kepentingan umum bila
mana terjadi penyalahgunaan pada internet tersebut kemudian melihat
pada pasal 40 ayat 2 Memberikan hak kepada pemerintah untuk dapat
melakukan pemblokiran akses bilamana muatan tersebut memiliki sifat
yang menghukum maka ketentuan ini juga akan berlaku sebaliknya
bilamana muatan tersebut tidak memiliki sifat yang menghukum maka
pemerintah tidak berhak untuk melakukan pemblokiran akses. Yang
menjadi titik masalahnya dalam pasal ini adalah tidak di beri
penjelasan terkait makna diksi muatan yang sifatnya melawan
menghukum penjelasan terkait makna isi muatan yang diberikan
parameter yang jelas dalam menentukan muatan sifatnya melawan
hukum
maka dalam hal ini ahli berasumsi muatan yang sifatnya melawan
hukum adalah suatu aturan yangb bersumber dalam hukum positif di
Indonesia dalam hal ini adalah tindakan rasisme maka mengacu pada
undang-undang nomor 40 tahun 2008 tentang penghapusan
diskriminasi ras dan etnis namun ingat kembali bahwa di dalam asas
hukum yang paling mendasar terdapat asas lex specialis derogat Legi
Generali yang berarti peraturan yang khusus mengesampingkan
peraturan yang umum, sedangkan diksi muatan yang melawan hukum
itu hanya terdapat di dalam undang-undang nomor 19 tahun 2016
tentang ITE tidak terdapat didalam peraturan hukum yang lain.
HK (VALEN) : Baik kepada hakim anggota dipersilahkan mengajukan pertanyaan pada
saudara ahli.

HA 1 (WIDIA) : Sejauh apa wewenang pemerintah dapat memperoleh kewenangannya


untuk melakukan pemblokiran akses?
AP 1(ANJAS) : Sesuai dengan Pernyataan yang saya sampaikan pada dasarnya
pemerintah memang berwenang untuk melakukan pemutusan akses
selama muatan itu sifatnya melawan hukum,sedangkan parameter
untuk menentukan suatu muatan melawan hukum itu sendiri tidak
dijelaskan dalam undang-undang ITE tersebut yang menjadi catatan
adalah parameter untuk menentukan Kapan suatu muatan tersebut
memiliki sifat yang menghukum kemudian Siapa yang berwenang
untuk menentukan atau memutuskan suatu muatan tersebut telah
memiliki unsur yang sifatnya melawan hukum karena sudah jelas
bahwa pasal 40 Ayat 2B di dalam UU ITE tersebut memberikan
kewenangan kepada pemerintah untuk dapat melakukan pemblokiran
akses namun tidak dijelaskan parameter yang jelas kemudian
sebagaimana jauh pemblokiran akses di juga tidak jauh di bahas di
dalam undang-undang ITE tersebut.

HA 1 (WIDIA) : baik terima kasih pertanyaan dari saya sudah cukup yang mulia.
Hakim Ketua : Baik terima kasih, selanjutnya apakah ada pertanyaan dari HA 2 ?
HK (VALEN) : selanjutnya dari KHP, apakah ada yg ingin ditanyakan kepada ahli ?
HA 2( NOVI) : Ada yang mulia, Baik terima kasih Menurut anda apakah tindakan
pemutusan akses oleh pemerintah tersebut sudah berdasarkan
ketentuan yang ada?
AP 1 (ANJAS) : Bila di elboresikan dari asas kecermatan maka isi pasal 40 ayat 2B
undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang ite tidak dapat
mengakomodir asas kecermatan itu sendiri sebagai hal yang sudah
dijelaskan tadi dari diksi yang sifatnya melanggar hukum ini tidak
diberi penjelasan lebih lanjut tidak diberi parameter dalam hal
menentukan muatan tersebut sifatnya melawan hukum kemudian Siapa
yang berwenang untuk menentukan ketika muatan tersebut memiliki
sifat yang menghukum kemudian harus dibuktikan terlebih dahulu
atau diasumsikan saja dengan adanya hal-hal tersebut hal ini kabur dan
tidak mendasar.
HA 2 (NOVI) : cukup yang mulia.
HK (VALEN) : selanjutnya dari KHP, apakah ada yg ingin ditanyakan kepada ahli ?
KHP (DIYAN) :Ada yang mulia. Menurut suadara ahli Apakah penggunaan internet di
Papua sudah sesuai dalam undang-undang ITE
AP 1(ANJAS) : Sebagaimana Sudah saya sampaikan bahwa pemerintah berhak tau
berwenang melakukan pemutusan akses selama muatan tersebut
memiliki sifat yang melawan hukum, menjadi perhatian ialah kapan
serta bagaimana cara menentukan sifat melawan hukum? Karena di
dalam UU ITE tersebut tidak Jelaskan bagaimana cara menentukan
Ketika suatu muatan yang sifatnya melawan hukum.
KHP (Diyan) : cukup yang mulia.
HK (VALEN) : selanjutnya dari KHT, apakah ada yg ingin ditanyakan kepada ahli ?
KHT (WAHYU) : ada yang mulia. menurut saudara ahli Apa pendapat anda mengenai
tindakan pemerintah ?
AP 1 (ANJAS) : harus diingat terlebih dahulu bahwa pemerinta indonesia mengadopsi
asas-asas umum peerintahan yang baik atau dikenal juga dengan aubg
yang terdiri dari berbagai jenis asas salah satu asasnya adalah asas
kecermatan didalam penjelasan Undang-Undang Pemerintah Nomor 30
tahun 2014 Jelaskan bahwa setiap tindakan pemerintah dan atau
keputusan yang dilakukan harus didasarkan pada informasi dan
dokumen yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan atau
pelaksanaan keputusan dan atau tindakan sehingga keputusan dan atau
tindakan pemerintah yang harus dipersiapkan dengan
cermat.sedangkan di dalam UU ITE No 19 Tahun 2016 tidak
mengakomodir diksi muatan yang sifatnya melawan hukum maka
dilakukan pemblokiran akses itu sendiri harus ada parameter dalam hal
ini pemerintah melakukan parameter secara mandiri, maka dengan itu
sendiri pun telah melanggar ketentuan asas kecermatan di dalam
AAUPB bilamana Putusan tersebut dilakukan tanpa dasar yang
menjelas dapat berpotensi menyebabkan kerugian bagi masyarakat
sendiri dan justru akan melenceng dari semangat undang-undang ITE
tersebut.
KHT (WAHYU) : baik cukup yang mulia
HK (VALEN) : baik. Terima kasih untuk keterangan dari saudara ahli. Anda boleh
meninggalkan ruang sidang. Kepada panitera untuk memanggil AP 2
dalam ruang persidangan.
Panitera (tania) : baik yang mulia. Kepada saudara dendy dipersilahkan masuk.
Hk (valen) : baik saudara ahli bisa sebutkan identitas saudara?
AP 2(DENDY) : Oke perkenalkan yang mulia nama saya Dendy Ragil saya berumur
37 tahun beragama Islam saya sebagai dosen fakultas hukum
Universitas Airlangga dan ketua pusat studi hak asasi manusia Fakultas
Hukum Universitas Airlangga saya hadir di sini sebagai ahli hukum
dan HAM
HK (VALEN) : baik apakah saudara bersedia di sumpah menurut agama saudara?
AP 2(DENDY) : bersedia Hakim yang mulia
HK (VALEN) : untuk petugas sumpah silakan menempati tempatnya dan kepada
saudara ahli silahkan berdiri. Hakim anggota silahkan bacakan
sumpahnya
HA 2(NOVI) : saudara ahli Ikuti kata-kata “ saya demi Allah saya bersumpah. demi
Allah saya bersumpah bahwa saya telah atau akan memberikan
keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya jika saya
berdusta Saya akan mendapat kutukan dari Tuhan.
HK (VALEN) : baik saudara ahli telah di sumpah silahkan duduk kembali
HK (VALEN) :baik saudara ahli telah berjanji menurut agama dan keyakinan saudara
memberikan kesaksianyang sebenarnya dan sepanjang sepengetahuan
saudara saja.
HK (VALEN) : kepada hakim anggota di persilahkan mengajukan pertanyaan kepada
saudara ahli
HA 1 (WIDIA) : baik jelaskan pendapat saudara mengenai hubungan HAM dengan
perkembangan teknologi informasi !
AP 2 (DENDY) : Oke seiring dengan berjalannya waktu dunia semakin berkembang
dari segala bidang terutama di bidang teknologi dan informasi dari
yang menciptakan proses komunikasi jarak jauh melalui pesawat
telepon dari yang dimulai dari antar suara bahkan sampai semakin
berkembangnya zaman kita dapat melihat satu sama lain melalui fitur
video call, namun hal itu semua tidak akan berkembang tanpa adanya
sebuah bantuan dari internet, karena internet merupakan sebuah objek
dasar dalam mengembangkan segala fitur teknologi informasi pada
abad ini bahkan dengan adanya internet maka kebebasan berpendapat
setiap manusia semakin luas dengan memberikan kritik saran dan
pendapat terhadap segala sesuatu melalui sebuah platfrom media sosial
seiring berjalannya waktu internet merupakan objek yang bisa didapat
oleh setiap manusia dan merupakan bagian dari hak asasi manusia di
era globalisasi ini menurut saya akan cukup sulit jika manusia
berinteraksi tanpa menggunakan sebuah internet. Oleh karena itu
pemerintah memiliki kewajiban dalam pengaruh internet di negaranya
masing-masing.

HA 1 (WIDIA) :Baik terima kasih menurut saya cukup yang mulia


HK (VALEN) : baik apakah ada pertanyaan dari HA2 ?
HA 2 (NOVI) : Tidak yang mulia
Hakim Ketua : baik apakah ada pertanyaan dari pihak kuasa hukum tergugat ?
KHT (WAHYU) : Ada yang Mulia,menurut saudara ahli dalam kasus ini hubungan
HAM dengan pemutusan internet dalam konteks hukum nasional dan
internasional itu seperti apa ya ?
AP 2 (DENDY) : oke jadi bahwa hubungan hak asasi manusia terkait dengan
Pemusatan internet dalam konteks hukum nasional internasional adalah
disitu adanya kebebasan manusia tentang berekspresi kebebasan
berpendapat dan kebebasan memperoleh informasi atau
mengakses.website internasional ada beberapa ketentuan hukum yang
tidak dikasih oleh pemerintah Indonesia melalui undang-undang nomor
12 tahun 2005, sedangkan dalam hukum nasional ada konstitusi yang
mengatur tentang kebebasan berpendapat berpikir yang menulis
termasuk disana ada juga kebebasan pers.
KHT (WAHYU) : ketika ada peristiwa pemerintah lakukan proklean Apakah itu
melanggar langgar HAM ? Apakah harus diuji dulu benar tidak
proklean ini sebanding dengan peristiwa?
AP 2 (DENDY) : baik yang dilakukan ini modelnya penekanan pembatasan atau
mengganggu nah pasal 4 undang-undang pers salah satunya adalah
blocking kalau ditanya Apakah itu pelanggaran HAM secara tegas itu
pelanggaran HAM Apakah Ham itu termasuk digiliberated atau non
digiliberated ini masuknya digiiberated artinya bisa dikurangi atau
dibatasi ketika internet dikurangi maka aktivitas sebagai pelanggaran
HAM namun akses internet Sebenarnya masih bisa dibatasi dengan
dalam keadaan darurat batasnya dengan mekanisme khusus tunduk
pada pasal 3 pasal 4 ayat 3 sisi vr rujukan pasalr tersebut terkait situasi
emergency kalau di Indonesia Berarti secara khusus tunduk kepada
hukum nasional.
KHT (WAHYU) :Terima kasih pertanyaan kami sudah cukup yang mulia,
HK (VALEN) : baik terima kasih, selanjutnya Apakah ada pertanyaan dari pihak
kuasa hukum penggugat?
KHP (DIYAN) : ada yang mulia, menurut saudara ahli Bagaimana posisi hak atas
informasi dan bagaimana pembatasannya jika dilihat dalam konteks
HAM ?
AP 2 (Dendy) : menurut saya posisinya tidak pas dan dapat dikenakan Digiliberated,
dalam hal ini telah pembatasan pemerintah tidak boleh dilakukan
secara sewenang-wenang pembatasan hanya diperbolehkan apabila
diatur menurut hukum yang dibutuhkan untuk melindungi hak dan
kebebasan orang lain atau melindungi keamanan nasional ketertiban
umum kesehatan atau moral masyarakat. Hal ini sesuai dengan pasal
28j UUD Republik Indonesia tahun 45 dan komentar umum sipil dan
Politik 1966 yang memberi pembatas secara ketat dalam pembatasan
hak atas informasi dan wajib dilakukan dengan memberi peluang bagi
masyarakat untuk mengawasi mekanisme dalam proses pembatasan
hak informasi lebih lanjut diatur dalam undang-undang Keterbukaan
Informasi Publik atau kain untuk mengawasi mekanisme dalam proses
pembuatan Hakim tersebut dalam batasan hak atas informasi juga
wajib dilakukan dengan memberi peluang bagi masyarakat untuk
mengawasi mekanisme dalam pembatasan hak atas informasi. Hal ini
lebih lanjut diatur dalam undang-undang Keterbukaan Informasi
Publik atau undang-undang Kip.
Khp ( diyan) : lalu menurut saudara ahli jika terjadi pembatasan hak atas informasi
apakah masyarakat meililiki peluang untuk mengawasi mekanisme
dalam proses pembatasan hak informasi tersebut ?
AP 2 (DENDY) : Oke dalam pembatasan yang katanya atas informasi juga wajib
dilakukan dengan memberi peluang bagi masyaraka untuk mengawasi
mekanisme daklam proses pembatasan hak atas informasi , lebih lanjut
di atur dalam undang-undang keterbukaan informasi Publik atau UU
KIP, terdapat dua prinsip dalam undang-undang yaitu uji konsekuensi
dan uji kepentingan publik, terlebih dahulu sebelum membatasi hak
atas informasi nah uji konsekuensi sendiri itu diatur dalam pasal 17
undang-undang Kip yang di mana badan publik berkewajiban
mempertimbangkan konsekuensi negatif yang mungkin jadi dengan
dibukanya informasi sementara itu uji kepentingan publik juga wajib
dilakukan dengan mempertimbangkan potensi kerusakan dari
diplomasi publik artinya penentu utama dibuka informasi pada publik
adalah kepentingan publik itu sendiri
KHP (DIYAN) : menurut saudara ahli Apakah menurut anda hak publik untuk
mendapatkan informasi sudah terpenuhi?
AP 2 (DENDY) : hak informasi adalah hak setiap orang untuk mencari menerima dan
menyampaikan informasi apapun tanpa batasan baik secara lisan
tertulis dalam bentuk media lainnya sesuai dengan pilihannya. Hak
informasi ini juga menjadi bagian penting untuk berpartisipasi dalam
urusan publik maupun dengan berdasarkan prinsip demokrasi
sementara itu Informasi Publik adalah segala macam catatan atau
rekaman yang dipegang dan dikelola oleh lembaga-lembaga
publik,apapun pembentuk penyimpanannya baik dalam bentuk
dokumen rekaman suara audio visual elektronik prinsipnya adalah
mereka milik publik namun dalam hal ini hak informasi belum
terpenuhi karena pembatasan internet sehingga jurnalis tidak bisa
menggunakan internet dan masyarakat tidak mendapat mendapatkan
informasi sedangkan pada saat itu situasi sedang adanya konflik.
KHP (DIYAN) : baik terima kasih pertanyaan saya sudah cukup yang mulia.
HK (VALEN) : baik terima kasih. Kepada saudara ahli terima kasih atas
keterangannya, anda boleh meninggalkan ruang sidang. Kepada
panitera untuk memanggil saudara ahli TERGUGAT
Panitera (tania) : baik yang mulia. Untuk saudara amrun mubarok dipersilahkan
memasuki ruang sidang.
Hk (valen) : baik saudara ahli bisa sebutkan identitas saudara?
AT 1 (AMRUN) :perkenalkan yang mulia nama saya Amrun Mubarok saya berumur 58
tahun beragama Islam saya hadir di sini sebagai ahli hukum dan HAM
HK (VALEN) : baik apakah saudara bersedia di sumpah menurut agama saudara?
AT 1 (AMRUN) : bersedia Hakim yang mulia
HK (VALEN) : untuk petugas sumpah silakan menempati tempatnya dan kepada
saudara ahli silahkan berdiri. Hakim anggota silahkan bacakan
sumpahnya
HA 1 (WIDIA) : saudara ahli Ikuti kata-kata “ saya demi Allah saya bersumpah. demi
Allah saya bersumpah bahwa saya telah atau akan memberikan
keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya jika saya
berdusta Saya akan mendapat kutukan dari Tuhan.
HK (VALEN) : baik saudara ahli telah di sumpah silahkan duduk kembali
HK (VALEN) :baik saudara ahli telah berjanji menurut agama dan keyakinan saudara
memberikan kesaksianyang sebenarnya dan sepanjang sepengetahuan
saudara saja. Baik selanjutnya kepada hakim anggota dipersilakan
mengajukan pertanyaan kepada saudara ahli.

HA 2 (NOVI) : saudara ahli tolong Jelaskan mengenai kriteria perbuatan yang dapat
dilakukan pemerintah dan apa saja yang termasuk kategori melanggar?

AT (AMRUN) : berdasarkan ketentuan dalam pasal 1 angka 4 perma nomor 2 tahun 2019
dijelaskan bahwa sengketa perbuatan melawan hukum oleh badan dan atau
pejabat pemerintahan an-nas sengketa yang mengandung tuntutan untuk
menyampaikan tidak sah dan atau batal tindakan pemerintahan dan atau
batal tindakan pemerintahan atau tidak mempunyai kekuatan hukum serta
ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini
notasi Amar yang disampaikan bukan perbuatan melawan hukum tetapi
tidak sah atau batal nya tindakan pemerintah tersebut.

HA 2 (NOVI) : pihak penggugat menyatakan bahwa kepentingan penggugat atau


masyarakat dirugikan, sebenarnya frasa dirugikan seperti ini dalam konteks
seperti apa?

AT (AMRUN) : merujuk pada pasal 1 angka 6 uu nomor 2 tahun 2019 tidak ada salah satu
definisi tentang penjelasan masalah kepentingan penggugat dirugikan
dengan adanya pemutusan internet sebagai akibat dilakukannya tindakan
pemerintahan, menurut saya pada pasal 53 ayat 1 undang-undang peratun
kata kerugian pada pasal tersebut adalah kata yang mendasar adanya
kerugian yang nyata yang sifatnya terbukti ada suatu kerugian yang nyata,
merasa ada kerugian itu bersifat potensi yang harus dibuktikan kemudian
titik kerugian dalam bahwa nomor 2 tahun 2019 mewakili kerugian
masyarakat secara keseluruhan dalam hal ini masyarakat Papua, ketika
kerugian tersebut hanya mewakili legal standing yang berdasarkan
bidangnya hanya berlaku untuk bidangnya saja titik tidak bisa kemudian
mengatasnamakan masyarakat umum dengan tidak adanya prinsip-prinsip
seolah-olah Resection maka disini legal standing kedudukan penggugat itu
dalam konteks seperti apa. Jika konstruksinya adalah memiliki asosiasi
jurnalis maka hanya terbatas pada kerugian atau potensi kerugian yang
diderita oleh wartawan yang tergabung dalam asosiasi jurnalis tersebut
HA 2 (NOVI) : baik Terima kasih, pertanyaan yang saya ajukan sudah cukup hakim ketua

HK (VALEN) : Baik terima kasih, silakan kepada pihak tergugat untuk mengajukan
pertanyaan kepada saudara ahli.

KHT (WAHYU) : baik yang mulia Terima kasih, bisa anda Jelaskan mengenai kewenangan
pemerintah yang semestinya pada kasus ini?

AT (AMRUN) : misalnya dalam penerbitan suatu PTUN harus didasari kewenangan. Dalam
undang-undang ite pasal 40 ayat 2 salah satu tujuan yaitu melindungi
kepentingan dan keamanan negara, artinya penggunaan telekomunikasi
termasuk internet harus dalam koridor itu, sehingga secara contrarius aktif,
kewenangan adalah baik dalam memberikan pelayanan atau mencabut
pelayanan ketika dihadapkan kepada kepentingan dan keamanan negara,
ketika tergugat pertama mempunyai kewenangan namun namun belum
mendapatkan s o p untuk melakukan tindakan pemerintahan dalam hal ini
adalah pemutusan internet maka berdasarkan pasal 9 ayat 4 undang-undang
administrasi pemerintahan menyatakan bahwa ketiadaan peraturan
perundang-undangan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 20 B tidak
menghalangi badan atau pejabat pemerintahan yang memiliki kewenangan
untuk menetapkan atau melakukan keputusan sepanjang memberikan
kemanfaatan umum sesuai dengan AAUPB maka dari itu dalam undang-
undang administrasi pemerintahan terdapat deskresi yang artinya adalah
ketika terdapat satu kebutuhan tindakan yang belum ada regulasinya dapat
dilakukan tindakan tindakan diskresi.

KHT (WAHYU) : baik, Bisa dijelaskan Bagaimana suatu deskripsi dapat diperlakukan?

AT (AMRUN) : untuk keselamatan dan kepentingan umum dimungkinkan untuk membuat diskresi
terutama yang berkaitan dengan masalah dan dengan keadaan mendesak
seperti pada pasal 49 undang-undang nomor 5 tahun 1986 dalam penjelasan
pasal 25 ayat 5 undang-undang nomor 30 tahun 2014, keadaan mendesak
adalah suatu kondisi objektif di mana dibutuhkan dengan segera penetapan
dan atau pelaksanaan putusan dan atau tindakan oleh pejabat pemerintah
untuk dapat menangani kondisi yang mempengaruhi, menghambat atau
menghentikan penyelenggaraan pemerintahan. Diskresi itu tidak hanya tidak
ada peraturan diskresi adalah suatu kondisi yang dimungkinkan ketika tidak
ada undang-undang ada ketidakjelasan dalam undang-undang merupakan
pilihan dan dalam hal terjadi stagnasi.

KHT (WAHYU) : berbicara mengenai diskresi tadi Apa maksud dan kondisi diskresi bukan
hanya pada keadaan tidak ada undang-undang?

AT (AMRUN) : makna hanya tidak ada undang-undang ketika ada undang-undang nya dan
ketika dilaksanakan menimbulkan stagnasi dapat dilakukan diskresi agar
tidak terjadi pelanggaran dan penyalahgunaan wewenang maka diskresi
harus diukur terlebih dahulu dari sisi tujuannya yang diatur dalam pasal 32
ayat 2 undang-undang nomor 30 tahun 2014 yang mengatakan tujuannya
adalah melaksanakan penyelenggaraan pemerintah, mengisi kekosongan
hukum memberikan kepastian hukum dan mengatasi stagnasi pemerintahan
titik ketika undang-undang sudah jelas dan setelah dipakai tidak
menimbulkan masalah kemudian tiba-tiba mengambil diskresi maka itu
merupakan penyalahgunaan wewenang tetapi jika ada undang-undangnya
dan terjadi stagnasi maka membuat diskresi itu boleh atau tanpa undang-
undangnya pada pasal 29 undang-undang nomor 30 tahun 2014 diskresi
boleh langsung dilakukan tetapi setelahnya dilaporkan oleh yang melakukan
tindakan itu kepada atasannya dalam hal ini kepada Presiden sebagai atasan
menteri.

KHT (WAHYU) : baik, sejauh mana diskresi itu dapat diterapkan?

AT (AMRUN) : seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pemerintahan dalam keadaan


mendesak harus dilakukan diskresi tindakan tersebut bersifat kualitatif dan
didukung dengan informasi informasi yang didapatkan dari pejabat-pejabat
di daerah dan mungkin juga pengajuan pengajuan langsung dari pusat,
ketika pemerintah sudah menyatakan dirinya dalam keadaan darurat dalam
masalah yang berkaitan dengan konflik sosial dan kedaruratan telah ada
ukurannya titik tetapi ketika ada hal-hal mendasar seperti yang diatur dalam
pasal 25 itu tidak diperlukan statement, cukup penilaian objektif saja titik
nah dalam kasus ini Pemerintah kita memiliki hak untuk melakukan tindakan
preventif.

KHT (WAHYU) : Apakah terdapat regulasi atau aturan yang memiliki legitimasi sebagai
dasar dari tindakan pemerintah atau diskresi tersebut?

AT (AMRUN) : terdapat aturan yang memiliki legitimasi sebagai dasar dan tinjauan
pemerintah yaitu memadamkan internet masuk ke dalam ranah
kewenangan permainan nomor 2 tahun 2019 suatu lembaga atau pejabat
publik pemerintah dalam mengeluarkan diskresi melalui grup WhatsApp
dapat dibenarkan dikarenakan merupakan tindakan yang terdapat di pasal
29 karena merupakan suatu tindakan bahkan tidak memerlukan
Pemberitahuan kepada masyarakat dalam undang-undang nomor 3 tahun
2014 pejabat yang melaksanakan diskresi Sesuai dengan pasal 26 pasal 27
dan pasal 28 dikecualikan dari ketentuan Pemberitahuan kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 2 suatu diskresi mempunyai
kepastian hukum yang artinya dapat saja kepastian hukumnya ada pada
tenggang waktu tertentu atau dapat diperpanjang sampai diberitahukan
sebaliknya dan jika di dalam tindakan tidak ada yang mengeluarkan
tenggang waktu dapat dibenarkan karena kebijakan diskresi memiliki sifat
terus berlanjut

KHT (WAHYU) : Baik terima kasih, kami sudah selesai mengajukan pertanyaan yang mulia

HK (VALEN) : Baik terima kasih, selanjutnya pada pihak tergugat silakan mengajukan
pertanyaan kepada saudari ahli

KHP (DIYAN) : baik yang mulia terima kasih. apakah disebutkan dalam undang-undang
mengenai kewenangan pembatasan itu?

AT (AMRUN) : dalam pasal 40 ayat 2B undang-undang ite jelas sesuai kewenangan yang
sifatnya terbukti langsung diberikan oleh undang-undang kepada
pemerintah dalam hal ini adalah menkominfo sebagai pembina.
KHP (DIYAN) : Jadi apakah pemimpin memiliki kewenangan untuk melakukan tindak
rambatan berdasarkan situasi dan kondisi nyata

AT (AMRUN) : kominfo memiliki tanggung jawab dan tanggung buatnya harus dilihat dari
sumber kewenangan dari kominfo itu sendiri siapa yang mendapat
kewenangan tersebut dalam undang-undang telekomunikasi sudah jelas
dikatakan kewenangan atributif kominfo bertanggung jawab sepenuhnya
atas semua tindakan yang dilakukan kita harus menunjukkan tindakan
pengikut tersebut karena para konsumen internet tidak berhubungan secara
langsung dengan kominfo tapi berhubungan dengan penyelenggara.
Sehubungan dengan hoax dalam undang-undang ite adalah tindakan pidana
untuk pidananya yang pasti adalah politik kewenangan kominfo adalah
kewenangan di bidang internet dan telekomunikasi atas dasar penilaian
penilaian dalam pasal 25 dan keadaan mendesak berdasarkan informasi
yang didapatkan seperti di rapat rapat di Jakarta atas dasar itu pemimpin
melakukan tindakan yang berdasarkan kewenangannya jika bertindak di
bidang internet berarti merupakan kewenangan absolut dikarenakan itu
sudah diatur dalam undang-undang telekomunikasi dan undang-undang ite
jika masalah berkaitan dengan hoax itu termasuk dalam politik

KHP (DIYAN) : kami sudaah selesai mengajukan pertanyaan yang mulia

HK (VALEN) : baik terima kasih kepada saudara atas keterangan yang sudah disampaikan
Anda boleh meninggalkan ruang sidang yang ada. Baik dengan demikian
pembuktian telah selesai keterangan oleh pihak tergugat beserta para saksi
dan ahli telah selesai maka majelis hakim akan membacakan putusan sidang
hari ini. Kepada para pihak dimohon untuk mendengarkan dengan baik
putusan ini

Putusan NOMOR 230/G/TF/2019/PTUN-JKT Jakarta demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang


Maha esa pengadilan tata usaha negara yang memeriksa memutus dan menyelesaikan sengketa
administrasi pemerintahan pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan
dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di bawah ini dalam sengketa antara aliansi jurnalis
independen yang disebut sebagai penggugat 1 dan pembela pembela berekspresi Asia tenggara
sebagai penggugat 2. Dalam hal ini diwakilkan Sandra panea yang memberikan kuasa kepada Petra
Zaskia dan x dan disebut para penggugat. Melawan menteri komunikasi dan informatika republik
Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai tergugat 1 dan presiden republik Indonesia yang
selanjutnya disebut sebagai tergugat 2 dalam hal ini memberikan kuasa kepada x dan y dalam hal ini
disebut sebagai para tergugat mengadili dalam eksepsi menyatakan eksepsi tergugat 1 dan 2
dinyatakan tidak diterima dalam perkara:

1. Mengabulkan gugatan para penggugat.


2. Menyatakan tindakan-tindakan pemerintah dilakukan tergugat 1 dan tergugat 2 berupa
tindakan-tindakan roting atau kelambatan akses bandwidth Wilayah di beberapa wilayah
provinsi Papua barat dan papua pada 19 Agustus 2019 pukul 13. 00 waktu Indonesia timur
sampai pukul pukul 20. 30 waktu Indonesia timur tindakan pemerintah yaitu pemblokiran
layanan data dan atau pemutusan akses internet secara menyeluruh di provinsi Papua di
lintas kota dan kabupaten dan provinsi Papua barat di lintas kabupaten dan kota tertanggal
21 Agustus 2019 sampai tanggal 4 September 2019 pukul 23. 00 waktu Indonesia timur.
Tindakan pemerintah yaitu memperpanjang blokir layanan data dan atau memutuskan akses
internet di empat kota di provinsi Papua yaitu kota Jayapura, mimika, sorong dan kabupaten
di provinsi Papua barat sejak 4 September 2019 pukul... Sampai dengan bulan September
2016 pukul 20.00 waktu Indonesia timur adalah perbuatan melanggar hukum oleh badan
atau pejabat pemerintahan 3. hukum tergugat 1 dan tergugat 2 butuh bayar biaya perkara
secara tanggungan perkara ... 150k hakim ketua, hakim anggota 1, hakim anggota 2, panitera
diberitahukan kepada para pihak apabila tidak puas terhadap isi pesan yang baru saja
dibacakan oleh para hakim para pihak mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum
terhitung 14 hari sejak putusan ini dibacakan.

Dengan demikian sidang perkara dengan nomor 230/G/TF/2019/PTUN-JKT antara aliansi jurnalis
independen dan pembela kebebasan berekspresi Asia tenggara melawan menteri komunikasi
dan informatika republik Indonesia dan presiden republik Indonesia telah selesai dan ditutup
(ketuk 3x)

Panitera : sidang perkara nomor 230/G/TF/2019/PTUN-JKT antara aliansi jurnalis


independen dan pembela kebebasan berekspresi Asia tenggara melawan
menteri komunikasi dan dan informatika republik Indonesia dan presiden
republik Indonesia telah selesai hadirin dimohon berdiri majelis hakim
dipersilakan meninggalkan ruang sidang.

Anda mungkin juga menyukai