Anda di halaman 1dari 18

SKENARIO SIDANG MK

SIDANG I

26 JANUARI 2021

Petugas Ruang Sidang : “Majelis Hakim Konstitusi memasuki ruang persidangan, hadirin
dimohon berdiri.”

Petugas Ruang Sidang : “Hadirin dipersilahkan duduk kembali.” (Setelah Majelis Hakim
duduk)

Hakim Ketua : “Sidang Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor


130/PHP.GUB-XIX/2021, Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Kepala Daerah Provinsi Jambi Tahun 2021 dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum.”

(KETUK PALU 3 KALI)

Untuk memandu Sidang pada Perkara Nomor 130/PHP.GUB-XIX/2021, saya undang yang
Mulia Ibu Teta Ihza sebagai Hakim Anggota.

Hakim Anggota : “Baik, Terimakasih yang Mulia Ketua Majelis.”

Hakim Ketua : “Baik kepada para pihak dipersilahkan untuk memperkenalkan


diri, dimulai dari pihak pemohon saya persilahkan.”

Kuasa Hukum Pemohon : “Terima kasih, Yang Mulia. Perkara Nomor 130/PHP.GUB-
XIX/2021 Provinsi Jambi hadir dalam tatap muka ini saya Fajrial
Dias Pradipta bersama rekan saya Kevin Hadi Wibowo sebagai
Kuasa Hukum Pemohon.”

Hakim Anggota : Kemudian dari Pihak Termohon, Termohon KPU Nomor


130/PHP.GUB-XIX/2021 silahkan untuk memperkenalkan diri.

Kuasa Hukum Termohon : “Terima Kasih Yang Mulia, Perkara Nomor 130/PHP.GUB-
XIX/2021 Provinsi Jambi dalam tatap muka ini saya Guntur
Mahendra bersama rekan saya Andi Muhammad Jumran sebagai
Kuasa Hukum Termohon.”
Hakim Anggota : Kemudian dari Pihak Terkait, Termohon KPU Nomor
130/PHP.GUB-XIX/2021 silahkan untuk memperkenalkan diri.

Kuasa Pihak Terkait : “Terima Kasih Yang Mulia, Perkara Nomor 130/PHP.GUB-
XIX/2021 Provinsi Jambi dalam tatap muka ini saya Rudy
Hermawan bersama rekan saya Wardanik sebagai Kuasa Hukum
Pihak Terkait.”

Hakim Anggota :Baik, jadwal yang disampaikan tersebut untuk Pemohon


130/PHP.GUB-XIX/2021 KPU Termohon dan Bawaslu juga
bagian dari pemberitahuan untuk hadir di persidangan secara
resmi, meskipun nanti Mahkamah masih mengulang dengan
panggilan yang lain tapi yang resmi adalah pemberitahuan hari ini.
Jadi nanti seandainya pun tidak ada panggilan lagi kalau Anda
tidak hadir kami anggap tanpa alasan yang sah jangan
mempersoalkan soal panggilan atau pemberitahuan baik Pemohon,
Termohon, Bawaslu, dan Pihak Terkait. Sampai disini apakah ada
pertanyaan dari para pihak?

Para Pihak : “Cukup yang Mulia.”

Hakim Ketua :“Baik, untuk perkara nomor 130/PHP.GUB-XIX/2021 Pada


Pemeriksaan Pendahuluan dianggap cukup. Untuk agenda sidang
selanjutnya adalah penyampaian permohonan dari pihak
pemohon.”

Hakim Ketua : “Baik, Selanjutnya sesuai dengan agenda sidang hari ini yaitu
mendengarkan penjelasan dari pemohon. Kepada pihak pemohon
dipersilahkan membacakan pokok-pokok permohonannya. Baik
sebelum membacakan surat Permohonan, apakahpihak Termohon
dan pihak terkait apakah sudah menerima salinan surat
Permohonan.”

Kuasa hukum Termohon dan Pihak Terkait : “Sudah Yang Mulia.”


Hakim Ketua : “Baik silahkan Kuasa Hukum Pemohon dibacakan
Permohonannya.”

Kuasa Hukum Pemohon : “Baik Terimakasih Yang Mulia.” (Membacakan Permohonan).

Hakim Ketua : “Baik, Agenda sidang selanjutnya adalah Jawaban dari termohon,
kepada termohon apakah sudah siap terkait jawabannya?”

Kuasa Hukum Termohon : “Kami belum siap dengan jawaban kami Majelis, kami mohon
waktu 14 hari dari hari ini untuk mempersiapkan jawaban
Termohon.”

Hakim Ketua : “Baik karena termohon belum siap, maka sidang kita tunda dan
dilanjutkan besok pada hari Selasa, 9 Februari 2021 dengan agenda
jawaban dari Termohon serta keterangan dari pihak terkait.
Dengan demikian sidang dinyatakan ditunda dan ditutup.”

(KETUK PALU 1 KALI)

SIDANG II

9 FEBRUARI 2021

Hakim Ketua : Sidang Perkara Nomor 130/PHP.GUB-XIX/2021 tentang


Perselisihan Hasil Pemilu Provinsi Jambi antara Cek Endra dan
Ratu Munowaroh sebagai pemohon melawan KPU Provinsi Jambi
sebagai Termohon dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(KETUK PALU 3X)

Hakim Ketua : Sesuai dengan penundaan sidang yang lalu, maka sidang hari ini
akan dilanjutkan dengan Jawaban dari Termohon dan Pihak
Terkait.
Hakim Anggota : Baik, kepada pihak Termohon apakah sudah siap dengan
jawabannya?

Kuasa Hukum Termohon : Sudah siap yang mulia

Hakim Ketua :Baik Silahkan maju kedepan untuk melampirkan salinan jawaban.

Kuasa Hukum Termohon :Baik Yang Mulia

Hakim Ketua : Masing-masing telah menerima salinan jawaban, silahkan pihak


tergugat membacakan jawabannya

Kuasa Hukum Termohon :Terimakasih atas kesempatannya Yang Mulia, sebelumya izinkan
kami untuk membacakan pokok-pokok jawaban saja.
(membacakan pokok2 jawaban)

Hakim Ketua :Demikian surat jawaban dari termohon telah dibacakan kepada
pihak termohon apakah masih ada perbikan atau perubahan ?

Kuasa Hukum Termohon :Kami tetap pada jawban yang telah kami bacakan yang mulia

Hakim Anggota :Selanjutnya kepada pihak terkait silahkan dibacakan jawabannya

Kuasa Pihak Terkait :Baik, yang mulia kami akan membacakan jawaban pihak terkait
(membacakan jawaban)

Hakim Angota :Setelah jawaban pihak terkait dibacakan, kepada pihak terkait
apakah masih ada perubahan atau perbaikan ?

Kuasa Pihak Terkait :Kami tetap pada jawaban yang telah kami bacakan yang mulia

Hakim Ketua :Baik, setelah mendengar jawaban dari pihak termohon dan pihak
terkait. Maka agenda sidang selanjutnya adalah pembuktian dari
pihak pemohon, termohon dan pihak terkait. Apakah para pihak
sudah siap dengan pembuktiannya ?

Para Pihak :Belum, yang mulia. Kami membutuhkan waktu 14 hari untuk
menghadirkan akat bukti dan barang bukti di persidangan.
Hakim Ketua :Baik, setalah kami berunding maka kami telah memutukan sidang
selanjutnya akan dilaksanakan 14 hari dari hari ini yaitu pada hari
selasa tanggal 23 februari 2021, apakah para pihak bisa hadir ?

Para Pihak :Bisa, yang mulia

Hakim Ketua :Baik, dikarenakan pihak pemohon, pihak termohon dan pihak
terkait bersedia menghadirksn alat bukti dan barang bukti pada hari
selasa tanggal 23 februari 2021. Maka dari itu sidang ditunda
sampai waktu yang telah ditentukan

( KETUK PALU 1X )

SIDANG III

23 FEBRUARI 2021

Hakim Ketua : Sidang Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor


130/PHP.GU-XIX/2021, Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jambi Tahun
2021 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Hakim Ketua : Baik sesuai dengan agenda sidang kita, maka kita akan
mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari Pemohon, Termohon,
Pihak Terkait.

Hakim Ketua : Baik pertama dengan adalah mendengarkan keterangan ahli dari
pemohon. Bagaimana ahli sudah siap?

Ahli Pemohon : Sudah siap Yang Mulia.

Hakim Ketua : Baik, saya panggil untuk maju kedepan untuk diambil sumpah.
Saudara ILHAM PUTRA W. Menurut undang-undang sebelum
memberikan keterangan anda harus disumpah terlebih dahulu.
Hakim Anggota I : Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya
sebagai ahli dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”.

Hakim Ketua : Baik saya ingatkan kembali kepada saudara saksi untuk
memberikan keterangan berdasarkan kompetensi yang saudara
miliki. Saudara mengerti?

Ahli : Mengerti yang mulia

Hakim Ketua :Baik, selanjutnya untuk ahli pemohon untuk memberikan


pengantar agar dipahami oleh para pihak, silahkan pak!

Ahli :Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Yang saya
hormati dan muliakan Ketua dan Para Anggota Majelis Hakim
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Keterangan ini Saya
sampaikan secara independen berdasarkan pengetahuan, keahlian,
dan pengalaman Saya selaku ahli pemilihan umum. Pertanyaan
yang diajukan kepada Saya terkait dengan dalil Pemohon tentang
adanya pemilih yang belum memiliki e-KTP dan belum melakukan
rekam data elektronik kependudukan yang menggunakan hak pilih
di TPS dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi
2020. Terkait dengan persoalan itu, maka kita perlu mengacu pada
ketentuan Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 yang mengatur tentang hak pilih. Pasal 56 ayat (1) Warga
Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah berumur
17 tahun dan sudah pernah kawin mempunyai hak memilih.
Kemudian di Pasal 57, untuk dapat menggunakan hak memilih
Warga Negara Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih.
Ketentuan Pasal 56 dan 57 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016
secara konstitusional sepanjang sudah berusia 17 tahun dan sudah
pernah kawin dan terdaftar dalam DPT serta secara de facto
berdomisili lokasi TPS yang bersangkutan. Maka warga negara
tersebut mempunyai hak memilih dalam pemilihan gubernur dan
wakil gubernur. Bahkan bagi warga negara yang tidak terdaftar
dalam DPT namun memiliki e-KTP yang sesuai dengan alamat
TPS tersebut dapat menggunakan hak milih memilihnya dengan
Batasan harus mendaftar terlebih dahulu di TPS bersangkutan dan
di daftar dalam DPTb dan dapat menggunakan hak pilihnya satu
jam sebelum TPS ditutup. Hak dan kesempatan yang setara untuk
memilih adalah Hak Asasi Manusia yang dijamin dipenuhi dan
ditegakkan dalam Pemilihan Umum Putusan MK Nomor 011,
017/PUU/2003 menyebutkan menimbang bahwa hak
konstitusional warga negara untuk memilih dan dipilih Right to
Vote and Right to be Candidate.Demikian keterangan saya saya
sampaikan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian
saya sebagai ahli pemilu, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih. Wassalamualaikum wr. wb.

Hakim Anggota : Waalikumsalam, wr.wb. Dari pemohon, ada yang ingin


ditanyakan kepada Ahli? silahkan

Kuasa Hukum Pemohon : Ada, yang Mulia

Hakim Ketua : Baik silahkan dari kuasa Pemohon

Kuasa Hukum Pemohon : Di undang-undang mengatur apabila terdapat kondisi pemilih


tidak terdaftar di dalam DPT, sementara yang dialami oleh
Prinsipal Pemohon sebaliknya. Pemilih justru terdaftar di dalam
DPT namun tidak memiliki KTP dan Suket, memiliki KTP dan
belum melakukan rekaman elektronik. Bagaimana pandangan Ahli
terhadap persoalan ini? mengingat memang solusi yang diberikan
oleh pengawas itu adalah kartu keluarga, sementara kartu keluarga
itu tidak dikenal di dalam undang-undang

Hakim Anggota : Ya, pertanyaannya sudah cukup. Ya, bisa ditangkap. Silakan Pak
Ilham
Ahli : terdaftar dalam DPT tetap wajib membawa identitas kartu tanda
pengenal untuk memastikan bahwa yang datang dengan membawa
surat undangan itu adalah pemilih yang bersangkutan. Terkait
dengan surat undangan itu sebetulnya ada banyak persoalan, ya,
kalau harus diikuti sesuai dengan peraturan KPU semestinya suatu
hari sebelum pemungutan suara surat undangan model C
pemberitahuan KWK itu harus diserahkan ke PPS dengan berita
acara, sehingga kemudian surat tidak tersampaikan kepada pemilih
itu bisa dikontrol penyebarannya, bukan tidak mungkin surat
undangan digunakan oleh pemilih lain yang sebetulnya tidak.

Hakim Anggota : Ya sudah cukup pak Ilham. Dari Termohon? Ada pertanyaan
untuk Ahli? Silakan.

Kuasa Hukum Termohon : Baik, terimakasih, Yang Mulia. tadi Ahli telah menjelaskan
bahwa ada kata-kata terdaftar, kemudian jika warga negara yang
datang tadi dengan menunjukkan KK, tidak KTP elektronik,
apakah dia berhak untuk melakukan pemilihan?

Ahli : Ya, saya sudah jelaskan pada akhir keterangan saya bahwa KK
bukan dokumen yang di-mention, yang disebutkan oleh peraturan
perundang-undangan, dalam hal ini peraturan KPU maupun dalam
undang-undang. Karena itu, menurut saya KK bukan alat verifikasi
yang tepat karena di sana tidak ada foto, apakah yang
bersangkutan, itu orang yang datang itu adalah orang yang
sesungguhnya yang dimaksud atau orang lain.

Hakim Anggota : Baik ada pertanyaan lagi Kuasa Hukum Termohon?

Kuasa Hukum Termohon : Cukup Yang Mulia

Hakim Anggota : Baik, Dari Pihak Terkait? Ada pertanyaan untuk Ahli? Silakan.

Kuasa Pihak Terkait : Ada Yang Mulia, Mohon izin


Hakim Anggota : Ya silahkan

Kuasa Pihak Terkait : Baik. Terima kasih saudara Ilham, Baik. Terima kasih, kepada
Mas Ilham, Saudara Ahli. Tadi sudah menjelaskan berkaitan
dengan hak untuk memilih, nah ini kita di sini tidak semata-mata
untuk berbicara benar salah, tapi tentunya berkaitan dengan
electoral justice system-nya, penegakan hukumnya. Bahwa untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan undangan oleh orang yang
tidak berhak, sudah dibangun adanya saksi pasangan calon,
masing-masing diberikan hak untuk menghadirkan Saksi,
kemudian juga ada juga panwas TPS, atau panwas apa namanya ya
panwascam. Nah, kami tidak melihat, ya, di dalam in casu a quo
tidak melihat adanya upaya-upaya itu sudah ditempuh oleh
Pemohon, tidak ada keberatan Saksi pasangan calon tentang
persoalan ini. Kemudian juga tidak ada rekomendasi adanya
pelanggaran oleh panwas. Nah, dalam konteks ini karena memang
KPU itu sebagai pengguna data bukan yang menerbitkan surat
keterangan elektronik dan sebagainya. Apakah untuk bisa menilai
sesuatu itu … pelanggaran itu terjadi, itu bisa loncat tanpa melalui
adanya penegakan hukum bertingkat dari keberatan saksi pasangan
calon, dari tidak adanya rekomendasi panwas lapangan. Loncat
ketika perkara permohon apa rekapitulasi sudah ditetapkan?

Ahli : Ya, terima kasih Saudara penasihat hukum. Seharusnya


mekanisme penyelesaian sengketa pemilu itu memang harus
diselesaikan sedini mungkin untuk menghindari eskalasi. Artinya
kalau petugas di lapangan itu training-nya cukup, dan memahami
tata kelola prosedur yang harus dilakukan di TPS maka seharusnya
peristiwa-peristiwa tersebut bisa dicegah sejak dari TPS.

Menurut Pendapat saya bahwa salah satu titik lemah


penyelenggaraan pemilu ini adalah petugas-petugas ad hoc di
lapangan yang secara teknis tidak menguasai regulasi dan secara
teknis juga tidak terlalu memahami prosedur-prosedur itu
mempunyai maksud dan tujuan yang sesungguhnya sangat penting
bagi pelaksanaan pemilu itu. Sehingga tidak dipenuhinya hal-hal
tersebut kadang-kadang tidak menjadi persoalan di tingkat dasar
baru kemudian menjadi masalah di belakang hari.

Hakim Anggota : Ya, Cukup pak Ilham. Apakah dari pihak terkait ada pertanyaan
lagi?

Kuasa Pihak Terkait : Cukup Yang Mulia.

Hakim Ketua : Baik Terimakasih. Pemeriksaan terhadap saudara telah selesai,


silahkan saudara kembali ke tempat.

Hakim Ketua : Selanjutnya Pemeriksaan saksi dari Permohon, langsung saya


panggil saksi ERNANDA GILANG R, Menurut undang-undang
sebelum memberikan keterangan anda harus disumpah terlebih
dahulu..

Hakim Anggota I : Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya
sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”.

Hakim Ketua : Baik saya ingatkan kembali kepada saudara saksi untuk
memberikan keterangan yang benar tidak lain daripada yang
sebenarnya. Saudara hanya menerangkan apa yang saudara lihat,
saksikan sendiri, rasakan sendiri, jangan menyampaikan dari cerita
ke cerita. Saudara mengerti?

Saksi Pemohon : Mengerti yang mulia

Hakim Ketua : Saudara saat Pilgub sebagai apa?

Saksi Pemohon : Saya sebagai pemilih pada Pilgub Jambi Tahun 2020.

Hakim Ketua : Di TPS mana saudara memilih ?


Saksi Pemohon : TPS 01 Desa Napal Sisik, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi.

Hakim Ketua : Coba saudara jelaskan apa yang saudara lakukan saat datang di
TPS tersebut?

Saksi Pemohon : Saat saya datang ke TPS tersebut saya lupa membawa formulir C
–Pemberitahuan, namun tetap diperbolehkan mencoblos oleh
panitia setelah mengisi daftar hadir.

Hakim Ketua : Baik Terimakasih, Silahkan kepada Pihak Pemohon untuk


pertanyaannya.

Kuasa Hukum Pemohon : Baiklah, setelah saudara melakukan pencoblosan apakah saudara
dimintai untuk menandatangani surat pernyataan?

Saksi Pemohon : Iya, sebulan setelah pencoblosan saya di datangi Ardianto dan
diberi surat pernyataan yang berisi tentang belum rekam data KTP-
el,

Kuasa Hukum Pemohon : Berapa kali anda dimintai untuk menandatangani surat pernyataan
semacam itu ?

Saksi Pemohon : 3 kali,

Kuasa Hukum Pemohon : 3 kali ya, siapa saja yang menyuruh anda menandatangani surat
pernyataan tersebut?

Saksi pemohon : Yang kedua saya disuruh oleh Kepala Desa, dan Tim Paslon 03,
mereka datang beberapa hari setelah saya menandatangani surat
yang pertama.

Kuasa Hukum Pemohon : Apakah saudara menandatangani surat pernyataan tersebut?

Saksi Pemohon : Tidak, karena saya telah menandatangani surat yang pertama

Kuasa Hukum Pemohon : baiklah, untuk permohonan yang ketiga bagaimana?


Saksi Pemohon : Setelah beberapa hari saya juga didatangi oleh orang dari KPU
bernama Hasin dan meminta saya membuat surat pernyataan tetapi
saya tetap tidak mau karena telah menandatangani sura pernyataan
yang pertama,

Kuasa Hukum Pemohon : Cukup Yang mulia

Hakim Ketua :Baiklah, selanjutnya untuk pihak termohon apakah ada


pertanyaan?

Kuasa Hukum Termohon : Ada yang mulia

Hakim Ketua : Baik, silahkan

Kuasa Hukum Termohon : Baik yang mulia, untuk saudara Ernanda apakah nama anda
terdaftar dalam TPS tersebut ?

Saksi Pemohon : Tidak ada, saya disuruh menulis nama saya sendiri

Kuasa Hukum Termohon : Cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya untuk pihak terkait apakah ada pertanyaan?

Kuasa Pihak Terkait : Ada yang mulia

Hakim Ketua : Baik, silahkan

Kuasa Pihak Terkait : Apakah orang lain juga menulis sendiri nama hadirnya sewaktu
datang?

Saksi Pemohon : Saya tidak tahu.

Kuasa Pihak Terkait : Saat itu saudara lupa membawa formulir c-pemberitahuan,
apakah saudara dimintai tanda pengenal oleh petugas kps?

Saksi Pemohon : Tidak

Kuasa Pihak Terkait : Cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baik Terimakasih. Pemeriksaan terhadap saudara telah selesai,


silahkan saudara kembali ke tempat.
Hakim Ketua : Selanjutnya Pemeriksaan saksi dari Termohon, langsung saya
panggil saksi AHMAD ZIDANE, Menurut undang-undang
sebelum memberikan keterangan anda harus disumpah terlebih
dahulu.

Hakim Anggota I : Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya
sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”.

Hakim Ketua : Baik saya ingatkan kembali kepada saudara saksi untuk
memberikan keterangan yang benar tidak lain daripada yang
sebenarnya. Saudara hanya menerangkan apa yang saudara lihat,
saksikan sendiri, rasakan sendiri, jangan menyampaikan dari cerita
ke cerita. Saudara mengerti?

Saksi Termohon : Mengerti yang mulia

Hakim ketua : Saudara saat Pilgub sebagai apa?

Saksi termohon : saya sebagai ketua KPPS TPS pilgub Jambi 2020.

Hakim ketua : Di TPS mana saudara memilih ?

Saksi Pemohon : TPS 6 Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sungai Gelam.

Hakim ketua : Apakah saat pelaksanaan pemilihan di TPS 6 terdapat kendala?

Saksi Termohon : Tidak ya Mulia, Pemilihan berjalan dengan lancar

Hakim Ketua : Baik Terimakasih, Silahkan kepada Pihak Pemohon untuk


pertanyaannya.

Kuasa Termohon : Baik yang mulia. Jadi ada berapa orang yang tidak hadir?

Saksi termohon : ada 3

Kuasa termohon : siapa saja?

Saksi termohon : Saudara Khairudin, Nur Soimah, dan Elmia


Kuasa termohon : Apakah saudara saksi yakin bahwa ketiga orang tersebut tidak
hadir dalam TPS?

Saksi termohon : benar saya meyakini bahwa Dari tiga calon pemilih ini tidak ada
yang hadir dan tidak menggunakan hak pilihnya serta tidak ada
membuat surat pernyataan.

Kuasa termohon : Baiklah, apakah pada waktu itu semua Saksi di TPS tanda
tangan?

Saksi termohon : Ya, tanda tangan

Kuasa termohon : Apakah ada saksi yang mengajukan keberatan atas rekapitulasi
hasil suara pada waktu itu?

Saksi termohon : tidak ada pak.

Kuasa termohon : cukup yang mulia.

Hakim ketua : Baik, saya kira Saksi Pak Zidane, cukup. dari pihak kuasa
pemohon, apakah ada yang mau dintanyakan kepada saksi
termohon?

Kuasa Pemohon : Ada yang mulia

Hakim Ketua : Silahkan

Kuasa pemohon : apakah saudara saksi termohon mengetahui alasan secara rinci
mengapa Khairudin, Nur Soimah, dan Elmia tidak membuat surat
pernyataan?

Saksi termohon : saya tidak tahu pak

Kuasa pemohon : baik, cukup yang mulia

Hakim ketua : baik cukup. dari pihak kuasa terkait, apakah ada yang mau
dintanyakan kepada saksi termohon?
Kuasa terkait : ada yang mulia, Apakah saudara saksi termohon telah
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh
undang-undang?

Saksi Termohon : iya saya telah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan

Kuasa terkait : pukul berapa bapak membuka TPS dan menutup TPS?

Saksi termohon : sejak pukul 07.00 dan selesai pukul 15.00 WIB.

Kuasa terkait : apakah yang 3 orang yang Bapak sebutkan tadi itu betul-betul
warga yang tinggal di TPS Bapak?

Saksi termohon : ya betul.

Kuasa terkait : cukup yang mulia

Hakim Ketua : Baik Terimakasih. Pemeriksaan terhadap saudara telah selesai,


silahkan saudara kembali ke tempat.

Hakim Ketua : Selanjutnya Agenda kita lanjutkan dengan Pemeriksaan saksi dari
Pihak Terkait, langsung saya panggil saksi atas nama DEVHY
MEGAN AZIZAH. Menurut undang-undang sebelum memberikan
keterangan anda harus disumpah terlebih dahulu.

Hakim Anggota I : Saudara ikuti kata-kata saya, “Saya bersumpah bahwa saya
sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang
benar dan tidak lain dari yang sebenarnya”.

Hakim Ketua : Baik saya ingatkan kembali kepada saudara saksi untuk
memberikan keterangan yang benar tidak lain daripada yang
sebenarnya. Saudara hanya menerangkan apa yang saudara lihat,
saksikan sendiri, rasakan sendiri, jangan menyampaikan dari cerita
ke cerita. Saudara mengerti?

Saksi Pihak Terkait : Mengerti yang mulia

Hakim Ketua : Baik. Saudara tinggal di mana, devhy?


Saksi Pihak Terkait : Tinggal di Desa Sungai Lokan, Kecamatan Sadu, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Hakim Ketua : Baik. Nah, apa yang mau Saudara jelaskan?

Saksi Pihak Terkait :Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan menjelaskan kejadian
pada saat hari pencoblosan. , saya adalah salah satu anggota kpps
pada pemilihan tersebut. Dan saya ingin meluruskan bahwasnya
hanya ada 4 orang yang tidak menggunakan hak pilihnya
Hakim Ketua :Baik Terimakasih, Silahkan kepada Pihak Terkait untuk
pertanyaannya.

Kuasa Pihak Terkait : Baik yang mulia. bisa saudara jelaskan mengapoa 4 orang
tersebut tidak mau menggunakan hak pilihnya ?
Saksi Pihak Terkait : mereka tidak menggunakan hak pilihnya karna sedang bekerja
diluar kota
Kuasa Pihak Terkait : apakah mereka membuat surat pernyataan bahwa mereka tidak
dapat mengikuti pemilihan gubernur ini ?
Saksi Pihak Terkait : tidak
Kuasa pemohon : baik terimaksih
Hakim ketua :selanjutnya untuk pihak termohon apakah ada pertanyaan?
Kuasa Termohon : Ada yang mulia
Hakim Ketua : Baik, silahkan
Kuasa Termohon : Baik yang mulia, untuk saudara devhy apakah saudara
sebelumnya anda tidak menanyakan kepada pihak tersebut bahwa
bisa untuk mengikuti pilgub ini atau tidak?
Saksi Pihak Terkait : sudah,namun tidak respon sama sekali
Kuasa termohon : tidak sama sekali ?
Saksi Pihak Terkait : tidak
Kuasa Termohon : Cukup yang mulia
Hakim Ketua : Baiklah, selanjutnya untuk pihak terkait apakah ada pertanyaan?
Kuasa Terkait : Ada yang mulia
Hakim Ketua : Baik, silahkan
Kuasa Terkait : baik,apakah hanya yang bekerja diluar kota saja yang tidak
menggunakan hak pilihnya ?

Saksi Pihak Terkait : tidak,ada 2 orang lagi yang memang tidak mempergunakan hak
pilihnya.
Kuasa Terkait : bisa dijelaksan mengapa 2 orang tersebut tidak menggunakan hak
pilihnya ?
Saksi Pihak Terkait : saya tidak tahu alasanya
Kuasa Terkait : Cukup yang mulia
Hakim Ketua : Baik terimakasih. Pemeriksaan terhadap saudara telah selesai
silahkan saudara kembali ke tempat.

Hakim Ketua : Baik setelah mempertimbangkan surat surat dan bukti bukti yang
telah disampaikan maka Selanjutnya memberikan kesempatan
kepada Majelis Hakim untuk bermusyawarah dan menyiapkan
putusan, maka persidangan akan ditunda selama 14 hari dari
sekarang. Oleh karenanya sidang selanjutnya ditetapkan pada hari
Selasa tanggal 9 Maret 2021 Kepada para pihak agar datang
menghadap kembali pada persidangan pada hari, tanggal dan jam
tersebut di atas dengan tanpa dipanggil lagi karena pemberitahuan
ini merupakan panggilan resmi pengadilan, maka selanjutnya
sidang dinyatakan ditutup.

SIDANG IV

23 FEBRUARI 2021

Hakim Ketua : Sidang Pengadilan Mahkamah Konstitusi dengan Nomor perkara


130/PHP.GUB-XIX/2021 antara pemohon Drs.H.Cek Endra & HJ
Ratu Munawaroh melawan Pihak Termohon M.Sanusi ,S.Ag serta
Dr.H.Al Haris,S.Sos.,M.H. & Drs.H.Abdullah Sani,M.Pd.I sebagai
Pihak Terkait dibuka dan terbuka untuk umum(ketuk palu 3x).

Hakim Ketua : Sesuai dengan agenda sidang yang lalu, maka persidangan hari
ini dilanjutkan dengan pembacaan putusan, Kepada
Pemohon/Termohon/Terkait. apakah saudara telah siap
mendengarkan pembacaan putusan pada persidangan hari ini?

Para pihak :Terima kasih Majelis Hakim yang terhormat, pada persidangan
hari ini kami telah siap untuk mendengarkan pembacaan putusan
yang akan disampaikan oleh majelis hakim

Hakim Ketua :Baik setelah mempertimbangkan gugatan beserta jawabannya dan


alat bukti beserta keterangan dari saksi maupun ahli majelis hakim
memutus (membacakan putusan )

Hakim Ketua :baik setelah dibacakanya putusan apakah para pihak telah
mengerti dengan isi putusannya?

Para pihak :Baik,mengerti majelis hakim

Hakim Ketua :Demikian putusan dalam sengketa ini telah diambil dan dibacakan
oleh Majelis Hakim,

Anda mungkin juga menyukai