Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO PRAKTEK MEDIASI

OLEH :
Ade Muhammad S 1611019481
Aditya Setia Basuki 1611019485
Budi Prasetyo 1611019497
Dwi Sulistiyo Putro 1611019508
Iskandar Dzulkarnain 1611019525
Atik Ayu Rahayu 1611019494

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2019
Dialog Mediasi Sengketa Hutang - Piutang

Mediator : Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya


hormati, sebelum kita melakukan mediasi, ijinkan
saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama
saya Ade Muhammad SH.MH sebagai mediator
yang telah dipilih bapak dan ibu. Selanjutnya
kepada bapak dan ibu saya berikan kesempatan
untuk memperkenalakan diri masing-masing.
Penggugat : Perkenalkan nama saya Aditya Setia Basuki
sebagai penggugat dalam kasus ini.
Tergugat : Dan perkenalkan nama saya Budi Prasetyo beserta
istri saya Atik Ayu sebagai tergugat dalam kasus
ini.
Mediator : Baiklah langsung saja saya jelaskan bahwa
berdasarkan peraturan mahkamah agung nomor 1
tahun 2008 tentang prosedur mediasi di
pengadilan dalam pasal 4 di sebutkan bahwa
semua sengketa perdata di ajukan tingkat
pertama wajib lebih dahulu di upayakan
penyelesaiannya melalui perdamaian dengan
bantuan seorang mediator. dan pada sidang bapak
dan ibu kali ini telah sepakat telah menunjuk saya
sebagai mediator dalam kasus ini. Selanjutnya
saya menerangkan tentang mediasi. Mediasi
adalah suatu alternatif penyelesaian sengketa
dimana kedua belah pihak saling berdialog,
berunding untuk menentukan titik temu. Saya
selaku sebagai mediator akan memfasilitasi
negosiasi ini. Namun sebelum saya memulai

2
mediasi saya akan menjelaskan tahapan – tahapan
mediasi diantaranya;

1. Saya memberikan penyelesaian kepada para pihak untuk bergantian


2. Saya akan mencari kesepahaman awal dari kedua belah pihak
3. Saya mendefisinisikan,menentukan agenda pembicaraan.
4. Setelah itu kita masuk dalam tahap negosiasi
5. Apabila negosiasi mencari kesepakatan kita akan menyusun
kesepakatan akhir

Baiklah bapak dan ibu apakah setuju dengan kesepakatan tersebut ?


Penggugat : saya setuju Bu/Pak
Tergugat : saya setuju, Bu/pak
Mediator : Baiklah kita mulai mediasi pagi ini,bagaiamana
kalau kita mendengar dari Bapak Aditya Setia
Basuki terlebih dahulu untuk menyampaikan
keteranganya? Bagaimana bapak Budi Prasetyo,
apakah setuju?
Tergugat : iya pak/bu silahkan.
Mediator : Silahkan bapak/bu.
Penggugat : Terimakasih pak atas kesempatanya, jadi begini,
bapak Budi Prasetyo ini sampai saat ini masih
terikat hutang-piutang dengan saya sebesar Rp.
240.000.000 Padahal di dalam surat
perjanjian Bapak Budi Prasetyo ini sepakat untuk
melunasi semua hutang-piutang beserta bunga
nya pada tanggal 3 Oktober 2019. namun sampai
pada saat jatuh tempo tergugat tidak mau
melunasi hutangnya. saya telah beberapa kali
melayangkan Somasi kepada tergugat namun
sampai sekarang saya tidak mendapatkan
kejelasan apa-apa dari bapak Budi Prasetyo ini.
Mediator : Baiklah artinya bapak kecewa atas kejadian ini?

3
Penggugat : Sangat, sangat, sangat keccewa, Pak
Mediator : Dan Bapak menginginkan agar pembayaran cepat
dilakukan, betul begitu, Pak?
Penggugat : iya betul bu/pak, karena hutang bapak Budi
Prasetyo ini terbilang cukup besar, dan dalam
surat perjanjian bapak Aditya Setia Basuki ini
sudah sepakat untuk segera melunasi hutang-
piutang beserta Bungan saat jatuh tempo.
Mediator : Baiklah setelah kita mendengar penjelasan dari
bapak Aditya Setia Basuki. selanjutnya saya
berikan kesempatan bapak Budi Prasetyo untuk
menyampaikan hal – hal yang perlu kita ketahui.
silahkan pak?
Tergugat : terus terang, pak saya sangat kecewa atas
tindakan bapak Aditya Setia Basuki ini. apakah iya
tidak ada jalan lain selain melakukan gugatan,
masih banyak jalan alternative : berunding misal
dan saya pikir lebih dewasa untuk mendapatkan
jalan keluar yang baik. Tanpa mencederai harga
diri saya.
Penggugat : Bapak, jangan berdalih saya itu sudah tiga kali,
Pak melayangkan surat teguran terhadap bapak.
Kalau bapak memang ada iktikad baik seharusnya
bapak memberikan respon yang baik, bukan justru
berdiam diri dan memberikan kesan tidak
bertanggung jawab.
Mediator : Bapak-bapak harap tenang, kalau pihak satu
bicara maka pihak lain harus mendengarkan agar
kita dapat mengerti apa kemauan dari masing-
masing pihak. Kalau bapak-bapak tetap seperti
maka tahap mediasi ini tidak bisa di lanjutkan.
Bagaimana apakah mau di lanjutkan atau tidak?
Penggugat : Maaf Pak

4
Mediator : baiklah, silahkan bapak Budi Prasetyo di lanjutkan
penjelasannya
Tergugat : Jadi begini Bu saya menyadari betul atas
keterlambatan pelunasan ini, namun saya juga
tidak membenarkan atas tindakan bapak Aditya
Setia Basuki dengan menggugat saya, karena
gugatan ini nama baik saya tercoreng.
Mediator : Oh, jadi usaha bapak kurang di hargai dan perlu
menjaga nama baik bapak Budi. kemudian bapak
menginginkan kedua pihak menjaga nama baik
apakah benar pak?
Tergugat : iya pak sangat benar. itu yang saya sangat
harapkan.
Mediator : Setelah saya mendengar penjelasan dari pihak
Bapak Aditya Setia Basuki dan bapak Budi
Prasetyo. saya menemukan ada beberapa
kesepahaman awal yaitu :

1. Bapak dan ibu menginginkan adanya hubungan baik.


2. Bapak dan ibu menginginkan agar masalah cepat terselesaikan
Begitu kan yang kalian maksud ?

P&T : Betul, Bu.


Mediator : Baiklah selanjutnya seperti bapak Aditya Setia
Basuki dan bapak Budi Prasetyo ungkapkan bahwa
sebelum perkara ini terjadi. sebenarnya Bapak
Aditya Setia Basuki menganggap Budi Prasetyo
sebagai terutang yang dapat di percaya dan
sebaliknya pihak bapak Budi Prasetyo
menganggap bapak Aditya Setia Basuki sebagai
pemberi hutang yang bisa di ajak kerja sama.
kalau boleh saya bertanya kemungkinan

5
kelanjutan hutang-piutang tersebut di kemudian
hari.
Penggugat : Seperti yang sudah saya jelaskan, bapak Budi
Prasetyo harus sesegera mungkin dapat melunasi
hutang-hutangnya, karena ini sudah lewat jatuh
temponya
Mediator : Baik, jadi ibu menginginkan agar terhutang cepat
melunasi, benar kan Pak ?
Penggugat : iya benar Pak/Bu.
Mediator : Baik, mengenai penjelasan dari bapak Aditya Setia
Basuki, apakah pihak bapak Budi Prasetyo ada
tanggapan?
Tergugat : iya pak sebenarnya saya sangat kecewa terhadap
bapak Aditya Setia Basuki karena terlalu gegabah
mengambil tindakan mediasi, masalah ini kan bisa
dibicarakan secara kekeluargaan dan dengan cara
baik – baik.
Mediator : dari penjelasan bapak dan ibu saya dapat
menyimpulkan bahwa jika masalah hutang-pitang
cepat diselesaikan, maka hubungan baik antara
bapak Aditya Setia Basuki dan bapak Budi
Prasetyo dapat di lanjutkan. benar kan pak?
P&T : iya benar pak/Bu !
Mediator : baiklah jika demikian ada iktikat baik antara kedua
belah pihak untuk menyelesaikan masalah ini,
selanjutnya ijinkan saya untuk menulis definisi
permasalahan.

Hakim mediator lalu menuliskan definisi permasalahan,definisi


permasalahan tersebut ada 2 diantaranya :
1. Bagaimana menjaga nama baik atau hubungan baik antara kedua
belah pihak?
2. Bagaimanakah menyelesaikan pembayaran tersebut?

6
Mediator : Dari ke dua point tersebut yang ingin ibuk dan
bapak bahas terlebih dahulu yang mana?
bagaimana Bapak Aditya Setia Basuki?
Pengggugat : Yang jelas saya menginginkan bapak Budi
Prasetyo sesegera mungkin dapat melunasi
hutang-hutangnya. Tidak peduli yang mana dulu
yang didahulukan
Mediator : baiklah Pak, selanjutnya bapak Budi Prasetyo
bagaimana menurut bapak ?
Tergugat : terus terang Bu/pak mengenai pelunasan hutang-
piutang ini saya mendapatkan kesulitan. Saya pikir
kita bahas nama baik dulu
Mediator : bagaimana bapak Aditya Setia Basuki apakah dari
pihak bapak Aditya Setia Basuki ada pertimbangan
lain?
Penggugat : iya Bu/pak saya setuju, untuk membicarakan nama
dulu.
Mediator : Baiklah, agenda pertama membahas nama baik
atau hubungan baik antara Bapak Aditya Setia
Basuki dan bapak Budi Prasetyo selanjutnya baru
mengenai pembayaran. Apakah Bapak-bapak
setuju ?
P&T : iya saya setuju bu/pak.

Pemecahan Masalah
Mediator : setelah kedua pihak setuju untuk membicarakan
nama baik terlebih dahulu, maka selanjutnya saya
berikan kesempatan bagi bapak dan bapak
mengajukan usulan mengenai pemecahan
masalah ini. Kira-kira siapa yang terlebih dahulu
mau mengemukakan usulannya? apakah bapak

7
Aditya Setia Basuki dan Bapak Budi Prasetyo
mempunyai usul untuk penyelesaian masalah ini?
Penggugat : Begini Pak sebetulnya hubungan saya dengan
bapak Budi Prasetyo ini sebelumnya cukup baik,
sehingga saya percaya bemberi pinjaman uang
dengan jumlah yang cukup besar, namun pada
kenyataannya bapak Budi Prasetyo ini justru
memanfaatkan kebaikan saya. Hal ini yang sulit
saya terima
Tergugat : Dalam hal pelunasan utang-utang pasti akan saya
lunaskan pembayarannya namun, saya harap
tidak dalam waktu dekat ini, karena saya sedang
mengalami kesulitan dalam keuangan harap
pengertiannya
Mediator : apakah bapak Budi Prasetyo memiliki usulan untuk
memberikan kepastian pembayaran kepada Bapak
Aditya Setia Basuki?
Tergugat : bagaimana kita melakukan perjanjian tertulis yang
memuat mengenai bagaimana cara
pembayarannya? terus berapa jumlah yang harus
di bayar serta tenggang waktu yang di butuhkan.
saya rasa itu sudah cukup.
Penggugat : Iya saya sangat setuju sekali. mengenai apa yang
kita tuangkan pada perjanjian tersebut, bukan
begitu Bu/pak Mediator ?
Mediator : baikklah sebelumnya kalau boleh saya
menyampaikan baik bapak Budi Prasetyo dan
bapak Aditya Setia Basuki sama-sama
menginginkan adanya kelanjutan hubungan baik di
kemudian hari, namun masih membutuhkan waktu
untuk memikirkan cara terbaik mengenai
pelunasan pembayaran di kemudian hari. yang
dapat diterima dari kedua belah pihak bagaimana

8
kita membahas usulan nomor satu yaitu
melanjutkan untuk menjaga nama baik atau tetap
berhubungan baik. apakah bapak dan ibu memiliki
usulan untuk masalah ini ?
Tergugat : yang jelas untuk selanjutnya seharusnya Bapak
Aditya Setia Basuki tidak mengambil tindakan
gegabah semacam ini, kalau masalah ini bisa
dibicarakan dengan baik – baik. Dengan begitu
saya juga akan membayar hutang tersebut dan
saya berjanji saya tidak akan menjelek-jelekan
Bapak Aditya Setia Basuki.
Mediator : baik saya melihat bapak Budi Prasetyo beritikat
untuk menjaga nama baik masing-masing pihak.
selanjutnya bagaimana tanggapan Bapak Aditya
Setia Basuki, silahkan Pak.
Penggugat : ya, pada dasarnya saya juga tidak menginginkan
hal-hal seperti ini terjadi, kalau memang ada
kejelasan dari pihak bapak Budi Prasetyo
mengenai pelunasan utang-piutang ini.
Mediator : baik dari penjelasan para pihak saya melihat
bapak Aditya Setia Basuki dan Bapak Budi
Prasetyo sepakat untuk tetap menjaga nama baik
atau hubungan baik. selanjutnya kita beranjak ke
permasalahan nomor 2 yaitu tentang kewajiban
pelunasan hutang-piutang. bagaimana ada
tanggapan dari pihak Bapak Budi Prasetyo?
Tergugat : Untuk hal pelunasan hutang piutang tersebut saya
serahkan sepenuhnya kepada Penasihat Hukum
Saya Bpk. Dwi Sulistyo.
Mediator : Baiklah silahkan Pak Dwi Sulistyo.
PH Tergugat : Baik terimakasih atas kesempatannya Pak
Mediator, mengenai pelunasan hutang piutang ini,
kami pasti akan segera melunasi hanya saja

9
seperti yang disampaikan sebelumnya oleh
klien saya, saya mohon kesabaran Bapak Aditya
Setia Basuki, karna klien saya meminta
penundaan pembayaran sampai 3 bulan
kedepan.
Mediator : Bagaimana bapak Aditya Setia Basuki? Dari pihak
bapak Budi Prasetyo sudah memberikan kepastian
soal pembayaran. Ada tanggapan, Bapak?
Penggugat : Untuk menanggapi hal tersebut, saya serahkan
juga kepada Penasihat Hukum saya Bapak
Iskandar Dzulkarnain.
Mediator : Baik silahkan ditanggapi Pak Iskandar.
PH Penggugat : Baik terimakasih atas kesempatannya Pak
Mediator, tidak jadi masalah, asalkan 3 bulan
kedepan semua tanggungan hutang Pak Budi
dapat dilunasi.
Mediator : ok, jadi begini pihak bapak Aditya Setia Basuki ini
membutuhkan kepastian dari bapak Budi Prasetyo.
Apakah Bapak Budi Prasetyo bisa menjamin bahwa
semua hutang bapak pada tiga bulan kedepan
dapat di lunaskan?
Tergugat : iya Pak jadi begini awal saya berhutang kepada
bapak Aditya Setia Basuki ini untuk keperluan
penambahan modal usaha saya, jadi untuk 3 bulan
kedepan usaha saya akan ada banyak
perkembangan, dan saya akan melunasi saat itu
juga.
Mediator : menurut saya usulan bapak sudah konkrit,
bagaimana tanggapan dari Bapak Aditya Setia
Basuki atas usulan dari bapak Budi Prasetyo?
Penggugat : terus terang sebetulnya saya ingin pembayaran
piutang ini dapat segera di lunasi, namun baiklah
tidak apa-apa. Namun pada bulan ke- 3 bapak

10
Budi Prasetyo Harus melunasi semua hutang-
hutangnya.
Mediator : baiklah pada pertemuan mediasi ini kita telah
mencapai kata sepakat yaitu mengenai saling
menjaga nama baik atau hubungan baik dan
melakukan pembayaran dengan cara bayar kontan
pada bulan bulan ke-3. Dan artinya tiga bulan ke
depan pitang ini sudah lunas di bayarkan, benar
begitu bapak-bapak?
P&T : Betul, Pak
Mediator : baiklah selanjutnya kita akan mempersiapkan
kesepakatan perdamaian yang mana nantinya di
dalam kesepakatan tersebut para pihak harus
menambahkan klausul. Apakah gugatan ini di
cabut atau kesepakatan perdamaian? yang di
lakukan pada putusan majelis hakim yang
melahirkan akte perdamaian.
Penggugat : pak mediator saya bertanya apakah perbedaan 2
klausul tersebut ?
Mediator : baiklah saya jelaskan apabila gugatan tersebut di
cabut maka kesepakatan perdamaian hanya
mengikat kedua belah pihak, dimana apabila salah
satu ingkar janji maka harus di ajukan gugatan
kembali, sedangkan untuk klausul yang
menyebutkan kesepakatan perdamaian yang di
kukuhkan di dalam majelis hakim menjadi akte
perdamaian sehingga apabila salah satu pihak
wanprestasi/ingkar janji maka dapat di eksekusi
langsung oleh ketua pengadilan setempat tanpa
mengajukan gugatan.
Penggugat : wah kalau begitu harus di bukukan ke dalam
majelis kakim, karena kesepakan ini masih ada

11
point yang belum dipenuhi oleh bapak Budi
Prasetyo.
Mediator : bagaimana bapak Budi Prasetyo apakah bapak
setuju ?
Tergugat : iya saya setuju pak.
Mediator : baiklah bapak dan ibu selanjutnya saya
menyerahkan kesepakatan perdamaian yang telah
di tanda tangani kepada ketua majelis hakim.dan
pembacaan putusan dengan panitera penggugat.

12
KESEPAKATAN PERDAMAIAN

Pada hari ini, Selasa tanggal 20 November 2019, bertempat diruang


mediasi Wijaya Kusuma, dalam proses perkara No. 81 PK/PDT/2019 Antara
Aditya Setia Basuki, Pekerjaan Wiraswasta, alamat Patikraja 03/01 Kec.
Patikraja Kab. Banyumas, selaku Penggugat Lawan Budi Prasetyo, Pegawai
Negeri Sipil, alamat Jl. Menoreh kebelakang No. 69 Purwokerto Selatan
selaku Tergugat Maka untuk mengakhiri sengketa kedua belah pihak telah
mencapai kesepakatan bersama dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Para pihak menyepakati saling menjaga nama baik antara kedua belah
pihak;
Pasal 2
Para pihak sepakat pembayaran di bayar secara kontan/lunas pada bulan
ke tiga sejak kesepakatan ini di buat;
Pasal 3
Bahwa kedua belah pihak mohon kepada majelis hakim yang memeriksa
perkara tersebut untuk menguatkan kesepakatan perdamaian dalam akta
perdamaian;

Demikian kesepakatan ini ditanda tangani oleh para pihak, kuasa hukum
dan mediator.

Penggugat, Tergugat,

Aditya Setia Basuki Budi Prasetyo

Mediator,

Ade Muhammad S.H.,M.H.

13
Perihal: Laporan
Kepada
Yth: Majelis Hakim Perkara
No. 81 PK/PDT/2019
Di
Tempat

Dengan hormat,

Bersama ini kami selaku mediator dalam perkara No. 81 PK/PDT/2019


antara Penggugat Aditya Setia Basuki lawan Tergugat Budi Prasetyo
melaporkan bahwa proses mediasi yang kami laksanakan telah mencapai
kesepakatan (terlampir).

Demikian disampaikan laporan ini, atas perhatian majelis hakim kami


ucapkan terima kasih.

Mediator,

Ade Muhammad S.H.,M.H.

14
AKTA PERDAMAIAN

Pada persidangan terbuka dari Pengadilan Negeri Purwokerto yang


mengadili perkara, telah datang dan menghadap:
Aditya Setia Basuki, Pekerjaan Wiraswasta, alamat Patikraja 03/01 Kec.
Patikraja Kab. Banyumas, No. Perkara No. 81 PK/PDT/2019, Selaku
penggugat,
Budi Prasetyo, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, alamat Jl. Menoreh
kebelakang No. 69 Purwokerto Selatan, No. Perkara No. 81 PK/PDT/2019,
Selaku tergugat.

Yang menerangkan bersedia dan mau mengakhiri persengketaan antara


mereka itu, dengan telah dimajukan dalam gugatan tersebut, dengan
mengadakan perdamaian dan untuk itu telah mengadakan persetujuan
sebagai berikut:
Pasal 1
Para pihak menyepakati saling menjaga nama baik antara kedua belah
pihak;
Pasal 2
Pihak terutang sepakat untuk melunasi piutangnya pada bulan ke Tiga
sejak kata kesepakatan ini di buat;
Pasal 3
Kedua belah pihak memohon kepada majelis hakim yang memeriksa
perkara tersebut untuk menguatkan kesepakatan perdamaian dalam akta
perdamaian;

Setelah persetujuan itu dibuat dan dibacakan kepada kedua belah


pihak. Maka mereka itu masing – masing menyatakan menyetujui
seluruhnya isi kesepakatan perdamaian itu.

15
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA”

Setelah mendengar persetujuan kedua belah pihak tersebut:


Mengingat pasal 130 HIR dan Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 tahun
2008
------------------------------------------MENGADILI-----------------------------------------------
Menghukum kedua belah pihak untuk menepati dan melaksanakan
kesepakatan perdamaian sebagaimana tersebut diatas dalam surat
perdamaian tanggal 20 November 2019. Menghukum kedua belah pihak
untuk membayar ongkos perkara yang hingga kini ditaksir sebesar Rp
264.000; (dua ratus enam puluh empat ribu rupiah).
Demikianlah diputuskan oleh kami majelis hakim Pengadilan Negeri
Purwokerto dalam rapat musyawarah pada hari Kamis, tanggal 28
Desember 2019 Oleh Nanang Zulkarnain, S.H, selaku hakim ketua, Maman
M.Ambari, SH., dan Cepi Iskandar, SH., MH masing – masing sebagai hakim
anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada hari itu juga. Oleh hakim ketua tersebut didampingi oleh
hakim – hakim anggota dengan dibantu oleh SOEROSO ONO,
S.H.,M.H.Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Bangkalan. Serta dihadiri
oleh para pihak serta kuasanya.

Hakim Anggota Hakim Ketua

(Maman M.Ambari, SH) (Nanang Zulkarnain, S.H)

Panitera Pengganti

(SOEROSO ONO, S.H.,M.H.)

16

Anda mungkin juga menyukai